Anda di halaman 1dari 30

Modul 4

TE 3253b Propagasi Gelombang EM


Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
Oleh :
Nachwan Mufti Adriansyah, ST
Revisi September 2001
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
2
Modul 4 Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
A. Pendahuluan page 3
B. Hubungan Difraksi page 5
C. Komunikasi Hambur Tropo ( Troposcatter ) page 19
Organisasi
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
3
A. Pendahuluan
Troposfer adalah lapisan atmosfer yang paling bawah. Komunikasi
pada troposfer terdiri dari :
(1) Komunikasi dengan
memanfaatkan tanah dan
ionosfer lapisan D sebagai
pemantul.
(2) Ducting Tropospheric,
yang memanfaatkan
adanya duct pada
troposfer
(3) Hubungan Difraksi.

(4) Troposcatter / Hambur
Tropo / Tropospheric
Scattering
Umumnya diklasifikasikan
sebagai gelombang langit
dengan tinggi khayal pada
lapisan D
MF
Deskripsi Frekuensi Kerja
Kadang-kadang terdapat
duct pada troposfer yang
dapat berfungsi sebagai
wave guide
Memanfaatkan penghalang
sebagai sumber gelombang
yang baru
MF
VHF, UHF
UHF, SHF
Memanfaatkan partikel-
partikel troposfer sebagai
media difraksi
Pada modul ini, yang kita bahas terutama adalah Hubungan Difraksi dan
Troposcatter !!
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
4
Pendahuluan
Refleksi, refraksi, dan difraksi...
Perilaku gelombang , berkaitan dengan jenis medium yang dilalui terdiri dari :
(1) Refleksi (pantulan), (2) Refraksi (pembiasan), (3) Difraksi, (4) Hamburan
Refleksi
Refraksi
Difraksi
Scattering
terjadi karena
ketidakteraturan
media transmisi
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
5
Berdasarkan Teorema
Huygens, dimana tiap titik
muka gelombang dapat
dipandang sebagai suatu
sumber isotropis yang baru
Pada difraksi : terjadi
gejala bayangan tidak
mendadak gelap, tetapi
membaur menuju gelap
Difraksi akan semakin
tegas jika dimensi
penghalang semakin kecil
dibandingkan dengan
panjang gelombang
Sinyal difraksi masih
terukur untuk jarak > LOS
B. Hubungan Difraksi
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
6
Hubungan Difraksi
Difraksi dapat kita pahami dengan meninjau kasus-kasus redaman perambatan
gelombang yang terhalang, untuk berbagai kondisi ; dari yang sederhana ( tak
terhalang ) hingga kasus yang ekstrem
Fenomena difraksi memungkinkan komunikasi untuk jarak > komunikasi LOS, karena
adanya difraksi disekitar lengkung bumi
Redaman tambahan akibat difraksi penting untuk dikuantisasi dengan alasan untuk
menghitung daya pancar yang sesuai untuk komunikasi difraksi yang bersangkutan.
Kasus-kasus yang ditinjau adalah :
Kasus I Bumi datar, jarak belum melampui daerah bayangan
Kasus II Jarak melampaui daerah bayangan ( Jarak melebihi jumlah
jarak horison kedua antena )
Kasus III Bumi rata ( Smooth Earth ) , d >> h
Kasus IV Penghalang tajam ( Knife Edge Diffraction )
Kasus V Untuk frekuensi rendah ( < beberapa ratus MHz )
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
7
Hubungan Difraksi
Kasus I
Bumi datar, jarak komunikasi belum melampaui daerah bayangan
Daerah bayangan adalah daerah di luar lingkaran
jarak horison antena
h
T
h
R

(

t
=
d
h h 4
log 20 L L
r t
fs bd
(

t
=
d
h h 2
sin E 2 E
r t
0 t
d >> h
(

t
=
d
h h 4
E E
r t
0 t
Secara umum didefinisikan, redaman propagasi :
(

=
RX
TX
p
W
W
log 10 L
Dari penurunan pada bab sebelumnya,
sudah didapatkan medan total di
penerima untuk bidang datar, sbb :
Sehingga, didapatkan persamaan
umum redaman propagasi untuk bidang
datar, sbb :
Disebut Plane Earth Propagation
Model , nomogramnya bisa dilihat pada
halaman berikut ( Nomogram 1 )
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
8
Nomogram 1
Redaman bidang datar
Contoh :
h
t
= 50 feet , h
r
= 50 feet, d = 50 mile L
p
= L
bd
= 120 dB
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
9
Hubungan Difraksi
Kasus II
Jarak komunikasi melampaui daerah bayangan ( melebihi jumlah jarak
horison kedua antena
Ternyata muncul persoalan jika jarak komunikasi d, melebihi jumlah jarak horison
kedua antena h
t
dan h
r
Disebut sebagai Melampaui Daerah Bayangan
Redaman propagasi menjadi :
(

t
=
d
h h 4
log 20 L L
r t
fs bd
b bd d
L L L + =
Dimana,
L
bd
= redaman jarak dianggap
bidang datar
L
b
= Redaman difraksi / bayangan
Dari nomogram I
L
b
merupakan redaman tambahan jika d melampaui daerah bayangan. Dapat
dilihat nomogramnya pada halaman berikut ( Nomogram 2 ) !!
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
Nomogram 2
Redaman bayangan /
difraksi
Nomogram L
b
di
samping dipakai
untuk Max[ h
t
, h
r
] s
h
max
pada skala,
dengan suatu jarak d
memiliki h
max

tersendiri
Jika Max[ h
t
, h
r
] = 2
h
max
, maka kesalahan
nomogram +2 dB.
Makin tinggi menara
melampaui h
max
,
kesalahan makin
besar, sehingga perlu
nomogram lain
( Nomogram 3 )
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
11
Hubungan Difraksi
Kasus III
Jarak komunikasi jauh melampaui daerah bayangan ( jauh melebihi jumlah
jarak horison kedua antena
Jika Max[ h
t
, h
r
] = 2 h
max
, maka kesalahan nomogram +2 dB.
Makin tinggi menara melampaui h
max
, kesalahan makin besar, sehingga perlu
nomogram lain ( Nomogram 3 )
Pada nomogram sebelumnya ( Nomogram II )
Dapat disimpulkan, nomogram III, diperlukan jika jarak d >> sehingga
kelengkungan bumi sangat signifikan, sedangankan kontur bumi masih rata
disebut Smooth Earth Diffraction
Untuk Smooth Earth Diffraction, , dirumuskan redaman propagasi :
3 2 1 fs p
L L L L L + + + =
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
12
Nomogram 3
Redaman tambahan
difraksi melalui bumi
rata ( Smooth Earth )
terhadap redaman
ruang bebas untuk
d >>
d
1
= jarak horison
menara rendah
d
2
= jarak horison
menara tinggi
d
3
= jarak daerah
difraksi / bayangan
d
1
L
1

d
2
L
2

d
3
L
3
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
13
Hubungan Difraksi
Kasus IV
Terdapat penghalang penghalang tajam ( Knife Edge Diffraction )
Difraksi oleh bukit-bukit, pepohonan, bangunan-bangunan adalah sulit dihitung.
Sebagai pendekatan, sering dipakai nilai ekstrem pada rintangan ( obstacle ) yang
menyerap gelombang dengan sempurna, yaitu difraksi oleh penghalang tajam yang
disebut Knife Edge Diffraction
Untuk Knife Edge Diffraction, dirumuskan redaman propagasi :


Difraksi oleh 2 penghalang tajam diekivalensikan menjadi difraksi oleh satu
penghalang pengganti yang menghubungkan kedua antena dan kedua penghalang
ke fs p
L L L + =
L
ke
diberikan nilainya pada
Nomogram 4 !!
h
2
h
1

Q
d
2
d
1

h
2
h
1

Q
d
2
d
1

H
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
14
Nomogram 4
Redaman tambahan
difraksi akibat
penghalang tajam
( Knife Edge
Diffraction )
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
15
Grafik Fresnell - Kirchoff
0,83
0
- 0,9
- 1,95
- 3
- 4,5
- 6
above line of sight
observed curve
L =
ma g n i t u d e o f
relative strength
with respect to the
non-obstructi on
signal in that area
0,4
0,3
0,2
0,1
0
4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5
-27
-14
-10,5
-8
-6
-20
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
1,1
1,2
0,5
L

(

s
k
a
l
a

l
i
n
e
a
r

)
L

(

d
B
)
L

(

d
B
)
L

(

s
k
a
l
a

l
i
n
e
a
r

)
theoretical curve
Diagram di samping adalah
DiagramFresnell-Kirchoff
yang dapat dipakai untuk
menentukan redaman difraksi
tambahan akibat penghalang
tajam.
Sumbu mendatar adalah
paramater v, sedangkan sumbu
vertikal menyatakan redaman
difraksi penghalang tajam.
Parameter v dinyatakan sbb :
|
|
.
|

\
|
+

=
2 1
d
1
d
1 2
H v
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
16
d
1
H

d
2
Hubungan Difraksi
Knife Edge Diffraction
Dari grafik Fresnell - Kirchoff, kita dapat mengetahui berbagai keadaan :
H = 0 L
ke
~ 6 dB
H naik L
ke
> 6 dB ( naik juga )
H < 0 ( Optical Line Of Sight ) L
ke
akan berosilasi menuju nilai 0
(menuju Free Space Loss )
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
17
Hubungan Difraksi
Kasus V
Kasus untuk frekuensi rendah ( Kurang dari beberapa ratus MHz )
Pada frekuensi yang cukup rendah (kurang dari beberapa ratus MHz), perlu
dipertimbangkan pantulan-pantulan oleh permukaan bumi, sehingga dimodelkan
bahwa gelombang sampai ke penerima dalam 4 lintasan :
(

+ =
+ + A + A ) c b ( j
1
4
) c ( j
1
3
) b ( j
1
2
1
0
t
e
S
S
e
S
S
e
S
S
1 S
E
E
( )
2
sin S 2 2
E
E
0
t
A
=
Lihat penurunan pada
Diktat P Heroe hal IX-8
dan 9
Rumus yang lebih praktis untuk f < beberapa ratus MHz
Sehingga dapat dinyatakan ,
x p tot p
L L L + =
( )
(
(
(

A
= =
t
0
x
E
2
sin E 2
log 20 S 2 log 20 L
L
p
adalah redaman total pada Smooth Earth
Diffraction. Lihat kasus III !!
L
x
dapat dilihat pada nomogram 5 !!
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
18
Nomogram 5
Redaman tambahan
untuk frekuensi <
beberapa ratus MHz
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
19
C. Komunikasi Hambur Tropo
Komunikasi Hambur
Tropo atau biasa juga disebut
Troposcatter terjadi dengan
memanfaatkan adanya partikel-
partikel pada ionosfer yang dapat
menghamburkan gelombang.
Sehingga masih dapat diterima
sinyal kecil pada daerah diluar
(lebih jauh dari) daerah difraksi
Tropospheric Scattering
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
20
Komunikasi Hambur Tropo
Disamping komunikasi hambur tropo, komunikasi pada ionosfer juga ada yang
memanfaatkan lapisan D sebagai media pemantul gelombang dan membentuk wave
guide dengan permukaan bumi.
Selain itu kadang-kadang pada troposfer terjadi duct yang juga bisa dimanfaatkan
untuk komunikasi.
Kedua jenis komunikasi ini disebut Ducting Tropospheric
Ducting Tropospheric
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
21
Komunikasi Hambur Tropo
Tropospheric Scattering, memanfaatkan sifat hamburan GEM dari
partikel
2
troposfer, dengan spesifikasi komunikasi sebagai berikut :
Jarak hubungan 200 - 800 km / 1000 km
Daerah frekuensi 300 - 30000 MHz ( UHF / SHF )
Ketinggian (di ekuator) 18 km
Daya pancar Lebih dari 1 kiloWatt
Daya terima Kecil
Bandwidth Sempit
Diversitas Ruang
Fading Sangat besar
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
22
Partikel-partikel dalam troposfer membentuk lapisan dan gumpalan-gumpalan gas
berdiameter dari orde sentimeter hingga 50 meter, yang memiliki indeks bias
berbeda-beda dan gerakan acak








Indeks bias masing-masing (lapisan laminer dan partikel) dipengaruhi kadar H
2
O,
temperatur, musim, dan posisi
Tipikal Kanal Propagasi
Komunikasi Hambur Tropo
Kata kunci : Volume hambur
Lapisan laminer / homogen
konstan
1
n
2
n
4
n
3
n 5
n
6
n
7
n
8
n
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
23
Indeks bias lapisan laminer dan gumpalan berbeda dengan daerah
sekitarnya, sehingga membiaskan GEM kemana-mana (TERHAMBUR), antara
lain sebagian kecil ke penerima, terutama yang berasal dari Volume Hambur








Anomali : Jika gain antena dinaikkan, penerimaan W
R

tidak naik linear
dalam dB ( karena jika G
A
dan G
B
naik, sudut o
1
dan o
2
mengecil, sehingga
volume hambur berkurang )
Komunikasi Hambur Tropo
2
o
1
o
A
B
volume hambur
R
eff
= k R
o

G
A

G
B

u
sudut hambur
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
24
Redaman Propagasi
Komunikasi Hambur Tropo
Path loss dalam troposcatter communication perlu
diukur sepanjang tahun. Pathloss dalam komunikasi
ini merupakan fungsi dari jarak, frekuensi, sudut
hambur, dan indeks bias
Ada berbagai metoda perhitungan pathloss
komunikasi troposcatter :
( )
s p
N , , f , d f L u =
Metode L.P Yeh
Metode Ryder
Metode CCIR - 244
Metode NBS ( Tel. Note 101)
Metode Setman : dengan grafik dan tabel
Metode Collin, Norton, dsb
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
25
Metode L.P Yeh
Komunikasi Hambur Tropo
( ) 310 N 2 , 0 L L L L
s c s fs P
+ + =
Median pathloss dinyatakan sebagai berikut :
Dimana :
) km ( ) MHz ( fs
d log 20 f log 20 5 , 32 L + + =
( )
|
.
|

\
|
+ u + =
400
f
log 10 1 10 57 L
MHz
o
s
Scattering loss empiris
untuk u > 1
o
dan N
s
= 310
( Free space loss )
( ) | |
) dB ( R ) dB ( T c
G G 055 , 0 exp 07 , 0 L + =
Apperture to Medium
Coupling Loss
umumnya kurang sesuai dgn
hasil eksperimen
( ) 310 N 2 , 0 N
s s
=
Faktor Koreksi karena perubahan N
s
untuk
berbagai tempat dan tahun, telah dipetakan
( Surface Refractivity ) , biasanya diambil rata-rata
dari kedua tempat Tx dan Rx
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
26
Komunikasi Hambur Tropo
Pathloss : metode L.P. Yeh
Sehingga, didapatkan rumus umum untuk Metoda L.P. Yeh, sebagai berikut :
( ) 310 N 2 , 0 L 10 f log 30 d log 20 3 , 53 L
s c
o
) MHz ( ) km ( P
+ u + + + =
Sudut Hambur u, harus dicari untuk berbagai kontur bumi (terain) dan kasus :
Bumi rata, tinggi antena = 0 / tidak signifikan
Bumi rata, tinggi antena cukup signifikan
Kontur tak teratur, ada satu penghalang
Kontur tak teratur, ada 2 penghalang
Kasus2
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
27
Pathloss : metode L.P. Yeh
Komunikasi Hambur Tropo
Sudut Hambur
I. Bumi rata, tinggi antena = 0
Reff = k R0
u
0
h
eff
2
0
R 8
d
h =
eff
o
o
R
d 180
t
= u
1
o
2
o
u
x
u
1
d 2
d
d
II. Bumi rata, tinggi antena signifikan
|
|
.
|

\
|

t
=
o o u = u
eff
2 1
o
2 1 x
o
R
d d d 180
1 eff 1
h R 2 d =
2 eff 2
h R 2 d =
horison
radio
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
28
Pathloss : metode L.P. Yeh
Komunikasi Hambur Tropo
III. Kontur tak teratur, satu penghalang
1
o
2
o
u
x
u
1
d
2
d
d
1
o
' h
1
1
h
2
h
|
|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|
+

t
=
o o u = u
eff
2
eff
1
1
1 1
eff
o
2 1 x
o
R
d
R 2
d
d
' h h
R
d 180
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
29
Pathloss : metode L.P. Yeh
Komunikasi Hambur Tropo
IV. Kontur tak teratur, dua penghalang
1
o
2
o
u
x
u
1
d
2
d
d
1
o
' h
1
1
h
2
h
' h
2
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
+

|
|
.
|

\
|
+

t
=
o o u = u
eff
2
2
2 2
eff
1
1
1 1
eff
o
2 1 x
o
R 2
d
d
' h h
R 2
d
d
' h h
R
d 180
d
1
, d
2
, h
1
, dan h
2

didapat dari peta
profile
Nachwan Mufti A Modul IVb Hubungan Difraksi dan
Hamburan Tropospheric
30
Metode Ryder
Komunikasi Hambur Tropo
Metoda lainnya...
( ) 49 330 N 43 , 0 log 50 d log 30 f log 30 L
s ) rad ( ) km ( ) MHz ( P
+ u + + =
Metode CCIR-244
( ) ( ) de V L d F d log 20 f log 30 L
c ) km ( ) MHz ( P
+ u + =
Metode NBS (Tel. Note 101)
( ) ( )
a 0 0 c ) km ( ) MHz ( P
A H F de V L d F d log 20 f log 30 L + + + u + =
Untuk metoda CCIR dan NBS,
f Frekuensi (MHz)
d Jarak (km)
u Sudut hambur (rad)
de Jarak efektif (km)
L
c
Apperture to Medium Coupling Loss (dB)
F
0
Koreksi efisiensi hambur (dB)
H
0
Koreksi tinggi antena (dB)
A
a
Faktor penyerapan atmosfer (dB)
V(de) Faktor perubahan iklim (dB)
F(ud)

Fungsi redaman terhadap nilai u
dan d untuk suatu nilai N
s

Anda mungkin juga menyukai