Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhamad Rifki

Kelas : TI.21.C.2
NIM : 312110205
Resume Seminar Publik Speaking
Pentingnya keterampilan public speaking dan negosiasi dalam konteks manajemen proyek
teknologi informasi. Keterampilan ini menjadi kunci sukses dalam mengelola proyek TI yang
kompleks dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Fokusnya adalah pada bagaimana pengembangan keterampilan-keterampilan ini dapat
meningkatkan kemampuan individu untuk berinteraksi secara produktif dengan rekan kerja,
klien, dan mitra bisnis. Melalui pembahasan ini, akan ditunjukkan bagaimana keterampilan
komunikasi yang kuat menjadi fondasi untuk membangun hubungan yang solid, memimpin
dengan efektif, dan mencapai kesuksesan dalam berbagai situasi profesional, termasuk dalam
manajemen proyek teknologi informasi.
Komunikasi Proses pertukaran informasi dari satu orang (sumber) dengan orang lain (penerima)
sehingga saling mengerti dan memahami.
1. Informan: Informan adalah individu atau entitas yang memiliki informasi atau pesan
yang ingin disampaikan. Mereka berperan sebagai sumber pesan dan bertanggung jawab
untuk merumuskan isi pesan dengan jelas dan tepat.
2. Pesan: Pesan adalah isi atau informasi yang ingin disampaikan oleh informan kepada
penerima. Pesan dapat berupa ide, gagasan, instruksi, atau informasi lainnya yang ingin
dikomunikasikan. Penting bagi pesan untuk dirumuskan dengan baik agar dapat dipahami
dengan benar oleh penerima.
3. Media: Media adalah sarana atau saluran yang digunakan untuk mentransmisikan pesan
dari informan kepada penerima. Media dapat berupa komunikasi lisan, tulisan, visual,
atau elektronik, tergantung pada konteks dan preferensi komunikasi.
4. Penerima: Penerima adalah individu atau entitas yang menerima pesan yang
disampaikan oleh informan melalui media. Mereka bertanggung jawab untuk menerima,
memahami, dan menafsirkan pesan yang diterima sesuai dengan maksud informan.
5. Umpan Balik:Umpan balik penting untuk menilai keefektifan komunikasi dan
memastikan bahwa pesan telah dipahami dengan benar. Dengan umpan balik, informan
dapat mengevaluasi apakah pesan mereka telah berhasil disampaikan dan diterima oleh
penerima dengan baik.
Komuikasi yang Efektif
1. Mengenal Diri Sendiri: Langkah pertama menuju komunikasi yang efektif adalah
dengan mengenal diri sendiri. Ini melibatkan pemahaman tentang nilai-nilai, keyakinan,
kekuatan, dan kelemahan pribadi.
2. Mengenal Gaya Komunikasi: Setiap individu memiliki gaya komunikasi yang unik.
Beberapa orang mungkin lebih suka berkomunikasi dengan cara yang langsung dan jelas,
sementara yang lain mungkin lebih suka berkomunikasi dengan gaya yang lebih santai
dan informal.
3. Mengenal Orang Lain: Selain mengenal diri sendiri dan gaya komunikasi, penting juga
untuk mengenal orang lain. Ini melibatkan kemampuan untuk membaca dan memahami
sinyal non-verbal, empati terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain, serta menghargai
perbedaan individual dalam komunikasi.
Gaya Komunikasi yang Harus di Miliki
1. Agresif: Gaya komunikasi agresif ditandai oleh perilaku yang dominan, mengintimidasi,
dan tidak sensitif terhadap perasaan orang lain.

2. Pasif: Gaya komunikasi pasif ditandai oleh sikap yang tidak ekspresif, penolakan untuk
menyatakan pendapat atau kebutuhan pribadi, dan kecenderungan untuk menyerah atau
menghindari konfrontasi.

3. Asertif: Gaya komunikasi asertif adalah keseimbangan yang sehat antara agresif dan
pasif. Orang yang menggunakan gaya komunikasi ini mampu menyatakan pendapat,
kebutuhan, dan batasan mereka dengan jelas dan tegas, tanpa melanggar hak atau
perasaan orang lain.
Jadi dari ketiga nya kita harus memiliki gaya komunikasi Asertif untuk kebutuhan public
speaking.
Lalu juga hal yang penting dalam Public Speaking ini adalah:
1. Teratur: Pendekatan teratur dalam public speaking dan negosiasi melibatkan
perencanaan yang matang sebelumnya. Ini meliputi identifikasi tujuan komunikasi,
analisis audiens, dan penyusunan pesan atau strategi negosiasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi penerima
2. Terarah: Pendekatan terarah mengacu pada kemampuan untuk mengarahkan arah dan
aliran komunikasi dengan jelas dan konsisten. Dalam public speaking, ini mencakup
penyusunan presentasi yang logis dan mudah dipahami.
3. Tuntas: Pendekatan tuntas menekankan pada kejelasan dan kelengkapan dalam
menyampaikan informasi atau menyelesaikan negosiasi. Ini melibatkan penggunaan
bahasa yang jelas dan ringkas, penyampaian pesan yang tajam dan terperinci.
"Everybody is Negotiator" menekankan pentingnya keterampilan negosiasi dalam setiap
interaksi komunikasi, termasuk public speaking dan manajemen proyek teknologi informasi. Ini
mengingatkan kita bahwa kemampuan untuk bernegosiasi adalah keterampilan yang relevan dan
berguna dalam berbagai konteks, membantu individu mempengaruhi, meyakinkan, dan mencapai
tujuan dalam setiap interaksi.
Mengadopsi Pendekatan Negosiasi Efektif ala "Chris Voss"
1. Mendengar dengan Dalam:
 Fokus pada Empati: Mendengarkan dengan dalam tidak hanya tentang
mendengarkan kata-kata, tetapi juga mencoba memahami perasaan dan motivasi
di balik kata-kata tersebut. Berlatihlah empati dan aktif mendengarkan untuk
mencapai pemahaman yang lebih baik tentang pihak lawan.
 Identifikasi Isyarat Non-Verbal: Selain kata-kata, perhatikan juga isyarat non-
verbal seperti nada suara, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah. Isyarat ini dapat
memberikan petunjuk tentang apa yang sebenarnya dirasakan atau diinginkan
oleh pihak lawan.
2. Kuasai Kata "TIDAK":
 Jangan Tolak, Temukan Cara: Daripada menolak secara langsung ketika ditolak,
carilah cara untuk memahami alasan di balik penolakan tersebut. Bertanyalah
lebih lanjut dan berusaha mencari solusi yang memenuhi kebutuhan kedua belah
pihak.
 Gali Alasan di Balik "TIDAK": Tanyakan "mengapa" seseorang mengatakan
"tidak" dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kekhawatiran atau hambatan
tersebut. Berusaha memahami perspektif pihak lawan membantu dalam mencapai
kesepakatan yang saling menguntungkan.
3. Kesepakatan yang "ADIL":
 Berfokus pada Win-Win: Tujuan utama dalam negosiasi adalah mencapai
kesepakatan yang adil bagi semua pihak yang terlibat. Hindari pendekatan "kalah-
menang" dan carilah solusi yang memenuhi kepentingan kedua belah pihak.
 Kreatifitas dalam Penyelesaian: Berpikirlah kreatif dan terbuka terhadap berbagai
kemungkinan solusi. Terkadang, kesepakatan yang adil dapat dicapai dengan cara
yang tidak konvensional atau dengan memberikan nilai tambah yang tidak
terduga.

Anda mungkin juga menyukai