TO IDENTIFY OPERATIONAL
IMPROVEMENTS :
A CASE STUDY IN UNIVERSITY
RESTAURANT
Sebuah studi kasus pengenalan time-driven ABC pada
restoran universitas untuk menunjukkan bagaimana
cara mengalokasikan beban operasional ke objek
biaya pada level yang berbeda dan mengilustrasikan
perbaikan operasional dengan teknik baru
By Patricia Everaert, Geert Cleuren and Sophie
Hoozee
Diciptakan
oleh Robert S.
Kaplan dan
Steven R.
Anderson
Tujuan: untuk
mengatasi
kesulitan
pengaplikasian
tradisional
activity-based
costing (ABC)
Kelebihan:
mampu
memberikan
keuntungan ABC
tradisional
dengan biaya
administrasi yang
rendah.
Case background
Objek penelitian: restoran kampus di Gent University
Belgia
Departemen penyediaan makanan adalah salah satu
cost center di universitas.
Misi departemen penyediaan makanan: menawarkan
makanan sehat dan berkualitas kepada mahasiswa
dengan harga terjangkau.
Setiap tahunnya sekitar 600.000 makanan telah dijual
ke mahasiswa dan staf.
Case background
Tantangan restoran universitas yang kompleks dan
dinamis:
Kenaikan permintaan makanan sehat dan vegetarian
Undang-undang kesehatan dan kebersihan
Fluktuasi permintaan makanan tergantung musim
ujian dan hari-hari sibuk tertentu.
Masalah: Departemen penyediaan makanan
mengalami kerugian sehingga penting untuk
menghitung biaya secara mendetail untuk
memperbaiki pengambilan keputusan.
Case background
Restoran universitas yang diteliti: Restoran De
Brug yang merupakan restoran terbesar dan
paling banyak dikunjungi, memiliki 3 lantai dan
830 kursi.
De Brug mampu menyediakan sekitar 350.000
makanan hangat selama setahun.
Biaya yang akan dihitung dalam penelitian ini
terfokus pada biaya pada makanan hangat (warm
meals).
Case background
Kondisi sebelum penerapan time-driven ABC:
Biaya per makanan dihitung dengan menjumlahkan
semua biaya (langsung dan tidak langsung)
kemudian dibagi jumlah makanan dijual selama
periode tertentu.
Makanan dijual dengan harga tetap (fixed price).
Makanan yang lebih sehat dijual pada harga lebih
rendah.
Padahal biaya makanan tergantung pada harga
bahan baku dan waktu untuk memprosesnya.
Description of the
process
Dishwashing
Pencucian
peralatan
Preparing
Proses
memasak
Cleaning
Pembersihan
area restoran
Serving
penyajian
Sessio
n
Meal
Box
Meal
component
Box
Meal
component
Step 6:
Hitung biaya
setiap
transaksi
Step 2
Tentukan
biaya dari
resource pool
Step 5
Estimasikan
waktu setiap
transaksi
Step 3
Tentukan
kapasitas dari
setiap resource
pool
Step 4
Hitung biaya
per satuan
unit waktu
Implikasi Managerial
Time-driven ABC mengungkap:
Harga bahan makanan paling mahal adalah 89% lebih
tinggi daripada bahan makanan yg termurah.
Biaya bahan makanan 37%-59% dari total biaya.
Makanan dengan biaya yang lebih tinggi memerlukan
waktu proses lebih lama.
Hasil Analisa Time-driven ABC dapat digunakan untuk
menyusun jadwal makanan yang ditawarkan.
Makanan dengan keuntungan lebih rendah sebaiknya
disajikan pada hari yang tidak sibuk (Jumat),
sedangkan makanan dengan keuntungan lebih tinggi
sebaiknya disajikan pada hari-hari sibuk (Selasa atau
Kamis).
Implikasi Managerial
Solusi untuk memperbaiki operasional:
1. Waktu untuk memanasi bahan vacuum meal
lebih cepat dari bahan beku (frozen meal
component), maka disarankan untuk
memperbanyak menawarkan makanan berbahan
vacuum meal component.
2. Waktu terbuang untuk menata peralatan makan
kotor. Keranjang untuk mengangkut peralatan
makan kotor (trays) berbentuk susun sebaiknya
diganti dengan yang berbentuk menyamping.
.
Implikasi Managerial
3. Keranjang piring kotor (trays) berisi macammacam sampah karena sehingga perlu waktu lebih
lama untuk membersihkannya. Penyebabnya:
Bungkus garam dan lada bubuk yang ditaruh di
kemasan, membuat mahasiswa mengambil lebih
dari yang dibutuhkan. Sebaiknya, garam dan
lada ditaruh di tempat wadah khusus.
Struk pelanggan. Struk sebaiknya diberikan
hanya pada yang meminta.
Selebaran dan koran gratis. Sebaiknya selebaran
dan koran gratis diberikan saat keluar bukan saat
masuk restoran.
Implikasi Managerial
Time-Driven ABC mengungkapkan pentingnya
mencatat apa saja komponen makanan yang
dijual selama satu session (waktu) daripada
hanya sekedar mengetahui berapa jumlah
makanan yang terjual.
Hal tersebut dapat digunakan untuk menghindari
bottleneck (makanan berlebihan sehingga tidak
terjual) dan juga menentukan kapasitas kerja
karyawan.
Dalam satu session (waktu) tertentu, pembagian
tugas karyawan dapat diperbaiki berdasarkan
prediksi/ramalan penjualan.
Kesimpulan
Studi kasus ini memberikan ilustrasi bahwa Time-driven
ABC dapat menyediakan informasi yang berguna bagi
restoran universitas.
Makanan yang paling menguntungkan sebaiknya dijual
pada hari-hari sibuk.
Dengan menganalisa secara rinci aktivitas-aktivitas
restoran, beberapa kelemahan dapat diidentifikasi
(contoh: waktu pencucian peralatan/dishwashing yang
banyak membuang waktu).
Dengan membuat persamaan waktu, restoran dapat
lebih mengetahui aktivitas-aktivitasnya secara rinci yang
berguna untuk mengidentifikasi kelemahan/pemborosan.
Terima kasih