BAB12
12
TEORI
TEORIPENDUGAAN
PENDUGAANSTATISTIK
STATISTIK
Bab 12
OUTLINE
Bagian
Bagian 33 Statistik
StatistikInduktif
Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Metode dan Distribusi Sampling
Teori Pendugaan Statistik
Teori Pendugaan Statistik
Pengujian Hipotesis Sampel Besar
Pengujian Hipotesis Sampel Besar
Pengujian Hipotesis Sampel Kecil
Pengujian Hipotesis Sampel Kecil
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
Analisis Regresi dan Korelasi Berganda
Analisis Regresi dan Korelasi Berganda
Konsep Dasar Persamaan Simultan
Konsep Dasar Persamaan Simultan
Bab 12
S2 =
1
X = Xi
n
S2 =
1
X = ( X1 + X2 + ...+ X n )
n
X
f(
X
f( 1)
( X i - X)
n- 1
2
2
2
1
( X1 - X) +( X2 - X) +...+( Xn - X)
n- 1
X
f(
Bab 12
SIFAT-SIFAT PENDUGA
Penduga Tidak Bias
Penduga titik dikatakan tidak bias (unbiased estimator) jika di
dalam sampel random yang berasal dari populasi, rata-rata atau
nilai harapan (expexted value) dari statistik sampel sama dengan
parameter populasi () atau dapat dilambangkan dengan E( X) = .
Bab 12
SIFAT-SIFAT PENDUGA
Penduga Efisien
Penduga yang efisien (efficient estimator) adalah penduga yang tidak bias dan
mempunyai varians terkecil (sx2) dari penduga-penduga lainnya.
sx12
sx12 < sx22
sx22
Bab 12
DEFINISI
Penduga Konsisten
Penduga yang konsisten (consistent estimator) adalah nilai dugaan ( X) yang semakin
mendekati nilai yang sebenarnya dengan semakin bertambahnya jumlah sampel (n).
n tak terhingga
n sangat besar
n besar
n kecil
Bab 12
OUTLINE
Bagian
Bagian 33 Statistik
StatistikInduktif
Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Metode dan Distribusi Sampling
Pendugaan Interval
Pendugaan Interval
Kesalahan Standar dari Rata-Rata Hitung
Kesalahan Standar dari Rata-Rata Hitung
Sampel
Sampel
Bab 12
Pendugaan interval:
Pendugaan interval adalah suatu interval yang menyatakan
selang di mana suatu parameter populasi mungkin berada.
Bab 12
Di mana:
S
P
sx
Z
C
S Zsx
S + Zsx
Bab 12
0,50
0,50
X
X X X
X X
X X X
X X X
Z =-2,58
Z=-1,96
95%
X X
99%
X
X
0=
X X
X X
Z=1,96
Z =2,58
Pada gambar terlihat untuk interval keyakinan 95% terhubungkan dengan nilai Z antara
X
1,96 sampai 1,96. Ini dapat diartikan juga bahwa 95% dari rata-rata hitung sampel
akan
terletak di dalam 1,96 kali standar deviasinya. Sedangkan untuk keyakinan 99%, maka
rata-rata hitungnya juga akan terletak di dalam 2,58 kali standar deviasinya. Interval
keyakinan juga dapat dituliskan untuk C= 0,95 adalah 1,96x dan untuk C=0,99 adalah
2,58sx.
10
Bab 12
0,50
0,025
(0,50/
2) Z=
1,96
0,50
0,4750
(0,95/
2)
0,4750
(0,95/
2)
0,025
(0,50/
2)
Z= 1,96
Luas kurva adalah 1, dan simetris yaitu sisi kanan dan kiri luasnya sama yaitu 0,5. Nilai C= 0,95
apabila dibagi menjadi dua bagian simetris maka menjadi 0,4750 yang diperoleh dari 0,95/2.
Apabila digunakan tabel luas di bawah kurva normal untuk probabilitas 0,4750 maka akan
diperoleh nilai Z sebesar 1,96. Begitu juga untuk C= 0,99, maka probabilitasnya adalah 0,99/2 =
0,4950, nilai probabilitas ini terhubung dengan nilai Z= 2,58. Setelah menemukan nilai Z dan
standar deviasinya, maka dapat dibuat interval keyakinan dengan mudah misalnya untuk C=
0,95 adalah P( 1,96sx < < + 1,96sx) = 0,95 sedang untuk C= 0,99 adalah P( X 2,58sx < < X
+
2,58sx) = 0,99.
11
Bab 12
x = 1,96sx
x = 1,96sx
x1
Interval 1 mengandung
x2
x95
Interval 2 mengandung
Interval 95 mengandung
x96-100
Interval 95 sampai 100 tidak mengandung
Pada gambar di atas terlihat bahwa interval 1 dengan nilai rata-rata X interval 95 dengan
rata-rata X 95 mengandung nilai parameternya, yaitu dan hanya X 96 sampai X100 atau
5% interval saja yang tidak dari statistik mengandung . Jadi, interval keyakinan C= 95
dapat diartikan bahwa sebanyak 95% interval dari statistik X mengandung nilai
parameter aslinya, yaitu dan hanya 5% interval saja yang tidak mengandung
parameternya.
12
Bab 12
OUTLINE
Bagian
Bagian 33Statistik
StatistikInduktif
Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Metode dan Distribusi Sampling
Pendugaan Interval
Pendugaan Interval
Kesalahan Standar dari Rata-Rata
Kesalahan Standar dari Rata-Rata
Hitung Sampel
Hitung Sampel
Bab 12
SX =
s
n
s N- n
SX =
n N- 1
Di mana:
: Standar deviasi populasi
sx : Standar error/kesalahan standar dari rata-rata hitung sampel
n : Jumlah atau ukuran sampel
N : Jumlah atau ukuran populasi
14
Bab 12
OUTLINE
Bagian
Bagian 33 Statistik
StatistikInduktif
Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Metode dan Distribusi Sampling
Pendugaan Interval
Pendugaan Interval
Kesalahan Standar dari Rata-Rata Hitung
Kesalahan Standar dari Rata-Rata Hitung
Sampel
Sampel
Bab 12
X Z/2S/ n
Untuk populasi yang terbatas, faktor koreksi menjadi (N n)/N 1. Nilai X
merupakan rata-rata dari sampel, sedangkan nilai Z untuk beberapa nilai C
dapat disajikan sebagai berikut.
16
Bab 12
2,58 s/n
2,33 s/n
1,96 s/n
1,65 s/n
1,44 s/n
1,28 s/n
17
Bab 12
Batas bawah
Batas atas
1-
/2
-Z /2
/2
Z /2
Bab 12
OUTLINE
Bagian
Bagian 33 Statistik
StatistikInduktif
Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Metode dan Distribusi Sampling
Pendugaan Interval
Pendugaan Interval
Kesalahan Standar dari Rata-Rata Hitung
Kesalahan Standar dari Rata-Rata Hitung
Sampel
Sampel
Bab 12
X Z/2 s/n
Mulai
Identifikasi
masalah
Menentukan sampel
(n) dan nilai rata-rata
Menentukan Keyakinan(C
atau = (1 C) dan Nilai Z
Populasi Terbatas
X Z/2 s/(N n)/N 1
20
Bab 12
Di mana:
X : Rata-rata dari sampel
Z/2 : Nilai Z dari tingkat kepercayaan
: Rata-rata populasi yang diduga
x : Standar error/kesalahan standar dari rata-rata hitung sampel
C : Tingkat keyakinan
= (1 C)
21
Bab 12
S
n
Standar error untuk populasi yang terbatas dan n/N > 0,05:
SX =
S N- n
n N- 1
Distribusi normal standar
Distribusi t dengan n=25
Distribusi t dengan n=15
Distribusi t dengan n=5
22
Bab 12
{( X -
t/2S
S /2
X ) < X<( t +
)}
Di mana:
X : Rata-rata dari sampel
t/2 : Nilai t dari tingkat kepercayaan
: Rata-rata populasi yang diduga
sx : Standar error/kesalahan standar dari rata-rata hitung sampel
C : Tingkat keyakinan
:1C
23
Bab 12
OUTLINE
Bagian
Bagian 33 Statistik
StatistikInduktif
Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Metode dan Distribusi Sampling
Pendugaan Interval
Pendugaan Interval
Kesalahan Standar dari Rata-Rata Hitung
Kesalahan Standar dari Rata-Rata Hitung
Sampel
Sampel
Bab 12
p(1 p) N n
n 1
N 1
p(1- p)
n- 1
P
Sp
C
: Proporsi sampel
: Nilai Z dari tingkat keyakinan
: Proporsi populasi yang diduga
: Standar error/kesalahan dari proporsi
: Tingkat keyakinan
:1C
25
Bab 12
OUTLINE
Bagian
Bagian I I Statistik
StatistikInduktif
Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Metode dan Distribusi Sampling
Pendugaan Interval
Pendugaan Interval
Kesalahan Standar dari Rata-Rata Hitung
Kesalahan Standar dari Rata-Rata Hitung
Sampel
Sampel
Bab 12
{( X 1
X2
X ) < 1 - Z/ 2S
X<(
X1 -
Z
2 +S /2
)}
2x1 2x2
x1- x2 =
+
n1
n2
Apabila standar deviasi dari populasi tidak ada, maka dapat diduga dengan standar deviasi
sampel yaitu:
S2x1 S2x2
Sx1- x2 =
+
n1 n2
Di mana:
x1-x2 :Standar error selisih rata-rata populasi
sx1-x2 :Standar error selisih rata-rata
sx1, sx1
:Standar deviasi sampel dari dua populasi
n1, n2
:Jumlah sampel setiap populasi
27
Bab 12
( ( p1 -
p2/2
) - Zp1 p2.S
)<
1 (( P
2 - P )1<( p2 -
p )/2
+ Zp1 p2.S
Sp1- p2 =
p1, p2
Sp1, sp1
n1, n2
p1 ( 1- p1)
n1 - 1
p2 ( 1- p2 )
n2 - 1
28
Bab 12
OUTLINE
Bagian
Bagian 33 Statistik
StatistikInduktif
Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Metode dan Distribusi Sampling
Pendugaan Interval
Pendugaan Interval
Kesalahan Standar dari Rata-Rata Hitung
Kesalahan Standar dari Rata-Rata Hitung
Sampel
Sampel
Bab 12
30
Bab 12
n = [(Z/2.)/]2
Rumus tersebut diturunkan dari interval keyakinan sebagaimana
diuraikan sebagai berikut:
P (Z/2 < Z < Z/2 ) = C = 1
(Z/2 < ( X )/(/n) < Z/2)
(Z/2 (/n) < ( X ) < Z/2(/n))
Bab 12
(Z/2.)2 p(1 p) + 1
2
32
TERIMA KASIH
33