Anda di halaman 1dari 7

TUGAS LATIHAN MKN 27 HUKUM JAMINAN,

NAMA : DIDIK LOKMA MAHYUDDIN


NIM.12223066

URUTAN PRIORITAS PEMBAYARAN


PRIORITAS UTAMA
No Jenis Tagihan Jumlah Tagihan Jumlah yang Sisa Utang
(Rp) Terbayar (Rp) Masuk
Konkuren

1. Biaya lelang HGB No.77 50.000.000


2. Gaji awak Kapal KM Nusa 180.000.000
yang belum dibayar
3. Tagihan Bea Masuk 200.000.000
kepada Direktorat Bea
dan Cukai

4. Biaya pelabuhan yang 90.000.000


belum dibayar kepada PT.
Bahtera (Persero)

Jumlah 520.000.000

Catatan Prioritas Utama:


1. BIAYA LELANG HGB NO.77
a. Pasal 1233 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) mengatur
tentang biaya penjualan lelang, yakni: "Biaya penjualan lelang dibebankan
kepada barang yang dijual, dan dibayar lebih dahulu dari hasil penjualan
tersebut."
Pasal 1233 KUHPerdata tersebut menjelaskan tentang bagaimana biaya
penjualan lelang harus dibebankan kepada barang yang dijual dan harus
dibayar lebih dahulu dari hasil penjualan tersebut.
b. Pasal 21 ayat 3 UU No.16 tahun 2009 “hak mendahului utang pajak melebihi
segala hak mendahulu lainnya kecuali terhadap : a. Biaya perkara yang hanya
disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak
dan atau barang tidak bergerak
c. Bunyi Pasal 1139 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
ayat 1 adalah sebagai berikut: "Para kreditor yang berhak memegang barang-
barang debitor untuk mendapat bayaran piutangnya, atau yang berhak
menahan pembayaran piutangnya sampai penuh pembayaran biaya-biaya
yang telah dikeluarkannya atas barang-barang itu, berhak menurut Pasal 1364
ayat (2), Pasal 1616, Pasal 1729, dan Pasal 1812." Pasal-pasal yang
disebutkan dalam Pasal 1139 KUHPerdata ayat 1 ini mengatur mengenai hak-
hak retensi atau penahanan barang sebagai jaminan atas piutang yang dimiliki
oleh kreditor. Lebih lanjut, Pasal 1364 ayat (2), Pasal 1616, Pasal 1729, dan
Pasal 1812 juga mengatur mengenai hal-hal terkait dengan hak retensi atau
penahanan barang sebagai jaminan atas piutang
2. GAJI AWAK KAPAL KM NUSA YANG BELUM DIBAYAR
A. Pasal 95 ayat 4 UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan “dalam hal
Perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan
perUndang – Undangan yang berlaku, maka upah dan hak – hak lainnya dari
pekerja atau buruh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya”
B. Pasal 65 ayat (2) huruf a UU No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran “piutang
yang di dahulukan sebagaimana dimaksut pada ayat (1) yaitu sebagai berikut
: Untuk pembayaran upah dan pembayaran lainnya kepada Nakhkoda, anak
buah kapal, dan awak pelengkap lainnya”
C. Pasal 39 ayat 2 UU No.37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU “sejak
tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, upah yang terhutang sebelum
maupun sesudah pernyataan pailit diucapkan merupakan utang harta pailit”
D. Putusan MK No.67/PUU-XI/2013 tanggal 30 Januari 2014

3. TAGIHAN BEA MASUK KEPADA DIREKTORAT BEA DAN CUKAI


A. Pasal 39 ayat (3) Undang – Undang No.10 tahun 1995 tentang kepabeanan :
Ayat (1) Negara mempunyai hak mendahulu untuk tagihan pabean atas
barang – barang milik yang berutang
Ayat (2) Ketentuan tentang hak mendahulu sebagaimana dimaksut pada ayat
(1) meliputi bea masuk, denda administrasi, bunga dan biaya penagihan
Ayat (3) Hak mendahulu tagihan pabean melebihi segala hak mendahulu
lainnya, kecuali :
a) Biaya perkara semata-mata disebabkan oleh suatu penghukuman untuk
melelang barang bergerak dan atau barang tidak bergerak
b) Biaya yang dikeluarkan untuk menyelamatkan suatu barang
c) Biaya perkara yang disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian suatu
warisan
B. Pasal 1137 ayat 2 BW
4. BIAYA PELABUHAN YANG BELUM DIBAYAR KEPADA PT. BAHTERA
(PERSERO)
A. Pasal 65 ayat (2) huruf d UU No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran, “piutang
yang di dahulukan sebagaimana dimaksut pada ayat (1) yaitu sebagai berikut
: Untuk biaya pelabuhan dan alur pelayaran lainnya serta biaya pemanduan.
B. Pasal 1137 ayat 1 BW
PRIVILEGE KHUSUS LAINNYA (SEPARATIS)
No Jenis Tagihan Jumlah Nilai Jual Yang Bisa Sisa Utang
(1) Tagihan Benda Yang Masuk Masuk
(2) Bersangkuta Privilege Konkuren
n (4)
(3)
1. Hutang PT Bank 3.000.000.000
Maritim dengan
jaminan
sertifikat HGB
No.77
2. Pembelian truk 100.000.000
dengan
angsuran pada
CV Lintas sisa
angsuran
Jumlah 3.150.000.000

Catatan Prioritas Khusus:

Privilege Khusus adalah piutang – piutang yang di istimewakan terhadap benda – benda
tertentu.

1. HUTANG PT BANK MARITIM DENGAN JAMINAN SERTIFIKAT HGB NO.77


Pasal 1 angka 1 UU No.4 tahun 1996 tentang Hak tanggungan “Hak Tanggungan atas
tanah beserta benda – benda yang berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya disebut
Hak Tanggungan, adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
sebagaimana dimaksut dalam Undang – undang no.5 tahun 1960 , berikut atau tidak
berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk
pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
kreditor tertentu terhadap kreditor – kreditor lain.”

Hasil lelang SHGB No. 77 Rp. 3.000.000.000


Dikurangi biaya lelang Rp. 50.000.000 _
Total pembayaran Rp. 2.950.000.000

Sisa hutang Rp. 50.000.000 masuk sebagai kreditor Konkuren

2. PEMBELIAN TRUK DENGAN ANGSURAN PADA CV LINTAS SISA ANGSURAN


Pasal 27 UU No.42 tahun 1999 tentang Fidusia :

Ayat (1) penerima fidusia memiliki hak yang didahulukan terhadap kreditor lainnya.

Ayat (2) hak yang di dahulukan sebagaimana dimaksut ayat (1) adalah hak penerima
fidusia untuk mengambil pelunasan piutangnya atas hasil eksekusi benda yang
menjadi obyek jaminan fidusia

Ayat (3) Hak yang didahulukan dari Penerima Jaminan Fidusia tidak hapus karena
adanya kepailitan dan atau likuidasi Pemberi Fidusia.
PRIVILEGE UMUM LAINNYA

No Hak Tagihan yang Jumlah Tagihan Yang Bisa Sisa Tagihan


diistimewakan (2) Masuk Privilege Masuk
(1) (3) Konkuren
(4)

1. Pembelian Kapal 500.000.000


KM Nusa, dengan
perjanjian sewa
guna usaha dengan
hak opsi membeli,
sisa masa sewa 5
bulan, ditambah
nilai opsi membeli
dari PT. Mega
Finance
Jumlah 500.000.000
Catatan Privilege Umum:

Privilege umum adalah hak tagihan yang di istemawakan dalam mengambil


pelunasan atas hasil penjualan semua benda milik Debitor.

1. Leasing adalah lembaga pembiayaan non bank, pasal 1319 BW “semua


perjanjian, baik mempunyai suatu nama khusus, maupun yang tidak terkenal
dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan – peraturan umum, yang
termuat dalam bab ini dan bab lain. Didalam Pasal 1139 BW angka 3 piutang –
piutang yang di istimewakan terhadap benda – benda tertentu ialah “ harga
pembelian benda-benda bergerak yang belum dibayar”

KREDITOR KONKUREN
No Jenis Tagihan Jumlah Tagihan Terbayar Sisa Belum
(1) (2) (3) Terbayar
(4)

1. Sewa Forklift 60.000.000 27.741.935 32.258.065


pada PT. Sarana
2. Biaya perbaikan 300.000.000 138.709.677 161.290.323
gudang kepada
CV Bangun
3. Sisa 510.000.000 235.806.452 274.193.548
pembayaran
pembelian 5 unit
genset kepada
toko Varia
4 Hutang kepada 10.000.000 4.623.656 5.376.344
tuan Alfon untuk
suplai bahan
makanan ABK
5. Kekurangan 50.000.000 23.118.280 26.881.720
Hutang PT Bank
Maritim dengan
jaminan sertifikat
HGB No.77

Jumlah 930.000.000 430.000.000 500.000.000

DASAR HUKUM KREDITOR KONKUREN :


1. SEWA FORKLIFT PADA PT. SARANA
Uang sewa benda – bedan bergerak tidak termasuk di dalam pasal 1139 angka 3
dan pasal 1149 BW
2. BIAYA PERBAIKAN GUDANG KEPADA CV BANGUN
Biaya perbaikan gudang adalah perikatan dengan pihak ketiga bukan antara
Debitor dengan karyawan, sehingga tidak ada hak didahulukan karena CV
Bangun bukan pemegang jaminan kebendaan pasal 1139 angka 8 dan pasal
1149 BW
3. SISA PEMBAYARAN PEMBELIAN 5 UNIT GENSET KEPADA TOKO VARIA
Toko varia bukan pemegang fidusia karena bukan pembiayaan sebagaimana
pasal 1 angka 1 UU No.42 tahun 1999 tentang fidusia
4. HUTANG KEPADA TUAN ALFON UNTUK SUPLAI BAHAN MAKANAN ABK
Tuan Alfon bukan pemegang jaminan kebendaan (HT, Fidusia, Hipotek) maupun
mempunyai hak sebagaimana pasal 1139 dan 1149 BW, sehingga sebagai
kreditor konkuren
5. KEKURANGAN HUTANG PT BANK MARITIM DENGAN JAMINAN
SERTIFIKAT HGB NO.77
Kekurangan Hutang PT Bank Maritim akibat biaya Lelang semula sebagai kreditor
Separatis menjadi kreditor konkuren
Perhitungan pembayaran kepada kreditor konkuren

Rekapitulasi :

Hasil penjualan (likuidasi) harta pailit : Rp. 4.500.000.000,00

1. Pembayaran kepada Kreditor prioritas utama Rp. 520.000.000,00


2. Pembayaran kepada kreditor prioritas khusus Rp. 3.050.000.000,00
3. Pembayaran kepada kreditor privilege umum Rp. 500.000.000,00 _
Sisa harta Rp. 430.000.000,00

Pembagian untuk kreditor Konkuren :

1. Jumlah tagihan kreditor konkuren Rp. 930.000.000,00


2. Jumlah sisa harta setelah dikurangi bagian kreditor
Prioritas Rp. 430.000.000,00
3. Pembagian secara proporsional
(Pari Passu Pro Rata) pasal 1132 BW sebagai berikut :
1. Sewa forklift :
Nilai Sewa : Rp. 60.000.000

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑒𝑤𝑎 𝐹𝑜𝑟𝑘𝑙𝑖𝑓


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥𝑆𝑖𝑠𝑎 𝐻𝑎𝑟𝑡𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑛𝑘𝑢𝑟𝑒𝑛

𝑅𝑝. 60.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥𝑅𝑝. 430.000.000 = 27.741.935
𝑅𝑝. 930.000.000

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 = 𝑅𝑝. 60.000.000 − 𝑅𝑝. 27.741.93 = Rp. 32.258.065

2. Biaya perbaikan gudang CV. Bangun


Biaya perbaikan gudang kepada CV Bangun = Rp. 300.000.000,-

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐺𝑒𝑑𝑢𝑛𝑔 𝐶𝑣. 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥𝑆𝑖𝑠𝑎 𝐻𝑎𝑟𝑡𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑛𝑘𝑢𝑟𝑒𝑛

𝑅𝑝. 300.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥𝑅𝑝. 430.000.000 = 138.709.677
𝑅𝑝. 930.000.000

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 = 𝑅𝑝. 300.000.000 − 𝑅𝑝. 138.709.677 = Rp. 161.290.323

3. Sisa Pembayaran Pembelian genset


Sisa pembayaran pembelian 5 unit genset kepada toko Varia = Rp. 510.000.000

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 𝐺𝑒𝑛𝑠𝑒𝑡


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥𝑆𝑖𝑠𝑎 𝐻𝑎𝑟𝑡𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑛𝑘𝑢𝑟𝑒𝑛

𝑅𝑝. 510.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥𝑅𝑝. 430.000.000 = 235.806.452
𝑅𝑝. 930.000.000

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 = 𝑅𝑝. 510.000.000 − 𝑅𝑝. 235.806.452 = Rp. 274.193.548
4. Hutang kepada tuan Alfon
Hutang kepada tuan Alfon untuk suplai bahan makanan ABK=RP. 10.000.000

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑇𝑢𝑎𝑛 𝐴𝑙𝑓𝑜𝑛


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥𝑆𝑖𝑠𝑎 𝐻𝑎𝑟𝑡𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑛𝑘𝑢𝑟𝑒𝑛

𝑅𝑝. 10.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥𝑅𝑝. 430.000.000 = 4.623.656
𝑅𝑝. 930.000.000

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 = 𝑅𝑝. 10.000.000 − 𝑅𝑝. 4.623.656 = Rp. 5.376.344

5. Kekurangan Bank Maritim


Kekurangan Hutang PT Bank Maritim
dengan jaminan sertifikat HGB No.77 = Rp. 50.000.000

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑛𝑘 𝑀𝑎𝑟𝑖𝑡𝑖𝑚


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥𝑆𝑖𝑠𝑎 𝐻𝑎𝑟𝑡𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑛𝑘𝑢𝑟𝑒𝑛

𝑅𝑝. 50.000.000
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥𝑅𝑝. 430.000.000 = 23.118.280
𝑅𝑝. 930.000.000

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 = 𝑅𝑝. 50.000.000 − 𝑅𝑝. 23.118.280 = Rp. 26.881.720

4. Jadi sisa hak kreditor konkuren didapat dari jumlah Nilai yang belum terbayarkan
sebesar Rp. 500.000.000 dapat ditagihkan kembali kepada Debitor sebagaimana
pasal 1131 BW “segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang
tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada dikemudian hari,
menjadi tanggungan untuk perikatan perseorangan”.

Anda mungkin juga menyukai