Anda di halaman 1dari 98

TUGAS AKHIR RK 1583

STUDI KINETIKA REAKSI PEMBUATAN ASAM KLORIDA DARI GARAM


RABNI MARISA NRP 2304.100.002 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA JURUSAN TEKNIK KIMIA Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2009 3 YUDI PRASETYO NRP 2304.100.025

TUGAS AKHIR RK 1583

STUDI KINETIKA REAKSI PEMBUATAN ASAM KLORIDA DARI GARAM


RABNI MARISA NRP 2304.100.002 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA JURUSAN TEKNIK KIMIA Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2009 YUDI PRASETYO NRP 2304.100.025

FINAL PROJECT RK 1583

STUDY OF KINETICS REACTION PRODUCING CHLORIDE ACID FROM SALT


RABNI MARISA NRP 2304.100.002 YUDI PRASETYO NRP 2304.100.025

Advisor Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA. CHEMICAL ENGINEERING DEPARTMENT Industry Technology Faculty Sepuluh Nopember Institute Of Technology Surabaya 2009

iii

STUDI KINETIKA REAKSI PEMBUATAN ASAM KLORIDA DARI GARAM Nama Mahasiswa : 1. Rabni Marisa : 2. Yudi Prasetyo NRP : 1. 2304 100 002 : 2. 2304 100 025 Jurusan : Teknik Kimia ITS Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA.

Abstrak Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif. Senyawa ini digunakan secara luas dalam industri yaitu pada pembuatan chlorides (Cl2), untuk melarutkan logam, regenerasi ion-exchanger pada proses pengolahan limbah, dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan dengan cara mereaksikan garam (NaCl) dengan larutan H2SO4. Kemudian melakukan analisa konsentrasi H2SO4 dan HCl dengan menggunakan titrasi. Variabel pada penelitian ini adalah temperatur, konsentrasi H2SO4 sebagai reaktan, dan pengambilan sampel dari hasil reaksi tiap 3 menit selama 18 menit. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa asam klorida yang terabsorb pada empat botol yang dipasang secara seri menghasilkan paling besar saat konsentrasi H2SO4 13 M dengan suhu 80 oC adalah 2,6 %. Sedangkan pengaruh suhu pada rate pembentukan asam klorida adalah semakin tinggi suhu reaksi, semakin besar pula konstanta laju reaksi pembentukan asam klorida. Begitu pula pengaruh konsentrasi pada konstanta laju reaksi pembentukan asam klorida dan harga k untuk masingmasing suhu pada saat konsentrasi H2SO4 13M, yaitu: k80o C =0,00222 menit-1; k 70o C =0,00181 menit-1; k 60o C =0,00157

menit-1; k 50o C =0,00141 menit-1; konsentrasi H2SO4 10 M, yaitu:

k80o C =0,00205 menit-1; k 70

=0,00171 menit-1; k 60o C =

0,00164 menit-1; k 50o C = 0,00158 menit-1; konsentrasi H2SO4 7M, yaitu: k80o C =0,00193 menit-1; k 70o C =0,00165 menit-1; k 60o C = 0,00157 menit-1; k 50o C =0,00139 menit-1; konsentrasi H2SO4 4M, yaitu: k80o C =0,00166 menit-1; k 70o C =0,00146 menit-1; k 60o C = 0,00143 menit-1; k 50o C = 0,00133 menit-1. Harga Ea untuk konsentrasi H2SO4 13 M = 205,29228 J/mol, untuk konsentrasi H2SO4 10 M = 113,90065 J/mol, untuk konsentrasi H2SO4 7 M = 140,83474 J/mol, dan untuk konsentrasi H2SO4 4 M = 95,085398 J/mol. Kata kunci: garam, HCl, H2SO4, kinetika reaksi, titrasi asambasa

ii

STUDY OF KINETICS REACTION PRODUCING CHLORIDE ACID FROM SALT Student Name NRP Department Advisor Abstract The Hydrochloric acid is the aquatic solution from gas of chloride acid (HCl). The hydrocloric acid must be handled by safety treatment properly because of being the very corrosive liquid, this compound is use widely in the industry that is in the production chloride (Cl2), to dissolve metal, regeneration ionexchanger in waste treatment process, etc. This research was done by reacting salt (NaCl) with H2SO4 solution.Then, analyzed H2SO4 and HCl concentration by using titration. Variables that used in this research were temperature, concentration of H2SO4 as reactant, and the taking of the sample from results of the reaction every 3 minutes for 18 minutes. From this research could be conclud that the hydrochloric acid that absorbed to four bottles that are install in a manner the series produc biggest during the concentration of H2SO4 13 M with the temperature 80oC are 2.6 %. Where as the influence of temperature rate increasingly big also the rate constant of the reaction of the formation of the hydrochloric acid,so also the influance of the concentration in the rate constant reaction the formation hydrocloric acid and the price k to respectively temperature at the time of concentration H2SO4 13 M, that is: k80o C =0,00222 menit-1; k 70o C =0,00181 menit-1; k 60o C =0,00157 : 1. Rabni Marisa : 2. Yudi Prasetyo : 1. 2304 100 002 : 2. 2304 100 025 : Chemical Engineering, Faculty of Industrial Technology, ITS : Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA.

iii

menit-1; k 50o C =0,00141 menit-1; konsentrasi H2SO4 10 M, yaitu:

k80o C =0,00205 menit-1; k 70

=0,00171 menit-1; k 60o C =

0,00164 menit-1; k 50o C = 0,00158 menit-1; konsentrasi H2SO4 7M, yaitu: k80o C =0,00193 menit-1; k 70o C =0,00165 menit-1; k 60o C = 0,00157 menit-1; k 50o C =0,00139 menit-1; konsentrasi H2SO4 4M, yaitu: k80o C =0,00166 menit-1; k 70o C =0,00146 menit-1; k 60o C = 0,00143 menit-1; k 50o C = 0,00133 menit-1. The price for concentration of H2SO4 13 M = 205.29228 J/mol, for concentration of H2SO4 10 M = 113.90065 J/mol, for the concentration of H2SO4 7 M = 140.8374 J/mol, and for concentration of H2SO4 4 M = 95.0853 J/mol. Key words : salt, HCl, H2SO4,, Kinetics reaction, HCl, acid base titration

ii

STUDI KINETIKA REAKSI PEMBUATAN ASAM KLORIDA DARI GARAM

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Bidang Studi Teknik Reaksi Kimia Program Studi S-1 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Oleh :

RABNI MARISA
Nrp. 2304 100 002

YUDI PRASETYO
Nrp. 2304 100 025

Disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir : 1.Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA (Pembimbing) 2.Prof. Ir. Renanto Handogo, MS. PhD (Penguji I) 3.Ir. Ignatius Gunardi, MT (Penguji II) 4.Ir. Farid Effendi, M.Eng (Penguji III) SURABAYA JANUARI, 2009

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan kesempatan, kemampuan, serta nikmat dan ridho-Nya kepada kami untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul Studi Kinetika Reaksi Pembuatan Asam Klorida dari Garam Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan S1 di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Dalam menyelesaikan Skripsi ini, kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA, selaku Kepala Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi ini. 2. Para Dosen Penguji atas masukan dan saran untuk skripsi kami, Bapak Prof. Dr. Ir. Renanto Handogo, MS.PhD, Bapak Ir. Farid Effendi, M.Eng dan Bapak Ir. Ignatius Gunardi, MT 3. Bapak Dr. Ir. Tri Widjaja, M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS. 4. Orang tua tercinta atas semua pengorbanan, doa, motivasi, kesabaran, kasih sayang yang tiada henti, serta semuanya yang ternilai dalam penyelesaian Skripsi ini. 5. Saudara-saudaraku dan semua orang yang aku sayangi. Terima kasih untuk doa, motivasi dan semuanya. 6. Rekan-rekan Laboratorium Teknik Reaksi Kimia, terima kasih atas bantuannya dalam penyelesaian Skripsi ini. 7. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satupersatu yang telah turut membantu demi kelancaran penyelesaian Skripsi ini.

iv

Kami menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Surabaya, 21 Januari 2009

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul Lembar Pengesahan ........... ................................ Abstrak.... .................................... Abstract............................................................................ Kata Pengantar ................................................................ Daftar Isi .......................................................................... Daftar Gambar ................................................................. Daftar Tabel .................................................................... Daftar Notasi ................................................................... BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang .............................. I.2 Perumusan Masalah .................. I.3 Tujuan Penelitian ...................... I.4 Manfaat Penelitian .................... BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Hydrochloric Acid (HCl)............... II.2 Proses Pembuatan Asam Klorida..................... II.3 Properti Natrium Klorida / Garam.................... II.4 Properti Asam Sulfat........................................ II.5 Rate Kinetika Pembuatan Asam Klorida......... II.6 Pengertian Energi Aktivasi.............................. II.7 Metode Analisa................................................. 5 7 9 9 11 14 15 1 3 4 5 i ii iii iv vi viii ix x

vi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN III.1 Bahan bahan yang Digunakan ......... III.2 Peralatan yang Digunakan................... III.3 Variabel Penelitian ......................... III.4 Prosedur Penelitian ..................... III.5 Diagram Pelaksanaan Penelitian ........... III.6 Gambar Peralatan............................ BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Suhu Reaksi terhadap Rate Pembuatan HCl............................................ IV.2 Pengaruh Konsentrasi H2SO4 terhadap Rate Pembuatan HCl............................................. IV.3 Perhitungan Energi Aktivasi.............. IV.4 Asam Klorida yang dihasilkan....................... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................ V.1 Kesimpulan..................................................... V.2 Saran............................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 47 47 35 38 42 27 19 19 19 19 20 24

vii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grafik Profil Energi Aktivasi...................................... Gambar 3.1 Skema Persiapan Bahan ............................................. Gambar 3.2 Skema Persiapan Alat ................................................ Gambar 3.3 Skema Tahap Penelitian ............................................. Gambar 3.4 Gambar Peralatan Proses ........................................... Gambar 3.5 Susunan Alat Titrasi..................................................... Gambar 4.1.1 Grafik antara log10CA terhadap log10(dCA/dt) pada konsentrasi 13 M.................................................... Gambar 4.1.2 Grafik antara log10CA terhadap log10(dCA/dt) pada konsentrasi 10 M.................................................... Gambar 4.1.3 Grafik antara log10CA terhadap log10(dCA/dt) pada konsentrasi 7 M.................................................... Gambar 4.1.4 Grafik antara log10CA terhadap log10(dCA/dt) pada 50oC dan konsentrasi 4 M...................................... Gambar 4.1.5 Grafik pengaruh suhu reaksi terhadap konstanta laju reaksi pembentukan HCl................................ Gambar 4.2.1 Grafik pengaruh konsentrasi H2SO4 reaksi terhadap konstanta laju reaksi pembentukan HCl................. Gambar 4.3.1 Grafik Profil Energi Aktivasi.................................... Gambar 4.3.2 Grafik antara ln k vs 1/T untuk konsentrasi H2SO4 13M 14 20 21 22 24 25 29 30 31 32 34

36 38 39

viii

Gambar 4.3.3 Grafik antara ln k vs 1/T untuk konsentrasi H2SO4 10M. Gambar 4.3.4 Grafik antara ln k vs 1/T untuk konsentrasi H2SO4 7M Gambar 4.3.5 Grafik antara ln k vs 1/T untuk konsentrasi H2SO4 4M................................................................... Gambar 4.4.1 Grafik antara Cp(%) vs t(menit) untuk konsentrasi H2SO4 13 M dan T = 80C.................................... Gambar 4.4.2 Grafik antara Cp(%) vs t(menit) untuk konsentrasi H2SO4 10 M dan T = 80C.................................... Gambar 4.4.3 Grafik antara Cp(%) vs t(menit) untuk konsentrasi H2SO4 7 M dan T = 80C....................................... Gambar 4.4.4 Grafik antara Cp(%) vs t(menit) untuk konsentrasi H2SO4 4 M dan T = 80C......................................

39 40 40 42 43 44 45

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Garam ..................................................... Tabel 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi....................... Tabel 4.2 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi............ Tabel 4.3 Energi aktivasi pada berbagai konsentrasi H2SO4......

7 33 35 41

DAFTAR NOTASI Notasi -rA CA CB k k0 n t E R BM Keterangan Laju reaksi Konsentrasi H2SO4 Konsentrasi NaCl konstanta laju reaksi Konstanta Arrhenius Orde reaksi waktu Energi aktivasi Konstanta Ideal gas Law Berat molekul Satuan M/m3.s mol/liter mol/liter menit1.(mol/liter)1-n mol/liter.menit sekon J/mol
J/mol.K, cal/mol.K, lit.atm/mol.K

gram/mol

xi

BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, di daratan berupa mineral-mineral, logam-logam, serta flora dan faunanya juga yang di perairannya. Luas perairan laut Indonesia 2/3 luas daratannya sehingga memiliki potensi yang besar untuk menghasilkan garam dari air laut tersebut. Garam, atau secara kimia dikenal dengan natrium Klorida atau Sodium klorida dengan rumus kimia NaCl, mungkin telah ada sejak awal waktu geologi, dan mungkin telah menjadi hal yang sangat penting secara langsung dalam tahaptahap evolusi kehidupan manusia. Garam dapur atau natrium klorida atau NaCl. Zat padat berwarna putih yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisasi HCl dengan NaOH berair. NaCl nyaris tak dapat larut dalam alkohol , tetapi larut dalam air sambil menyedot panas, perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal, suatu garam yang tak mengandung hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur. Larutan-larutan berair dari garam normal tidak selalu netral terhadap indikator semisal lakmus. Produksi garam nasional pada 2004 mencapai 1,38 juta ton. Produksi tahun 2003 itu merupakan produksi tertinggi selama satu dekade panen terakhir, karena lamanya musim kemarau sehingga masa panennya juga semakin panjang. Namun, tahun ini, dengan curah hujan yang lebat dan lamanya musin penghujan produksi garam produksi diperkirakan akan turun. Meskipun demikian, biarpun ada penurunan produksi, stok garam saat ini masih mencukupi kebutuhan nasional. Saat ini kebutuhan garam konsumsi mencapai 1,2 juta ton per tahun. Dengan perkiraan produksi 1,2 juta ton, maka kebutuhan itu akan terpenuhi. (Sumber : Tempointeraktif, Senin, 24 Januari 2005)

2
Produksi garam di Indonesia kebanyakan dilakukan dengan cara tradisional, yaitu pada petak-petak penggaraman dimana air laut di uapkan secara berulang-ulang sampai kondisi larutan garam menjadi jenuh dan mengkristal. Cara ini menyebabkan kualitas garam yang dihasilkan masih berada di bawah standar, disebabkan adanya impuritis yang terikut dalam kristal tersebut. Jauh sebelumnya, Kabupaten Sampang sebenarnya telah dinyatakan sebagai daerah penghasil garam terbesar se Indonesia. Ini didasarkan pada data sensus Disperindag Jatim tahun 2006/2007. Dari data itu dijelaskan bahwa luas lahan garam yang ada di Sampang mencapai 4200 Ha dengan produksi garam ratarata 320 ribu ton/tahun. Itu artinya 38 persen produksi garam nasional berasal dari Kabupaten Sampang. Terdapat tujuh daerah kecamatan se Kabupaten Sampang yang selama ini dikenal memiliki lahan garam terbesar. Yakni Kota Sampang, Torjun, Sreseh, Pangarengan, Jrengik, Camplong dan Kecamatan Banyuates. Rata-rata mereka menyalurkan produksi garam ini melalui dermaga khusus yang ada di desa Pangarengan. Tetapi kondisi dermaga yang jauh dari kata memadai, akhirnya memperlambat dan menganggu kelancaran bongkar-muat garam. Produksi garam yang cukup melimpah ternyata juga menjadi pemikiran tersendiri bagi para petani garam di Sampang. Tidak hanya dari segi kuantitas, kualitas produk pun sekarang turut pula ditingkatkan oleh petani setempat. ( Sumber: Jawa Pos, Senin, 21 Juli 2008 ) Selama ini garam sebagian besar hanya digunakan sebagai kebutuhan rumah tangga yaitu sebagai bumbu dapur atau penyedap masakan. Petani garam ini sangat banyak dan harga garam ini sangat murah, karena itu banyak digunakan pada industri-industri sebagai bahan baku yang bertujuan selain membantu perekonomian para petani garam juga bertujuan untuk meningkatkan nilai guna garam itu sendiri.

3
Kebutuhan akan HCl yang semakin meningkat mengakibatkan produksi HCl yang besar, untuk memproduksi HCl dengan biaya yang paling ekonomis dapat digunakan garam sebagai bahan bakunya. Pembuatan HCl dari garam merupakan salah satu upaya peningkatan nilai guna dari garam tersebut. Penggunaan asam klorida di lingkungan industri cukup banyak, yaitu pada pembuatan chlorides ( Cl2 ), untuk melarutkan logam, regenerasi ion-exchanger pada proses pengolahan limbah, dan lain-lain. Saat ini penelitian tentang pembuatan asam klorida (HCl) dari garam masih terbatas dan kinetika reaksi pembuatan asam klorida kurang memiliki data- data mengenai faktor yang mempengaruhi reaksi seperti suhu dan konsentrasi terbaik. Jika data data mengenai faktor faktor tersebut diperoleh maka dapat meningkatkan efisiensi reaksi dan meningkatkan kualitas asam klorida. Oleh karena itu dilakukan studi mengenai kinetika reaksi antara asam klorida dari garam dengan asam sulfat dengan pengaruh suhu reaksi dan konsentrasi asam sulfat. I.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh suhu reaksi terhadap laju reaksi pembentukan HCl 2. Bagaimana pengaruh dari konsentrasi H2SO4 terhadap laju reaksi pembentukan HCl 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini mempunyai beberapa batasan masalah yaitu: 1. Bahan baku yang digunakan adalah garam nasional dan H2SO4 2. Kinetika yang akan dipelajari adalah orde reaksi dan harga konstanta laju reaksi 3. Analisa konsentrasi asam klorida (HCl) dengan menggunakan metode titrasi asam basa

4
I.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mempelajari pengaruh suhu reaksi terhadap laju reaksi pembentukan HCl. 2. Mempelajari pengaruh dari konsentrasi H2SO4 terhadap laju reaksi pembentukan HCl. 3. Mempelajari kinetika pembuatan asam klorida dengan bahan baku garam dan asam sulfat serta proses absorbsi asam klorida sebagai produknya. 4. Menentukan energi aktivasi reaksi yang terjadi. I.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah memperoleh kondisi yang terbaik dari rate pembuatan HCl (asam klorida) dengan bahan baku garam dan asam sulfat dari data data kinetika pembuatan asam klorida sehingga dapat meningkatkan kualitas asam klorida serta meningkatkan nilai guna dari produksi garam nasional yang digunakan.

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Kebutuhan akan HCl semakin meningkat dengan banyaknya industri industri yang menggunakan HCl sebagai bahan baku, seperti industri Cloride (Cl2), untuk melarutkan logam, regenerasi ion-exchanger pada proses pengolahan limbah, dan lain-lain. Sehingga mengakibatkan produksi HCl yang besar, untuk memproduksi HCl dengan biaya yang paling ekonomis dapat digunakan garam sebagai bahan bakunya. Pembuatan HCl dari garam merupakan salah satu upaya peningkatan nilai guna dari garam tersebut. II.1 Pengertian Hydrochloric Acid (HCl) Hydrochloric acid atau yang juga disebut asam klorida merupakan larutan tidak berwarna atau bening bila murni, berwarna kuning jika ada kandungan besi, bersifat korosif hampir semua logam tetapi dalam bentuk anhydrous bersifat tidak korosif. (Kirk Othmer, vol.11) Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif. Asam klorida merupakan zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal sejarah, dan ditemukan oleh Alkimiawan Jabir ibn Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu bertuah, dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern. Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi produksi

6
massal senyawa kimia organik, seperti vinil klorida untuk plastik PVC, dan MDI/TDI untuk poliuretan, dan kegunaan kecil lainnya, seperti produksi gelatin dan bumbu masakan lainnya, dan pemrosesan kulit. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap tahunnya. (Sumber: Wikipedia.com) Sifat fisika dari Hydrochloric acid ini yaitu: Berat molekul : 36,5 Titik didih (pada 760 mmHg) : -85,034 oC Titik beku (pada tekanan saturasi) : -114,19 oC Tekanan kritis : 81,5 atm Suhu kritis : 51,4 oC Volume kritis : 118 cm3/gmol o Densitas gas, (20 C) : 0,001526 g/ml o (25 C) : 0,001500 g/ml Viskositas gas, (0 oC) (20 oC) (100 oC) Larut dalam air (pada 0 C) (pada 60 oC)
o

: 0,2389 cP : 0,0107 cP : 0,01822 cP : 82,31/100gramH2O : 56,1/100 gram H2O

(Perry, R.H. Chemical Engineers Handbook: 3-20) Penggunaan asam klorida di lingkungan industri cukup banyak, yaitu pada pembuatan chlorides (Cl2), untuk melarutkan logam, regenerasi ion-exchanger pada proses pengolahan limbah, dan lain-lain. Industri asam klorida dapat dibuat dengan menggunakan bahan baku garam. common salt (NaCl) banyak terdapat di daerah perairan, hampir di seluruh wilayah Indonesia. Garam ini kemudian diolah untuk membuat asam klorida. Garam, atau secara kimia dikenal dengan natrium Klorida atau Sodium klorida dengan rumus kimia NaCl, mungkin telah ada sejak awal waktu geologi, dan mungkin telah menjadi hal yang sangat penting secara langsung dalam tahaptahap evolusi kehidupan manusia.

7
Produksi garam di Indonesia kebanyakan dilakukan dengan cara tradisional, yaitu pada petak-petak penggaraman dimana air laut di uapkan secara berulang-ulang sampai kondisi larutan garam menjadi jenuh dan mengkristal. Cara ini menyebabkan kualitas garam yang dihasilkan masih berada di bawah standar, disebabkan adanya impuritis yang terikut dalam kristal tersebut. Tabel 2.1 Komposisi Garam Komponen % berat ClSO4 CaO MgO 40,00 0,28 0,13 2,75

Garam dari PT. Garam II.2 Proses Pembuatan Asam Klorida Ada empat proses utama yang digunakan secara komersil untuk memproduksi hydrogen chloride dan hydrochloric acid yaitu: (1) salt-sulfuric acid process, (2) Hargreaves process, (3) synthetic or thermal process, (4) byproduct of organic chlorinations. Biasanya dua atau lebih dari proses tersebut digunakan pada setiap industri besar di suatu negara di dunia. Salt (NaCl) dan sulfuric acid akan bereaksi menjadi hydrogen chloride dan acid sulfate (NaHSO4), dengan temperatur sekitar 300 oF, atau menjadi normal sulfate (Na2SO4), temperaturnya sekitar 1000-1100 oF. Reaksi endotermis seperti di bawah ini: NaCl + H2SO4 NaHSO4 + HCl NaCl + NaHSO4 Na2SO4 + HCl Na2SO4 + 2 HCl 2 NaCl + H2SO4

8
Temperatur biasanya dijaga tetap di bawah 1200 F agar tidak menghasilkan produk yang seharusnya tidak terbentuk. ( Kirk Othmer, vol. 11, hal:310 ) Dalam industri asam klorida sangat banyak digunakan misalnya membersikan karat dari logam, menetralkan sifat basa pada berbagai proses. Asam klorida juga biasanya digunakan dalam industri kosmetik. Asam klorida dalam industri biasanya dihasilkan dalam konsentrasi yang rendah dimana konsentrasi dari asam sendiri adalah 0,1 mol/L. Ada beberapa metode yang dipakai untuk menghasilkan asam klorida,antara lain sebagai berikut : 1. Sintesis dari element : H2 + Cl2 2HCl 2. Reaksi dari natrium sufat dan asam sulfat NaCl + H2SO4 NaHSO4 + HCl NaCl + NaHSO4 Na2SO4 + HCl 2NaCl + H2SO4 Na2SO4 + 2HCl 3. Dari hasil produk samping dari produksi dichloromethane, trichloroethylene, perchloroethylene, atau vinyl chloride. C2H4 + Cl2 C2H4Cl2 C2H4Cl2 C2H3Cl + HCl 4. Dari proses metal treatment pada suhu dekomposisi dari padatan hidrat metal klorida : 2FeCl3 . 6H2O H Fe2O3 + 3H2O + 6HCl 5. Dari proses incineration air organik klorida : C4H6Cl2 + 5 O2 4CO2 + 2H2O + 2HCl 6. Dari proses hydrolysis Friedel Crafts katalis : AlCl3 + 3H2O Al(OH)3 + 3HCl ( Ullman, vol.17 ) II.3 Properti Natrium Klorida / Garam Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling mempengaruhi salinitas laut dan

9
cairan ekstraselular pada banyak organisme multiselular. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan. Sifat fisika dan sifat kimia NaCl: Sifat fisika : Berat molekul Titik didih Titik leleh Spesifik gravity Larut dalam air : : : : : : 58,45 1413 oC 800,4 oC 2,163 35,79/100 gram 39,8 gram

(pada 0 oC) (pada 100 oC)

( Perry, R.H. Chemical Engineers Handbook : 3-20 ) Sedangkan sifat kimia yang dimiliki adalah tidak berwarna atau putih, berbentuk kristal kubik higroskopik, larut dalam glycerol, sangat larut dalam alkohol, memiliki pH 6,7 7,3. ( Lewis, Richard.J, Hawleys Condensed Chemical Dictionnary: 1012 )

Garam dapur atau natrium klorida atau NaCl. Zat padat berwarna putih yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisasi HCl dengan NaOH berair. NaCl nyaris tak dapat larut dalam alkohol , tetapi larut dalam air sambil menyedot panas, perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal, suatu garam yang tak mengandung hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur. Larutan-larutan berair dari garam normal tidak selalu netral terhadap indikator semisal lakmus.

10
II.4 Properti Asam Sulfat Asam sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan.Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia. Kegunaan utama termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak. Reaksi hidrasi (pelarutan dalam air) dari asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah kepada asam sulfat pekat, terjadi pendidihan. Senantiasa tambah asam kepada air dan bukan sebaliknya.

Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan agen pengering yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan kering. Apabila gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, ia membentuk H2S2O7. Ini dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum atau, jarangjarang sekali, asam Nordhausen. Di atmosfer, zat ini termasuk salah satu bahan kimia yang menyebabkan hujan asam Asam sulfat dipercayai pertama kali ditemukan di Iran oleh Al-Razi pada abad ke-9. ( Sumber: Wikipedia.com) Sifat Fisika dan sifat kimia asam sulfat yaitu: Sifat fisika : Berat molekul : 98,08 Titik didih : 338 oC Titik leleh : 10,49 oC Spesifik gravity : 1,8357 Larut dalam air (pada 0 oC) : (pada 60 oC) : ( Perry, R.H. Chemical Engineers Handbook : 3-20 )

Sebagian dari masalah ini disebabkan perbedaan isi padu kedua cairan. Air kurang padu dibanding asam sulfat dan cenderung untuk terapung di atas asam. Reaksi tersebut membentuk ion hidronium: H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4-

11
Sifat kimia : Sangat korosif, tak berwarna sampai coklat tua tergantung kemurniannya, tidak berbau, sangat reaktif, larut dengan air, melarutkan hampir semua logam.

( Lewis, Richard.J, Hawleys Condensed Chemical Dictionnary: 1012 )


II.5 Rate Kinetika Pembuatan Asam Klorida II.5.1 Reaksi Kimia Reaksi kimia adalah suatu reaksi antar senyawa kimia atau unsur kimia yang melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan dengan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Pada proses reaksi kimia biasanya terdapat dua jenis reaksi ditinjau dari tingkat perubahan energi , sebelum terjadi reaksi dan sesudah terjadi reaksi ( produk ). Yaitu reaksi endothermis adalah reaksi yang membutuhkan energi dari sekitar dan reaksi exothermis merupakan reaksi yang mengeluarkan energi. Ciri ciri reaksi kimia : 1. Terbentuknya endapan 2. Terbentuknya gas 3. Terjadinya perubahan warna 4. Terjadinya perubahan suhu atau temperatur II.5.2 Kecepatan Reaksi Ada beberapa hal yg mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain : 1. Temperatur Suatu reaksi kimia dapat berlangsung jika ada energi yang cukup untuk reaksi. Energi ini dapat berupa kerja dari luar atau panas. Secara umum reaksi kimia akan berlangsung semakin cepat jika suhu dinaikkan. Pada umumnya pada penambahan suhu sebesar 10oC maka kecepatan reaksinya akan menjadi dua kali kecepatan reaksi semula, sehingga reaksi pada

12
suhu kamar akan berjalan lambat, dan akan berlangsung cepat jika dilakukan pada suhu yang tinggi. 2. Konsentrasi reaktan Konsentrasi adalah faktor yang sangat penting dalam reaksi kimia. Secara umum kecepatan reaksi kimia adalah fungsi dari konsentrasi. Makin besar konsentrasi dari reaktan maka semakin besar pula kecepatan reaksinya, hal ini disebabkan karena jumlah molekul yang berinteraksi bertambah besar seiring dengan besarnya konsentrasi larutan. Perlu diingat, bahwa hal ini tidak berlaku untuk reaksi orde nol, dimana penambahan konsentrasi tidak berpengaruh terhadap kecepatan reaksi. Seperti yang tertera di atas bahwa kecepatan reaksi dinyatakan sebagai pengurangan konsentrasi reaktan per satuan waktu, dan kecepatan tersebut dinyatakan sebagai fungsi konsentrasi. 3. Sifat zat yang bereaksi Cepat atau lambatnya reaksi kimia sangat ditentukan oleh sifat zat yang bereaksi. Ada zat yang sangat reaktif, sehingga reaksinya sangat cepat, misalnya reaksi antara logam natrium dengan air, ada juga reaksi yang berlangsung sangat lambat seperti penguraian karbohidrat oleh bakteri. Jenis reaktan yang mempunyai sifat polar dan non polar mempengaruhi sifat reaktan itu sendiri yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi. Misal reaksi antara pembakaran alkohol adalah reaksi yang cepat, sedangkan reaksi pengkaratan besi merupakan proses reaksi yang lambat. Sifat reaktifitas suatu zat kimia ditentukan oleh jenis ikatan kimia senyawa tersebut. Ikatan kimia dipengaruhi oleh susunan terluar elektron unsur pembentuk senyawa. Semakin stabil ikatan kimia suatu senyawa, maka makin tidak reaktif zat kimia tersebut, dan sebaliknya juga. Reaksi kimia juga berhubungan dengan pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan baru, maka pemutusan ikatan merupakan hal yang sangat berpengaruh pada sifat reaktifitas suatu zat.

13
4. Luas permukaan Semakin besar luas permukaan dari molekul reaktan, semakin besar pula kecepatan reaksi. Ini disebabkan karena semakin luas permukaan molekul maka semakin besar kesempatan dari molekul untuk berinteraksi antar molekul. 5. Katalis Katalis merupakan zat yang ditambahkan dalam suatu reaksi kimia dengan tujuan untuk mempercepat ataupun memperlambat reaksi kimia, tetapi tidak ikut bereaksi. Katalis yang dapat mempercepat reaksi kimia disebut katalis positif (katalis), sedangkan yang memperlambat reaksi kimia disebut inhibitor. Adanya katalis akan menaikkan kecepatan reaksi karena katalis dapat menurunkan energi aktivasi yang dapat menghalangi jalannya reaksi. II.5.3 Kinetika Reaksi Pembentukan HCl Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : NaCl + H2SO4 NaHSO4 + HCl 300 oF .... (1) o NaCl + NaHSO4 Na2SO4 + HCl 1000-1100 F ...(2) Karena suhu reaksi penelitian terjadi sekitar < 100 oC maka dianggap reaksi (1) yang terjadi. Persamaan kinetika reaksi yang berlangsung yaitu :

rA =

dC A dC = B = kC A C B dt dt

.(1)

dimana : CA = Konsentrasi H2SO4 CB = Konsentrasi NaCl = konstan Karena NaCl padatan dan diberikan berlebih dan CB dianggap konstan maka:

rA = kC A C B = (kC B 0 )C A = k ' C A
dimana : k = kC B 0
'

.............(2)

( Levenspiel, hal 123 ) Menentukan orde reaksi ke-n dari data di atas :

14
rA = dC A n = k ' [C A ] dt
..(3)

Dijadikan logaritma :

C A log10 = log10 k '+ n log10 [C Arata rata ] .(4) t intercept


slope

Dimana, k dan n adalah intercept dan slope yang dapat di evaluasi dari data penelitian. II.6 Pengertian Energi Aktivasi Energi aktivasi adalah suatu energi minimum yang dibutuhkan agar reaksi kimia tertentu dapat terjadi. Energi aktivasi berpengaruh pada rate reaksi ( cepat atau lambat reaksi berlangsung ). Contoh yang sederhana adalah reaksi exothermal yang digambarkan seperti di bawah ini:

Gambar 2.1 Grafik Profil Energi Aktivasi Jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang lebih rendah dari energi aktivasi, tidak akan terjadi reaksi dan akan kembali ke keadaan semula. Hanya tumbukan yang memiliki energi sama atau lebih besar dari aktivasi energi yang dapat menghasilkan terjadinya reaksi.

15
II.7 Metode Analisa Metode yang digunakan untuk analisa H2SO4 dan HCl berupa metode titrasi asam-basa. Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi (titrasi asam basa) yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan asambasanya. Apabila larutan tersebut merupakan larutan asam maka harus diberikan basa sebagai larutan ujinya, begitu pula sebaliknya. Pemilihan tersebut merupakan metode yang paling sederhana dan sudah banyak digunakan dalam laboratorium maupun industri. Dalam metode titrasi asambasa, larutan uji (larutan standar) ditambahkan sedikit demi sedikit (secara eksternal), biasanya dari dalam buret, dalam larutan yang konsentrasinya diketahui. Penambahan larutan standar ini diteruskan sampai telah dimasukan yang secara kimia setara dengan larutan yang diuji. Apabila telah mencapai kesetaraan maka dikatakan telah mencapai titik kesetaraan (titik ekuivalensi ) dari titrasi itu. Untuk mengetahui kapan penambahan larutan standar itu harus dihentikan, digunakan suatu zat yang biasanya berupa larutan, yang disebut larutan indikator yang ditambahkan dalam larutan yang diuji sebelum penetesan larutan uji dilakukan. Larutan indikator ini menanggapi muculnya kelebihan larutan uji dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat tepat pada titik kesetaraan (ekuivalensi). Titik dalam titrasi asam basa pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Umumnya larutan uji adalah larutan standar elektrolit kuat, seperti natrium hidroksida dan asam klorida. Jadi apabila larutan yang diuji bersifat basa maka digunakan larutan uji ( larutan standar ) asam, dan dalam hal ini asam klorida, begitu pula sebaliknya. Garam adalah hasil reaksi antara asam dan basa. Proses proses ini disebut reaksi netralisasi. Jika sejumlah asam dan basa murni yang ekuivalen dicampur, dan larutannya diuapkan, suatu zat kristalin tertinggal, yang tidak mempunyai ciri ciri

16
khas suatu asam ataupun basa. Zat zat ini dinamakan garam oleh ahli ahli kimia jaman dulu. Jika reaksi dinyatakan sebagai interaksi molekul molekul. HCl + NaOH NaCl + H2O
asam basa garam

Pembentukan garam seakan akan merupakan hasil dari suatu proses kimia sejati. Tetapi ini sebenarnya tidak tepat. Bahwa baik asam ( kuat ) maupun basa ( kuat ), serta pula garam hampir sempurna berdisosiasi dalam larutan, HCl H+ + ClNaOH Na+ + OHNaCl Na+ + ClSedangkan air yang tarbentuk dalam proses ini hampir hampir tidak berdisosiasi sama sekali. Karena itu lebih tepat untuk menyatakan reaksi netralisasi sebagai penggabungan ion ion secara kimia : H+ + Cl- + Na+ + OHNa+ + Cl- + H2O ( Vogel, 29) Dalam penentuan nilai konsentrasi ini pada umumnya dilakukan secara manual, dimana larutan yang hendak dicari konsentrasinya, dimasukan dalam gelas uji, kemudian volume larutan ini ditetapkan. Dari nilai pH larutan yang akan diuji, ditentukan titrasinya dan larutan indikatornya. Apabila asam maka titrasinya basa atau larutan uji/standarnya basa, begitu pula sebaliknya. Apabila prosedur diatas dipenuhi maka pada gelas uji yang telah berisi larutan indikator dan larutan yang diuji ( dicari nilai konsentrasinya ), ditetesi larutan uji yang telah diketahui nilai konsentrasinya sedikit demi sedikit hingga terjadi perubahan warna. Apabila terjadi perubahan warna maka penetesan dihentikan. Kemudian nilai konsentrasi larutan yang diuji dicari dari persamaan sistem kesetaraan, yaitu : M2 = ( M1 x V1 ) / V2 Dimana : M1 = Molaritas zat uji M2 = Molaritas zat yang diuji

17
V1 = Volume zat uji yang diteteskan sampai terjadi perubahan warna (ml) V2 = Volume zat yang di uji (ml)

18

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


III.1 Bahan-bahan yang Digunakan Bahan-bahan yang digunakan yaitu: 1. Garam 2. H2SO4 3. Aquades III.2 Peralatan yang Digunakan Alat-alat yang digunakan yaitu: 1. Labu leher tiga 1000 ml 2. Botol kaca penampung 3. Pemanas + kontrol 4. Buret + statip 5. Kondensor 6. Erlenmeyer 7. Neraca analitik 8. Gelas arloji 9. Labu takar 100 ml 10. Gelas ukur 100 ml 11. Pipet ukur 100 ml 12. Pipet ukur 1 ml 13. Pipet tetes 14. Thermometer 15. Karet penghisap III.3 Variabel Penelitian III.3.1 Variabel Tetap 1. NaCl 100 gr III.3.2 Variabel Berubah 1. Konsentrasi asam sulfat 13M, 10M, 7M, dan 4M 2. Suhu reaksi 50oC, 60oC, 70oC, 80oC

19

20
III.4 Prosedur Penelitian III.4.1 Tahap Persiapan : a. Persiapan Bahan : 1. Mengambil dan menimbang garam yang dibutuhkan 2. Mengambil larutan H2SO4 b. Persiapan Alat : 1. Menyiapkan pemanas + kontrol 2. Memasangkan kondensor antara labu leher tiga dengan botol 3. Memasangkan selang sebagai penghubung seri antara botol satu dengan botol yang lainnya (4 botol) III.4.2 Tahap Penelitian : 1. Memasukkan garam ke dalam labu leher tiga 2. Menambahkan larutan H2SO4 ke dalam labu leher tiga yang sudah berisi garam tadi 3. Memanaskan larutan tersebut hingga mencapai suhu sesuai dengan variabelnya 4. Menampung uap HCl ke dalam botol yang sudah berisi aquades III.5 Flowchart Pelaksanaan Penelitian III.5.1 Tahap Persiapan : a. Persiapan Bahan

Mengambil dan menimbang garam yang dibutuhkan Mengambil larutan H2SO4


Gambar 3.1 Skema Persiapan Bahan

21
b. Persiapan Alat

Menyiapkan pemanas + kontrol

Merangkai alat seperti gambar

Memasangkan selang sebagai penghubung seri antara botol yang satu dengan botol lainnya
Gambar 3.2 Skema Persiapan Alat III.5.2 Tahap Penelitian :

Mulai

Memasukkan garam ke dalam labu leher tiga

22

Menambahkan larutan H2SO4 ke dalam labu leher tiga yang sudah berisi garam tadi

Memanaskan suhu hingga mencapai suhu sesuai dengan variabelnya

Analisa Sampel

Menampung uap HCl ke dalam botol yang sudah berisi aquades

Analisa Asam klorida ( HCl )

Selesai
Gambar 3.3 Skema Tahap Penelitian

23
III.5.3 Prosedur Analisis : 1. Analisa H2SO4 : i. Masukkan 1 ml larutan H2SO4 dari labu leher tiga ke dalam erlenmeyer ii. Tambahkan 9 ml aquadest iii. Tambahkan 3-4 tetes indikator PP (warna berubah dari bening menjadi orange kecokelatan) iv. Titrasi dengan larutan NaOH 0,01 N hingga warna orange kecokelatan menjadi bening lagi v. Mengulangi ke 4 tahap diatas untuk 1 ml larutan H2SO4 yang di ambil tiap 3 menit selama 18 menit 2. Analisa HCl : i. Masukkan 10 ml larutan HCl yang di dapatkan ( dalam botol penampung ) dari reaksi NaCl dan H2SO4 ke dalam 4 erlenmeyer ii. Tambahkan 3-4 tetes indikator PP (usahakan sama untuk ke 4 erlenmeyer) iii. Titrasi dengan larutan NaOH 0,01 N hingga warnanya berubah dari bening menjadi merah muda iv. Mengulangi ke 3 tahap diatas untuk 10 ml larutan HCl yang di ambil tiap 3 menit selama 18 menit

24
III.6 Gambar Peralatan III.6.1 Gambar Alat Penelitian 5

4 6

3 2 7 1

Gambar 3.4 Gambar Peralatan Proses Keterangan : 1. Pemanas + kontrol 2. Panci pemanas 3. Labu leher tiga 4. Thermometer 100oC 5. Pengaduk 6. Kondensor 7. Botol kaca penampung

25
III.6.2 Gambar Alat Titrasi

Buret Klem Statip

Labu erlenmeyer Gambar 3.5 Susunan alat titrasi

26

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Adapun prosedur dari penelitian ini adalah menimbang garam sebanyak 100 gram, kemudian menyiapkan botol penampung yang berisi aquadest serta menyiapkan alat pemanas. Mengambil H2SO4 sebanyak 200 ml dengan konsentrasi yang berbeda sesuai dengan variabel yang ditetapkan yaitu 13M, 10M, 7M, dan 4M. Setelah peralatan dan bahan sudah siap kemudian memulai proses reaksi yaitu dengan memasukkan garam 100 gram lalu menambahkan H2SO4 dengan suhu sesuai variabel yaitu 80C, 70C, 60C,dan 50C. Kemudian mengambil sampel tiap 3 menit selama 18 menit, lalu menganalisa dengan metode titrasi. Dalam penelitian terjadi proses absorbsi, dimana proses absorbsi adalah suatu metode yang digunakan untuk pemisahan gas terlarut dalam liquid. Gas yang diabsorb dalam penelitian adalah asam klorida (HCl), asam klorida (HCl) ini dihasilkan dari reaksi antara natrium klorida (NaCl) dengan asam sulfat (H2SO4) yang sudah ditampung dalam empat botol yang berisi aquades dua liter serta dipasang secara seri. Dari penelitian kinetika reaksi pembuatan asam klorida yang telah dilakukan dengan menggunakan bahan baku garam didapatkan hasil seperti uraian di bawah ini: IV.1 Pengaruh Suhu Reaksi terhadap Rate Pembuatan HCl Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh suhu terhadap laju reaksi pembuatan HCl. Dalam penelitian ini dianggap yang mempengaruhi laju reaksi hanya satu komponen saja. Hal ini disebabkan komponen reaktan yang lain (garam) jumlahnya berlebih dan berupa padatan sehingga dianggap konstan selama reaksi berlangsung. Komponen yang mempengaruhi laju reaksi hanya konsentrasi H2SO4. Untuk menetukan konstanta laju reaksi (k) dan orde reaksi (n) pada pembuatan asam klorida (HCl) diketahui dari persamaan yang di dapat dari grafik hubungan antara log10CA

27

28
dan log10(dCA/dt). Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: H2SO4 (l) + NaCl (s) HCl (l) + NaHSO4 (CA) (CP) Karena reaksi diatas adalah reaksi padat cair maka model yang digunakan shrinking core model. Namun dalam hal ini perpindahan massa diabaikan karena ukuran garam yang sangat kecil. Sehingga yang di tinjau hanya kinetika reaksinya saja. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode differensial dari persamaan :

rA =

dC A n = k ' [C A ] dt

.....(1)

C A log10 = log10 k '+ n log10 [C A rata rata ] (2) t intercept slope

Berikut ini merupakan grafik yang dipengaruhi suhu reaksi dan konsentrasi H2SO4 terhadap laju rate pembuatan HCl. Dimana dCA/dt = dCP/dt atau rA = rP.

29
# Konsentrasi 13 M Suhu 50 oC, 60oC , 70oC , dan 80oC
Untuk H2SO4 13 M
-3.750 log 10 (-dC A/dt)
suhu 80 oC suhu 70 oC suhu 60 oC

-4.000 y = 2.5685x - 2.6528 R2 = 0.8445

suhu 50 oC Linear (suhu 80 oC) Linear (suhu 70 oC) Linear (suhu 60 oC)

-4.250

-4.500 -0.700

-0.650

-0.600 log10 CA

-0.550

-0.500

Linear (suhu 50 oC)

Gambar 4.1.1 Grafik antara log10CA terhadap log10(dCA/dt) pada konsentrasi 13M Harga konstanta laju reaksi dapat ditentukan dari intersept pada grafik log10CA terhadap log10(dCA/dt). Pada gambar 4.1.1 untuk suhu tertinggi 80oC harga konstanta laju reaksi sebesar 0.00222 sedangkan suhu terendah 50oC harga konstanta laju reaksi sebesar 0.00141. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu reaksi maka semakin besar konstanta laju reaksinya. Sehingga harga konstanta laju reaksi berbanding lurus dengan temperatur.

30
# Konsentrasi 10 M Suhu 50 oC, 60oC , 70oC , dan 80oC
Untuk H 2SO4 10 M
-3.750 log10 (-dC A/dt)
suhu 80 oC suhu 70 oC suhu 60 oC

-4.000

suhu 50 oC Linear (suhu 80 oC)

-4.250

y = 2.5651x - 2.6872 R2 = 0.7902 -0.700 -0.650 -0.600 -0.550 -0.500

Linear (suhu 70 oC) Linear (suhu 60 oC) Linear (suhu 50 oC)

-4.500 -0.750

log10 CA

Gambar 4.1.2 Grafik antara log10CA terhadap log10(dCA/dt) pada konsentrasi 10M Dari plot grafik log10(-dCA/dt) vs log10CA untuk konsentrasi yang 10 M terlihat bahwa k (konstanta laju reaksi) meningkat sesuai dengan temperatur. Artinya makin besar harga konstanta laju reaksi maka makin besar pula laju reaksinya. Oleh karena itu pada reaksi garam (NaCl) dan asam sulfat H2SO4 makin besar temperatur reaksi makin besar pula laju reaksinya. Dimana harga k untuk suhu terendah 50oC sebesar 0.00158 dan untuk suhu tertinggi 50oC sebesar 0.00205.

31
# Konsentrasi 7 M Suhu 50 oC, 60oC , 70oC , dan 80oC
Untuk H2SO4 7 M
-4.000 log 10 (-dC A/dt) y = 2.201x - 2.7142 R2 = 0.6369
suhu 80 oC suhu 70 oC suhu 60 oC

-4.250
suhu 50 oC

-4.500

Linear (suhu 80 oC) Linear (suhu 70 oC)

-4.750 -1.000

-0.900

-0.800

-0.700

-0.600

-0.500

Linear (suhu 60 oC) Linear (suhu 50 oC)

log10 CA

Gambar 4.1.3 Grafik antara log10CA terhadap log10(dCA/dt) pada konsentrasi 7M Pada konsentrasi 7 M H2SO4 harga konstanta laju reaksi masih memiliki kecenderungan untuk meningkat sesuai kenaikan temperatur. Dimana harga k untuk suhu terendah 50oC sebesar 0,00139 dan untuk suhu tertinggi 80oC sebesar 0.00193. Pada percobaan terlihat pada saat konsentrasi 7 M harga R2 kecil yang disebabkan karena kesulitan dalam menganalisa, dimana saat pengambilan sampel tiap tiga menit banyak kehilangan uap asam kloridanya (HCl), sehingga data yang didapat kurang akurat.

32
# Konsentrasi 4 M Suhu 50 oC, 60oC , 70oC , dan 80oC
Untuk H2SO4 4 M
suhu 80 oC

-3.750 log 10 (-dC A/dt) -4.000 -4.250 -4.500

y = 1.5334x - 2.7793 R2 = 0.6763

suhu 70 oC suhu 60 oC suhu 50 oC Linear (suhu 80 oC) Linear (suhu 70 oC)

-4.750 -1.700

Linear (suhu 60 oC)

-1.450

-1.200 log10 CA

-0.950

-0.700
Linear (suhu 50 oC)

Gambar 4.1.4 Grafik antara log10CA terhadap log10(dCA/dt) pada konsentrasi 4M Pada konsentrasi H2SO4 4 M harga konstanta laju reaksinya masih meningkat seiring dengan meningkatnya suhu dimana harga konstanta laju reaksi pada suhu terendah sebesar 0,00133 dan untuk suhu tertinggi sebesar 0,00166. Pada percobaan terlihat pada saat konsentrasi 4 M harga R2 kecil yang disebabkan karena meningkatnya tahanan perpindahan massa, dan dapat disebabkan juga karena kesulitan dalam menganalisa, dimana saat pengambilan sampel tiap tiga menit banyak kehilangan uap asam kloridanya (HCl), sehingga data yang didapat kurang akurat. Dari hasil plot grafik di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi dan temperatur yang semakin rendah nilai R2 yang didapatkan semakin kecil. R2 merupakan penyimpangan dari kondisi teoritisnya. Dimana secara teoritis konsentrasi semakin rendah maka kinetika reaksinya semakin baik. Penyimpangan tersebut disebabkan oleh dua hal yaitu disebabkan experimental error dan kesalahan model, namun jarang sekali jika disebabkan oleh kesalahan model. Untuk konsentrasi H2SO4 tertentu tahanan

33
perpindahan massanya meningkat sehingga perpindahan massa tidak dapat diabaikan dan model awal yang digunakan tidak sesuai. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa harga konstanta laju reaksi berbanding lurus dengan temperatur. Sehingga makin tinggi temperatur, makin besar pula konstanta laju reaksinya sesuai dengan persamaan Arrhenius. Adapun persamaan Arrhenius sebagai berikut: Dimana : konstanta laju reaksi (mol/m3)1-n s-1 konstanta Arrhenius (mol/m3) s-1 Energi Aktivasi Reaksi (J/mol) Konstanta ideal gas law = 8,314 J/mol.K = 1,987 cal/mol.K = 0,08206 lit.atm/mol.K Apabila semakin besar suhu dalam suatu reaksi, maka konstanta laju reaksi pembentukan asam klorida semakin bertambah, sehingga mengakibatkan rate pembentukan asam klorida juga semakin meningkat. Hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu dari suatu reaksi, partikel partikel yang bereaksi akan bergerak lebih cepat sehingga frekuensi tumbukan semakin besar. Dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini. = = = = Tabel 4.1 Pengaruh suhu terhadap konstanta laju reaksi Suhu Konsentrasi (oC) k n H2SO4 13 M 80 0.00222 2.5685 70 0.00181 2.2996 60 0.00157 2.1864 50 0.00141 2.0640

k = k o e Ea / RT

k k0 Ea R

34
10 M 80 70 60 50 80 70 60 50 80 70 60 50 0.00205 0.00171 0.00164 0.00158 0.00193 0.00165 0.00157 0.00139 0.00166 0.00146 0.00143 0.00133 2.5651 2.2686 2.1325 2.0378 2.2010 2.1204 1.8422 1.8225 1.5334 1.5683 1.328 1.1023

7M

4M

Pengaruh suhu reaksi terhadap konstanta laju reaksi pembentukan HCl


0.003 13 M 0.002 k 0.001 0.000 45 50 55 60 65 T ( C)
o

10 M 7M 4M

70

75

80

85

Gambar 4.1.5 Grafik pengaruh suhu reaksi terhadap konstanta laju reaksi pembentukan HCl Dari data yang telah ditabelkan dan di plotkan seperti gambar 4.1.5 diatas dapat dilihat bahwa makin besar suhu reaksi harga konstanta laju reaksi juga makin besar. Harga konstanta laju reaksi merupakan berbanding lurus terhadap suhu, oleh karena itu adanya kenaikan suhu reaksi mengakibatkan harga konstanta laju reaksinya menjadi semakin besar. Reaksi yang dilakukan pada temperatur tinggi, memberikan energi yang lebih

35
banyak ke dalam sistem dan menaikkan laju reaksi dengan adanya tumbukan yang lebih banyak antar reaktan. Selain itu alasan utama mengapa temperatur tinggi dapat menaikkan laju reaksi adalah lebih banyak partikel-partikel yang bertumbukan memiliki energi aktivasi yang cukup sehingga dapat membentuk ikatan baru. IV.2 Pengaruh Konsentrasi H2SO4 terhadap Rate Pembuatan HCl Tabel 4.2 Pengaruh konsentrasi terhadap konstanta laju reaksi Suhu ( C) 80
o

Konsentrasi H2SO4 (M) 13 10 7 4 13 10 7 4 13 10 7 4 13 10 7 4

k 0.00222 0.00205 0.00193 0.00166 0.00181 0.00171 0.00165 0.00146 0.00157 0.00164 0.00157 0.00143 0.00141 0.00158 0.00139 0.00133

n 2.5685 2.5651 2.2010 1.5334 2.2996 2.2686 2.1204 1.5683 2.1864 2.1325 1.8422 1.328 2.0640 2.0378 1.8225 1.1023

70

60

50

36
Pengaruh konsentrasi H2 SO4 terhadap konstanta laju reaksi pembentukan HCl
0.003 80oC 0.002
k

70oC 60oC 50oC

0.001 0.000 0 3 6 9 12 15

Konsentrasi H2SO4 (M)

Gambar 4.2.1 Grafik pengaruh konsentrasi H2SO4 reaksi terhadap konstanta laju reaksi pembentukan HCl Dari gambar 4.2.1 pada suhu 80C harga konstanta laju reaksi meningkat dari 0,00166 menjadi 0,00222. Hal yang sama juga terlihat pada suhu 70C. Pada saat konsentrasi H2SO4 terendah 4 M harga konstanta laju reaksinya sebesar 0,00146 kemudian meningkat seiring kenaikan konsentrasi H2SO4 menjadi 0,00181. Sedangkan pada suhu 60C terlihat pengaruh yang berbeda yaitu ada penurunan konstanta laju reaksi pada konsentrasi H2SO4 10 M sebesar 0,00164 sedangkan pada konsentrasi H2SO4 tertinggi 13 M yaitu hanya sebesar 0,00157. Begitu pula pada suhu 50C terlihat adanya penurunan pada konsentrasi 10 M sebesar 0,00158 sedangkan pada konsentrasi H2SO4 tertinggi 13 M yaitu hanya sebesar 0,00141. Hal ini dikarenakan suhu reaksi percobaan jauh di bawah suhu reaksi yang seharusnya terjadi seperti yang terdapat dalam literatur (Kirk Othmer) bahwa suhu reaksi yang terjadi untuk mendapatkan hasil yang terbaik adalah diatas 100C. Tetapi secara keseluruhan untuk kecenderungan dari grafik pengaruh konsentrasi H2SO4 terhadap konstanta laju reaksi pembentukannya dapat disimpulkan bahwa semakin besar

37
konsentrasi H2SO4 maka semakin besar pula konstanta laju reaksinya. Dalam suatu reaksi kimia, yang melibatkan perubahan struktur molekul pada umumnya berkaitan dengan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Pada proses reaksi kimia biasanya terdapat dua jenis reaksi ditinjau dari tingkat perubahan energi, sebelum terjadi reaksi dan sesudah terjadi reaksi ( produk ). Yaitu reaksi endothermis adalah reaksi yang membutuhkan energi dari sekitar dan reaksi exothermis merupakan reaksi yang mengeluarkan energi. Ciri ciri reaksi kimia : 1.Terbentuknya endapan 2.Terbentuknya gas 3.Terjadinya perubahan warna 4.Terjadinya perubahan suhu atau temperatur (www.sciencedirect.com ) Konsentrasi reaktan dapat mempengaruhi laju reaksi sesuai dengan teori tumbukan (Collision theory). Teori ini menyebutkan secara kualitatif bagaimana suatu reaksi kimia dapat terjadi dan mengapa laju reaksinya berbeda untuk reaksi yang berbeda. Teori ini didasarkan pada pemahaman bahwa partikel reaktan harus bertumbukan sehingga reaksi dapat terjadi, namun tidak semua partikel yang bertumbukan memastikan terjadinya reaksi. Hanya sebagian dari partikel yang memiliki cukup energi yang dapat menjadi produk. Hal ini disebabkan tidak semua partikel yang memiliki cukup energi dan orientasi/sudut yang tepat untuk memutus ikatan yang ada dan membentuk ikatan baru (produk). Energi minimum yang dibutuhkan agar suatu reaksi dapat terjadi adalah energi aktivasi. (www.chemguide.co.uk). Oleh sebab itu makin besar konsentrasi, maka makin besar pula frekuensi tumbukan antar partikel sehingga laju reaksi menjadi semakin besar.

38
IV.3 Perhitungan Energi Aktivasi Energi aktivasi adalah suatu energi minimum yang dibutuhkan agar reaksi kimia tertentu dapat terjadi. Energi aktivasi berpengaruh pada rate reaksi ( cepat atau lambat reaksi berlangsung ). Contoh yang sederhana adalah reaksi exothermal yang digambarkan seperti di bawah ini:

Gambar 4.3.1 Grafik Profil Energi Aktivasi Jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang lebih rendah dari energi aktivasi, tidak akan terjadi reaksi dan akan kembali ke keadaan semula. Hanya tumbukan yang memiliki energi sama atau lebih besar dari aktivasi energi yang dapat menghasilkan terjadinya reaksi. Energi aktivasi dihitung dengan persamaan Arrhenius.

Ea 1 ln k = ln k 0 R T
Dimana Ea/R sebagai slope dan ln ko sebagai intercept. Dapat dihitung besar energi aktivasi sebagai slope dari plot grafik ln k vs 1/T sebagai berikut :

39
13 M -5.80 -6.00 ln k -6.20 -6.40 -6.60 -6.80 0.0027 0.0028 0.0029 0.0030 0.0031 0.0032 1/T (K) y = -1706.8x - 1.3042 R = 0.9704
2

Gambar 4.3.2 Grafik antara ln k vs 1/T untuk konsentrasi H2SO4 13M


10 M -5.80 -6.00 ln k -6.20 -6.40 -6.60 -6.80 0.0027 0.0028 0.0029 0.0030 0.0031 0.0032 1/T (K) y = -946.97x - 3.5514 R = 0.8345
2

Gambar 4.3.3 Grafik antara ln k vs 1/T untuk konsentrasi H2SO4 10 M

40
7M -6.00 -6.20 ln k -6.40 -6.60 -6.80 0.0027 0.0028 0.0029 0.0030 1/T (K) 0.0031 0.0032 y = -1170.9x - 2.9545 R = 0.9569
2

Gambar 4.3.4 Grafik antara ln k vs 1/T untuk konsentrasi H2SO4 7M


4M -6.00 -6.20 ln k -6.40 -6.60 -6.80 0.0027 y = -790.54x - 4.1847 R = 0.9135
2

0.0028

0.0029 0.0030 1/T (K)

0.0031

0.0032

Gambar 4.3.5 Grafik antara ln k vs 1/T untuk konsentrasi H2SO4 4M Dari plot grafik diatas diketahui harga Ea/R untuk masing masing konsentrasi yaitu: 13 M = 1706,8 ; 10 M = 946,97 ; 7 M = 1170,9 ; 4 M = 790,54 serta dari hasil perhitungan didapat harga energi aktivasi untuk tiap konsentrasi seperti yang ditabelkan sebagai berikut :

41
Tabel 4.3 Energi aktivasi pada berbagai konsentrasi H2SO4 Konsentrasi H2SO4 13 M 10 M 7M 4M Ea (J/mol) 205.29228 113.90065 140.83474 95.085398

Dari hasil percobaan, nilai Ea (energi aktivasi) pada konsentrasi 13 M dan 10 M semakin turun, hal ini disebabkan pengaruh dari perubahan nilai k (konstanta laju reaksi). Namun pengaruh tersebut seharusnya sangat kecil karena nilai Ea (energi aktivasi) pada reaksi dan orde tertentu adalah konstan. Sedangkan pada konsentrasi 10 M dan 7 M, nilai Ea (energi aktivasi) cenderung naik. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi tertentu, tahanan karena perpindahan massa (difusi) semakin besar maka memberikan pengaruh pada nilai Ea (energi aktivasi), kemungkinan dapat disebabkan juga karena kesulitan dalam analisa, dimana pada saat pengambilan sampel tiap tiga menit banyak kehilangan uap asam klorida (HCl) sehingga data kurang akurat. Dari Levenspiel,1999 disebutkan bahwa makin kecil harga energi aktivasi suatu reaksi maka reaksi tersebut semakin kurang sensitif terhadap perubahan temperatur. Sebaliknya untuk harga energi aktivasi yang besar, reaksi tersebut sangat sensitif terhadap perubahan temperatur. Dari data diatas terlihat bahwa untuk konsentrasi 13 M memiliki harga energi aktivasi yang paling besar, maka reaksi pada konsentrasi tersebut sangat cepat yang menyebabkan H2SO4 langsung bereaksi dengan garamnya juga sangat berpengaruh terhadap perubahan temperatur. Energi aktivasi paling kecil adalah pada konsentrasi 4 M sehingga dapat disimpulkan bahwa pada konsentrasi tersebut pengaruh suhu memiliki efek yang kecil terhadap reaksi. Hal ini juga dapat

42
disebabkan karena reaksi antara garam (padat) dan H2SO4 konsentrasi rendah sangat lambat sehingga garamnya akan larut terlebih dahulu. IV.4 Asam Klorida (HCl) yang Dihasilkan Reaksi yang terjadi pada penelitian ini yaitu : NaCl + H2SO4 HCl + NaHSO4 Dimana H2SO4 adalah CA dan HCl adalah CP. Dapat dilihat dari plot grafik antara CP (%) dengan t (menit) seperti di bawah ini:
Grafik Produksi HCl
1.4 1.3 Cp (%) 1.2 1.1 1 0.9 0.8 0 3 6 9 t (menit) 12 15 18

Gambar 4.4.1 Grafik antara Cp(%) vs t(menit) untuk konsentrasi H2SO4 13 M dan T = 80C Untuk koreksi waktu ke menit 18 pada botol 2, 3, dan 4 didapat mol HCl sebesar 0,0185 mol/liter. Maka jumlah total HCl yang diperoleh dari ke-empat botol adalah 0,3505 mol/liter. Maka untuk konsentrasi HCl (dalam persen) yang diperoleh pada akhir reaksi sebesar 2,6 %.

43
Grafik Produksi HCl
1.2 1.1 Cp (%) 1 0.9 0.8 0 3 6 9 t (menit) 12 15 18

Gambar 4.4.2 Grafik antara Cp(%) vs t(menit) untuk konsentrasi H2SO4 10 M dan T = 80C Untuk koreksi waktu ke menit 18 pada botol 2, 3, dan 4 didapat mol HCl sebesar 0,0159 mol/liter. Maka jumlah total HCl yang diperoleh dari ke-empat botol adalah 0,3033 mol/liter. Maka untuk konsentrasi HCl (dalam persen) yang diperoleh pada akhir reaksi sebesar 1,09 %.

44
Grafik Produksi HCl
1 0.9 Cp (%) 0.8 0.7 0.6 0 3 6 9 t (menit) 12 15 18

Gambar 4.4.3 Grafik antara Cp(%) vs t(menit) untuk konsentrasi H2SO4 7 M dan T = 80C Untuk koreksi waktu ke menit 18 pada botol 2, 3, dan 4 didapat mol HCl sebesar 0,0129 mol/liter. Maka jumlah total HCl yang diperoleh dari ke-empat botol adalah 0,2669 mol/liter. Maka untuk konsentrasi HCl (dalam persen) yang diperoleh pada akhir reaksi sebesar 0,96 %.

45
Grafik Produksi HCl
0.7 0.6 Cp (%) 0.5 0.4 0.3 0.2 0 3 6 9 t (menit) 12 15 18

Gambar 4.4.3 Grafik antara Cp(%) vs t(menit) untuk konsentrasi H2SO4 4 M dan T = 80C Untuk koreksi waktu ke menit 18 pada botol 2, 3, dan 4 didapat mol HCl sebesar 0,0113 mol/liter. Maka jumlah total HCl yang diperoleh dari ke-empat botol adalah 0,1687 mol/liter. Maka untuk konsentrasi HCl (dalam persen) yang diperoleh pada akhir reaksi sebesar 0,62 %. Dari hasil plot grafik di atas maka kadar atau konsentrasi HCl terbesar pada variabel konsentrasi H2SO4 13 mol/liter pada suhu 80C. Pada penelitian ini hasil yang diperoleh masih sangat kecil sekali karena dalam skala laboratorium ini belum dilakukannya pemurnian lebih lanjut untuk mendapatkan konsentrasi seperti yang ada di pasaran. Maka diperlukan pemurnian lebih lanjut demi mendapatkan kadar atau konsentrasi HCl yang sama atau hampir sama seperti yang ada di pasaran.

46

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


V.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Semakin besar konsentrasi H2SO4, konstanta laju reaksi bertambah besar, sehingga rate pembentukan asam klorida (HCl) meningkat. Konsentrasi H2SO4 13 M,yaitu : k80o C =0,00222 menit-1; k 70o C =0,00181 menit-1;

k 60o C =0,00157 menit-1; k 50o C = 0,00141 menit-1


Konsentrasi H2SO4 10 M, yaitu: k80o C = 0,00205 menit-1; k 70o C = 0,00171 menit-1;

k 60o C =0,00164 menit-1; k 50o C = 0,00158 menit-1


2. Semakin besar suhu reaksi, rate pembentukan asam klorida (HCl) semakin meningkat, dengan persamaan reaksi rate adalah rp = kCAn diperoleh harga, harga Ea untuk konsentrasi H2SO4 13M = 205,29228 J/mol, untuk konsentrasi H2SO4 10M = 113,90065 J/mol, untuk konsentrasi H2SO4 7M = 140,83474 J/mol, dan untuk konsentrasi H2SO4 4M = 95,085398 J/mol 3. Asam klorida yang terabsorb pada empat botol yang dipasang secara seri menghasilkan paling besar saat konsentrasi H2SO4 13 M dengan suhu 80 oC adalah 2,6 %. V.2 Saran Adapun saran yang dapat disampaikan, sebagai berikut : 1. Dibutuhkan metode untuk analisa H2SO4 sisa dan hasil reaksi (HCl) yang lebih akurat. 2. Dibutuhkan range data standart konsentrasi H2SO4 serta suhu reaksi untuk direaksikan dengan garam (NaCl) sehingga diperoleh produk HCl yang diinginkan.

47

48
3. Untuk peneliti selanjutnya menggunakan model lain seperti Shrinking-Particle Model karena ini merupakan reaksi padatcair maka perpindahan massa tidak bisa diabaikan. 4. Perlu dilakukan pemurnian HCl yang dihasilkan agar konsentrasinya lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA
1. Levenspiel, Octave, Chemical Reaction Engineering, third edition. New York : John Wiley & Sons, 1999 2. Othmer, Kirk, Encyclopedia Of Chemical Technology, Third Editon, John Wiley and Son Inc , Canada, 1982. 3. Perry, R H, Chemical Engineers Handbook, Sixth Edition, International Edition, Mc Graw Hill Book Co.,Singapore, 1998 4. Ullmans, Encyclopedia Of Industrial Chemical, 6th ed., Wiley, 2003 5. Vogel, Buku Teks Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimikro, Edisi Lima, 1986

Halaman Ini Sengaja dikosongkan

APPENDIKS

1. Menghitung CA (konsentrasi H2SO4) dari data analisa : Data hasil analisa HCl diperoleh dalam satuan mol/liter, maka dapat dihitung pula konsentrasi H2SO4 untuk menghitung CA ( H2SO4 sisa ), adalah sebagai berikut : Reaksi : NaCl + H2SO4 HCl + NaHSO4 Cp = konsentrasi HCl dalam aquadest 2 lt CA0 = CA = konsentrasi H2SO4 yang dimasukkan CA0 - Cp

1 mol C p ( HCl ) Volume laru tan

1 mol C A ( H 2 SO4 sisa ) Volume laru tan

Contoh perhitungan pada variabel konsentrasi H2SO4 13 M dan T = 80 oC Cp =

mol 0,049 mol = = 0,243 V 0,2 liter

C A = C A0 Cp = 13 0,243 = 12,757

mol liter

Perhitungan untuk variabel yang lain sebagai berikut :

A. Pada H2SO4 13 M, T = 80 oC t (menit) Cp (mol/lt) CA (mol/lt) 0 3 6 9 12 15 18 0.2433 0.2533 0.2647 0.2807 0.2953 0.3113 0.3320 12.757 12.747 12.735 12.719 12.705 12.689 12.668

Cp (%) 0.8803 0.9162 0.9568 1.0140 1.0665 1.1236 1.1973

B. Pada H2SO4 13 M, T = 70 oC t (menit) Cp (mol/lt) CA (mol/lt) 0 3 6 9 12 15 18 0.2247 0.2327 0.2467 0.2620 0.2767 0.2940 0.3120 12.775 12.767 12.753 12.738 12.723 12.706 12.688

Cp (%) 0.8134 0.8421 0.8923 0.9472 0.9997 1.0617 1.1260

C. Pada H2SO4 13 M, T = 60 oC t (menit) Cp (mol/lt) CA (mol/lt) 0 3 6 9 12 15 18 0.2140 0.2247 0.2340 0.2467 0.2587 0.2747 0.2913 12.786 12.775 12.766 12.753 12.741 12.725 12.709

Cp (%) 0.7750 0.8134 0.8469 0.8923 0.9353 0.9926 1.0522

D. Pada H2SO4 13 M, T = 50 oC CA (mol/lt) t (menit) Cp (mol/lt) 0 3 6 9 12 15 18 0.2060 0.2167 0.2280 0.2387 0.2500 0.2653 0.2833 12.794 12.783 12.772 12.761 12.750 12.735 12.717

Cp (%) 0.7463 0.7846 0.8253 0.8636 0.9042 0.9592 1.0236

E. Pada H2SO4 10 M, T = 80 oC t (menit) Cp (mol/lt) CA (mol/lt) 0 3 6 9 12 15 18 0.2247 0.2320 0.2420 0.2513 0.2627 0.2733 0.2873 9.775 9.768 9.758 9.749 9.737 9.727 9.713

Cp (%) 0.8134 0.8397 0.8756 0.9090 0.9496 0.9878 1.0379

F. Pada H2SO4 10 M, T = 70 oC t (menit) Cp (mol/lt) CA (mol/lt) 0 3 6 9 12 15 18 0.2047 0.2133 0.2213 0.2327 0.2440 0.2573 0.2707 9.795 9.787 9.779 9.767 9.756 9.743 9.729

Cp (%) 0.7415 0.7727 0.8014 0.8421 0.8827 0.9305 0.9783

G. Pada H2SO4 10 M, T = 60 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt) 0.1927 0.2013 0.2133 0.2220 0.2333 0.2460 0.2627 CA (mol/lt) 9.807 9.799 9.787 9.778 9.767 9.754 9.737 Cp (%) 0.6983 0.7295 0.7727 0.8038 0.8445 0.8899 0.9496

H. Pada H2SO4 10 M, T = 50 oC t (menit) Cp (mol/lt) CA (mol/lt) 0 3 6 9 12 15 18 I. 0.1847 0.1927 0.2047 0.2147 0.2273 0.2427 0.2573 9.815 9.807 9.795 9.785 9.773 9.757 9.743

Cp (%) 0.6695 0.6983 0.7415 0.7774 0.8229 0.8780 0.9305

Pada H2SO4 7 M, T = 80 oC CA (mol/lt) t (menit) Cp (mol/lt) 0 3 6 9 12 0.1853 0.1953 0.2027 0.2127 0.2253 6.815 6.805 6.797 6.787 6.775

Cp (%) 0.6719 0.7079 0.7343 0.7703 0.8158

15 18 J.

0.2400 0.2540

6.760 6.746

0.8684 0.9186

Pada H2SO4 7 M, T = 70 oC t (menit) Cp (mol/lt) 0 3 6 9 12 15 18 0.1767 0.1827 0.1927 0.2020 0.2133 0.2227 0.2353

CA (mol/lt) 6.823 6.817 6.807 6.798 6.787 6.777 6.765

Cp (%) 0.6407 0.6623 0.6983 0.7319 0.7727 0.8062 0.8517

K. Pada H2SO4 7 M, T = 60 oC t (menit) Cp (mol/lt) CA (mol/lt) 0 3 6 9 12 15 18 0.1520 0.1620 0.1720 0.1827 0.1920 0.2053 0.2240 6.848 6.838 6.828 6.817 6.808 6.795 6.776

Cp (%) 0.5517 0.5878 0.6239 0.6623 0.6959 0.7439 0.8110

L. Pada H2SO4 7 M, T = 50 oC t (menit) Cp (mol/lt) CA (mol/lt) 0 3 6 9 12 0.1227 0.1287 0.1347 0.1413 0.1467 6.877 6.871 6.865 6.859 6.853

Cp (%) 0.4457 0.4674 0.4891 0.5132 0.5325

15 18

0.1540 0.1640

6.846 6.836

0.5590 0.5950

M. Pada H2SO4 4 M, T = 80 oC t (menit) Cp (mol/lt) CA (mol/lt) 0 3 6 9 12 15 18 0.0913 0.0987 0.1093 0.1187 0.1273 0.1407 0.1573 3.909 3.901 3.891 3.881 3.873 3.859 3.843

Cp (%) 0.3323 0.3588 0.3975 0.4313 0.4626 0.5108 0.5710

N. Pada H2SO4 4 M, T = 70 oC t (menit) Cp (mol/lt) CA (mol/lt) 0 3 6 9 12 15 18 0.0767 0.0813 0.0860 0.0913 0.0987 0.1067 0.1133 3.923 3.919 3.914 3.909 3.901 3.893 3.887

Cp (%) 0.2791 0.2960 0.3129 0.3323 0.3588 0.3878 0.4120

O. Pada H2SO4 4 M, T = 60 oC t (menit) Cp (mol/lt) CA (mol/lt) 0 3 6 9 12 15 0.0460 0.0520 0.0553 0.0613 0.0667 0.0733 3.954 3.948 3.945 3.939 3.933 3.927

Cp (%) 0.1676 0.1894 0.2016 0.2234 0.2427 0.2670

18

0.0833

3.917

0.3032

P. Pada H2SO4 4 M, T = 50 oC t (menit) Cp (mol/lt) CA (mol/lt) 0 3 6 9 12 15 18 0.0273 0.0327 0.0373 0.0447 0.0513 0.0567 0.0740 3.973 3.967 3.963 3.955 3.949 3.943 3.926

Cp (%) 0.0997 0.1191 0.1361 0.1628 0.1870 0.2064 0.2694

2. Menghitung rate pembentukan Asam Klorida

rA =

dC n A =k'[CA] dt

Dijadikan logaritma :

C A log10 = log10 k '+ n log10 [C Arata rata ] t intercept slope

A. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 13 M , T = 80 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt) 0.243 0.253 0.265 0.281 0.295 0.311 0.332 dCp/dt log10(-dCA/dt) -4.255 -4.201 -4.051 -4.089 -4.051 -3.940 log10 CA -0.614 -0.596 -0.577 -0.552 -0.530 -0.507 -0.479

5.6E-05 6.3E-05 8.9E-05 8.1E-05 8.9E-05 1.1E-04

Untuk H2SO4 13 M dan T= 80oC -3.50 -3.75


log10(-dC A/dt)

-4.00 -4.25 -4.50 -0.65 -0.60 -0.55 -0.50 -0.45 -0.40


log10CA

y = 2.5685x - 2.6528 R 2 = 0.8445

rP =

dC P liter = 0,00222 dt mol.menit

1, 5685

[C P ]2,5685

mol liter.menit

B. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 13 M , T = 70 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt) 0.225 0.233 0.247 0.262 0.277 0.294 0.312 dCp/dt log10(-dCA/dt) -4.352 -4.109 -4.070 -4.089 -4.016 -4.000 log10 CA -0.648 -0.633 -0.608 -0.582 -0.558 -0.532 -0.506

4.4E-05 7.8E-05 8.5E-05 8.1E-05 9.6E-05 1.0E-04

Untuk H2so4 13 M dan T= 70oC -3.50


log10(-dC A/dt)

-3.75 -4.00 -4.25 -4.50 -0.70 -0.65 -0.60


log10CA

y = 2.2996x - 2.7412 R 2 = 0.6509 -0.55 -0.50 -0.45

dC P liter = 0,00181 rP = dt mol.menit

1, 2996

[C P ]2, 2996

mol liter.menit

C. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 13 M , T = 70 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt) 0.214 0.225 0.234 0.247 0.259 0.275 0.291 dCp/dt log10(-dCA/dt) -4.227 -4.285 -4.153 -4.176 -4.051 -4.033 log10 CA -0.670 -0.648 -0.631 -0.608 -0.587 -0.561 -0.536

5.9E-05 5.2E-05 7.0E-05 6.7E-05 8.9E-05 9.3E-05

Untuk H 2SO413 M dan T= 60oC -3.75

log10(-dC A/dt)

-4.00 y = 2.1864x - 2.8041 R2 = 0.7961

-4.25

-4.50 -0.70 -0.65 -0.60


log10CA

-0.55

-0.50

rP =

dC P liter = 0,00157 dt mol.menit

1,1864

[C P ]2,1864

mol liter.menit

D. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 13 M , T = 50 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt) 0.206 0.217 0.228 0.239 0.250 0.265 0.283 dCp/dt 5.9E-05 6.3E-05 5.9E-05 6.3E-05 8.5E-05 1.0E-04 log10(-dCA/dt) -4.227 -4.201 -4.227 -4.201 -4.070 -4.000 log10 CA -0.686 -0.664 -0.642 -0.622 -0.602 -0.576 -0.548

Untuk H2SO4 13 M dan T= 50 oC -3.50


log 10(-dC A/dt)

-3.75 -4.00 -4.25 -4.50 -4.75 -0.75 -0.70 -0.65


log10CA

y = 2.064x - 2.8495 R2 = 0.7576

-0.60

-0.55

-0.50

rP =

dC P liter = 0,00141 dt molmenit

1, 064

[C P ]2,064

mol liter.menit

E. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 10 M , T = 80 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt) 0.225 0.232 0.242 0.251 0.263 0.273 0.287 dCp/dt log10(-dCA/dt) -4.390 -4.255 -4.285 -4.201 -4.227 -4.109 log10 CA -0.648 -0.635 -0.616 -0.600 -0.581 -0.563 -0.542

4.1E-05 5.6E-05 5.2E-05 6.3E-05 5.9E-05 7.8E-05

Untuk H2SO4 10 M dan T= 80 oC -3.75 -4.00


log 10(-dC A/dt)

-4.25 -4.50 -4.75 -0.70 -0.65 -0.60


log10CA
1, 5651

y = 2.5651x - 2.6872 R2 = 0.7902

-0.55

-0.50

rP =

dC P liter = 0,00205 dt mol.menit

[C P ]2,5651

mol liter.menit

F. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 10 M , T = 70 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt) 0.205 0.213 0.221 0.233 0.244 0.257 0.271 dCp/dt 4.8E-05 4.4E-05 6.3E-05 6.3E-05 7.4E-05 7.4E-05 log10(-dCA/dt) -4.317 -4.352 -4.201 -4.201 -4.130 -4.130 log10 CA -0.689 -0.671 -0.655 -0.633 -0.613 -0.590 -0.568

Untuk H2SO4 10 M dan T= 70 oC -3.75 -4.00


log 10(-dC A/dt)

-4.25 y = 2.2686x - 2.7663 -4.50 -4.75 -0.75 -0.70 -0.65 -0.60 -0.55 -0.50
log10CA

R2 = 0.8123

rP =

dC P liter = 0,00171 dt mol.menit

1, 2686

[C P ]2, 2686

mol liter.menit

G. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 10 M , T = 60 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt) 0.193 0.201 0.213 0.222 0.233 0.246 0.263 dCp/dt 4.8E-05 6.7E-05 4.8E-05 6.3E-05 7.0E-05 9.3E-05 log10(-dCA/dt) -4.317 -4.176 -4.317 -4.201 -4.153 -4.033 log10 CA -0.715 -0.696 -0.671 -0.654 -0.632 -0.609 -0.581

Untuk H2SO4 10 M dan T= 60oC -3.75


log10(-dC A/dt)

-4.00 -4.25 -4.50 -4.75 -0.75 -0.70 -0.65 -0.60 -0.55 -0.50
log10CA

y = 2.1325x - 2.7862 R2 = 0.613

rP =

dC P liter = 0,00157 dt mol.menit

1,1325

[C P ]2,1325

mol liter.menit

H. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 10 M , T = 50 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt) 0.185 0.193 0.205 0.215 0.227 0.243 0.257 dCp/dt log10(-dCA/dt) -4.352 -4.176 -4.255 -4.153 -4.070 -4.089 log10 CA -0.734 -0.715 -0.689 -0.668 -0.643 -0.615 -0.590

4.4E-05 6.7E-05 5.6E-05 7.0E-05 8.5E-05 8.1E-05

Untuk H 2SO4 10 M dan T= 50 oC -3.75 -4.00


log 10(-dC A/dt)

-4.25 -4.50 -4.75 -0.80 -0.75 -0.70 -0.65


log10CA

y = 2.0378x - 2.8021 R 2 = 0.7245

-0.60

-0.55

-0.50

rp =

dC p

liter = 0,00158 dt mol.menit

1, 0378

[Cp]2,0378

mol liter.menit

I. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 7 M , T = 80 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt) 0.185 0.195 0.203 0.213 0.225 0.240 0.254 dCp/dt log10(-dCA/dt) log10 CA -0.732 -0.709 -0.693 -0.672 -0.647 -0.620 -0.595

5.6E-05 4.1E-05 5.6E-05 7.0E-05 8.1E-05 7.8E-05

-4.255 -4.390 -4.255 -4.153 -4.089 -4.109

Untuk H2SO4 7 M dan T= 80oC -3.75 -4.00 -4.25 -4.50 -4.75 -0.80 -0.75 -0.70 -0.65 -0.60 -0.55
log10CA

log10(-dC A/dt)

y = 2.201x - 2.7142 R2 = 0.6369

dC P liter rP = = 0,00193 dt mol.menit

1, 201

[C P ]2, 201

mol liter.menit

J. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 7 M , T = 70 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt)


0.177 0.183 0.193 0.202 0.213 0.223 0.235

dCp/dt

log10(-dCA/dt)

log10 CA
-0.753 -0.738 -0.715 -0.695 -0.671 -0.652 -0.628

3.3E-05 5.6E-05 5.2E-05 6.3E-05 5.2E-05 7.0E-05

-4.477 -4.255 -4.285 -4.201 -4.285 -4.153

Untuk H2SO4 7 M dan T= 70oC -3.75 -4.00


log10(-dC A/dt)

-4.25 y = 2.1204x - 2.7832 -4.50 -4.75 -0.80 -0.75 -0.70 -0.65 -0.60 -0.55
log10CA

R2 = 0.5475

dC P liter = 0,00165 rP = dt mol.menit

1,1204

[C P ]2,1204

mol liter.menit

K. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 7 M , T = 60 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt)


0.152 0.162 0.172 0.183 0.192 0.205 0.224

dCp/dt

log10(-dCA/dt)

log10 CA
-0.818 -0.790 -0.764 -0.738 -0.717 -0.688 -0.650

5.6E-05 5.6E-05 5.9E-05 5.2E-05 7.4E-05 1.0E-04

-4.255 -4.255 -4.227 -4.285 -4.130 -3.984

Untuk H2SO4 7 M dan T= 60oC -3.75 -4.00 -4.25 -4.50 -4.75 -0.90 -0.85 -0.80 -0.75
log10CA

log10(-dC A/dt)

y = 1.8422x - 2.8031 R2 = 0.6066

-0.70

-0.65

-0.60

rP =

dC P liter = 0,00157 dt mol.menit

0 ,8422

[C P ]1,8422

mol liter.menit

L. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 7 M , T = 50 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt)


0.123 0.129 0.135 0.141 0.147 0.154 0.164

dCp/dt

log10(-dCA/dt)

log10 CA
-0.911 -0.891 -0.871 -0.850 -0.834 -0.812 -0.785

3.3E-05 3.3E-05 3.7E-05 3.0E-05 4.1E-05 5.6E-05

-4.477 -4.477 -4.431 -4.528 -4.390 -4.255

Untuk H 2SO4 7 M dan T= 50oC -4.00

log 10(-dC A/dt)

-4.25

-4.50

y = 1.8225x - 2.8566 R 2 = 0.4836

-4.75 -0.95 -0.90 -0.85


log 10CA

-0.80

-0.75

rP =

dC P liter = 0,00139 dt mol.menit

0 ,8225

[C P ]1,8225

mol liter.menit

M. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 4 M , T = 80 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt)


0.091 0.099 0.109 0.119 0.127 0.141 0.157

dCp/dt

log10(-dCA/dt)

log10 CA
-1.039 -1.006 -0.961 -0.926 -0.895 -0.852 -0.803

4.1E-05 5.9E-05 5.2E-05 4.8E-05 7.4E-05 9.3E-05

-4.390 -4.227 -4.285 -4.317 -4.130 -4.033

Untuk H2SO4 4 M dan T= 80oC -3.75 -4.00


log10(-dC A/dt)

-4.25 -4.50 -4.75 -1.10 -1.05 -1.00 -0.95 -0.90 -0.85 -0.80 -0.75
log10CA

y = 1.5334x - 2.7793 R 2 = 0.6763

dC P liter rP = = 0,00166 dt mol.menit

0 , 5334

[C P ]1,5334

mol liter.menit

N. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 4 M , T = 70 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt)


0.077 0.081 0.086 0.091 0.099 0.107 0.113

dCp/dt

log10(-dCA/dt)

log10 CA
-1.115 -1.090 -1.066 -1.039 -1.006 -0.972 -0.946

2.6E-05 2.6E-05 3.0E-05 4.1E-05 4.4E-05 3.7E-05

-4.586 -4.586 -4.528 -4.390 -4.352 -4.431

Untuk H2SO4 4 M dan T= 70oC -4.00 -4.25 -4.50 -4.75 -5.00 -1.15 -1.10 -1.05 -1.00 -0.95 -0.90
log10CA

log10(-dC A/dt)

y = 1.5683x - 2.8355 R2 = 0.6764

rP =

dC P liter = 0,00146 dt mol.menit

0 , 5683

[C P ]1,5683

mol liter.menit

O. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 4 M , T = 60 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt)


0.046 0.052 0.055 0.061 0.067 0.073 0.083

dCp/dt

log10(-dCA/dt)

log10 CA
-1.337 -1.284 -1.257 -1.212 -1.176 -1.135 -1.079

3.3E-05 1.9E-05 3.3E-05 3.0E-05 3.7E-05 5.6E-05

-4.477 -4.732 -4.477 -4.528 -4.431 -4.255

Untuk H2SO4 4 M dan T= 60 oC -4.00 -4.25


log10(-dC A/dt)

-4.50 -4.75 -5.00 -1.40 -1.30 -1.20


log 10CA

y = 1.328x - 2.8454 R2 = 0.4062

-1.10

-1.00

rP =

dC P liter = 0,00143 dt mol.menit

0 , 328

[C P ]1,328

mol liter.menit

P. Pada Variabel Konsentrasi H2SO4 4 M , T = 50 oC t (menit) 0 3 6 9 12 15 18 Cp (mol/lt)


0.027 0.033 0.037 0.045 0.051 0.057 0.074

dCp/dt

log10(-dCA/dt)

log10 CA
-1.563 -1.486 -1.428 -1.350 -1.290 -1.247 -1.131

3.0E-05 2.6E-05 4.1E-05 3.7E-05 3.0E-05 9.6E-05

-4.528 -4.586 -4.390 -4.431 -4.528 -4.016

Untuk H 2SO4 4 M dan T= 50 oC -3.75 -4.00


log10(-dC A/dt)

-4.25 -4.50 -4.75 -5.00 -1.70 -1.60 -1.50 -1.40 -1.30 -1.20 -1.10 -1.00
log10CA

y = 1.1023x - 2.8769 R 2 = 0.4119

dC P liter rP = = 0,00133 dt mol.menit

0 ,1023

[C P ]1,1023

mol liter.menit

3. Menghitung Energi Aktivasi (Ea) Diperoleh data konstanta reaksi (k) untuk tiap variabel

konsentrasi H2SO4 dan suhu. Dimana : k ' = kC B Berdasarkan Arrhenius Law,

k = k 0 e Ea / RT
Dijadikan logaritma :

ln k = ln k 0
intercept

Ea 1 R T
slope

A. Pada konsentrasi H2SO4 = 13 M Konsentrasi H2SO4 13 M T (oC) 80 70 60 50 1/T (K) 0.0028 0.0029 0.0030 0.0031 k 0.00222 0.00181 0.00157 0.00141 ln k -6.1083 -6.3118 -6.4567 -6.5612

Plot grafik antara 1/T terhadap ln k :

13 M -5.80 -6.00 ln k -6.20 -6.40 -6.60 -6.80 0.0027 0.0028 0.0029 0.0030 0.0031 0.0032 1/T (K) y = -1706.8x - 1.3042 R = 0.9704
2

Didapatkan harga slope = -1706,8 -Ea/R = -1706,8 ; R = 8,314 J / mol K Ea = 205,29228 J / mol B. Pada konsentrasi H2SO4 = 10 M Konsentrasi H2SO4 10 M T (oC) 80 70 60 50 1/T (K) 0.0028 0.0029 0.0030 0.0031 k 0.00205 0.00171 0.00164 0.00158 ln k -6.1875 -6.3696 -6.4155 -6.4521

Plot grafik antara 1/T terhadap ln k :

10 M -5.80 -6.00 ln k -6.20 -6.40 -6.60 -6.80 0.0027 0.0028 0.0029 0.0030 0.0031 0.0032 1/T (K) y = -946.97x - 3.5514 R = 0.8345
2

Didapatkan harga slope = -946,97 -Ea/R = -946,97 ; R = 8,314 J / mol K Ea = 113,90065 J / mol C. Pada konsentrasi H2SO4 = 7 M Konsentrasi H2SO4 7 M T ( C) 80 70 60 50
o

1/T (K) 0.0028 0.0029 0.0030 0.0031

k 0.00193 0.00165 0.00157 0.00139

ln k -6.2497 -6.4086 -6.4544 -6.5776

Plot grafik antara 1/T terhadap ln k :

7M -6.00 -6.20 ln k -6.40 -6.60 -6.80 0.0027 0.0028 0.0029 0.0030 1/T (K) 0.0031 0.0032 y = -1170.9x - 2.9545 R = 0.9569
2

Didapatkan harga slope = -1170,9 -Ea/R = -1170,9 ; R = 8,314 J / mol K Ea = 140,83474 J / mol D. Pada konsentrasi H2SO4 = 4 M Konsentrasi H2SO4 4 M T ( C) 80 70 60 50
o

1/T (K) 0.0028 0.0029 0.0030 0.0031

k 0.00166 0.00146 0.00143 0.00133

ln k -6.3996 -6.5290 -6.5518 -6.6243

Plot grafik antara 1/T terhadap ln k :

4M -6.00 -6.20 ln k -6.40 -6.60 -6.80 0.0027 0.0028 0.0029 0.0030 1/T (K) 0.0031 0.0032 y = -790.54x - 4.1847 R = 0.9135
2

Didapatkan harga slope = -790,54 -Ea/R = -790,54 ; R = 8,314 J / mol K Ea = 95,085398 J / mol

BIODATA PENULIS

Penulis memiliki nama lengkap RABNI MARISA, dilahirkan di Depok, 25 Desember 1985, merupakan anak kedua dari 4 bersaudara. Akrab dengan panggilan Amy. Penulis telah menempuh pendidikan formal yaitu, TK YPK Bontang, SD-1 YPK Bontang, SLTP YPK Bontang, SMU YPK Bontang. Kemudian melanjutkan pendidikan di salah satu Perguruan tinggi negeri yang ada di Surabaya yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember mengambil jurusan Teknik Kimia pada tahun 2004 dan tercatat dengan NRP 2304 100 002 serta telah menyelesaikan tugas akhirnya di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia. Penulis mempunyai beberapa hobi yang digemarinya, yaitu; baca, nonton, jalan-jalan, dengerin musik, dll. Biodata Pribadi : Nama : Rabni Marisa TTL : Depok, 25 Desember 1985 Alamat : Jl Kapling depkes Kampung Baru Rt.2 Rw.17 No.18 Pancoran mas Depok E-mail : d3d3_4my@yahoo.com

BIODATA PENULIS

Penulis bernama lengkap, Yudi Prasetyo, dilahirkan di Surabaya 27 juni 1986, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Hari Pudjono dan Ibu Soemiati Pemilik NRP. 2304 100 025 ini menyelesaikan tugas akhir di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia, Jurusan Teknik Kimia FTI ITS. Dalam mengisi waktu luang, penulis sangat gemar olah raga khususnya sepak bola, basket dan volly. Penulis juga sangat gemar menekuni suatu pekerjaan yang baru dan ingin membuat kreasi yang baru dalam segala hal. Semasa kuliah penulis perna kerja praktek di PT.Krakatau Stell. Email : ttyo_04 @yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai