Anda di halaman 1dari 9

UU dan Etika

Kesehatan
PROGRAM
TATAP
Kelompok 2 :
Diana Apsari
Iin Rahayu
Ni Made Irma Mariani
I Made Eko Santiyasa

Latar Belakang
Kurangnya kesadaran masyarakat
akan bahaya penggunaan obat
Apoteker memiliki tempat kerja lebih
dari 1 tempat
Perluasan
paradigma
pelayanan
kefarmasian dari Drug Oriented
menjadi Patient Oriented.

Program Tatap
Program TATAP (Tiada Apoteker
Tiada Pelayanan) artinya jika tidak
ada Apoteker di Apotek atau sarana
pelayanan kefarmasian lainnya maka
tidak ada pelayanan resep obat dan
obat keras lainnya.

Berdasarkan Kepmenkes Nomor : 1027/Menkes/SK/IX/2004 standar kompetensi yang


harus dimiliki oleh apoteker untuk melakukan pelayanan kefarmasian, diantaranya :

Dapat memberi serta menyediakan pelayanan yang


baik.
Memiliki kemampuan dalam menentukan keputusan
yang profesional.
Dapat melakukan komunikasi yang baik.
Mampu menjadi pemimpin
Apoteker diharapkan bisa dan memiliki kemampuan
dalam mengatur dan mengelola sumber daya yang
ada.
Belajar sepanjang masa.
Membantu memberi pendidikan dan memberi peluang
untuk meningkatkan pengetahuan.

Menurut PP No.51 tahun


2009
Pasal 21 :
1. Dalam menjalankan praktik kefarmasian pada fasilitas pelayanan
kefarmasian, apoteker harus menerapkan standar pelayanan
kefarmasian.
2. Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter
dilaksanakan oleh apoteker
Pasal 51 :
3. Pelayanan kefarmasian di apotek, puskesmas atau instalasi farmasi
rumah sakit hanya dapat dilakukan oleh apoteker.
4. Apoteker sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki
STRA.
5. Dalam melaksanakan tugas pelayanan kefarmasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), apoteker dapat dibantu oleh tenaga
teknis kefarmasian yang telah memiliki STRTTK.

Apa maksud
diadakan
TATAP?
Apa manfaat
TATAP bagi
Apoteker dan
bagi
Masyarakat?

Apakah
program TATAP
sudah
terealisasi?

Beberapa alasan yang menyebabkan


apoteker jarang hadir di Apotek
Gaji apoteker di apotek tersebut terlalu kecil sehingga
tidak mampu menopang kebutuhan hidup yang layak.
Tugas-tugas pokok di apotek merupakan rutinitas yang
ringan jadi dapat di laksanakan oleh Asisten .
Apoteker mempunyai tugas pokok di instansi lain yang
tidak bisa ditinggalkan , sehingga apoteker bekerja parohwaktu di apotek .
PSA (pemilik sarana apotek) tidak sanggup mengeluarkan
biaya tambahan untuk mebayar apoteker pendamping,
sehingga ketidakhadiran apoteker tidak terelakkan.
Asisten yang berpengalaman sudah dianggap mampu
menggantikan semua tugas-tugas apoteker di apotek.

Anda mungkin juga menyukai