Anda di halaman 1dari 25

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

KULIAH FISIKA BANGUNAN


SEMESTER IV / 2 SKS
2015

Oleh:
Taufik Wibowo

POKOK-POKOK
PEMBAHASAN
pembahasan tentang pengetahuan

Berisikan
dan
ilmu fisika bangunan, terutama mengenai gejalagejala fisika dalam bangunan dan lingkungan
sekitarnya terkait dengan adanya isyu pemanasan
global dan perubahan iklim yang berdampak
terhadap kehidupan manusia dimuka bumi.
Pokok-pokok pembahasannya meliputi:
Performansi termal bangunan;
Kenyamanan termal;
Ventilasi;
pengkondisian udara;

HASIL PEMBELAJARAN
Setelah ikut perkuliahan ini mahasiswa dapat:
Mengerti dan memahami terkait adanya isyu
lingkungan global yaitu terjadinya pemanasan
global dan perubahan iklim yang berdampak
terhadap kehidupan manusia di muka bumi.
Mengetahui
dan
menjelaskan
tentang
performansi termal bangunan; kenyamanan
termal, ventilasi dan pengkondisian udara;

PERFORMANSI TERMAL
BANGUNAN

KENYAMANAN THERMAL

Performansi termal
bangunan

Tugas pokok dan mendasar dari sebuah bangunan adalah


tugas sebagai wadah aktivitas.
Bangunan harus memberikan perlindungan terhadap tekanan
luar dan dapat memberikan kenyamanan agar aktivitas dalam
bangunan berjalan dengan maksimal
Kenyamanan minimal yang harus dipenuhi oleh bangunan
adalah kenyamanan fisiologis termal
Kenyamanan fisiologis termal adalah kenyamanan yang
sangat berperan bagi unjuk kerja orang di dalam bangunan
Fanger, (1982) menyatakan: intelektual dan performansi
persepsual orang dalam ruang akan mencapai kondisi
maksimal bila dalam kondisi nyaman termal
Kondisi Kenyamanan termal didalam bangunan erat kaitannya
dengan performansi termal bangunan tersebut.

PERFORMANSI TERMAL
BANGUNAN

Antisipasi perambatan panas akibat


radiasi matahari.
Antisipasi bocornya udara dalam
ruangan yang telah dikondisikan.
Pengendalian temperatur didalam
ruangan
Perawatan sistem pendingin
Teknologi penurunan temperatur dalam
ruang

Pertimbangan termal dalam


desain bangunan

Kulit bangunan
Bentuk massa bangunan
Lebar bentang bangunan
Jarak antar masa bangunan
Pemilihan material exterior
Penghijauan (soft material) untuk
reduksi panas

PERFORMANSI TERMAL
BANGUNAN

Bangunan tanggap termal

Kinerja Bangunan Gedung

Performansi termal bangunan


vs Kenyamanan termal

Kepuasan pengguna
Konservasi energi

Kepuasan Pengguna
Preferensi kondisi termal untuk
melaksanakan
aktivitas dan meningkatkan produktivitas

Konservasi Energi

Suatu usaha untuk menggunakan energi


secara optimal.
Progran konservasi energi tertinggal jauh
dari negara lain.
Energi semakin mahal, keberadaannya
semakin langka, kebutuhan terus meningkat.
Banyak Bangunan yang kurang tanggap
terhadap masalah penghematan energi

Definisi Kenyamanan
Termal
(thermal comfort)
(ISO 7330)
That condition of mind which expresses
satisfaction with the thermal.
ASHRAE 55-1992
Absence of thermal discomfort
Conditions in which 80% of people
dont express dissatisfaction

Definisi Kenyamanan
Termal

Ada tiga pemaknaan kenyamanan thermal menurut Peter Hoppe


(2002).
Pertama, pendekatan thermophysiological
Kedua pendekatan heat balance (keseimbangan panas) dan
ketiga adalah pendekatan psikologis.

Kenyamanan thermal sebagai proses thermophisiological


menganggap bahwa nyaman dan tidaknya lingkungan thermal akan
tergantung pada menyala dan matinya signal syarat reseptor
thermal yang terdapat di kulit dan otak.
Pada pendekatan heat balance (keseimbangan panas) nyaman
thermal dicapai bila aliran panas ke dan dari badan manusia
seimbang dan temperatur kulit serta tingkat berkeringat badan ada
dalam range nyaman.
Pada pendekatan psikologis kenyamanan thermal adalah kondisi
pikiran yang mengekspresikan tingkat kepuasaan seseorang
terhadap lingkungan thermalnya.

Variabel kenyamanan termal

Berdasarkan teori persamaan Fanger (Fanger, 1982) dan


persaman Gagge (Markus, Morris, 1980) serta
Koenigsberger dkk (1973) variabel yang menentukan
kenyamanan thermal adalah sebagai berikut:
1) Variabel personal meliputi:
Rate metabolisme yang diujudkan dalam variabel aktivitas;
Rate insulasi pakaian yang diujudkan dalam variabel cara
berpakaian;

2) Variabel iklim ruang meliputi:

Suhu udara; (
Suhu radiasi rata-rata;
Kelembaban;
Pergerakan udara atau kecepatan angin.

Variabel kenyamanan termal

Aktivitas Manusia, met (Metabolism), W/m2 (1met


= 58,15 W/m2 sering dibulatkan 58 W/m2
Pakaian, Clo (Clothing ), m2 K/W ( 1 clo = 0,155
m2K/W
Suhu udara, T (Temperature), C
Kecepatan angin, V (Velocity), m/dtk
Kelembaban udara, RH (Relative Humidity),%
Rata rata Suhu Permukaan Ruang, MRT (Mean
Surface Radiant Temperature),C

Activity Metabolic Rate (Met)


Activity Level

W/m

Met

Reclining

46

0.8

Seated relaxed

58

1.0

Standing relaxed

70

1.2

Sedentary activity (office, dwelling,school, laboratory)

70

1.2

Sports -Running, 15 km/h

550

9.5

Car driving

80

1.4

Graphic profession - Book Binder

85

1.5

Standing, light activity (shopping, laboratory,light industry)

93

1.6

Teacher

95

1.6

Domestic work -shaving, washing and dressing

100

1.7

Walking on the level, 2 km/h

110

1.9

Standing, medium activity (shop assistant,


domestic work)

116

2.0

Kenyamanan termal vs.


sensasi termal

Sensasi termal dan Kenyamanan


termal adalah dua hal berbeda.
Sensasi panas tergantung pada suhu
tubuh (cold through hot)
Kenyamanan termal tergantung pada
pernyataan keinginan psikologis
(uncomfortable through comfortable)
Pengguna bisa merasa nyaman
dengan panas dan dingin.

Skala sensasi kenyamanan


thermal
dari ASHRAE dan Bedford
No.

Skala
ASHRAE

Skala
Penyetaraa
n

Bedford

Skala
Penyetaraa
n

Panas
(Hot)

Sangat terlalu panas


(Much too hot)

Hangat
(Warm)

Terlalu panas
(Too hot)

Agak Hangat
(Slighty warm)

Hangat nyaman
(Comfortably warm)

Netral
(Neutral)

Nyaman
(Comfortable)

Agak sejuk
(Slighty cool)

-1

Sejuk nyaman
(Comfortably cool)

Sejuk
(Cool)

-2

Terlalu sejuk
(cool)

Dingin
(Cold)

-3

Sangat terlalu sejuk


(Much too cold)

Penyejukan udara
Kenyamanan termal dapat dicapai
melalui penyejukan udara, baik
secara alami maupun secara buatan.

Penyejukan udara secara


alami

Penyejukan Evaporatif (Evaporative cooling) Penyejukan dengan


memanfaatkan mekanisme pengurangan panas akibat penguapan air
(atau zat lain).
Penyejukan Radiatif (Radiative Cooling ) Penyejukan dengan
memanfaatkan mekanisme radiasi. Pada daerah beriklim kering langit
jernih (jarang berawan), sehingga malam hari permukaan permukaan di
bumi yang hangat dapat melepaskan panasnya secara radiasi ke langit
yang dingin
Penyejukan Fisiologis (Physiological Cooloing ) Sensasi sejuk yang
dirasakan manusia karena hembusan angina yang mengenai kulitnya.
Tubuh membuang kelebihan panasnya melalui kontak dengan benda lain
yang lebih dingin, uap panas, dan penguapan keringat
Penyejukan Konvektif (Convective Cooling) Penyejukan dengan
memanfaatkan aliran angin. Bila benda hangat dilewati angina yang lebih
sejuk, maka akan terjadi perpindahan panas dari bendatersebut ke udara

People can creatively adapt to


various thermal environment

Penyejukan udara secara


buatan

OUTDOOR UNIT AIR CONDITIONER


TERPASANG PADA DINDING BANGUNAN GEDUNG

Terimakasih

PUSTAKA

Fanger, (1982), Thermal Comfort, Analysis and Aplications in Environmental


Enginering, Robert E. Krieger Publishing Company, Malabar.
Nicol & Humphreys, (2002), Adaptive Thermal Comfort and Sustainable Thermal
Standards for Buildings, Journal: Energy and Buildings 34, Elsevier Science,
www.elsevier.com/locate/enbuild.
Peter Hoppe, (2002), Different Aspects of Assessing of Indoor & Outdoor Thermal
Comfort, Journal: Energy and Buildings 34, Elsevier Science,
www.elsevier.com/locate/enbuild.
Philander, S. George, Encyclopedia of Global Warming And Climate Change Volume
1-3, SAGE Publications, Inc. Los Angeles, 2008.
Smith, Peter F., Architecture in a Climate of Change, Architectural Press, Oxford ,
2005.
Satwiko, Prasasto, Fisika bangunan 1, Yogyakarta, Andi Offset, 2004.
Satwiko, Prasasto, Fisika bangunan 1, Yogyakarta, Andi Offset. 2004.
Mangunwijaya, Y.B., Pengantar Fisika Bangunan, Djambatan. Jakarta. 2000.
Baker, Nick, and Steemers, Koen, Energy and environment in architecture: a
technical design guide,New York, E & FN Spon, 2000.
Frick, Heinzlr, (1996). Arsitektur dan Lingkungan, Kanisus. Yogyakarta.
Lippsmeier, Georg, (1997). Bangunan Tropis. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai