Bayi Tabung Kelompok 1-3
Bayi Tabung Kelompok 1-3
(01-12) 2024
Nafa Nafisah1 , Ulil Azmi 2 , Agustina Dian Rahmadani 3, Akbar Rochan c.firly4
1 Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, Jl. Jambi Ma. Bulian KM. 16 Sei, Duren Kabupaten Muaro Jambi, 36363, Indonesia 🡪 10 pt, italic
2 Program Studi Tadris Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, Jl. Jambi Ma. Bulian KM. 16 Sei, Duren Kabupaten Muaro Jambi, 36363, Indonesia 🡪10pt, italic
Korespondensi: ulilazmi0103@gmail.com
ABSTRAK
Bayi tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturunan bagi ibu-ibu yang memiliki gangguan
pada saluran tubanya. Penelitian ini memiliki Tujuan untuk mengetahui keseluruhan mengenai bayi
tabung dalam mengatasi infertilitas. Penulisan ini menggunakan metode penelitian Pustaka yang
membahas mengenai bayi tabung, pendekatan penulisan gunakan dalam tulisan ini bersifat normative
yang mengkaji hukum bayi tabung yang dibahas.Pasangan suami istri yang dengan cara
konvensional, tidak memungkinkan untuk bisa hamil, maka dengan adanya Program “BayiTabung”
(Fertilisasi In Vitro-Embrio Transfer :FIV-ET) ini, masih mempunyai harapan untuk bisa hamil,.
Pandangan penulis tentang bayi tabung bahwa boleh saja asalkan spermayang diambil merupakan
sperma yang berasal dari suami istri yang sah, dan ditanam dalam rahim istri tersebut (bukan rahim
orang lain) dan juga yang menanganiny adahlah dokter yang ahli dari kaum wanita tidak boleh dan
lawan jenis (laki – laki).
1
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024
ABSTRACT
IVF is an option to obtain offspring for mothers who have problems with their fallopian tubes. This
research aims to find out everything about IVF in treating infertility. This writing uses the library
research method which discusses test tube babies, the writing approach used in this paper is normative
in nature which examines the law of test tube babies being discussed. Married couples who, using
conventional methods, cannot get pregnant, so with the "Tube Baby" program ( In Vitro Fertilization-
Embryo Transfer: FIV-ET), I still have hope of getting pregnant. The author's view regarding test
tube babies is that it is permissible as long as the sperm taken is sperm from a legitimate husband and
wife, and is implanted in the wife's womb (not someone else's) and also the one who handles it is a
doctor who is an expert from women and is not allowed from the opposite sex (man).
1. PENDAHULUAN
Setelah melangsungkan pernikahan, hal yang sangat ditunggu dari pasangan adalah sebuah
keturunan. Mendapatkan buah hati (keturunan) adalah hal yang diharap-harapkan sebagai pelengkap
manisnya hidup. Buah ini merupakan pelengkap kebahagiaan bagi pasangan yang telah
melangsungkan hidup. Anak adalah tumpuan segala harapan. Hamper setiap pasangan suami istri
(pasutri) mendambakan dikaruniai keturunan dalam kehidupan perkawinan mereka. Mempunyai
keturunan akan menjadi sebuah pelengkap jikalau dalam perkawinan mereka tidak dikaruniai atau
belum mempunyai anak sebagai bukti cinta kasih dari pasutri. Keberadaan anak dalam keluarga
sangatlah penting. Anak hadir sebagai pelengkap dari kebahagiaan sebuah keluarga. Hari-hari yang
dirasa sepi akan tambah ramai dengan kehadiran si buah hati, anak adalah salah satu sumber
kebahagiaan sebuah keluarga. Anak merupakan anugerah Allah swt dan perhiasan hidup. Oleh sebab
itu, secara naluri setiap manusia mendambakan kehadiran seorang anak, dan merasa belum sempurna
hidupnya jika belum memiliki anak. Bagi orang tua yang memiliki anak, banyak dari mereka yang
begitu Bahagia akan kehadirannya. Mereka bangga akan prestasi anaknya, entah itu mendapat
rangking terbaik di sekolah, juara dalam sebuah perlombaan, sukses meraih gelar akademik,
menduduki sebuah jabatan, dan lain-lain. Disinlah arti penting dari kehadiran anak di dalam sebuah
keluarga (Wijiati,2021).
Rezeki setiap manusia memang Allah telah mengatur semuannya, termasuk jug anak. Masalah
utama sulitnya mendapatkan anak bagi pasangan suami sitri adalah masalah tentang kesuburan
mereka. Masalah kesuburan memang merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi setiap orang
dimuka bumi ini. Baik masalah kesuburan pria atau kesuburan Wanita, semuanya merupakan hal yang
sangat penting yang perlu mendapat perhatian. Jika saluran telur seorang Wanita mengalami
kerusakan dan tidak bisa lagi obati atau ditangani dengan cara pembedahan atau berupa tuba yang
rusak atau tertutup, mungkin hal ini bisa menjadi penyebab dari terjadinya ketidaksuburan. Namun,
ajaran syariat Islam mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus asa dan menganjurkan untuk
senantiasa berikhtiar (usaha) dalam menggapai karunia Allah Swt.
Pada umunya pasutri yang memanfaatkan fasilitas klinik reproduksi karena mengeluh tentang
kesulitannya mendapatkan anak, namun banyak juga yang dating dengan keluhan lain seperti sakit
2
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024
saat haid, sakit waktu bersanggama, keputihan dan adanya masa tumor yang ditemukan secara tidak
sengaja waktu dating ke dokter. Bahwa di negara berkembang diperkirakan 15 % pasutri mengalami
masalah dengan fertilisasinya dan terjadi kecenderungan pelayanan yang terpadu di klinik reproduksi
dengan fasilitas pelayanan bayi tabung yang dapat memberikan pemecahan masalah secara tuntas.
Masalah ketidaksuburan saat ini bisa di atasi dengan salah satu program kehamilan berupa
bayi program. Penggunaan teknologi bayi tabung untuk mendapatkan keturunan merupakan sebuah
terobosan dalam dunia kedokteran yang banyak digunakan oleh pasangan suami-istri yang belum
juga mendapat keturunan. Hal ini akan memberikan secercah harapan bagi mereka yang belum
dikaruniai keturunan dikarenakan infertilitas salah satu pihak, baik itu suami atau istri. Penggunaan
teknologi bagi tabung ada tiga jenis, yaitu dengan sperma suami, dengan sperma donor dan dengan
ibu sewaan . Dalam manajalah Kompas online dikatakan bahwa, satu studi terhadap pasangan-
pasangan infertile dari jurnal Human Reproduction pada 2010 ditemukan sedikitnya 13 persen
memiliki bayi berkat program bayi tabung. Bayi tabung adalah salah satu dari hasil kemajuan
teknologi yang membantu banyak pasangan suami istri, yang mengalami kesulitan untuk memiliki
keturunan, kehadiran bayi tabung tidak semata-mata membawa pemikiran positif bagi setiap orang.
Adapun kehadirannya membawa keresahan bagi sebagaian manusia karena hal ini dipandang
merusak tatanan sosial. Terlepas dari semua manfaat, dan nilai positif bayi tabung ini menimbulkan
perdebatan dari aspek keagamaan, aspek moral, aspek hukum maupun aspek etika (Wijiati,2021).
2.PEMBAHASAN
2.1.Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro-Embrio Transfer (Fiv-Et)
Pengambilan sel telur dari folikel matang didalam Rahim,kemudian mempertemukannya
dengan sel sperma dengan medium kultur diluar tubuh. Setelah terjadi pembuahan dan berkembang
sampai stadium morula, embrio tersebut dipindahkan kedalam Rahim. Teknik ini lebih dikenal di
Indonesia dengan istilah “Bayi Tabung” atau Fertilisasi In Vitri-Embrio Transfer (FIV-ET).
Bayi Tabung merupakan terjemahan dari articial insemination. Artificial artinya buatan atau
tiruan, sedangkan insemination berasal dari Bahasa latin “inseminates” artinya pemasukan atau
penyimpanan. Bayi tabung atau dalam Bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah
suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur falam
suatu wadah khusus tanpa melalui senggama (sexual intercourse). Pada kondisi normal, pertemuan
ini berlangsung di dalam seluruh tuba. Dalam proses bayi tabung atau IVF, sel telur yang sudah
matang diambil dari indung telur lalu dibuahi degan sperma di dalam sebuah medium cairan. Setelah
berhasil, embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke dalam Rahim dengan harapan dapat berkembang
menjadi bayi. Proses yang berlangsung di laboratorium ini dilaksanakan sampai menghasilkan suatu
embrio yang akan ditempatkan pada Rahim ibu. Embrio ini juga disimpan dalam bentuk beku dan
dapat digunakan kelak jika dibutuhkan. Bayi tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturnan
bagi ibu-ibu yang memiliki gangguan pada saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel telur yang telah
matang akan dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran tuba (tuba fallopi) untuk
selanjutnya mengganggu sel sperma yang akan membuahi. Jika terdapat gangguan pada saluran tuba
maka proses ini tidak akan membuahi. Jika terdapat gangguan pada saluran tuba maka proses ini tidak
akan berlangsung sebagaimana mastinya.
3
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024
Proses bayi tabung adalah proses dimana sel telur Wanita dan sel sperma pria diambil untuk
menjalani proses pembuahan. Proses pembuahan sperma dengan ovum dipertemukan di luar
kandungan pada satu tabung yang dirancang secara khusus. Setelah terjadi pembuahan lalu menjadi
zygot kemudian dimasukkan ke dalam Rahim sampai dilahirkan.
Pada proses bayi tabung sel telur matang yang dihasilkan oleh sistem reproduksi istri akan
dipertemukan dengan spermatozoa suami dalam sebuah cawan berisi cairan khusus di laboratorium.
Cairan yang digunakan untuk merendam serupa dengan cairan yang terdapat dalam tuba wanita
dengan tujuan untuk membuat suasana pertemuan antara sel telur matang dan spermatozoa senormal
mungkin. Dengan demikian, keaktifan gerak spermatozoa dan kondisi sel telur dapat terjaga.
Proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa akan terjadi di dalam cawan tersebut, dan
selanjutnya dari pembuahan tersebut akan menghasilkan embrio. Setelah embrio sudah berusia cukup
(Pada umumnya 2 sampai dengan 3 hari) maka akan ditanamkan kembali ke dalam rahim sang ibu.
Embrio tersebut diharapkan terus tumbuh dan berkembang hingga menjadi bayi yang pada akhirnya
dilahirkan oleh sang ibu.
4
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024
kepercayaannya itu; dan di samping itu tiap-tiap perkawinan harus dicatat menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Sebaiknya usia istri kurang dari 40 tahun.
Seorang wanita berusia awal 40-an memiliki peluang kehamilan dengan bayi tabung. Dengan
asumsi bahwa dia masih mengalami menstruasi teratur dan masih melepaskan telur.
Sementara pada usia 44 tahun, kesuburan sudah pasti berkurang.
3. Mengetahui resiko kegagalanya.
Wanita yang menjalani program bayi tabung berisiko mengalami kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi di luar rahim, umumnya di bagian tuba
fallopi. Sel telur yang sudah dibuahi tidak dapat bertahan di luar rahim. Apabila dibiarkan,
kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa ibu hamil
4. Melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap.
Tujuan melakukan pemeriksaan lebih lengkap adalah untuk meminimalisir kegagalan dalam
proses bayi tabung.
5. Sudah dilakukan penanganan secara konvensional, tetapi tidak juga berhasil hamil
6. Sebaiknya jumlah sel-sel sperma (5-2- juta/cc), pergerakan dan bentuknya mencukupi.
Terlepas dari sejumlah risikonya, proses bayi tabung sebetulnya tetap bisa berhasil. Adapun
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendukung keberhasilan bayi tabung, antara lain:
• Menanam lebih dari satu embrio.
• Menghindari stres dan kelelahan.
• Menerapkan gaya hidup sehat.
• Berolahraga ringan.
• Menjaga asupan vitamin dan suplemen.
6
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024
d. Sel sperma berasal dari suami, sel telur (ovum) berasal dari donor kemudian ditanamkan ke
dalam rahim istri Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung) yang berlangsung antara
sel sperma yang diambil dari suami dan sel telur yang diambil dari indung telur wanita lain
yang bukan istrinya (kini disebut donatur). Kemudian, pembuahan lanjutan diproses di dalam
rahim istrinya. Mereka menempuh metode kedua ini, ketika indung telur milik istrinya
mandul (tidak berproduksi), tapi rahimnya sehat dan siap melakukan pembuahan (fertilisasi).
e. Sel sperma berasal dari donor, sel telur (ovum) berasal dari donor kemudian ditanamkan ke
dalam rahim istri Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung) yang berlangsung antara
sel sperma pria dan sel telur wanita yang bukan istrinya, kemudian pembuahan bertempat di
dalam rahim wanita lain yang telah bersuami (ada 2 wanita sukarelawan). Mereka menempuh
metode ketiga ini ketika indung telur wanita yang bersuami tersebut mandul, tapi rahimnya
tetap sehat, demikian pula suaminya juga mandul. Kedua pasangan suami istri yang mandul
ini sangat menginginkan anak.
f. Sel sperma berasal dari suami, sel telur (ovum) berasal dari istri kemudian ditanamkan ke
dalam rahim wanita lain (rahim sewaan) Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung)
antara 2 bibit sel milik suami-istri, lalu proses pembuahannya dilangsungkan di dalam rahim
wanita lain yang siap mengandung. Metode keempat ini ditempuh, ketika pihak istri tidak
mampu hamil karena ada kendala di dalam rahimnya, tetapi indung telurnya tetap sehat dan
bereproduksi atau ia tidak mau mengandung dan meminta wanita lain supaya mengandung
anaknya.
9
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024
kemudian disatukan di luar kandungan (in vitro) sebagai lawan dari di dalam kandungan (in vivo).
Biasanya medium yang digunakan adalah tabung khusus. Setelah beberapa hari, hasil pembuahan
yang berupa embrio atau zygote itu di pindahkan ke dalam rahim. Sedangkan GIFT relative lebih
sederhana, yaitu sperma vang telah di ambil dengan alat tertentu dariseorang suanu kemudian
disuntikkan ke dalam rahim isteri sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan
10
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024
11
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024
3. KESIMPULAN
Pasangan suami istri yang dengan cara konvensional, tidak memungkinkan untuk bisa hamil, maka
dengan adanya Program “BayiTabung” (Fertilisasi In Vitro-Embrio Transfer :FIV-ET) ini, masih
mempunyai harapan untuk bisa hamil,walaupun dengan persentase yang baru mencapai: 20-30%,
padahal keberhasilan saat dilakukan proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa denGAn medium
kultur diluar tubuh (Fertilisasi I Vitro) cukup tinggi, yaitu :kurang lebih 80 %, tetapi paling tidak
dengan kejadian ini akan membangkitkan secercah harapan. Dengan kemajuan teknologi kedokteran,
sudah banyak gangguan dalam bidang kesehatan reproduksi yang sudah dapat ditangani, sehingga
harapan pasangan suami istri untuk mewujudkan keinginan mendapatkan anak biologis semakin
besar hanya saja memang keputusan terkhir dari upaya tangan manusia adalah pada sang Pencipta:
Allah SWT, artinya manusia berusaha, Allah yang menentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ayda, M., & Hendriani, W. (2023). PENERIMAAN DIRI TERHADAP INFERTILITAS: STUDI
PADA PEREMPUAN YANG GAGAL MENJALANI PROGRAM BAYI TABUNG. Jurnal
Ilmu Psikologi dan Kesehatan (SIKONTAN), 1(3), 171-184.
Idris, M. (2019). Bayi Tabung Dalam Pandangan Islam. Al-'Adl, 12(1), 64-75.
Mertokusumo. Sudikno, Bayi Tabung Ditinjau dari Hukum, Makalah Seminar Bayi Tabung I
Yogyakarta: FK-UGM. 1990,
Nasikhin, N., Al Ami, B., Ismutik, I., & Albab, U. (2022). Teknologi Bayi Tabung dalam Kajian
Hukum Islam. Maqasidi , 2 (1), 52-66.
Pulungan, S., & Musthofa, A. M. Z. (2021). Hukum Bayi Tabung Dalam Pandangan Islam. AL-
IKHTISAR: The Renewal of Islamic Economic Law, 2(2), 83-90.
Syakhrani, A. W., Jannah, R., Raudatunnisa, R., Amelia, R., & Sapiah, S. (2023). INSEMINASI DAN
BAYI TABUNG. Jurnal Kesehatan, 1(5), 644-656.
Wijiati, M. (2021). Program Bayi Tabung Menurut Pandangan Alkitab. PNEUMATIKOS: Jurnal
Teologi Kependetaan, 11(2), 71-83.
12
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi