Anda di halaman 1dari 49

ALUR PELAYANAN RS

Dr Bagus Satriya Budi, Mkes


Depok, 11 Juni 2016

TUJUAN
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELAYANAN
YANG LENGKAP GUNA MENJAMIN
KEAMANAN ATAU KESELAMATAN PASIEN

SIPOC Diagram ---- Insert Process Title Here


List
Suppliers
Here

Insert
Process
Step 1

List
Inputs
Here

Insert
Process
Step 2

List
Outputs
Here

Insert
Process
Step 3

List
Customers
Here

Insert
Process
Step 4

List
Requirement
s
Here

Insert
Process
Step 5

Source: www.iSixSigma.com

The Measure phase of the


Six Sigma DMAIC (Define,
Measure, Analyze, Improve,
Control) methodology

KESELAMATAN ADALAH
SUATU KEBUDAYAAN,
BUKAN SUATU
KETENTUAN

Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk


menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan
Hipocrates kira kira 2400 tahun yang lalu yaitu :
Primum, non nocere ( First, do no harm ).
Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
tehnologi kedokteran serta makin kompleksnya
manajemen Rumah Sakit, unsur keselamatan pasien ini
agak terabaikan.
Di Rumah Sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan
test dan prosedur, banyak alat dengan tehnologinya,
bermacam jenis tenaga profesi yang siap memberikan
pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman
dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola
dengan baik dapat terjadi kejadian tidak diharapkan
KTD atau Adverse Event.

RUMAH SAKIT ----- KUMPULAN


Dokter, Perawat, Apoteker
Tenaga Medis
Alat alat penunjang medis
Berbagai test / prosedur
memungkinkan
Banyak pasien
Berbuat kesalahan medis
To err is human

TIAP TINDAKAN MEDIK


BERISIKO
KTD
NYARIS CEDERA
Adverse Event
Near miss

ATTACHMENT
Risk

Tujuan Patient Safety :


Tidak boleh ada pasien menderita cedera yang
dapat dicegah
Pasien, pusat dari semua upaya keselamatan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL


AKHIR PELAYANAN MEDIK :

Perjalanan dan komplikasi penyakit


Risiko pengobatan
Risiko tindakan medik
Efek samping pengobatan dan tindakan
Keterbatasan fasilitas
Kecelakaan medik ( medical accident )
Kesalahan medik ( medical error )
Kelalaian medik ( medical neglience )
Malpraktik medik

Faktor faktor yang tidak diharapkan :

Kurang / tidak ada SOP


Pesan pesan yang tumpang tindih
Pelatihan yang tidak berkesinambungan
Kurangnya perhatian
Toleransi kesalahan
Tehnologi ketinggalan
Pemeliharaan yang kurang baik
Beban kerja berlebih
Supervisi kurang
Pengetahuan umum

Tindakan tidak aman, Kesalahan,


Pelanggaran, Tidak melakukan apa yang harus dilakukan

Ada 5 isu penting terkait dengan keselamatan di RS :


1. Keselamatan pasien
2. Keselamatan pekerja atau petugas kesehatan
3. Keselamatan bangunan dan peralatan di Rumah Sakit
yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien
dan petugas
4. Keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap
pencemaran lingkungan, dan
5. Keselamatan bisnis rumah sakit yang terkait dengan
kelangsungan hidup rumah sakit
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan mutu dan
citra perumahsakitan.

Institute of Medicine tahun 2000 :


Laporan TO ERR IS HUMAN
Banyak kasus kasus KTD di Rumah Sakit

WHO 2004 :
Global Alliance For Patients Safety

PERSI :
Membentuk Komite Keselamatan Pasien RS
pada 1 Juni 2005
Gerakan Keselamatan Pasien RS oleh
Menkes pada 21 Agustus 2005
Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit

PENGERTIAN :
KESELAMATAN PASIEN ( PATIENT SAFETY ) ialah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman, mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil resiko
tindakan yang seharusnya diambil.

Sistem ini meliputi :


pengenalan resiko,
identifikasi & pengelolaan yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar insiden,
tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera
PATIENT SAFETY IS THE PREVENTION OF HARM TO PATIENTS

KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD ) ADVERSE EVENT


Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan
cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan
karena
penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.

KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN YANG TIDAK DAPAT DICEGAH


UNPREVENTABLE ADVERSE EVENT
Suatu kejadian yang tidak diharapkan akibat komplikasi yang
tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir

KEJADIAN NYARIS CEDERA NEAR MISS


Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commision )
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission),
yang dapat menciderai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi,
karena keberuntungan ( misalnya, pasien terima obat
kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat ),
karena pencegahan ( pemberian obat dosis lethal tetapi staf
lain mengetahui dan membatalkan sebelum diberikan ),atau
karena peringanan ( suatu obat dosis lethal diberikan,
diketahui secara dini lalu diberi antidotenya )

INSIDEN KESELAMATAN PASIEN


Suatu kejadian yang tidak disengaja dan diharapkan yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera
pada pasien
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASEIN
Suatu sistem untuk mendokumentasikan insiden yang
tidak
disengaja dan tidak diharapkan, yang dapat
mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera
pada pasien, sistem ini
juga mendokumentasikan kejadian kejadian yang tidak
konsisten dengan operasional rutin rumah sakit atau asuhan
pasien
KEJADIAN SENTINEL
Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan
kematian atau cedera yang serius, biasanya dipakai
untuk
kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
Kata Sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi

TUJUAN KEGIATAN PATIENT SAFETY DI


RUMAH SAKIT :
Terciptanya budaya keselamatan pasien di
rumah sakit
Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit
terhadap pasien dan masyarakat
Menurunnya kejadian yang tidak
diharapkan di rumah sakit, dan
Terlaksananya program program
pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan

Masalah Keselamatan Pasien ( KP ) perlu


ditangani segera di rumah sakit di Indonesia,
perlu standar keselamatan pasien rumah sakit
sbg acuan untuk melaksanakannya.
Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit
disusun mengacu kepada Hospital Patient
Safety Standars yang dikeluarkan oleh Joint
Commision on Accreditation of Health
Organization, Illionis, USA, tahun 2002 yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi
perumahsakitan di Indonesia.
Standar Keselamatan Pasien tdd. 7 STANDAR

7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN :


HAK PASIEN
MENDIDIK PASIEN DAN KELUARGA
KESELAMATAN PASIEN DAN KESINAMBUNGAN
PELAYANAN
PENGGUNAAN METODE METODE PENINGKATAN
KINERJA UNTUK MELAKUKAN EVALUASI DAN
PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PASEIN
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN
KESELAMATAN PASIEN
MENDIDIK STAF TENTANG KESELAMATAN PASEIN
KOMUNIKASI MERUPAKAN KUNCI BAGI STAF
UNTUK MENCAPAI KESELAMATAN PASIEN

HAK PASIEN
STANDAR :
Pasien dan kelurga mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil
pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya
kejadian tidak diharapkan.
KRITERIA
Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan (
DPJP )
DPJP wajib membuat rencana pelayanan
DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas
dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang
rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau
prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan
terjadinya kejadian yang tidak diharapkan.

MENDIDIK PASIEN DAN KELUARGA


STANDAR :
RS harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien

KRITERIA :
RS harus mempunyai sistem dan mekanisme mendidik pasien dan
keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam
asuhan pasein.
Dengan pendidikan diharapkan pasein dan keluarganya dapat :
Memberi informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur
Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan
keluarga
Mengajukan pertanyaan pertanyaan untuk hal yang tidak
mengerti
Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati

KESELAMATAN PASIEN DAN KESINAMBUNGAN


PELAYANAN
STANDAR :
RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi
antar tenaga dan antar unit pelayanan

KRITERIA :
Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat
pasien masuk sampai saat pasien keluar rumah sakit
Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan shg
pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat
berjalan baik dan lancar
Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan
komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan
keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan
kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya
Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan,
aman dan efektif

PENGGUNAAN METODE METODE PENINGKATAN


KINERJA UNTUK MELAKUKAN EVALUASI DAN
PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN
STANDAR :
RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang
ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan
data, menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan perubahan
untuk meningkatkan kinerja sera keselamatan pasien

KRITERIA :
Setiap RS harus mendesign mengacu pada visi, misi dan tujuan
serta sesuai dengan tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS
RS harus mengumpulkan data kinerja antara lain pelaporan insiden,
akreditasi, manajemen resiko, utilisasi, mutu pelayanan & keuangan
RS harus melakukan evaluasi intensif terkait KTD dan secara
proaktif melakukan evaluasi satu proses kasus resiko tinggi
RS harus menggunakan data dan informasi hasil analisis kinerja
untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan agar kinerja
dan keselamatan pasien terjamin

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN


KESELAMATAN PASIEN
STANDAR :
Pemimpin mendorong dan menjamin implementasi program
KP secra terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan
Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit .
Pemimpin menjamin berlangsungnya program proaktif untuk
identifikasi risiko KP dan program menekan atau mengurangi
KTD
Pemimpin mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan
koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang KP
Pemimpin mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk
mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja RS serta
meningkatkan KP
Pemimpin mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusi
dalam meningkatkan kinerja RS dan KP

KRITERIA :
Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program KP
Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden, yang mencakup jenis jenis kejadian yang memerlukan
perhatian, mulai dari Kejadian Nyaris Cedera sampai KTD
Tersedianya mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
RS terintegrasi dan berpartisipasi dalam program KP
Tersedia prosedur cepat tanggap terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisa
Tersedianya mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan
insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis
Akar Masalah ( RCA ) Kejadian Nyaris Cedera dan Kejadian Sentinel pada
saat program KP mulai dilaksanakan
Tersedianya mekanisme untuk menangani berbagai jensi insiden, termasuk
mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan kejadian sentinel
Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
antar pengelola pelayanan di dalam RS dengan pendekatan antar disiplin
Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
perbaikan kinerja RS dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk evaluasi
berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut
Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja RS dan KP, termasuk
rencana tindak lanjut dan implementasinya

MENDIDIK STAF TENTANG KESELAMATAN PASEIN


STANDAR :
Rumah Sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan, dan orientasi
untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan KP
secara jelas
Rumah Sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf
serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien

KRITERIA :
Setiap RS harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan
orientasi bagi staf baru yang memuat topik KP sesuai dengan
tugasnya masing masing
Setiap RS harus mengintegrasikan topik KP dalam setiap inservice
training & memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden
Setiap RS harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama
kelompok ( teamwork ) guna mendukung pendekatan interdisiplin
dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien

KOMUNIKASI MERUPAKAN KUNCI BAGI STAFF


UNTUK MENCAPAI KESELAMATAN PASEIN
STANDAR :
RS merencanakan dan mendisain proses
manajemen informasi KP untuk memenuhi
kebutuhan informasi internal dan eksternal
Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan
akurat
KRITERIA :
Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan
dan mendisain proses manajemen untuk
memperoleh data dan informasi tentang hal hal
terkait dengan KP
Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan
kendala komunikasi untuk merevisi manajemen
informasi yang ada

7 LANGKAH MENUJU KESELAMATAN


PASIEN RUMAH SAKIT :

Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien


Pimpin dan dukung staf anda
Intergrasikan aktivitas pengelolaan risiko
Kembangkan sistem pelaporan
Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
Belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien
Cegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien

Bangun Kesadaran Akan Nilai KP


Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
Langkah penerapannya :
Bagi Rumah Sakit :
RS memiliki kebijakan yg menjbarakan apa yg harus
dilakukan segera stlh terjadi insiden, langkah langkah
pengumpulan data dan dukungan yang harus diberikan kpd
staf & pasien
Memiliki kebijakan yang menjabarkan peran dan
akuntabilitas individu bilamana ada insiden
Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang
terjadi
Lakukan assesment dengan survei penilaian KP
Bagi Unit/Tim :
Pastikan rekan sekerja merasa mampu untuk berbicara dan
berani melaporkan bilamana ada insiden
Demonstrasikan kepada tim anda ukuran ukuran yang
dipakai untuk memastikan semua laporan dibuat secara
terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan
tindakan / solusi yang tepat

Pimpin Dan Dukung Staf Anda


Bangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan jelas
tentang KP di Rumah Sakit
Langkah penerapannya :
Untuk Rumah Sakit :
Ada Pimpinan yang bertanggungjawab atas KP
Identifikasi tiap unit orang orang sbg penggerak dalam
gerakan KP
Prioritas KP dalam agenda rapat Pimpinan/manajemen RS
Masukan KP dalam semua program latihan staf RS
Untuk Unit/Tim :
Nominasikan penggerak dalam tim anda untuk memimpin
gerakan KP
Jelaskan kepada tim anda penting dan manfaat bagi mereka
menjalankan KP
Tumbuhkan sikap ksatria yang menghargai pelaporan insiden

Integrasikan Aktivitas Penglolaan Risiko


Kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko,
serta lakukan identifikasi dan asesmen hal yang
potensial bermasalah
Langkah penerapannya :
Untuk Rumah Sakit :
Untuk Unit/Tim :

Kembangkan Sistem Pelaporan


Pastikan staf anda dengan mudah dapat melaporkan
kejadian/insiden, serta RS mengatur pelaporan
kepada Komite KPRS ( KKPRS )
Langkah penerapannya :
Untuk Rumah Sakit :
Untuk Unit/Tim :

Libatkan Dan Berkomunikasi Dengan Pasien


Kembangkan cara cara komunikasi yang terbuka
dengan pasien
Langkah penerapannya :
Untuk Rumah Sakit :
Untuk Unit/Tim :

Belajar Dan Berbagi Pengalaman


Tentang Keselamatan Pasien
Dorong staf anda untuk melakukan analisis akar
masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa
kejadian itu timbul
Langkah penerapannya :
Untuk Rumah Sakit :
Untuk Unit/Tim :

Cegah Cedera Melalui Implementasi


Sistem Keselamatan Pasien
Gunakan informasi yg ada tentang kejadian / masalah
untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan
Langkah penerapannya :
Untuk Rumah Sakit :
Untuk Unit/Tim :

LANGKAH LANGKAH KEGIATAN DI RS :


RS agar membentuk Tim Keselamatan Pasien RS, dengan
susunan organisasi sbb. :
RS agar mengembangkan sistem informasi pencatatan
dan pelaporan internal tentang insiden
RS agar melakukan pelaporan insiden ke Komite
Keselamatan Pasien RS ( KKPRS ) secara rahasia
RS agar memenuhi standar keselamatan pasien RS dan
menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS
RS pendidikan mengembangkan standar pelayanan medsi
berdasarkan hasil dari analisis akar masalah dan sebagai
tempat pelatihan standar standar yang baru
dikembangkan

The SIPOC tool is particularly


usefull when it is not clear
Who supplies inputs to the process?
What specifications are placed on the
inputs?
Who are the true customers of the
process?
What are the requirements of the
customers?

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai