Anda di halaman 1dari 11

B.

Agama islam sebagai petunjuk


dalam mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat

Sesungguhnya kebahagiaan hidup dalam pandangan


Islam tidak berkutat pada sisi materi saja. Walaupun Islam
mengakui kalau materi menjadi bagian dari unsur
kebahagiaan itu sendiri. Di mana dalam pandangan Islam,
masalah materi hanya sebagai sarana saja, bukan tujuan.
Oleh karenanya, Islam memberikan perhatian sangat besar
pada unsur ma'nawi seperti memiliki iman dan budi pekerti
yang luhur sebagai cara mendapatkan kebahagiaan hidup.
Sabda Nabishallallahu 'alaihi wasallam,
"Di antara unsur kebahagiaan anak Adam adalah istri
shalihah, tempat tinggal luas, dan tunggangan yang
nyaman." (HR. Ahmad)

Kebahagiaan dunia
Islam telah menetapkan beberapa hukum dan beberapa kriteria yang mengarahkan
manusia untuk mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia. Hanya saja Islam
menekankan bahwa kehidupan dunia, tidak lain, hanyalah jalan menuju akhirat.
Sedangkan kehidupan sebenarnya yang harus dia upayakan adalah kehidupan akhirat.
Allah Ta'ala berfirman,

"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl: 97)











"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi." (QS. Al-Qashshash: 77)

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit


ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,
"Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al Baqarah: 155-157)
Nabishallallahu 'alaihi wasallambersabda :









"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Seluruh urusannya
bernilai baik. Jika mendapat kebaikan dia bersyukur, dan itu baik
untuknya. Dan jika tertimpa keburukan dia bersabar, dan itu baik
untuknya." (HR. Muslim)

Cara meraih kebahagiaan

Memperbanyak dzikir
dan merasa selalu
disertai Allah
Memiliki akhlak mulia
yang mendorong
untuk berbuat baik
kepada sesama
Beriman dan
beramal shalih

Memanajemen waktu,
karena waktu adalah
modal utama manusia
selama hidup di dunia
Berusaha meraih
materi yang
mendatangkan
kebahagiaan
Menjaga
kesehatan

1. Beriman dan beramal shalih


Meraih kebahagiaan melalui iman ditinjau dari beberapa segi:
Pertama Orang yang beriman kepada Allah Yang Esa, Yang
tiada sekutu bagi-Nya, -dengan iman yang
sempurna, bersih dari kotoran dosa,- maka dia akan
merasakan ketenangan hati dan ketentraman jiwa.
Kedua

Iman menjadikan seseorang memiliki pijakan hidup


yang mendorongnya untuk diwujudkan.

Ketiga

Peran iman bukan saja untuk mendapatkan


kebahagiaan, namun juga sebagai sarana untuk
menghilangkan kesengsaraan.

2. Memiliki akhlak mulia yang mendorong untuk berbuat baik kepada


sesama.
Manusia adalah makhluk sosial yang harus melakukan interaksi dengan makhluk
sebangsanya. Dia tidak mungkin hidup sendiri tanpa memerlukan orang lain dalam
memenuhi seluruh kebutuhannya.
-Firman Allah dalam menyifati Rasul-Nyashallallahu 'alaihi wasallam,
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu."
(QS. Ali Imran: 159)
-Perintah Allah kepada kaum mukminin agar tolong menolong dalam kebaikan,




"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al Maidah: 2)

3. Memperbanyak dzikir dan merasa selalu


disertai Allah
Sesungguhnya keridhaan hamba tergantung pada
tempat bergantungnya. Dan Allah adalah Dzat yang
paling membuat hati hamba tentram dan dada menjadi
lapang dengan mengingat-Nya. Karena kepada-Nya
seorang mukmin meminta bantuan untuk mendapatkan
kebutuhan dan menghindarkan dari mara bahaya.
Firman Allah Ta'ala:

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka


menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi

4. Menjaga kesehatan
Kesehatan di sini mencakup semua sisi; badan, jiwa,
akal, dan ruhani. Menjaga kesehatan badan merupakan
fitrah manusia, karena berkaitan dengan kelangsungan
hidup dan juga menjadi sarana untuk memenuhi
kebutuhan materi seperti makan, minum, pakaian, dan
kendaraan.
- Kesehatan fisik
- Kesehatan jiwa
- Kesehatan akal
- Kesehatan ruhani

5. Berusaha meraih materi yang mendatangkan kebahagiaan


Islam tidak mengingkari urgensi meteri untuk merealisasikan
kebahagiaan. Hanya saja, semua materi ini bukan sebagai syarat
mutlak untuk mendapatkan kebahagiaan, namun hanya sebagai
sarana saja. Banyaknashmenguatkan kenyataan ini, di antaranya
firman Allah Ta'ala,
"Katakanlah: 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang
telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah
yang mengharamkan) rezeki yang baik?" (QS. Al A'raaf: 32)
Nabishallallahu 'alaihi wasallambersabda,
"sebaik-baik harta adalah yang dimiliki hamba shalih." Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda, "di antara unsur kebahagiaan anak Adam:
istri shalihah, tempat tinggal luas, dan kendaraan nyaman."

6. Memanajemen waktu, karena waktu adalah


modal utama manusia selama hidup di dunia
Oleh sebab itu, Islam sangat memperhatikan waktu
dan akan meminta pertanggungjawaban seorang
mukmin tentang waktunya. Dan kelak di hari kiamat, dia
akan ditanya tentang waktunya.













"Ada dua nikmat yang mayoritas orang merugi pada
keduanya, yaitu (nikmat) sehat dan waktu luang." (HR. Al
Bukhari dari Ibnu Abbas)

Anda mungkin juga menyukai