Anda di halaman 1dari 60

Alhamdulillah

Tetap Semangat
Luar Biasa
Allohuakbar

Pengantar: Penata Kamera


Oleh: Budi Setiadi M, S.Sos

Teknik Pengambilan
Gambar

Juru Kamera
Shot, Scene, Sequence
Sudut Pandangan
sinematik
Sudut pengambilan
gambar
Ukuran Gambar
Gerakan Kamera dan Objek
Komposisi dalam Frame

JURU KAMERA
Dalam Kongres Persatuan Karyawan Film
dan Televisi Indonesia ke IV tahun 1981
di Jakarta, dirumuskan batasan mengenai
juru kamera yakni:
Juru kamera adalah seorang
karyawan film dan televisi
profesional yang berfungsi sebagai
perekam unsur visual dengan
kamera, baik mekanik maupun
elektronik dalam pembuatan film
serta bertanggung jawab atas
kualitas teknik, artistik dan dramatik
dari rekaman tersebut.
Dalam kajian film, kedudukan
seorang juru kamera atau
cameraman yang sering disebut juga
Director Of Photography (DOP)

Tugas juru kamera menurut rumusan kongres:

Tahap persiapan
Menganalisis skenario dan berkonsultasi dengan
sutradara untuk mencapai persesuaian penafsiran atas
skenario, khususnya dari sudut perekaman unsur visual.
Mendampingi sutradara dan atau art director dalam
mencari lokasi (hunting location), untuk ikut
menentukan dari sudut fotografi.
Menyiapkan sarana yang akan digunakan dalam
perekaman gambar.
Ikut menentukan laboratorium yang akan dipakai (tidak
perlu ngedit sendiri)

Tahap Pembuatan
Melakukan perekaman sinematografi (reproduksi dan
pembuatan film-film) sesuai dengan konsep
penyutradaraan sejauh secara teknis dapat dilaksanakan.
Mengkoordinasikan awak kamera dalam melaksanakan
tugasnya.
memberikan petunjuk kepada pihak laboran mengenai
processing negative dan pencetakan rush copy maupun
release copy (jika menggunakan kamera video tidak perlu
ke lab, cukup mendampingi pihak editor).
Memeriksa laporan kamera ( camera report) dan laporan
syuting (shooting report).
bertanggung jawab atas keselamatan seluruh peralatan
kamera dan perlampuan.
Memeriksa hasil cetakan release copy untuk koreksi
kualitas. Jika dengan kamera video cukup melihat hasil
akhir pasca produksi.

SHOT, SCENE, SEQUENCE


Membuat film itu gampang, tapi bagaimana kita akan
membuat film yang baik?.
Sebuah film terbentuk dari sekian banyak shot. Untuk
menghasilkan shot yang baik tentunya kita harus memiliki
pengetahuan tentang teknik pengambilan gambar. Bagaimana
shot itu dilakukan, kesan apa yang ingin dimunculkan, apa latar
belakangnya, dan banyak lagi hal yang terkait dalam
menentukan sebuah shot.

SHOT
Merupakan serangkaian gambar hasil rekaman kamera. Tiap
shot adalah take, apabila terjadi pengambilan gambar
beberapa kali atau beberapa take dalam satu shot dalam
satu set up yang sama dinamakan re-take. Apabila set up
nya berubah atau kamera berpindah itu dinamakan shot
baru bukan re-take. Misalnya shot ketika adegan seseorang
bangun tidur, melihat jam wekernya lalu bangun dan keluar
kamar untuk mandi.

SCENE
Merupakan tempat adegan atau setting yang dilakukan
dimana kejadian berlangsung. Satu scene bisa terdiri dari
satu shot atau beberapa shot yang menggambarkan
peristiwa atau kejadian yang berkesinambungan. Misalnya
shot satu ketika adegan seseorang bangun tidur, melihat
jam wekernya lalu bangun dan keluar kamar untuk mandi.
Shot dua diruang keluarga ketika dia baru keluar dari kamar
mandi. Shot ketiga diruang makan ketika dia sedang
sarapan pagi.

SEQUENCE
Terdiri dari beberapa scene atau adegan yang utuh. Satu
sequence bisa berlangsung pada satu setting atau beberapa
setting. Sequence dalam sebuah film biasanya
memperlihatkan kejadian yang berlangsung tiap babak yang
dipisahkan dalam alur cerita yang dibangun. Misalnya
sebuah sequence dimulai dari aktifitas seseorang waktu
pagi di dalam rumah dengan kegiatan menjelang pergi
kuliah. Pergi ke kampus dan kegiatan dikampus sampai sore
hari. Akhirnya pulang menjelang magrib sampai hari sudah
gelap.

SUDUT PANDANGAN SINEMATIK.

Yang harus diutamakan dalam sudut pandangan pada film adalah


selalu menjaga kesinambungan dan keterpaduan dalam cerita film
yang di bangun. Dalam mempertimbangkan sudut pandangan
sinematik, seorang pembuat film harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Dari sudut mana dan melalui mata seperti apa kamera melihat
kejadian tersebut?
2. Apa pengaruh posisi kamera dan cara dia melihat suatu kejadian
yang khusus pada pandangan kita terhadap kejadian tersebut?
3. Perubahan-perubahan apa yang terjadi dalam reaksi kita sebagai
akibat dari perubahan sudut pandangan?
Ada empat sudut pandangan yang berbeda yang digunakan dalam
film:
Umumnya ke empat sudut pandang ini dapat dipergunakan dalam
setiap film menurut ragam tertentu, tergantung dari tuntutan situasi
dramatik dan penglihatan kreatif dan gaya seorang sutradara.

Sudut Pandangan Objektif


Kamera objektif melakukan penembakan dari garis-garis
titik pandang. Penonton menyaksikan peristiwa yang
dilihatnya melalui mata yang tersembunyi, seperti mata
seseorang yang sedang mencuri pandang. Juru kamera dan
sutradara seringkali dalam menata kamera objektifnya
menggunakan titik pandang penonton. Karena peristiwa
yang disajikan bukan dari sudut pandang siapapun yang
berada dalam adegan. Sudut pandangan objektif di
ilustrasikan oleh filsafat kamera John Ford, ia menganggap
kamera sebagai sebuah jendela, dengan penonton yang
berada di luar jendela menonton orang-orang dan peristiwa
yang terjadi di dalam. Pada kita diminta untuk menyaksikan
kejadian-kejadian, seakan-akan kejadian ini berlangsung
pada suatu jarak yang jauh.

Sudut Pandangan Objektif

Sudut Pandangan Subjektif (kamera sebagai pemain


dalam peristiwa)
Kamera subjektif membuat perekaman film dari titik
pandang seseorang. Penonton ikut terlibat dalam peristiwa
atau kejadian yang berlangsung. Penonton berada dalam
film, baik dia sebagai pelaku aktif ataupun bergantian
tempat dengan seorang pemain dalam film dan
menyaksikan kejadian yang berlangsung melalui matanya.
Penonton juga dilibatkan dalam film manakala seorang
pelaku dalam adegan memandang kamera yaitu karena
terjadinya hubungan pemain-penonton melalui pandangmemandang.
Jadi kesimpulannya sudut pandangan subjektif ini
melibatkan penonton dalam film untuk menjadi orang
pertama, orang kedua ataupun orang ketiga.

Sudut Pandangan Subjektif (kamera sebagai pemain


dalam peristiwa)

Sudut Pandangan Subjektif Interpretatif (sudut


pandangan sutradara)
Dalam sudut pandang lain, seorang sutradara tidak saja
ingin memperlihatkan apa yang terjadi, tapi bagaimana kita
harus melihat kejadian tersebut dari sudut pandangan yang
khusus atau dengan mempergunakan lensa khusus.
Mempergunakan slow motion atau speed motion,
memberikan nada tertentu pada citra visual, sikap
emosional tertentu atau gaya tertentu. Dengan demikian
kita dipaksa bereaksi secara emotional dengan cara tertentu
terhadap apa yang kita lihat

Sudut Pandangan Subjektif Interpretatif (sudut


pandangan sutradara)

Sudut Pandangan Subjektif tidak langsung


Sudut pandangan subjektif tidak langsung tidak diambil dari
sudut pandang seorang pemain. Sudut pandang ini hanya
mendekatkan kita pada suatu peristiwa agar kita merasakan
kejadian lebih dalam penuh penghayatan dan emosional.

Sudut Pandangan Subjektif tidak langsung

Sebuah ilustrasi dari sequence sebuah film menceritakan


terjadinya kejar-kejaran mobil seorang penjahat dikejar oleh
mobil polisi untuk memperlihatkan contoh ke empat sudut
pandangan sinematik:

1.

Sudut pandangan objektif. Sebuah mobil truk yang


dikendarai oleh seorang penjahat sedang dikejar oleh mobil
patroli polisi. Kejadian ini dilihat dari samping
memperlihatkan kejar-kejaran mobil dari sudut pandang yang
cukup jauh dengan suasananya.

2.

Sudut pandangan subjektif. Shot dari tempat duduk mobil


truk penjahat melihat kedepan jalan tampak kap mobil dan
dashboard dengan tangan yang sedang memegang stir
mobil. Sudut pandang dari seorang penjahat.

3.

Sudut pandang Subjektif tak langsung . Close up wajah


seorang penjahat di dalam mobil dari samping yang waktu
dia berpaling menengok ke belakang (pandangan out frame)
wajahnya menggambarkan ketakutan dan ketegangan.

4.

Sudut pandangan subjektif. Shot mobil polisi yang sedang


mengejar, dilihat dari sudut pandangan penjahat ketika menengok
ke belakang.

5.

Sudut pandang Subjektif tak langsung. Close up wajah


penjahat yang telah kembali memandang kedepan yang penuh
ketegangan, keringat bercucuran dan sesekali dia menyeka
keringatnya dengan tangan dan coba menjalankan mobilnya
dengan penuh konsentrasi walaupun dalam keadaan tegang. close
up ban mobil penjahat ketika melindas bebatuan dan kerikil.

6.

Sudut pandang Interpretatif Sutradara. Full shot dengan slow


motion mobil truk penjahat melayang dan terjatuh. Keadaan ini
menggambarkan bagaimana menyampaikan kesan kepada
penonton untuk terlibat lebih emosional dalam mengikuti kejadian
ini.

SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR

Tiap shot memerlukan menempatan kamera pada posisi yang


paling baik bagi pandangan mata penonton, bagi tata set dan
action pada suatu saat tertentu dalam perjalanan cerita. Kita
harus melakukan analisa yang mendalam dari cerita yang
dibangun, sehingga kita mampu menempatkan kamera pada
posisi tertentu yang kita inginkan guna mendapatkan sudut
pengambilan gambar yang baik sesuai dengan tuntutan cerita.
Pemilihan sudut pandang kamera yang teliti akan
mempertinggi kesan dramatis dalam cerita yang dibangun.
Ketika seorang juru kamera akan melakukan shot (pengambilan
gambar) terhadap suatu objek, dia bisa menggunakan lima
cara, yakni bird eye view, high angle, low angle, eye
level, dan frog eye.

Bird Eye View


Teknik pengambilan
gambar yang
dilakukan juru kamera
dengan ketinggian
kamera di atas
ketinggian objek yang
direkam. Hasil
perekaman teknik ini
memperlihatkan
lingkungan yang
demikian luas dengan
bendabenda lain yang
tampak di bawah
demikian kecil.

High Angle
Artinya, sudut
pengambilan dari
atas objek sehingga
kesan objek jadi
mengecil. Selain itu
teknik pengambilan
gambar ini
mempunyai kesan
dramatis, yakni nilai
kerdil.

Low Angle
Artinya, sudut
pengambilan
gambar dari arah
bawah objek
sehingga kesan
objek jadi
membesar. Sama
seperti high angle,
low angle juga
memperlihatkan
kesan dramatis,
yakni prominance
(keagungan).

Eye Level
Artinya, sudut
pengambilan gambar
sejajar dengan objek.
Hasilnya
memperlihatkan
tangkapan
pandangan mata
seseorang yang
berdiri atau
pandangan mata
seseorang yang
mempunyai
ketinggian tubuh
tepat tingginya sama
dengan objek.

Frog Eye
Teknik pengambilan
gambar yang dilakukan
juru kamera dengan
ketinggian kamera
sejajar dengan dasar
(alas) kedudukan objek
atau dengan
ketinggian yang lebih
rendah dari dasar
(alas) kedudukan
objek. Dengan teknik
ini dihasilkan satu
pemandangan objek
yang sangat besar,
mengerikan, dan
penuh misteri.

UKURAN GAMBAR

Setelah
dilihat
dari
aspek
pengambilan
gambar
tadi,
berikutnya
adalah
ukuran
gambar. Keberagaman ukuran
ini tentunya dikaitkan dengan
tujuan pengambilan gambar,
sekaligus menunujukan tingkat
emosi, situasi, dan kondisi dari
objek
gambar.
Misalnya,
seseorang yang digambarkan
bersedih atau gembira lebih
baik
jangan
menggunakan
ukuran gambar jauh (long shot)
karena ekspresi wajahnya tidak
akan terlihat oleh penonton.

Istilah/ singkatan: ECU (extreme close up)


Artinya
: Pengambilan gambar sangat dekat sekali,
sampai pori-pori kulit Pun kelihatan.
Fungsi : Memperlihatkan detail suatu objek secara jelas.

Istilah/ singkatan: BCU/ VCU/ HS (big close up/ very close up/ head
shot)
Artinya
: Pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
Fungsi
: Menonjolkan objek untuk menimbulkan ekspresi tertentu.

Istilah/ singkatan: CU (close up)


Artinya
: Pengambilan gambar dari pas atas kepala sampai
dada
Fungsi
: Untuk memberi gambaran objek secara jelas.

Istilah/ singkatan: BS / MCU (bush shot/ medium close up)


Artinya
: Ukuran gambar sebatas dari atas kepala sampai pinggang
Fungsi
: Untuk menegaskan profil seseorang sehingga penonton
puas.

Istilah/ singkatan: WS / MS (waist shot/ mid shot)


Artinya
: Ukuran gambar sebatas dari kepala sampai pinggul
Fungsi
: Memperlihatkan sosok seseorang dengan
tampangnya.

Istilah/ singkatan: KS / MS (knee shot/ medium shot)


Artinya
: Ukuran gambar sebatas dari atas kepala hingga lutut.
Fungsi
: Masih seperti WS

Istilah/ singkatan: FS (full shot)


Artinya : Pangambilan gambar penuh dari atas kepala hingga kaki
Fungsi : Memperlihatkan objek dengan lngkungannya.

Istilah/ singkatan: LS (long shot)


Artinya
: Pengambilan gambar melebihi FS
Fungsi : Menunjukan objek dengan latar belakangnya.

Istilah/ singkatan: 1 S (one shot)


Artinya : Pengambilan gambar satu objek.
Fungsi : Memperlihatkan seseorang dalam in frame.

Istilah/ singkatan: 2 S (two shot)


Artinya : Pengambilan gambar dua orang.
Fungsi : Untuk memperlihatkan adegan dua orang sedang
bercakap.

Istilah/ singkatan: 3 S (three shot)


Artinya : Pengambilan gambar tiga orang.
Fungsi : Menunjukan tiga orang yang lagi mengobrol.

Istilah/ singkatan: GS (group shot)


Artinya : Pengambilan gambar sekelompok orang.
Fungsi : Pada adegan pasukan sedang berbaris atau lainnya.

GERAKAN KAMERA

Zoom In/Zoom Out (Kamera


Tidak bergerak, tetapi Menekan
Tombol Zooming)
Pada kamera video, terdapat
lensa zoom. Juru kamera dapat
mendekatkan atau menjauhkan
gambar/ objek tersebut tanpa
mendekati atau menjauhi
gambar/ objek tersebut, tetapi
hanya dengan menekan tombol
zooming. Biasanya kalau tombol
berbentuk pipih dan jika ditekan
dibagian depan, efeknya zoom
in (mendekat) atau jika ditekan
ke bagian belakang, efeknya
zoom out (menjauh).

Panning (Kamera tidak bergerak,


tetapi Tripod Penyangga Kaki Tiga)nya digerakan ke kiri dan ke kanan)
Untuk memperlihatkan tampilan
gambar mendatar (horizontal)
secara berurutan dan halus, kamera
dapat digerakkan secara panning
dengan kamera tetap berada di
tempat. Jika gerakan kamera ke kiri
disebut Pan Left. Jika gerakan
kameranya ke arah kanan disebut
Pan Right. Hanya untuk bisa
panning ini kamera harus berada di
atas tripod. Alat ini mempunyai
tongkat untuk menggerakkan, baik
ke kiri maupun ke kanan.

Tilting
Untuk memperlihatkan gambar dari atas ke bawah atau dari
bawah ke atas, dengan cara menggerakan kamera yang
berada di atas tripod ke atas atau kebawah. Gerakan
kamera dari atas kebawah disebut Tilt Down, gerakan
kamera dari bawah keatas disebut Tilt Up

Dolly
Dolly adalah kedudukan
kamera diatas tripod dan
diatas landasan roda
(dolly) sehingga kamera
dapat digerakan kearah
mana saja. Jika dolly
digerakan ke arah depan/
maju disebut Dolly In, jika
dolly digerakan kearah
belakang/ mundur disebut
Dolly Out.

Follow
Follow adalah gerakan
kamera yang mengikuti
gerakan objek yang
bergerak searah. Follow
bisa berada diatas dolly,
crane ataupun dengan
handheld. Objek bisa di
depan kamera, di belakang
kamera atapun disamping
kamera.

Crane Shot
Crane Shot adalah gerakan
kamera yang dipasang diatas
mesin beroda (crane) dan
bergerak sendiri, bisa juga
bergerak dengan juru kamera,
baik mendekati maupun
menjauhi objek. Dalam
perkembangan crane ada alat
yang bernama Jimmy Jib yang
bentuknya seperti belalai gajah.

Fading
Fading adalah pergantian gambar secara perlahan-lahan.
Gambar baru muncul secara perlahan menggantikan
gambar yang ada pada layar, disebut Fade In. Jika gambar
yang ada pada layar secara perlahan menghilang dan
digantikan dengan gambar baru, disebut Fade Out.

Framing
Framing Shot adalah objek yang keluar masuk kedalam
frame atau bingkai layar. Jika Objek masuk ke dalam frame
atau bingkai shot dalam layar disebut Frame In. Jika objek
keluar bingkai atau frame disebut Frame Out.

GERAKAN OBJEK
Objek yang bergerak dengan posisi kamera diam. Beberapa
macam gerakan objek, yaitu:
1. Objek dapat bergerak sejajar dengan kamera, baik ke kiri
mapun ke kanan.
2. Objek dapat brgerak mendekati kamera disebut Walk In.
3. Objek dapat bergerak menjauhi kamera disebut Walk Out.

TEKNIK-TEKNIK LAIN

BACKLIGHT SHOT
Backlight Shot adalah teknik pengambilan gambar terhadap
objek di depan kamera dengan cahaya dibelakang objek.
Dengan pengambilan gambar seperti ini objek terlihat gelap
sedangkan latar belakang terang. Shot ini biasa dilakukan
untuk menampilkan sosok yang misterius, kesedihan,
kesepian atau lainnya.

REFLECTION SHOT
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan tidak secara
langsung terhadap objek, akan tetapi lewat pantulan objek
di kaca atau di air. Teknik pengambilan gambar ini untuk
memberikan kesan yang dalam terhadap peran yang
dilakukan, seperti keheningan, kesedihan ataupun angan
dan harapan.

DOOR FRAME SHOT


Pengambilan gambar yang dilakukan dibalik pintu, seperti
pintu yang sedikit terbuka kemudian muncul objek dibalik
pintu tersebut atau pintu yang terbuka secara perlahan
memperlihat sosok yang muncul dari balik pintu. Adegan ini
biasanya untuk memberikan kesan menegangkan,
mencekam ataupun yang lebih menyeramkan lagi.

POINT OF VIEW
Pengambilan gambar yang dilakukan dengan melibatkan
penonton sebagai subjek, bisa sebagai orang pertama, kedua
atau ketiga. Contohnya pengambilan gambar 2 orang sedang
berbincang-bincang dengan shot bergantian memperlihatkan
perbincangan mereka.

ARTIFICAL FRAMING SHOT


Pengambilan gambar dengan menempatkan benda di depan
kamera sebagai efek untuk memberikan kesan tertentu atau
hanya sebagai penghias terhadap objek. Contohnya dengan
menempatkan dedaunan didepan kamera seolah-olah ada
seseorang yang sedang mengintai objek dibalik dedaunan
tersebut, atau seseorang yang sedang bermain di sebuah
taman dengan menempatkan kamera dibelakang pepohonan.

JAWS SHOT
Untuk memberikan kesan dramatis dari objek terhadap
penonton yang tadinya biasa saja tiba-tiba objek kaget
dengan memandang kearah kamera. Contohnya ketika
seseorang sedang berjalan ke arah kamera dan tidak jauh dari
depan kamera ada objek lain, misalkan orang gila. Ketika
seseorang tersebut sudah dekat dengan orang gila, orang gila
tersebut menakutinya dengan muka seperti mau menerkam
dan orang tadi kaget.

FRAMING WITH BACKGROUND


Teknik pengambilan gambar dengan background yang dimunculkan
dari objek yang didepan untuk memberikan efek keindahan dan
kesan dari cerita yang dibangun. Objek yang di depan tetap fokus,
tapi latar belakang mendukung terhadap objek tujuan.

THE SECRET OF FOREGROUND FRAMING SHOT


Pengambilan gambar terhadap objek yang didepan akan tetapi
objek yang melatar belakangi mempengaruhi sesuatu yang terjadi
pada latar objek di depannya sehingga objek dibelakang
mempunyai andil. Contohnya seseorang perempuan di tengah
keramaian kota yang sedang kebingungan mencari kekasihnya
yang sudah lama tidak bertemu, perempuan itu sudah kelelahan
kemudian shot close up sambil menyeka keringat dan pada saat
itu muncul dibelakang seseorang pria yang berdiri sejenak
kemudian menaiki kendaraan dan pergi, padahal seseorang itu pria
yang di cari.

TRIPOD TRANSITION
Teknik pengambilan gambar dengan posisi kamera diatas
tripod yang mengambil gambar dari satu objek ke objek lain
secara cepat. Teknik ini biasa dipakai untuk membrikan
kesan dinamis, ketegangan dalam suasana memperlihat
satu persatu emosi dari sekelompok objek yang ada.

ARTIFICAL HAIRLIGHT
Pada teknik ini, rambut objek diberi efek cahaya buatan
sehingga mempunyai efek bersinar. Efek ini dilakukan untuk
memberikan nuansa dramatis bagi obek yang sedang
berakting.

FAST ROAD EFFECT


Teknik pengambilan gambar ini menempatkan juru kamera
berada diatas kendaraan yang sedang melaju. Kesan yang
ditimbulkan tentunya ada pemandangan jalan yang
bergerak yang memperlihatkan pergerakan kendaraan yang
sedang ditumpangi oleh pelaku/ pemain.

WALKING SHOT
Teknik ini biasanya kamera di bawa dengan tangan atau
hand held, mengikuti pergerakan objek, objek yang sedang
berjalan atau berlari, bisa sedang terburu-buru atau dalam
keadaan sedang dikejar-kejar.

OVER SHOULDER SHOT


Pengambilan gambar lewat bahu dari objek yang sedang
berdialog. Dalam frame terlihat dua orang yang sedang
berhadapan dan salah satunya agak membelakangi kamera
seolah-olah kamera berada diatas bahunya.

PROFIL SHOT
Jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan
gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan
orang pertama dengan looking space-nya, demikian juga
dengan orang kedua mamperlihatkan hal yang sama.

KOMPOSISI GAMBAR DALAM FRAME

Komposisi adalah penataan dan penempatan elemen-elemen


visual dalam sebuah frame ketika pengambilan gambar yang
dilakukan juru kamera untuk menjadikan suatu proses
komunikasi yang berlangsung dengan baik dan menarik.
Pemberian bentuk pada gambar agar tampak lebih berkarakter
dilakukan juru kamera dengan mengikuti pola-pola perekaman
gambar yang cukup umum dan sering digunakan atau
diterapkan oleh para juru kamera, diantaranya:

Menghindarkan suatu penggambaran yang simetris pada


satu bidang proyeksi layar.
Menghindarkan suatu penggambaran yang berat sebelah
atas penempatan objek dalam sebuah frame.
Menghindarkan pengambilan gambar yang saling menutupi
tiap-tiap elemen visual yang satu dengan yang lain.
menghindarkan pengambilan gambar yang terlalalu berjejal
ataupun terlalu jarang atas elemen visual dalam sebuah
frame.

Menghindari pengambilan gambar yang mengurangi


perspektif, menipu atau bahkan merusak perspektif.
Menghindarkan penempatan garis kaki langit (garis Horizon)
ditengah bidang gambar.
Menghindarkan memunculkan elemen visual yang tidak
sebagaimana mestinya, harus lebih menonjolkan elemen
yang diutamakan.
Mempertahankan, menjaga atau memelihara
kesinambungan dari cahaya, tempat, latar belakang objek,
kedudukan dan atau arah gerak objek.

Ada lima faktor yang mempengaruhi shot dalam frame, yaitu:


Field of view, sudah dijelaskan dalam ukuran gambar
diatas.

Head room, berarti ruang di atas kepala antara batas frame


dan kepala bagian atas. Yang baik jangan sampai kepala
terpotong atau terlalu lebar ruang anatar kepala dan bagaian
atas frame.

Noseroom, menentukan arah pandangan ataupun gerak


pemain. Noseroom akan mempengaruhi looking space pemain
ketika dia sedang berjalan, berbincang atau menoleh. Kita
harus memberi ruang untuk memberikan kesan pandangan
yang ditujunya.

Close up, dalam menentukan close up seorang pemain


akan memberikan karakter dan kesan emosional yang
dibangun, sehingga close up akan memberikan perhatian
khusus dalam shot.

Background, latar belakang harus kita perhatikan agar


memberikan kesan terhadap objek didepannya. Latar
belakang jangan menyatu dengan latar depan sehingga
kesan memunculkan objek tidak terlihat, atau latar belakang
mengganggu objek di depannya.

Anda mungkin juga menyukai