31.a.1. TIM TIdak Hanya Dari Unsur Guru
31.a.1. TIM TIdak Hanya Dari Unsur Guru
Setelah memperhatikan pertimbangan Yayasan, Komite Sekolah, Kepala Sekolah, Dewan Guru TK AL
Wardah, Program Kewirausahaan disahkan dan digunakan sebagai pedoman.
BERITA ACARA
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA KEWIRAUSAHAAN
TK AL WARDAH
TAHUN AJARAN 2023/ 2024
Hari : Senin
Tanggal : 7 Agustus 2023
Waktu : Pkl. 12.30 – 15.00
Tempat : TK Al Wardah
Peserta : 12 Orang
NOTULEN
TIM PELAKSANA PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
TK AL WARDAH
TAHUN AJARAN 2023/2024
Mengetahui,
Kepala TK AL WARDAH Notulis
DAFTAR HADIR
SURAT K E P U T U S A N
KEPALA TAMAN KANAK - KANAK TK AL WARDAH
Nomor : 15/TK.ALWRDH /SK.TIMKWS/VIII/ 2023
Tentang
Tim Pelaksanaan Pengembangan Kewirausahaan Sekolah TK Al Wardah
Menimbang :
1. Berdasarkan Keputusan Kepala Taman Kanak-Kanak Nomor
14/TK.ALWRDH/SK.TIMKWS/VIII/2023 tentang pembentukan TIM
Pelaksana Pengambangan kewirausahaan sekolah TK Al Wardah.
2. Bahwa dalam rangka melaksankan program kewirausahaan di Taman
Kanak-Kanak TK Al Wardah perlu membentuk Tim Pelaksana
pengembangan kewirausahaan di TK Al Wardah.
Mengingat : .
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standart Nasional
Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 137 Tahun 2014 Tentang
Standart Pendidikan Anak Usia Dini.
5. Peraturan Menteri Pendidkan Nasional Nomor 137 Tahun 2014 tentang
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan sampai dengan terbentuknya Tim
Pelaksana Pengembangan kewirausahaan tahun .
Ditetapkan di : Jombang
Pada tanggal : 07 Agusutus 2023
Lampiran : Surat Keputusan Kepala Taman Kanak-Kanak Al Wardah
Jabatan Jabatan
No
Nama Dalam Tim Kedinasan
Puji dan syukur dipersembahkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa , atas rahmat dan
karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan penyusunan Program Kewirausahaan Tahun
2023 pada TK Al Wardah Jombang.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Program Program
kewirausahaan Tahun Pelajaran 2023 ini bagi terwujudnya lembaga, peserta didik dan
pendidik yang memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu meningkatkan inovasi dan kemajuan
Lembaga TK Al Wardah.
BAB I
PENDAHULUAN
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri
dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang,
menentukan, mengelola, dan mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah
suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan
berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu
aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seseorang yang memiliki jiwa
dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari
demi hari, minggu demi minggu selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan
kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan
berinovasi itulah semua peluang dapat diperolehnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Meredith memberikan ciri-ciri seseorang yang memiliki karakter
wirausaha, yaitu sebagai orang yang :
a. Percaya diri
b. Berorientasi pada tugas dan hasil
c. Berani mengambil resiko
d. Berjiwa kepemimpinan
e. Berorientasi ke masa depan
Karakter seorang anak dibangun melalui apa yang didengarkan, apa yang dilihat dan apa yang
dirasakan. Pendengaran dan penglihatan adalah pintu masuk pelajaran sebelum masuk menempa hati
nuraninya. Melalui seluruh indera yang manusia miliki inilah, akan muncul pembelajaran yang kuat
terkait dengan apa-apa yang diterima oleh indera. Bila anak terbiasa dengan dunia wirausaha sejak
kecil, maka karakter inilah yang akan muncul kelak ketika anak dewasa.
Pembelajaran kewirausahaan (entrepreneurship) lebih mengarah pada perubahan mental. Mien Uno
berpendapat bahwa untuk menjadi wirausahawan handal dibutuhkan karakter unggul yang meliputi
; pengenalan terhadap diri sendiri, kreatif, mampu berpikir kritis, mampu memecahkan
permasalahan, dapat berkomunikasi, mampu membawa diri di berbagai lingkungan, menghargai
waktu, mampu berbagi dengan orang lain, mampu mengatasi stres, bisa mengendalikan emosi dan
mampu membuat keputusan.
Berwirausaha bukan hanya dunianya orang dewasa, tetapi juga bisa menjadi bagian dari dunianya
anak-anak. Bedanya, berwirausaha pada anak-anak tidak bisa dijalankan sendirian, namun
membutuhkan bimbingan dan dukungan dari orang dewasa, orangtua maupun guru. Anak-anak
yang mengenal dunia wirausaha sejak dini, akan mendapatkan manfaat yang besar untuk bekal masa
depan kelak. Pada tahapan usia dini, anak-anak yang belajar menumbuhkan pembelajaran wirausaha
akan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif. Kreativitas yang terlatih sejak dini, termasuk melalui
berbagai kegiatan kewirausahaan menjadi modal utama produktivitas dan kemandirian anak ketika
dewasa nanti. Jiwa wirausaha (entrepreneurship) harus ditanamkan oleh para orang tua dan sekolah
ketika anak-anak mereka dalam usia dini. Mengingat bahwa kewirausahaan ternyata lebih kepada
menggerakkan perubahan mental. Jadi tak perlu dipertentangkan apakah kemampuan wirausaha itu
berkat adanya bakat atau hasil dari proses pendidikan.
Pembelajaran kewirausahaan pada diri anak tidak serta merta ada, akan tetapi memerlukan latihan
secara bertahap. Bisa dimulai dari hal-hal kecil dalam aktivitas keseharian anak. Misalnya,
membereskan mainan selesai bermain, rajin sikat gigi sebelum tidur dan membereskan tempat tidur.
Ini merupakan latihan berdisiplin, bertanggung jawab dan awal pengajaran tentang
kepemilikan. Latihan selanjutnya, mengajarkan anak untuk mampu mengelola uang dengan baik.
Latihan yang perlu diajarkan bukan hanya cara membelanjakan, tapi juga menabung, sedekah dan
mencari uang.
Hal lain yang juga penting adalah dukungan dari orang tua kepada anak. Dukungan tidak hanya
dapat berupa finansial tapi juga motivasi agar anak mau berpikir kritis untuk mengeluarkan ide.
Bentuk motivasi itu antara lain bisa berwujud ucapan selamat ketika tanaman yang dipelihara anak
dapat tumbuh dan anak dapat memetik hasilnya atau dorongan semangat untuk pantang
menyerah. Pengakuan dan dukungan dari orang tua akan menentukan perkembangan minat dan
percaya diri anak. Sekolah sebagai wadah bagi anak mendapatkan ilmu dan menerapkan ilmunya
untuk mengembangkan pembelajaran kewirausahaan anak, sedangkan orang tua sebagai motivator
bagi anak dalam mewujudkan segala hal tersebut. Sekolah dan orang tua merupakan kunci sukses
dari program kewirausahaan pada anak usia dini.
Penumbuhan pembelajaran kewirausahaan perlu ditumbuhkan sejak dini, bukan hanya dalam
dataran pembentukan kognitif dengan memberitahu anak tentang definisi kewirausahaan,
manfaatnya dan caranya. Tetapi kewirausahaan dapat diintegrasikan dalam tema pembelajaran
melalui kurikulum yang telah ada. Hal ini dapat dilakukan oleh guru secara kreatif pada saat
pemberian materi pembelajaran yang dilakukan seraya bermain.
Menanamkan jiwa kewirausahaan kepada anak sejak dini, akan membentuk individu yang memiliki
beberapa keterampilan, antara lain :
1. Managerial skill (ketrampilan manajerial),
2. Conceptual skill (merumuskan tujuan),
3. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi),
4. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan),
5. Time managerial skill (keterampilan mengatur dan menggunakan waktu).
Jika anak sejak usia dini sudah diajarkan tentang kewirausahaan, anak akan memiliki
keterampilan-keterampilan tersebut. Sehingga hal ini akan membuat anak menjadi pribadi yang
tangguh dalam menghadapi kehidupannya di masa depan.
Dalam INPRES No. 1 dan 6 Tahun 2010 terdapat 17 nilai kewirausahaan, yang juga dijadikan
sebagai landasan dasar sekaligus tujuan dalam mengenalkan dan menanamkan jiwa wirausaha
pada anak usia dini, yaitu :
Nilai Deskripsi
17. Motivasi kuat untuk sukses Sikap dan tindakan selalu mencari solusi terbaik
Oleh sebab itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa
yang dilihatnya itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Minat merupakan
suatu keinginan yang cenderung menetap pada diri seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan
tertentu sebagai kebutuhannya, kemudian dilanjutkan untuk diwujudkan dalam tindakan nyata
dengan adanya perhatian pada objek yang diinginkannya itu untuk mencari informasi sebagai
wawasan bagi dirinya.
Siswa akan mempunyai dorongan yang kuat untuk berwirausaha apabila menaruh minat yang besar
terhadap kegiatan wirausaha. Dengan adanya minat akan mendorong siswa untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu, karena di dalam minat terkandung unsur motivasi atau dorongan yang
menyebabkan siswa melakukan aktivitas sesuai dengan tujuan. Kuatnya dorongan bagi diri
seseorang dapat berubah-ubah sewaktu-waktu. Perubahan tersebut terjadi karena kepuasan
kebutuhan, yakni seseorang telah mencapai kepuasan atas kebutuhannya. Dengan
demikian, dorongan kuat untuk melakukan kegiatan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan.
Apabila kebutuhan terpenuhi, maka akan timbul kepuasan, sedangkan kepuasan itu sendiri sifatnya
menyenangkan. Hal ini berarti bahwa dorongan untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek yang
menarik ini disertai dengan perasaan senang.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa untuk berwirausaha, diantaranya :
1. Kemauan
Kemauan adalah suatu kegiatan yang menyebabkan seseorang mampu untuk melakukan
tindakan dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya kemauan seseorang untuk mencoba
berwirausaha, ini merupakan suatu hal yang baik.
2. Ketertarikan
Ketertarikan adalah perasaan senang, terpikat, menaruh minat kepada sesuatu. Saat ada
ketertarikan dari diri seseorang, maka ada daya juang untuk meraih yang ingin dicapai. Dalam
hal ini adalah ketertarikan untuk mau berwirausaha, maka siswa tersebut mempunyai minat
untuk berwirausaha.
3. Lingkungan Keluarga
Berkaitan dengan lingkungan keluarga, maka peran keluarga sangat penting dalam
menumbuhkan minat anak. Orang tua merupakan pendidik pertama dan sebagai tumpuan dalam
bimbingan kasih sayang yang utama. Maka orang tualah yang banyak memberikan pengaruh
dan warna kepribadian terhadap seorang anak. Dengan demikian mengingat pentingnya
pendidikan di lingkungan keluarga, maka pengaruh di lingkungan keluarga terhadap anak dapat
mempengaruhi apa yang diminati oleh anak.
4. Lingkungan Sekolah
Pendidikan di sekolah menjadi tanggung jawab guru. Jadi pada dasarnya yang berpengaruh
terhadap perkembangan siswa yaitu proses pendidikan di sekolah sebagai bekal untuk diterapkan
dalam kehidupan di lingkungan masyarakat. Seorang guru dalam proses pendidikan juga dapa
memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam menumbuhkan minatnya. Sebagai
pendidik dalam lembaga pendidikan formal, maka guru berperan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, apalagi yang dibutuhkan orang pada dasarnya adalah ke arah pengembangan kualitas
SDM yang berguna.
Pengertian motivasi seperti yang dikemukakan di atas mengacu pada timbulnya dorongan.
Sedangkan berwirausaha merupakan salah satu objek pekerjaan di samping pekerjaan lain, yakni
pegawai negeri atau pegawai swasta. Dengan demikian motivasi berwirausaha diartikan sebagai
tenaga dorongan yang menyebabkan siswa melakukan suatu kegiatan berwirausaha. Dengan
demikian adanya perasaan senang yang menyertai timbulnya motivasi berwirausaha.
Rangsangan-rangsangan dari objek wirausaha akan dapat menumbuhkan motivasi, dan motivasi
yang telah tumbuh akan menjadikan sebagai dorongan dan motor untuk mencapai tujuan
pemenuhan kebutuhan.
Kebutuhan ini menimbulkan dorongan atau motif untuk berbuat sesuatu. Setelah perbuatan
tersebut dilakukan maka tercapai keadaan seimbang dalam diri siswa. Kebutuhan yang sudah
tercapai dengan hasil baik akan memberikan kepuasan dan timbulnya rasa puas pada diri siswa
akan diikuti perasaan senang. Akan tetapi keseimbangan tersebut tidak berlangsung untuk
selamanya karena akan timbul ketidakseimbangan baru yang menyebabkan proses motivasi di
atas diulangi. Keberhasilan usaha dalam bidang wirausaha terletak pada sejauhmana motivasi
berprestasi dalam berwirausaha menjiwai usahanya. Semakin tinggi motivasi berprestasi dalam
berwirausaha akan semakin menunjang keberhasilan usaha yang dicapai. Karena dengan motivasi
berwirausaha yang tinggi akan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan akan
mampu menciptakan jalan keluar dari kesulitan. Selain itu akan selalu didorong oleh pemikiran
optimis, semangat kerja, ulet dan menggunakan program dalam mencapai tujuan di bidang
usahanya, dimana kegiatannya tersebut dilaksanakan secara teratur dan bertanggung jawab.
Siswa yang memiliki motivasi berwirausaha tinggi, berarti mempunyai kemauan untuk berhasil
dalam berwirausaha. Dengan pertimbangan siswa-siswi belum terjun secara aktif dalam kegiatan
wirausaha sehingga tidaklah mungkin mengukur perilakunya dalam berwirausaha dan dengan
asumsi bahwa sikap berwirausaha sangat dekat dengan perilaku dalam bidang berwirausaha,
maka berdasarkan teori dan hasil-hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa motivasi berwirausaha mempengaruhi sikap berwirausaha.
Kecerdasan finansial dan jiwa wirausaha bisa dikenalkan orang tua kepada anaknya sejak dini.
Yang perlu ditekankan adalah cara mendidik anak dengan suasana yang menyenangkan, dan tidak
memaksa kehendak kepada anak. Caranya sekali-kali ajaklah anak ke bank. Begitu sampai di
bank, orang tua bisa menjelaskan kepada mereka bahwa sebenarnya uang bisa ditabung. Jelaskan
pula kepada mereka, untuk bisa membeli sesuatu yang diinginkan, maka uang harus ditabung
dulu. Bisa juga mengajak anak-anak ke supermarket. Orangtua bisa menjelaskan istilah harga,
keuntungan, mahal, dan murah. Berikan pengertian kepada anak, bila ada sebuah barang yang
dijual denga harga Rp 10.000,- orangtua bisa memberi penjelasan kepada si anak bahwa harga
barang itu sebetulnya lebih murah, misalnya seharga Rp 9.000,-. Harganya tersebut jadi lebih
mahal, karena supermarket perlu mengambil untung. Orang tua bisa menjelaskan, nilai selisih
atau keuntungan itu digunakan supermarket untuk membayar karyawan, listrik, sewa gedung, dan
keperluan lainnya. Hal seperti itu perlu dikenalkan sejak dini dengan cara yang mudah dan
menyenangkan.
Bila sang anak sudah mulai memiliki inisiatif untuk berbisnis, orang tua tinggal membuat
semacam rambu-rambu yang tentu saja harus dipahami sang anak. Salah satu hal yang perlu
ditanamkan adalah soal kejujuran. Orang tua bisa menjelaskan bahwa dalam berbisnis tidak boleh
berbohong. Orang tua juga perlu memberi penjelasan bahwa kegiatan sang anak hanyalah
semacam kegiatan ekstrakurikuler. Dengan begitu, tugas utamanya adalah tetap belajar. Berbisnis
atau jualan kecil-kecilan di sekolah hanyalah kegiatan tambahan. Inisiatif bisnis kecil-kecilan itu
harus muncul dari si anak. Jangan pernah orang tua memaksanya. Orangtua tidak bisa memaksa
si anak untuk berbisnis kecil-kecilan. Namun, bisa merangsang mereka agar jiwa kewirausahaan
dan kecerdasan finansialnya tumbuh.
Menurut konsultan bisnis, Ir. Sri Bramantoro Abdinagoro, menanamkan jiwa kewirausahaan
pada anak sejak usia dini bisa dilakukan dengan suasana yang riang dan menyenangkan. Tetapi
semua kembali lagi ke anak, jadi orangtua mengajarkan kepada anak berdasarkan kemauan anak,
orangtua tidak boleh memaksa atau mengarahkan, sehingga anak tidak merasa terbebani, dan mau
melakukan hal tersebut dengan senang dan sukarela. Hal yang dilakukan orangtua adalah
memfasilitasi anak.
Baik psikolog anak Dr Seto Mulyadi maupun konsultan bisnis Ir. Sri Bramantoro Abdinagoro,
berpendapat tentang manfaat belajar berbisnis dan mengelola uang sejak dini. Menurut Dr Seto
Mulyadi, saat ini sangat banyak orang yang bergelar master dan doktor, namun kemampuan
mengelola uangnya sangat rendah. Itu karena mereka tak memiliki kecerdasan finansial. Selain
itu anak yang sejak dini diajarkan cara mengelola uang, juga bisa tumbuh menjadi pribadi yang
kreatif dan mandiri. Tak cuma itu, mereka pun bisa memiliki jiwa kewirausahaan.
Kegiatan pembelajaran kewirausahaaan direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta
didik. Dalam program pembelajaran kewirausahaan, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan
kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari yang
dilakukan di rumah atau sekolah. Pada tingkat pendidikan dasar, penanaman konsep-konsep
terkait dengan kegiatan kewirausahaan pada anak didik dapat diberikan kepada mereka mengenai
hal-hal yang terkait dengan kegiatan kewirausahaan, walau hanya sebatas pengenalan yang
minimalis.
Pembelajaran kewirausahaan di lingkungan anak usia dini dapat dilakukan dengan berbagai
kegiatan belajar melalui bermain sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka
melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan
yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah, sehingga dapat memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk dapat mengekspresikan dirinya secara bebas melalui kegiatan mandiri
dan atau kelompok.
Menumbuhan sifat wirausaha pada diri anak memerlukan latihan bertahap. Latihan wirausaha ini
bukanlah sesuatu yang rumit. Kegiatan anak di PAUD bersama guru dan teman sebayanya dapat
dimaksimalkan dalam menanamkan pola pikir untuk menjadi seorang wirausaha (entrepreneur),
serta memberikan pembiasaan-pembiasaan yang positif terhadap anak terkait dengan nilai-nilai
positif yang terdapat dalam jiwa seorang wirausaha. Hal-hal yang dapat guru lakukan antara lain
; memberikan fasilitas, metode mengajar yang kreatif, mengaitkan apa yang diajarkan dengan
berpikir layaknya seorang wirausaha. Agar kelak ketika dewasa nanti anak akan terbiasa dengan
kegiatan kewirausahaan dan yang terpenting lagi anak tidak akan takut dalam mengambil resiko.
Kegiatan sekolah yang berkaitan dengan kewirausahaan merupakan penyeimbang bagi anak
untuk menerapkan apa yang anak peroleh dari pelajaran yang telah diajarkan oleh guru,
misalnya ketika ada tema tumbuhan, guru bisa mengajarkan cara menanam tumbuhan,
merawatnya sampai dengan bagaimana memanfaatkan tumbuhan.
Berdasarkan dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak usia pra-sekolah dasar
(PAUD), bahwa sudah ada beberapa aktivitas yang dilakukan untuk menanamkan
sikap entrepreneurship sedari dini, baik yang diajarkan oleh orangtua di rumah maupun oleh guru
di sekolah. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Penanaman jiwa wirausaha melalui metode bercerita
Menurut psikolog anak, Dr. Seto Mulyadi, cara yang mudah untuk dilakukan orangtua adalah
dengan cara bercerita. Misalnya saja, orangtua bisa menceritakan kisah tentang teman yang
dulu sejak kecil sudah bisa mencari uang dengan berbisnis kecil-kecilan. Selain itu, orang tua
juga bisa bercerita soal kisah sukses dan masa kecil para pengusaha ternama. Setelah
bercerita, yakinkan pula pada sang anak, bahwa dirinya juga bisa sukses seperti itu. Sehingga,
anak akan menjadi tertantang untuk mengikuti kisah sukses itu.
2. Pendidikan kewirausahaan diintegrasikan dalam mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan
ekstrakurikuler, pengembangan diri, kultur sekolah atau aturan-aturan yang dibuat oleh
sekolah
Kegiatan berwirausaha dapat dijadikan sebuah event kompetisi bagi peserta didik, misalkan
lomba karya seni, lomba memasak dan mengemas produk sehingga memiliki nilai jual, lomba
kerajinan tangan, dan sebagainya. Kemudian hasil karya siswa tersebut dipasarkan dan di jual.
Selanjutnya masing-masing individu atau kelompok peserta lomba diberi nilai sesuai
indikator penilaian yang telah ditentukan dan diberi penghargaan atas keberhasilan yang
peserta didik peroleh.
3. Mengajak siswa melakukan kegiatan dasar kewirausahaan, misalnya kegiatan ekonomi di
kelas, kebiasaan usaha, yaitu Trading day.
Trading day (hari jual beli) sebagai dasar penanaman jiwa kewirausahaan. Sebab pada
kegiatan ini, semua hal dari anak didik, untuk anak didik dan oleh anak didik. Trading Day
ini adalah milik siswa sehingga setiap anak mempunyai tanggung jawab dan kewajiban yang
sama dalam upaya peningkatan dan kelancaran penjualan jajanan yang ada. Setelah jajanan
habis, maka beberapa orang secara bergantian bertugas untuk belanja makanan dan jajanan
untuk periode jualan ke depan. Pada saat inilah, anak dapat mengetahui apakah warung
kelasnya mendapatkan untung ataukah tidak. Dan, nilai keuntungan tersebut dapat
ditambahkan untuk belanja sekaligus memperbanyak barang dagangan.
Dengan cara ini, maka tumbuh kesadaran dalam jiwa anak didik bahwa mereka dapat
melakukan kegiatan usaha. Kesadaran ini diyakini dapat memicu semangat kewirausahaan
pada anak-anak. Dalam konteks ini yang paling dibutuhkan adalah bimbingan guru agar
kegiatan ini tidak mengganggu proses pendidikan anak. Artinya, warung kelas hanya dibuka
pada saat sebelum masuk waktu pembelajaran dan pada saat jam istirahat saja. Di luar kedua
jam tersebut, maka secara tegas guru melarang adanya transaksi jual beli.
4. Membuat kue dan minuman ringan dan menjualnya dalam acara-acara tertentu
Untuk dapat menanamkan jiwa berwirausaha kepada anak, guru dapat memberikan suatu
kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan orangtua dan anak. Seperti misalnya
acara Cooking Classes And Food Bazaar, dimana acara ini merupakan acara memasak
bersama antara anak dan orangtua, dengan dibimbing oleh guru atau pendidik yang menu
makanannya dapat disesuaikan dengan kesukaan anak-anak. Setelah itu, makanan-makanan
yang dibuat tersebut dijual ke dalam acara Food Bazaar pada hari itu juga, dengan penjual
adalah anak-anak itu sendiri dan orangtua siswa sebagai pembelinya atau dapat juga
melibatkan masyarakat luar di sekitar lingkungan sekolah anak.
5. Kegiatan “Family Day”
Dalam membuat program “Family Day”, dimana ayah dan bunda terlibat dalam kegiatan
sekolah diantaranya menampilkan pentas, hasil karya yang di buat anak serta berbagai
makanan yang telah anak coba pada program masak-memasak. Dalam program ini,
diharapkan orang tua bertanya tentang proses pembuatannya sehingga titik berat kegiatan ini
adalah bagaimana anak bisa menjelaskan pada orang dewasa karya yang telah mereka buat,
dan juga mengajarkan pembelajaran kewirausahaan bahwa apa yang telah mereka buat dapat
mengahasilkan karya dan uang. Dalam program “Family Day” ini juga, orang tua diminta
untuk dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan kewirausahaan yang anak lakukan, yaitu
dengan membeli hasil karya anak, dan seluruh hasil penjualannya ditabung sebagai kas kelas.
Pada saat “Family Day” yang mengundang adalah anak, bukan pihak sekolah, anak-anak
membuat surat undangan dan ditandatangani kesanggupan orang tua untuk hadir. Pada saat
acara ini juga orang tua turut serta membantu melancarkan program sekolah dalam
kemampuan berkomunikasi dengan anak dan memaparkan kepada orang dewasa mengenai
proses pembuatan suatu karya. Pada saat orang tua membeli beberapa makanan yang di jual
oleh anak-anak, terjadilah transaksi secara ekonomi. Setelah semua dagangan habis terjual,
setiap kelompok menghitung hasil usahanya, uang hasil tersebut disimpan dalam kas kelas
dan dapat digunakan dalam kegiatan bersama nantinya.
Peserta didik Al Wardah sudah lahir di jaman teknologi yang sangat canggih dan berkembang
dengan pesat, sehingga pengembangan inovasi di TK Al Wardah sendiripun harus menyelaraskan
dengan teknologi yang sudah peserta didik kenal.
Kemandirian dan kreatifitas dalam kegiatan sehari-hari juga teridentifikasi ketika dilakukan
asesmen diagnostik, sehingga Tk Al Wardah harus mengambang kemampuan peserta didik
melakui program kewirausahaan agar mampu meningkatkan kemampuan mereka.
Capain perkembangan pada anak usia TK harus mempu dikembangkan secara utuh dan
berkelanjutan sesuai dengan karakteristik dan kemampuan dasar peserta didik, tentunya
rancangan program kewirausahaan harus meningkatkan kognitif anak dan juga mampu
mengembangkan kemampuan pedagogik pengajarnya.
BAB III
PROGRAM DAN PELAKSANAAN
B. PELAKSANAAN KEWIRAUSAHAAN
Kewirusahaan di al wardah dilaksanakan di mulai bulan Juni sampai Juli tahun berikutnya, semua
kegiatan kewirausahaan ditujukan untuk menanamkan jiwa wirausaha kepada peserta didik.
Menanamkan kemandirian dan mencintai hasil dan karya bangsa sendiri.
Kegiatan ini didukung oleh seluruh peserta didik, wali siswa, dewan guru dan yayasan di TK Al
Wardah.