Anda di halaman 1dari 28

I.

PENDAHULUAN
EPILEPSI = Kata Yunani EPILAMBANEIN
Sesuatu yang menimpa seseorang dari luar hingga jatuh
HIPOCRATES : Orang pertama mengenal epilepsi sebagai gejala penyakit
PREVALENSI : 5 10 permil 200 juta pddk RI ( 1 juta 2 juta penderita )
INSIDENSI
: 0,5 permil 100.000 kasus baru pertahun

II. DEFINISI :
Epilepsi adalah manifestasi gangguan fungsi otak dengan berbagai eteologi ,
dengan gejala tunggal yang khas, yakni serangan berkala akibat
lepas serangan listrik neuron otak secara berlebihan & paroksismal.
Bagaiman serangan terjadi ?
Sel neuron saling berhubungan satu dengan yang lainya melalui
arus / pulsa listrik dengan bantuan zat kimia ( neurotransmiter )

Kelompok Glutamat dan Aspartat ;


Mendorong kearah aktivitas berlebihan / excitatory
Kelompok GABA ( gama amino butyric acid ) ;
Bersifat menghambat / inhibitory.
JASPER ;
Kejang adalah cetusan listrik abnormal,hiperaktif,terus menerus dari neuron
dalam sistem saraf pusat , akibat instabilitas dari membran neuron yang
disebabkan oleh kelebihan rangsangan ( eksitasi ) atau berkurangnya
mekanisme penghambat ( inhibisi )

NORMAL ; Lau lintas pulsa antar neuron berlangsung baik lancar


ANORMAL ; Lalu lintas antar neuron kacau.
Kejang Epileptik apapun jenisnya ; selalu disebabkan karena transmisi impuls yang
Berlebihan didalam otak yang tidak mengikuti pola normal

Keadaan dimana fungsi jaringan ;


A. Neuron penghambat kurang optimal
B. Neuron eksitatorik berlebihan
Pelepasan impuls epileptik berlebihan

III. KLASIFIKASI SERANGAN EPILEPSI


( ILAE )
A. SERANGAN UMUM

Serangan Tonik Klonik ( Grand Mal )


Serangan Absens ( Petit Mal )
Serangan Mioklonik
Serangan Klonik
Serangan Tonik
Serangan Atonik

B. SERANGAN PARSIAL
1.

Serangan Parsial Sederhana ( Kesadaran baik )


Dengan gejala motorik
Dengan gejala sensorik
Dengan gejala psikis

2. Serangan Parsial Kompleks ( Kesadaran terganggu )


Halusinasi , Ilusi dan automatismus
3. Serangan Parsial yang berkembang menjadi Serangan Umum

KLASIFIKASI FAKTOR PENYEBAB


1.

Epilepsi Primer / Idiopatik : 70%


Etiologi tidak diketahui
Dugaan gangguan keseimbangan kimiawi sel sel otak
Faktor genetik / diturunkan ( ambang kejang rendah )

2.

Epilepsi Sekunder / Simtomatis : 30%


Etiologi dapat ditentukan diduga
Akibat trauma kepala , tumor otak , stroke , infeksi otak
Kelainan bawaan pada otak , dll

IV.GAMBARAN KLINIK
A. SERANGAN UMUM
Sejak awal serangan :

Kedua hemisfer terlibat simultan


Tanpa fokus
Kesadaran menurun
Bilateral / Simetris
Gejala Autonomik

1. SERANGAN TONIK KLONIK : GRAND MAL

Diawali gejala prodromal : rasa tidak enak , sentakan sentakan


mioklonik.

Serangan dimulai dengan jeritan , kehilangan kesadaran ,


jatuh / cedera.

Badan, anggota gerak kaku ( fase tonik ) <1/2 menit ,


disusul kejang klonik selama 1 2 menit

Kejang bilateral , mula mula simetris, menjadi tidak teratur ,


nafas mendekur mulut keluar busa, kadang bercampur darah
( karena lidah tergigit )

Dapat terjadi inkontinensia urine / alvie.

2.SERANGAN PETIT MAL / LENA : 4 12 TAHUN


Kehilangan kesadaran mendadak, beberapa detik kegiatan
motorik ( bicara, makan , berjalan ) terhenti, pasien diam
tidak bereaksi.
Biasanya tidak sampai jatuh tidak tampak ada serangan
Gerakan otomatis secara ritmis, seperti pada kepala, mulut,
kelopak mata atau gerakan lain yang frekuensinya 3 siklus
per detik.
EEG : Kompleks gelombang runcing diikuti gelombang
lambat 3 siklus per detik , bilateral sinkron ( spike wave
complex 3 spd )

3. SPASMUS INFANTIL ( SINDROME WEST )


Epilepsi umum sekunder ( gangguan metabolik , anoksia dll.)
Gerakan fleksi atau ekstensi satu / lebih kelompok otot secara mendadak.
Serangan bisa beberapa kali sehari .
Usia onset 3 12 bulan
Penyebab keterlambatan perkembangan mental.

EEG : HIPSARITMIA.

B. SERANGAN EPILEPSI PARSIAL


1. EPILEPSI PARSIAL / FOKAL MOTORIK
Serangan pada salah satu sisi anggota gerak , secara tiba tiba ,
seperti mulut sisi kiri tertarik - tarik, disusul muka sebelah kiri,
kemudian terjadi kejang kejang lengan kiri.
Lama serangan 2 menit, selam serangan penderita tetap sadar
2. SERANGAN EPILEPSI KOMPLEKS
( Serangan epilepsi psikomotor / halusinasi , otomatisme )

Serangan berupa halusinasi bau, pendengaran dan penglihatan serta


otomatisme.
Kesadaran Menurun, mulut mengecap ngecap, lidah menjilat jilat,
penderita melakukan gerakan seperti menelan, meraba raba atau
meremas remas baju, wajah menjadi sianotik
Lama serangan + 5 menit

V. PEDOMAN DIAGNOSIS
Berdasarkan pada gambaran klinis serangan
Anamnesis keluarga, teman dekat, penderita
Menentukan jenis serangan dan faktor etiologi
kelainan otak yang mendasari.
Pemeriksaan klinik, laboratorium.
1. status neurologi
2. EEG
3. Lab. Darah
4. Gambaran Radiologi; X foto kranium,
CT scan

Serangan umum :
Cetusan epilepsi
mengenai ke 2 belahan
otak

Serangan parsial :
Cetusan terlokalisasi

Serangan umum sekunder :


Cetusan epilepsi pada mulanya terlokalisasi dan kemudian
menyebar dan mengakibatkan serangan umum

VI. DIAGNOSIS BANDING EPILEPSI

Sinkope
Vertigo
Serangan iskemik otak sepintas (TIA)
Migrain
Narkolepsi
Serangan psikogen

VII. OBAT OBAT ANTIEPILEPSI

Karbamazepin
Fenitoin
Phenobarbital
Sodium valproat

VIII. STATUS EPILEPSI


Suatu keadaan klinik ditandai dengan serangan
berkesinambungan atau
berulang.
Dengan frekuensi sedemikian tingginya sehingga
tidak pulih kesadarannya
diantara serangan.
Serangan klinik maupun EEG berlangsung 30 menit
atau lebih

EPILEPSI YANG SUKAR DIOBATI


( INTRACTABLE EPILEPSI )
KASUS EPILEPSI DENGAN DIAGNOSIS, OBAT DAN DOSIS
SUDAH TEPAT ( 3D : DIAGNOSIS , DRUG, DOSAGE )
TETAPI SERANGAN BELUM TERKENDALI
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
20 30% PASIEN EPILEPSI MENAHUN
PREDIKTOR EPILEPSI YANG SUKAR DI OBATI
1.Awitan kurang dari usia 2th
2.Serangan umum yang frekwen
3.Sejak awal serangannya bandel
4.Ada kerusakan jaringan otak
5.Rekaman EEG anormal
6.IQ Rendah
7.Serangan Absens yang atonik, atipik

MENGAPA TERJADI EPILEPSI YANG SUKAR DIOBATI


Diagnosis yang tidak tepat
Terapi yang tidak efektif
1. Diagnosis yang tidak tepat :
Anamnesis yang tidak lengkap, interprestasi yang keliru?
b. Pikirkan diagnosis banding
c. Jika mungkin dilakukan EEG monitor terus menerus
a.

FAKTOR PENYEBAB DAN PENCETUS


Minum obat tidak teratur
Penghentian obat mendadak
Gejala Withdrawal peminum alkohol, pecandu
obat.
Infeksi sismetik
Gangguan metabolik
Pada anak demam sismetik.
Dll

GANGGUAN GANGGUAN MENYERTAI


EPILEPSI

RETARDASI MENTAL
DAYA INTELEKTUAL HILANG
DAYA INGAT MENURUN
PERUBAHAN KEPRIBADIAN
GANGGUAN AFEKTIF
HALUSIMAS / ILUSI
GANGGUAN ENDOKRIN
GANGGUAN SEKSUAL
DLL

MASALAH MASALAH YANG HARUS YANG


HARUS DISELESAIKAN OLEH DOKTER

MENENTUKAN DIAGNOSIS DAN JENIS EPILEPSI


KAPAN DIBERI PENGOBATAN
OBAT APA DAN BERAPA LAMA
MONOTERAPI / POLITERAPI
MENENTUKAN PROGNOSIS
KAPAN OBAT DAPAT DIHENTIKAN
SELEKSI KASUS UNTUK OPERASI
WAKTU TEPAT UNTUK OPERASI

Anda mungkin juga menyukai