2batuan Karbonat
2batuan Karbonat
I. PENDAHULUAN
Batuan karbonat merupakan batuan yang tersusun dari mineral-mineral garam karbonat yang terbentuk secara kimiawi dalam bentuk larutan, dimana organisme perairan turut serta dalam pembentukan batuan karbonat. Komponen batuan karbonat terdiri atas partikel dan groundmass. Partikel penyusunnya dapat berupa klastika ataupun non-klastika.
yaitu : - Aragonit (CaCO3), - Kalsit (CaCO3), - Dolomit (CaMg(CO3)2), - High Magnesium Calcite, - Magnesit (MgCO3), - Siderit (FeCO3). Menurut Miliman (1974) dan Folk (1959) sifat petrografi mineral pembentuk batuan karbonat.
I.2. METODE SAMPLING Prinsip sampling batuan karbonat untuk tujuan studi diagenesis dan klasifikasi batuan adalah : Orientasi sampling diharapkan dapat mewakili fasies sedimentasi atau stratigrafi; arah sampling tegak lurus perlapisan, interval (jumlah) pengambilan sampling memadai. Sampling dilakukan pada batuan segar
I.4. PENGAMATAN PETROGRAFI BATUAN KARBONAT Petrografi adalah pengamatan sayatan tipis dengan tujuan melakukan diskripsi dan klasifikasi/penamaan batuan serta membantu dalam penentuan genesa, berdasarkan pada bantuan mikroskopi terpolarisasi. Petrografi merupakan tulang punggung (backbone) dalam mempelajari batuan (petrologi).
b
0,3 mm
a
b
a b
0,3 mm
b
0,3 mm
Klastika karbonat (allochem) : Intraklas (intraclast) : fragmen batuan karbonat yang berasal dari cekungan di sekitarnya (endogenik), Litoklas (lithoclast) : fragmen batuan karbonat yang berasal dari batuan karbonat yang lebih tua asal darat.
Kerangka organik (organic skeletal) : fragmen-fragmen skeletal/cangkang berupa mikrofosil/fosil utuh atau hancurannya (bioclast). Pellet (pelloid) : non-genetis butiran karbonat berbentuk bulat, berukuran mikrokristalin-kriptokristalin yang tidak memperlihatkan struktur dalam (internal). Oolit (oolite) : butiran karbonat berbentuk bulat yang memiliki struktur dalam/inti. Oolit berukuran lebih besar 2 mm dinamakan pisolit (pisolite).
Klastika karbonat b
0,3 mm
Organic skeletal
0,3 mm
a. Organic skeletal
OOlit
a. Oolit b. Sparit
0,3 mm
PARTICLES)
Semua mineral atau fragmen batuan non karbonat yang terbawa pada lingkungan sedimentasi karbonat ; mineral lempung, kuarsa, siliceous rocks (cherts, siliceous shale, sandstones), lanau lempungan (jarang), partikel piroklastik. II.4. MINERAL-MINERAL AUTHIGENIC
Diagenesis di bawah air laut : laut dangkal, bagian laut dalam Meteoric diagenesis/freshwater diagenesis : di atas muka air tanah, di bawah muka air tanah
Lingkup diagenesis : pengisian pori, lithifikasi, neomorphisme dan pelarutan Proses diagenesis 1. Pengisian pori dengan mikrit/lumpur karbonat 2. Mikritisasi oleh ganggang 3. Pelarutan 4. Sementasi 5. Polimorfisme 6. Rekristalisasi 7. Pengubahan/penggantian 8. Dolomitisasi 9. Silisifikasi
III.3. SEMENTASI
PROSES PEREKATAN ANTAR BUTIR BATUAN AKIBAT ADANYA PROSES PELARUTAN DAN PEMBATUAN
Mg-Calcite (CaI-xMgxCO3) Crystal Class Common Shapes Mg content Diagenetic Environment Volume Change (When neomorphosed to calcite)
: Hexagonal : Steepened rhombs, fibers : Typically 4 to 18 mole percent : Marine to hypersaline : insignificant :
Specific Gravity
Dolomite (CaMg(CO3)2) Crystal Class Common Shapes Diagenetic Environment Specific Gravity Volume Change (When neomorphosed to calcite)
: Hexagonal : Rhombs, scalenohedra, equant crystals : Fresh water phreatic, vadose, subsurface : 2.71
: Hexagonal : Rhombs, subhedral equant crystals : Variable, fresh water to hypersaline : 2.85 : 5 to 13% increase (in closed system) :
b. Calcarenite ( 1/16 2 mm) c. Calcilutite ( < 1/16 mm) d. Calcipulverite hasil presipitasi kimiawi, ex. Batugamping kristalin e. Batugamping organik hasil pertumbuhan organisme secara insitu, ex. Terumbu dan stromatolite
Merupakan pengembangan dari klasifikasi Dunham (1962). Seluruhnya didasarkan pada tekstur pengendapan dan lebih tegas di dalam ukuran butir, yaitu ukuran grain >= 0,03-2 mm dan ukuran lumpur karbonat < 0,03 mm. Berdasarkan cara terjadinya, Embry & Klovan membagi batugamping menjadi 2 kelompok : 1. Batugamping allochthon : mudstone, wackestone, packstone, floatstone, dan rudstone. 2. Batugamping autochthon : bafflestone, bindstone, dan framestone. Sangat tepat untuk mempelajari fasies terumbu dan tingkat energi pengendapan.