Anda di halaman 1dari 12

EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1.

(01-12) 2024

Terbit online pada laman web jurnal: https://edubio.ftk.uinjambi.ac.id


EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi
ISSN: E-ISSN: 2598-4284

BAYI TABUNG (FERTILISASI IN VITRO-EMBRIO TRANSFER


(FIV-ET) UNTUK MENGATASI INFERTILITAS

Nafa Nafisah1 , Ulil Azmi 2 , Agustina Dian Rahmadani 3, Akbar Rochan c.firly4

1 Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, Jl. Jambi Ma. Bulian KM. 16 Sei, Duren Kabupaten Muaro Jambi, 36363, Indonesia 🡪 10 pt, italic
2 Program Studi Tadris Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, Jl. Jambi Ma. Bulian KM. 16 Sei, Duren Kabupaten Muaro Jambi, 36363, Indonesia 🡪10pt, italic

Korespondensi: ulilazmi0103@gmail.com

ABSTRAK
Bayi tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturunan bagi ibu-ibu yang memiliki gangguan
pada saluran tubanya. Penelitian ini memiliki Tujuan untuk mengetahui keseluruhan mengenai bayi
tabung dalam mengatasi infertilitas. Penulisan ini menggunakan metode penelitian Pustaka yang
membahas mengenai bayi tabung, pendekatan penulisan gunakan dalam tulisan ini bersifat normative
yang mengkaji hukum bayi tabung yang dibahas.Pasangan suami istri yang dengan cara
konvensional, tidak memungkinkan untuk bisa hamil, maka dengan adanya Program “BayiTabung”
(Fertilisasi In Vitro-Embrio Transfer :FIV-ET) ini, masih mempunyai harapan untuk bisa hamil,.
Pandangan penulis tentang bayi tabung bahwa boleh saja asalkan spermayang diambil merupakan
sperma yang berasal dari suami istri yang sah, dan ditanam dalam rahim istri tersebut (bukan rahim
orang lain) dan juga yang menanganiny adahlah dokter yang ahli dari kaum wanita tidak boleh dan
lawan jenis (laki – laki).

Kata Kunci: Inseminasi;Bayi tabung;Sel Sperma;Sel Ovum

1
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024

ABSTRACT
IVF is an option to obtain offspring for mothers who have problems with their fallopian tubes. This
research aims to find out everything about IVF in treating infertility. This writing uses the library
research method which discusses test tube babies, the writing approach used in this paper is normative
in nature which examines the law of test tube babies being discussed. Married couples who, using
conventional methods, cannot get pregnant, so with the "Tube Baby" program ( In Vitro Fertilization-
Embryo Transfer: FIV-ET), I still have hope of getting pregnant. The author's view regarding test
tube babies is that it is permissible as long as the sperm taken is sperm from a legitimate husband and
wife, and is implanted in the wife's womb (not someone else's) and also the one who handles it is a
doctor who is an expert from women and is not allowed from the opposite sex (man).

Keywords: Insemination; Test-tube baby; Sperm Cells; Ovum Cells

1. PENDAHULUAN
Setelah melangsungkan pernikahan, hal yang sangat ditunggu dari pasangan adalah sebuah
keturunan. Mendapatkan buah hati (keturunan) adalah hal yang diharap-harapkan sebagai pelengkap
manisnya hidup. Buah ini merupakan pelengkap kebahagiaan bagi pasangan yang telah
melangsungkan hidup. Anak adalah tumpuan segala harapan. Hamper setiap pasangan suami istri
(pasutri) mendambakan dikaruniai keturunan dalam kehidupan perkawinan mereka. Mempunyai
keturunan akan menjadi sebuah pelengkap jikalau dalam perkawinan mereka tidak dikaruniai atau
belum mempunyai anak sebagai bukti cinta kasih dari pasutri. Keberadaan anak dalam keluarga
sangatlah penting. Anak hadir sebagai pelengkap dari kebahagiaan sebuah keluarga. Hari-hari yang
dirasa sepi akan tambah ramai dengan kehadiran si buah hati, anak adalah salah satu sumber
kebahagiaan sebuah keluarga. Anak merupakan anugerah Allah swt dan perhiasan hidup. Oleh sebab
itu, secara naluri setiap manusia mendambakan kehadiran seorang anak, dan merasa belum sempurna
hidupnya jika belum memiliki anak. Bagi orang tua yang memiliki anak, banyak dari mereka yang
begitu Bahagia akan kehadirannya. Mereka bangga akan prestasi anaknya, entah itu mendapat
rangking terbaik di sekolah, juara dalam sebuah perlombaan, sukses meraih gelar akademik,
menduduki sebuah jabatan, dan lain-lain. Disinlah arti penting dari kehadiran anak di dalam sebuah
keluarga (Wijiati,2021).
Rezeki setiap manusia memang Allah telah mengatur semuannya, termasuk jug anak. Masalah
utama sulitnya mendapatkan anak bagi pasangan suami sitri adalah masalah tentang kesuburan
mereka. Masalah kesuburan memang merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi setiap orang
dimuka bumi ini. Baik masalah kesuburan pria atau kesuburan Wanita, semuanya merupakan hal yang
sangat penting yang perlu mendapat perhatian. Jika saluran telur seorang Wanita mengalami
kerusakan dan tidak bisa lagi obati atau ditangani dengan cara pembedahan atau berupa tuba yang
rusak atau tertutup, mungkin hal ini bisa menjadi penyebab dari terjadinya ketidaksuburan. Namun,
ajaran syariat Islam mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus asa dan menganjurkan untuk
senantiasa berikhtiar (usaha) dalam menggapai karunia Allah Swt.
Pada umunya pasutri yang memanfaatkan fasilitas klinik reproduksi karena mengeluh tentang
kesulitannya mendapatkan anak, namun banyak juga yang dating dengan keluhan lain seperti sakit

2
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024

saat haid, sakit waktu bersanggama, keputihan dan adanya masa tumor yang ditemukan secara tidak
sengaja waktu dating ke dokter. Bahwa di negara berkembang diperkirakan 15 % pasutri mengalami
masalah dengan fertilisasinya dan terjadi kecenderungan pelayanan yang terpadu di klinik reproduksi
dengan fasilitas pelayanan bayi tabung yang dapat memberikan pemecahan masalah secara tuntas.
Masalah ketidaksuburan saat ini bisa di atasi dengan salah satu program kehamilan berupa
bayi program. Penggunaan teknologi bayi tabung untuk mendapatkan keturunan merupakan sebuah
terobosan dalam dunia kedokteran yang banyak digunakan oleh pasangan suami-istri yang belum
juga mendapat keturunan. Hal ini akan memberikan secercah harapan bagi mereka yang belum
dikaruniai keturunan dikarenakan infertilitas salah satu pihak, baik itu suami atau istri. Penggunaan
teknologi bagi tabung ada tiga jenis, yaitu dengan sperma suami, dengan sperma donor dan dengan
ibu sewaan . Dalam manajalah Kompas online dikatakan bahwa, satu studi terhadap pasangan-
pasangan infertile dari jurnal Human Reproduction pada 2010 ditemukan sedikitnya 13 persen
memiliki bayi berkat program bayi tabung. Bayi tabung adalah salah satu dari hasil kemajuan
teknologi yang membantu banyak pasangan suami istri, yang mengalami kesulitan untuk memiliki
keturunan, kehadiran bayi tabung tidak semata-mata membawa pemikiran positif bagi setiap orang.
Adapun kehadirannya membawa keresahan bagi sebagaian manusia karena hal ini dipandang
merusak tatanan sosial. Terlepas dari semua manfaat, dan nilai positif bayi tabung ini menimbulkan
perdebatan dari aspek keagamaan, aspek moral, aspek hukum maupun aspek etika (Wijiati,2021).

2.PEMBAHASAN
2.1.Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro-Embrio Transfer (Fiv-Et)
Pengambilan sel telur dari folikel matang didalam Rahim,kemudian mempertemukannya
dengan sel sperma dengan medium kultur diluar tubuh. Setelah terjadi pembuahan dan berkembang
sampai stadium morula, embrio tersebut dipindahkan kedalam Rahim. Teknik ini lebih dikenal di
Indonesia dengan istilah “Bayi Tabung” atau Fertilisasi In Vitri-Embrio Transfer (FIV-ET).
Bayi Tabung merupakan terjemahan dari articial insemination. Artificial artinya buatan atau
tiruan, sedangkan insemination berasal dari Bahasa latin “inseminates” artinya pemasukan atau
penyimpanan. Bayi tabung atau dalam Bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah
suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur falam
suatu wadah khusus tanpa melalui senggama (sexual intercourse). Pada kondisi normal, pertemuan
ini berlangsung di dalam seluruh tuba. Dalam proses bayi tabung atau IVF, sel telur yang sudah
matang diambil dari indung telur lalu dibuahi degan sperma di dalam sebuah medium cairan. Setelah
berhasil, embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke dalam Rahim dengan harapan dapat berkembang
menjadi bayi. Proses yang berlangsung di laboratorium ini dilaksanakan sampai menghasilkan suatu
embrio yang akan ditempatkan pada Rahim ibu. Embrio ini juga disimpan dalam bentuk beku dan
dapat digunakan kelak jika dibutuhkan. Bayi tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturnan
bagi ibu-ibu yang memiliki gangguan pada saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel telur yang telah
matang akan dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran tuba (tuba fallopi) untuk
selanjutnya mengganggu sel sperma yang akan membuahi. Jika terdapat gangguan pada saluran tuba
maka proses ini tidak akan membuahi. Jika terdapat gangguan pada saluran tuba maka proses ini tidak
akan berlangsung sebagaimana mastinya.

3
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024

Gambar 1.1 Fertilisasi In Vitro-Embrio Transfer

Proses bayi tabung adalah proses dimana sel telur Wanita dan sel sperma pria diambil untuk
menjalani proses pembuahan. Proses pembuahan sperma dengan ovum dipertemukan di luar
kandungan pada satu tabung yang dirancang secara khusus. Setelah terjadi pembuahan lalu menjadi
zygot kemudian dimasukkan ke dalam Rahim sampai dilahirkan.
Pada proses bayi tabung sel telur matang yang dihasilkan oleh sistem reproduksi istri akan
dipertemukan dengan spermatozoa suami dalam sebuah cawan berisi cairan khusus di laboratorium.
Cairan yang digunakan untuk merendam serupa dengan cairan yang terdapat dalam tuba wanita
dengan tujuan untuk membuat suasana pertemuan antara sel telur matang dan spermatozoa senormal
mungkin. Dengan demikian, keaktifan gerak spermatozoa dan kondisi sel telur dapat terjaga.

Proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa akan terjadi di dalam cawan tersebut, dan
selanjutnya dari pembuahan tersebut akan menghasilkan embrio. Setelah embrio sudah berusia cukup
(Pada umumnya 2 sampai dengan 3 hari) maka akan ditanamkan kembali ke dalam rahim sang ibu.
Embrio tersebut diharapkan terus tumbuh dan berkembang hingga menjadi bayi yang pada akhirnya
dilahirkan oleh sang ibu.

Latar belakang dilakukannya bayi tabung dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:


a. Faktor pria:
• Gangguan pada saluran keluar spermatozoa.
• Kelumpuhan fisik yang menyebabkan pria tidak mampu melakukan hubungan seksual
(misalnya kelumpuhan pada bagian pinggang ke bawah setelah terjadi kecelakaan).
• Sangat terbatasnya jumlah spermatozoa yang mampu membuahi sel telur (yang
memiliki bentuk tubuh spermatozoa normal dan bergerak secara aktif).
b. Faktor Wanita:
• Gangguan pada saluran reproduksi wanita (seperti pada perlengketan atau sumbatan
tuba).
• Adanya antibodi abnormal pada saluran reproduksi wanita, sehingga menyebabkan
spermatozoa pria yang masuk ke dalamnya tidak mampu bertahan hidup.

4
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024

2.2. Manfaat – manfaat Bayi Tabung


Prosedur bayi tabung memiliki proses yang cukup Panjang serta biaya yang tidak sedikit.
Namun, program hamil ini memberikan sejumlah manfaat bagi yang menjalaninnya. Berikut manfaat
bayi tabung yang perlu diketahui sebagai berikut:
1. Peluang Kehamilan Tinggi, Program hamil bayi tabung dinilai sebagai metode kehamilan
yang paling efektif dan memiliki peluang tinggi kehamilan. Meski begitu, kondisi ini
dipengaruhi beberapa kondisi, seperti usia sel telur, kualitas embrio yang kurang baik, respons
tubuh calon ibu, gaya hidup, kualitas kromosom pada embrio,dan disfungsi implantasi.
2. Memiliki Peluang mendapatkan anak kembar, Melalui prosedur bayi tabung, Anda dan
pasangan bisa memiliki peluang memiliki bayi kembar. Pada prosedur ini, beberapa sel telur
akan dibuahi oleh sperma untuk mendapatkan lebih dari satu embrio. Kemudian embrio-
embrio tersebut dimasukkan ke dalam rahim yang akan menempel pada dinding rahim.
Kehamilan kembar ini bisa terjadi yang nantinya menghasilkan kembar non identik.
3. Bisa mendeteksi kelainan genetik, Pada prosedur bayi tabung ini, Anda bisa mendeteksi
genetik melalui tes genetik preimplantasi sebelum embrio dimasukkan ke dalam rahim.
Melalui tes ini, Anda dapat mengetahui apakah terdapat kelainan pada genetik atau tidak.
4. Mendeteksi jenis kelamin sejak dini, Manfaat lainnya yang didapatkan dari program bayi
tabung adalah dapat mendeteksi jenis kelamin sejak dini. Kondisi ini bisa diketahui melalui
tes genetik praimplantasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin calon
bayi sejak dengan melihat jenis kromosom embrio.
5. Manfaat bagi penulis guna menambah pengetahuan terhadap pentingnya ketentuan atau
perbedaan pendapat hukum islam dan hukum positif
6. Manfaat bagi akademik untuk menambah bahan referensi diperpustakaan.
7. Dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat pada umumnya dan para remaja khususnya
tentang pandangan hukum Islam dan hukum positif terhadap nasab anak hasil bayi tabung.
8. Hadirnya seorang anak merupakan tanda dari cinta kasih pasangan suami istri, tetapi tidak
semua pasangan dapat melakukan proses reproduksi secara normal. Sebagian kecil
diantaranya memiliki berbagai kendala yang tidak memungkinkan mereka untuk memiliki
keturunan.
Sehingga karena kondisi infertilitas inilah akan mennjadi bahan pertimbangan utama dokter
dalam menentukan jenis terapi yang paling tepat untuk pasangan suami isteri yang bersangkutan,
yaitu dengan isnseminasi buatan.Inseminasi buatan yang dilakukan untuk menolong pasangan yang
mandul, untuk mengembang biakkan manusia secara cepat, untuk menciptakan manusia jenius, ideal
sesuai dengan keinginan,

2.3. Syarat-syarat Mengikuti Program “Bayi Tabung” (FIV-ET)


Beberapa syarat yang harus dipenuhi Ketika hendak melakukan proses bayi tabung adalah
sebagai berikut:
1. Perkawinan yang sah.
Adalah sah bilamana dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan
5
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024

kepercayaannya itu; dan di samping itu tiap-tiap perkawinan harus dicatat menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Sebaiknya usia istri kurang dari 40 tahun.
Seorang wanita berusia awal 40-an memiliki peluang kehamilan dengan bayi tabung. Dengan
asumsi bahwa dia masih mengalami menstruasi teratur dan masih melepaskan telur.
Sementara pada usia 44 tahun, kesuburan sudah pasti berkurang.
3. Mengetahui resiko kegagalanya.
Wanita yang menjalani program bayi tabung berisiko mengalami kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi di luar rahim, umumnya di bagian tuba
fallopi. Sel telur yang sudah dibuahi tidak dapat bertahan di luar rahim. Apabila dibiarkan,
kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa ibu hamil
4. Melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap.
Tujuan melakukan pemeriksaan lebih lengkap adalah untuk meminimalisir kegagalan dalam
proses bayi tabung.
5. Sudah dilakukan penanganan secara konvensional, tetapi tidak juga berhasil hamil
6. Sebaiknya jumlah sel-sel sperma (5-2- juta/cc), pergerakan dan bentuknya mencukupi.

Terlepas dari sejumlah risikonya, proses bayi tabung sebetulnya tetap bisa berhasil. Adapun
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendukung keberhasilan bayi tabung, antara lain:
• Menanam lebih dari satu embrio.
• Menghindari stres dan kelelahan.
• Menerapkan gaya hidup sehat.
• Berolahraga ringan.
• Menjaga asupan vitamin dan suplemen.

2.4. Prosedur Bayi Tabung


Dalam proses bayi tabung ini akan diberikan sebuah gambar yang akan membantu pemaparan
teori yang dapat dilihat dari awal proses bayi tabung yang akan di lakukan oleh ahli medis.

Gambar: Proses Bayi Tabung

6
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024

Berikut ini penjelasan dari gambar diatas adalah sebagai berikut:


1. Induksi Ovulasi.
Induksi ovulasi adalah pemberian hormon sintesis dan obat-obatan seperti:
• Follicke-Stimulating Hormone (FSH), Leteinizinh Hormon (LH) atau kombinasi
merangsang indung telur (ovarium).
• Human chorionic gonadotropin (HCG) umumnya di berikan 8-14 hari setelah
suntikan perangsang ovarium untuk membantu proses pematangan sel telur jika sel
telur sudah siap untuk diambil.
• Obat penekan ovulasi premature untuk mencegah sel telur lepas terlalu cepat dari
indung telur.
• Hormone progesterone sintetik yang diberikan pada hari pengambilan sel telur untuk
mempersiapkan dinding Rahim menjadi tempat penempelan embrio.
Induksi ovulasi umumnya memerlukan waktu 1 sampai 2 minggu etelah sel telur dapat
diambil selama proses ini pasien juga akan menjalani USG transginal untuk memastikan sel
telur tumbuh, serta tes darah guna memastikan hormone estrogen dan progesterone dalam
kadar yang repat.
2. Pengambilan Sel Telur.
Pada proes prengambilan sel telur dilakukan 34-36 jam setelah suntikan hormon
terakhir, sebelum prosedur ini dilakukan pasien akan diberikan suntik obat penenang dan anti
nyeri untuk mengurangi sakit yang muncul selama proses pengambilan telur berlangsung,
dalam proses pengambilan sel telur akan diambil dari rahim menggunakan jarum kecil dengan
panduan USG trans vaginal. Jika tidak memungkinkan dokter dapat membuat sayatan sebesar
lubang kunci di dinding perut dan memasukkan jarum kecil dengan bantuan USG di perut,
kemudian beberapa sel telur akan disedot melalui jarum tersebut selama kurang lebih 20 menit
telur yang sudah matang akan disimpan di wadah inkubasi yang diberi cairan khusus untuk
dibuahi sperma
3. Pengambilan Sperma
Dalam proses pengambilan sperma, dokter akan meminta pasien laki-laki untuk
melakukan mastrubasi, atau jika tidak bisa makan dokter akan mengambil sperma langsung
dari pria tersebut dengan dari testis dengan menggunakan jarum.
4. Fertilisasi / Pembuahan
Dalam proses fertillisasi pembuahan dilakukan melalui dua cara yaitu:
• Inseminasi proses ini dilakukan dengan mencampur sperma dan sel telur yang sehat
dalam waktu semalam hingga menjadi embrio
• Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) yaitu dilakukan dengan menyuntikkan satu
sperma sehat ke masing-masing sel telur. ICSI umumnya dilakukan ketika kualitas
sperma buruk atau bila proses pembuahan dengan cara inseminasi gagal
dilakukan.namun perlu diingat bahwa tidak semua embrio dapat bertahan setelah
proses pembuahan terjadi.
5. Embrio Transfer
Pada tahap ini dilakukan 3-5 hari setelah proses pengambilan telur yaitu ketika embrio
sudah mulai berkembang namun sebelum embrio dipindahkan ke dalam rahim dokter akan
memeriksa apakah terjadi kelainan kromosom atau penyakit tertentu. Adapun tahapan yang
7
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024

dilakukan dokter dalam proses transfer embrio ada tiga :


• Memberikan penenang atau bius ringan untuk meredakan nyeri.
• Memasukkan selang fleksibel atau kateter ke dalam rahim melalui vagina.
• Menyuntikkan satu atau beberapa embrio ke dalam rahim melalui kateter. Proses ini
dinyatakan berhasil jika embrio tertanam di dinding Rahim dalam waktu 6-10 hari
setelah embrio ditransfer namun jika calon ibu mengalami kondisi tertentu dan transfer
embrio perlu ditunda dokter akanmenyarankan agar embrio dibekukan terlebih dahulu.
6. Pasca Prosedur
Pasca Prosedur semua sudah dilalui dan menurut ilmu kedokteran berhasil maka calon
ibu sudah dapat hamil layaknya ibu yang hamil pada umummya. Sampai pada menunggu
persalinan. Biasanya dokter terus mengawasi pasein yang sudah di tanggani secara intens,
karena dalam tahap pasca prosedural sewaktu-waktu dapat menyebabakan keluhan pada ibu
yang baru merasakan kehamilan. Hal ini disebabkan karena proses awal tidak di alami seperti
biasanya.
• Menyuntikkan satu atau beberapa embrio ke dalam rahim melalui kateter. Proses ini
dinyatakan berhasil jika embrio tertanam di dinding Rahim dalam waktu 6-10 hari
setelah embrio ditransfer namun jika calon ibu mengalami kondisi tertentu dan transfer
embrio perlu ditunda dokter akanmenyarankan agar embrio dibekukan terlebih dahulu.
Ada tujuh macam metode yang digunakan dalam bayi tabung, yaitu:
a. Sel sperma suami disuntikkan langsung ke sel telur (ovum) istri.
Sperma seorang suami diambil lalu diinjeksikan langsung pada tempat yang sesuai
dalam rahim sang istri sehingga sperma itu akan bertemu dengan sel telur yang dipancarkan
sang istri dan berproses dengan cara yang alami sebagaimana dalam hubungan suami istri.
Kemudian setelah pembuahan itu terjadi, dia akan menempel pada rahim sang istri. Cara ini
ditempuh, jika sang suami memiliki problem sehingga spermanya tidak bisa sampai pada
tempat yang sesuai dalam rahim.
b. Sel sperma berasal dari suami, sel telur (ovum) berasal dari istri kemudian ditanamkan ke
dalam rahim istri.
Sel sperma suami dan sel telur istrinya diambil dan keduanya diletakkan di dalam
saluran eksperimen (tabung), lalu diproses secara fisika hingga sel sperma suami mampu
membuahi sel telur istrinya di tabung eksperimen. Lantas, setelah pembuahan terjadi, pada
waktu yang telah ditentukan, sperma tersebut dipindahkan kembali dari tabung ke dalam
rahim istrinya sebagai pemilik sel telur, agar sel mani yang telah mengalami pembuahan
dapat melekat pada dinding rahim hingga ia berkembang dan memulai kehidupannya seperti
janin-janin lainnya. Pada akhirnya si istri dapat melahirkan bayi secara alami. Anak itulah
yang sekarang dikenal dengan sebutan bayi tabung. Metode ini ditempuh, apabila si istri
mandul akibat saluran fallopi tersumbat. Yakni, saluran yang menghubungkan sel telur ke
dalam rahim.
c. Sel sperma berasal dari donor, sel telur (ovum) berasal dari istri kemudian ditanamkan ke
dalam rahim istri Sperma seorang lelaki (sperma donor) diambil lalu diinjeksikan pada rahim
istri sehingga terjadi pembuahan di dalam rahim, kemudian selanjutnya menempel pada
dinding rahim sebagaimana pada cara pertama. Metode digunakan karena sang suami
mandul, sehingga sperma diambilkan dari lelaki lain.
8
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024

d. Sel sperma berasal dari suami, sel telur (ovum) berasal dari donor kemudian ditanamkan ke
dalam rahim istri Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung) yang berlangsung antara
sel sperma yang diambil dari suami dan sel telur yang diambil dari indung telur wanita lain
yang bukan istrinya (kini disebut donatur). Kemudian, pembuahan lanjutan diproses di dalam
rahim istrinya. Mereka menempuh metode kedua ini, ketika indung telur milik istrinya
mandul (tidak berproduksi), tapi rahimnya sehat dan siap melakukan pembuahan (fertilisasi).
e. Sel sperma berasal dari donor, sel telur (ovum) berasal dari donor kemudian ditanamkan ke
dalam rahim istri Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung) yang berlangsung antara
sel sperma pria dan sel telur wanita yang bukan istrinya, kemudian pembuahan bertempat di
dalam rahim wanita lain yang telah bersuami (ada 2 wanita sukarelawan). Mereka menempuh
metode ketiga ini ketika indung telur wanita yang bersuami tersebut mandul, tapi rahimnya
tetap sehat, demikian pula suaminya juga mandul. Kedua pasangan suami istri yang mandul
ini sangat menginginkan anak.
f. Sel sperma berasal dari suami, sel telur (ovum) berasal dari istri kemudian ditanamkan ke
dalam rahim wanita lain (rahim sewaan) Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung)
antara 2 bibit sel milik suami-istri, lalu proses pembuahannya dilangsungkan di dalam rahim
wanita lain yang siap mengandung. Metode keempat ini ditempuh, ketika pihak istri tidak
mampu hamil karena ada kendala di dalam rahimnya, tetapi indung telurnya tetap sehat dan
bereproduksi atau ia tidak mau mengandung dan meminta wanita lain supaya mengandung
anaknya.

2.5. Teknik-teknik Bayi Tabung


Menurut Masjfuk (2021), ada beberapa teknik inseminasi buatan yang telah di kembangkan
dalam dunia kedokteran, antara lain:
1) Gammete Intra Fallopian Transfer (GIFT)
Ini adalah sebuah cara dan metode penciptaan kehamilan di mana sel telur yang sudah
dipindahkan darı ovarium si wanita akan dikawinkan dengan sperma pria yang sudah
dibersihkan, kemudian sel telur dan sperma tersebut diletakkan dalam wadah tuba fallopi
melalui lubang kecil dalam abdomen si perempuan. Lebih ringkasnya Gammete Intra
Fallopian Transfer (GIFT) merupakan metode untuk mempertemukan sel benih (gamet)
antara ovum dan sperma dengan cara menyemprotkan campuran sel benih itu menggunakan
kanul tuba ke dalam ampulla.
Jerus yang satu ini kalau ditelaah secara cermat tidak dapat digolongkan ke dalam
defenisi bayi tabung yang sesunguhnya, dikarenakan tidak adanya unsur keterlibatan Tabung
yang merupakan wadah pembuahan sperma dengan ovum, tetapi ia hanyalah pembuhan
secara murni dan alami, melainkan ia melalui bantuan suntikan kedalam Rahim istri
dikarenakan sang suami mempunyai keterbatasan untuk melakukan hubungan suami istri.
2) Fertilization in Vitro (FIV)
Yaitu insemunasi yang dilakukan dengan cara mengambilsprerma suami dan ovum istri kemudian di
proses di vitro (tabung). Setelah terjadi pembuahan, lalu di transfer di rahim istri. FIV merupakan
teknik pembuahan (fertilisasi) antara sperma suami dan sel telur isteri yang masing-masing diambil

9
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024

kemudian disatukan di luar kandungan (in vitro) sebagai lawan dari di dalam kandungan (in vivo).
Biasanya medium yang digunakan adalah tabung khusus. Setelah beberapa hari, hasil pembuahan
yang berupa embrio atau zygote itu di pindahkan ke dalam rahim. Sedangkan GIFT relative lebih
sederhana, yaitu sperma vang telah di ambil dengan alat tertentu dariseorang suanu kemudian
disuntikkan ke dalam rahim isteri sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan

2.6. Resiko Bayi Tabung


Tidak ada yang sempurna saat melaksanakan suatu program kehamilan melalui bantuan
teknologi, ada resiko yang harus diketahui dan dipahamu, yakni sebagai berikut:
1) Resiko yang diakibatkan oleh obat-obatan yang digunakan selama proses menstimulasi
ovarium, ini bisa mengakibatkan terjadinya sindrom hiperstimulası ovarium. Sindrom ini bisa
berefek kembung, kram atau nyeri ringan. Bahkan juga bisa mengakibatkan sembelit,
penambahan berat badan sampai dengan rasa sakit yang tak tertahankan terutama pada bagian
perut. Tentu efek ini berbeda-beda. Efek berat bahkan mengharuskan untuk ditangani rumah
sakit.
2) Resiko keguguran.
3) Karena embrio yang dimasukkan lebih dari satu, biasanya tiga Maka bisa menyebabkan
adanya kehamilan kembar.
4) Menyebabkan kelaluran prematur dan bayi berat lahir rendah. Karena itu biasanya saat bayi
tabung telah ditanamkan, maka menjaganya benar-benar harus dilakukan
5) Kehamilan ektopik atau di luar rahim bisa saja terjadi.
6) Tak bisa dipungkiri lagi bahwa program bayi tabung akan menyebabkan yang namanya Stres.
Karena menjalani program itu sangat menguras tenaga, emosi dan disimpan dalam nitrogen
cair yang dicairkan secara hati hati oleh para tenaga medis.
7) Menciptakan embrio dalam menciptakan embrio ini, dokter akan menyatukan sperma dan
ovum yang telah dipilih sebelumnya. Pada sel sperma dan sel telur yang terbukti sehat, akan
sangat mudah bagi dokter untuk Menyatukan keduanya dalam sebuah piring lab. Namun bila
sperma tidak sehat sehingga tidak dapat berenang untuk membuahi sel telur, maka
akandilakukan teknik ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection) Pada teknik ICSI ini dokter
akan menyuntikkan satu sperma ludup ke dalam sel telur.
8) Embrio berumur 2 hari setelah sel telur dipertemukan dengan sel sperma, akan dihasilkan sel
telur yang telah dibualu (disebut dengan nama embrio). Embrio ini kemudian akan membelah
seiring dengan waktu. Embrio inu memiliki 4 sel, yang diharapkan mencapai stage
perkembangan yang benar.
9) Pemindahan embrio dokter kemudian menulih 3 embrio terbaik untuk ditransfter yang
dunjeksikan ke sistem reproduksi pasien (ralum ibu) i Implanted fetus Setelah embrio
memiliki 48 sel, embrio akan dipindahkan kedalam rahum waruta dan kemudian menempel
pada rahim Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang seperti layaknya kehamilan biasa
sehingga kehadiran bakal janın dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG 4 (Idris, 2019).

10
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024

2.7. STUDI KASUS


1. Penerimaan diri terhadap infertilitas: Studi Pada Perempuan Yang Gagal Menjalani Program
Bayi Tabung.
Infertilitas membuat perempuan merasa kesempatannya untuk menjadi ibu dirampas
dan esensi mereka sebagai perempuan dihancurkan. Program bayi tabung merupakan upaya
yang banyak diminati oleh pasangan infertil. Namun, tingkat keberhasilan program bayi
tabung di Indonesia hanya 28,57%. Kegagalan dalam program bayi tabung berdampak secara
psikologis bagi perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan diri
terhadap infertilitas pada perempuan yang gagal menjalani program bayi tabung. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan melibatkan 2
partisipan berusia 40 dan 41 tahun serta masing-masing 1 significant other. Data dianalisis
menggunakan metode theory driven berbasis teori penerimaan Kubler-Ross (2009) dan
kesadaran. Hasil penelitian ini menunjukkan penerimaan terhadap kondisi infertilitas pada
perempuan yang gagal menjalani program bayi tabung dicapai melalui proses yang bertahap
dalam waktu yang cukup panjang. Proses tersebut mencakup tahap denial, anger, bargaining,
depression, hingga acceptance, yang berulang terjadi sejak periode waktu setelah diagnosis
infertil hingga setelah kegagalan menjalani program bayi tabung. Setiap respon psikologis
individu pada masing-masing tahap terkait dengan ego, ketidaksadaran pribadi, dan
ketidaksadaran kolektif. Selain itu juga ditemukan faktor internal dan eksternal yang
memengaruhi penerimaan diri. Faktor internal yaitu self-awareness dan faktor eksternal
diantaranya anak adopsi, dukungan keluarga, dan sikap suami.
2. Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro) Dengan Menggunakan Sperma Donor dan Rahim Sewaan
(Surrogate Mother) dalam Perspektif Hukum Perdata.
Kedudukan hukum anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung (fertilisasi in
vitro) dengan menggunakan sperma donor dan rahim sewaan (surrogate mother) dalam
perspektif Hukum Perdata. Penulisan ini menggunakan metode penulisan normatif,
pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan undang-undang
(StatuteApproach). Hasil penulisan diperoleh kesimpulan bahwa dalam konsep KUHPerdata,
anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung dengan menggunakan sperma donor
berkedudukan sebagai anak sah apabila memperoleh pengakuan (Pasal 280 KUHPerdata),
kemudian anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung dengan menggunakan rahim
sewaaan (surrogate mother) berkedudukan sebagai anak angkat
3. Bayi Tabung: Teknologi Reproduksi Terkini Untuk Mengatasi Infertilitas.
Infertilitas: Masalah Keluarga Berdampak Sosial Global Infertilitas adalah
ketidakmampuan mendapatkan kehamilan pada pasangan suami isteri yang telah menikah dan
melakukan ”hubungan” selama kurun waktu satu tahun dengan tanpa memakai penghalang
atau kontrasepsi (ASRM, 2015; Anwar S,2016). Menurut World Health Organization (WHO),
infertilitas diidentifikasi sebagai masalah kesehatan masyarakat global dengan diperkirakan
60-80 juta pasangan mengalami kesulitan mempunyai anak. Sebesar 2-10% pasangan
mengalami kegagalan mendapatkan anak secara natural, dan satu dari tujuh pasangan suami
isteri datang ke dokter spesialis untuk berkonsultasi, bahkan harus ditangani menggunakan
teknologi reproduksiberbantu.

11
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
EDU-BIO Jurnal Pendidikan Biologi– VOL. 12 No 1. (01-12) 2024

3. KESIMPULAN
Pasangan suami istri yang dengan cara konvensional, tidak memungkinkan untuk bisa hamil, maka
dengan adanya Program “BayiTabung” (Fertilisasi In Vitro-Embrio Transfer :FIV-ET) ini, masih
mempunyai harapan untuk bisa hamil,walaupun dengan persentase yang baru mencapai: 20-30%,
padahal keberhasilan saat dilakukan proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa denGAn medium
kultur diluar tubuh (Fertilisasi I Vitro) cukup tinggi, yaitu :kurang lebih 80 %, tetapi paling tidak
dengan kejadian ini akan membangkitkan secercah harapan. Dengan kemajuan teknologi kedokteran,
sudah banyak gangguan dalam bidang kesehatan reproduksi yang sudah dapat ditangani, sehingga
harapan pasangan suami istri untuk mewujudkan keinginan mendapatkan anak biologis semakin
besar hanya saja memang keputusan terkhir dari upaya tangan manusia adalah pada sang Pencipta:
Allah SWT, artinya manusia berusaha, Allah yang menentukan.

DAFTAR PUSTAKA
Ayda, M., & Hendriani, W. (2023). PENERIMAAN DIRI TERHADAP INFERTILITAS: STUDI
PADA PEREMPUAN YANG GAGAL MENJALANI PROGRAM BAYI TABUNG. Jurnal
Ilmu Psikologi dan Kesehatan (SIKONTAN), 1(3), 171-184.
Idris, M. (2019). Bayi Tabung Dalam Pandangan Islam. Al-'Adl, 12(1), 64-75.
Mertokusumo. Sudikno, Bayi Tabung Ditinjau dari Hukum, Makalah Seminar Bayi Tabung I
Yogyakarta: FK-UGM. 1990,
Nasikhin, N., Al Ami, B., Ismutik, I., & Albab, U. (2022). Teknologi Bayi Tabung dalam Kajian
Hukum Islam. Maqasidi , 2 (1), 52-66.
Pulungan, S., & Musthofa, A. M. Z. (2021). Hukum Bayi Tabung Dalam Pandangan Islam. AL-
IKHTISAR: The Renewal of Islamic Economic Law, 2(2), 83-90.
Syakhrani, A. W., Jannah, R., Raudatunnisa, R., Amelia, R., & Sapiah, S. (2023). INSEMINASI DAN
BAYI TABUNG. Jurnal Kesehatan, 1(5), 644-656.
Wijiati, M. (2021). Program Bayi Tabung Menurut Pandangan Alkitab. PNEUMATIKOS: Jurnal
Teologi Kependetaan, 11(2), 71-83.

12
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Anda mungkin juga menyukai