Malpresentasi
Bagian terendah janin pada segmen
bawah rahim, bukan belakang kepala
Semua
presentasi
janin
selain
presentasi belakang kepala
Presentasi normal : belakang kepala
dengan penunjuk UUK dalam posisi
transversal (masuk PAP) dan anterior
(lewat pintu tengah panggul); dengan
sikap fleksi
Presentasi puncak kepala penunjuk
UUB : sikap ekstensi ringan
Malpresentasi
Presentasi dahi penunjuk sinsiput : sikap
ekstensi sedang
Presentasi muka penunjuk dagu : sikap
ekstensi maksimal
Janin dapat mengalami persalinan
yang lama atau bahkan macet
Presentasi Dahi
Bila kepala janin dalam sikap ekstensi
sedang
Pemeriksaan dalam : teraba daerah
sinsiput di antara UUB dan pangkal hidung
Bila menetap tidak dapat dilahirkan
akibat besarnya diameter oksipitomental
Mungkin pervaginam : janin berukuran
kecil punggung di posterior, atau ukuran
panggul luas
Insidens bila ada polihidramnion
(0,4%), BBL <1500 g (0,19%),
Presentasi Dahi
Diagnosis :
Presentasi Dahi
Presentasi Muka
Terjadi apabila sikap janin ekstensi
maksimal sehingga oksiput
mendekat ke arah punggung janin
dan dagu menjadi bagian
presentasinya
Janin masih dapat dilahirkan vaginal
apabila posisi dagunya di anterior
Diagnosis :
Pada pemeriksaan vagina dapat diraba
mulut, hidung, tepi orbita, dan dagu
Presentasi Muka
Presentasi Majemuk
Adalah terjadinya prolaps satu atau
lebih ekstremitas pada presentasi
kepala ataupun bokong
Diagnosis :
Pada pemeriksaan vagina teraba kepala,
tangan/lengan dan/atau kaki
Pada presentasi bokong teraba juga
lengan/tangan
Presentasi Majemuk
Presentasi Bokong
Adalah janin letak memanjang
dengan bagian terendahnya bokong,
kaki, atau kombinasi keduanya
Diagnosis :
Pemeriksaan palpasi abdomen
Pemeriksaan dalam vagina
Pemeriksaan USG
Presentasi Bokong
PENATALAKSANAAN
PRESENTASI DAHI
Jika janin hidup lakukan caesar
Jika janin mati &
pembukaan serviks tidak lengkap caesar
Pembukaan serviks lengkap kraniotomi
POSISI DAGU ANTERIOR
Jika pembukaan serviks lengkap
Lahir normal
Jika kemajuan persalinan lambat & tidak ada tanda obstruksi
beri oksitoksin
Lakukan forsep
Jika pembukaan serviks tidak lengkap & tidak ada tanda obstruksi
beri oksitoksin
POSISI DAGU POSTERIOR
Janin hidup caesar
Janin mati kraniotomi / caesar
PRESENTASI GANDA
Bantu ibu untuk mengambil posisi lututdada
Dorong lengan janin ke atas PAP
kemudian tahan hingga ada kontraksi
mendorong kepala masuk ke panggul
Tindak lanjuti dengan kelahiran secara
normal
PRESENTASI BOKONG
Persalinan memanjang dengan presentasi bokong
caesar segera
Kelahiran per vaginam jika
Presentasi bokong lengkap, janin tidak terlalu
besar, kepala fleksi
Jika terjadi prolaps tali pusat & kelahiran tidak
segera terjadi atau DJJ abnormal & kelahiran
memanjang caesar
Versi
prosedur untuk melakukan
perubahan presentasi janin melalui
manipulasi fisik dari satu kutub ke
kutub lain yang lebih
menguntungkan bagi
berlangsungnya proses persalinan
pervaginam dengan baik
Klasifikasi
Berdasarkan arah pemutaran
Versi
janin
Versi
janin
VERSI LUAR
Versi Luar ada dua macam, yaitu:
VERSI SEFALIK:
Dilakukan pada : - presentasi bokong
- Letak lintang
VERSI PODALIK
Dilakukan pada :
letak lintang
presentasi kepala dengan tali pusat terkemuka
presentasi kepala dengan tangan terkemuka
Tehnik
Pasien dalam posisi lithotomi dengan
anaesthesia umum.
Palpasi ulang untk menentukan posisi anak.
Bila ketuban masih utuh : amniotomi.
Tangan operator yang sesuai dengan bagian
kecil janin dimasukkan jalan lahir secara
obstetrik.
Dengan tangan yang berada dalam uterus,
bagian terendah janin disisihkan kelateral (ke
fossa iliaca) kearah yang berlawanan dengan
bagian kecil/kaki anak
Mobilisasi bagian terendah janin dibantu
dengan tangan penolong yang berada pada
dinding abdomen.
Gawat Janin
Syarat :
1. DJJ >160/menit atau <100/menit
2. Denyut jantung tidak teratur
3. Keluarnya mekonium kental pada awal persalinan
. DJJ di atas terdeteksi oleh auskultasi intermitten
. Auskultasi intermitten :
1. DJJ, irama dan intensitas harus diperiksa tiap 2 jam
selama kala I asal ketuban masih intak, dan bila
telah pecah, harus dilakukan tiap jam
2. Auskultasi harus dilakukan setelah selesai suatu
kontraksi memberi kesempatan jantung berubah
ke denyut normal
Gawat Janin
Bila pada auskultasi, DJJ>150/menit atau
<110/menit atau lambat setelah kontraksi
electronic fetal monitoring untuk pola
DJJ
Pemantauan
dasar
janin
termasuk
auskultasi teratur selama persalinan,
hendaknya tiap 15 menit pada kala I dan
setelah setiap kali kontraksi pada kala II
selama 1 menit dari mulai kontraksi agar
deselerasi terdeteksi
Gawat Janin
DJJ <100 dpm atau >150 dpm indikasi
anjuran penggunaan PFE. pH diukur bila DJJ
abnormal
Penanganan (resusitasi intrauterin) :
1. Penderita dimiringkan ke sebelah kiri
2. Beri O2 dengan masker
3. Hentikan pemberian oksitosin
4. Beri tokolitik bila ada hiperstimulasi
NB : resusitasi selama 20 menit lalu evaluasi
tindakan
Gawat Janin
Kasus dengan pewarnaan mekonium dalam
cairan amnion :
1. Pencatatan DJJ secara berkesinambungan
diteruskan
2. Hindari kejadian-kejadian yang
mempercepat hipoksia janin (hipotensi,
hiperstimulasi uterus)
3. Amnioinfusion me(-) risiko seksio sesarea
gawat janin, asidemia janin dan sindroma
aspirasi mekonium
EKSTRAKSI VAKUM
Suatu persalinan buatan di mana
janin dilahirkan dengan ekstraksi
tenaga negatif (vakum) pada
kepalanya
Alat ini dinamakan ekstraktor vakum
atau ventouse
INDIKASI
EKSTRAKSI VAKUM
KONTRA INDIKASI
EKSTRAKSI VAKUM
Ibu
Untuk memperpendek
kala II, misalnya :
Penyakit jantung
kompensata
Penyakit paru-paru
fibrotik
Waktu : kala II yang
memanjang
Janin
Gawat janin
Ibu
Ruptura uteri
membakat
Pada penyakit
dimana ibu tidak
boleh mengejan
Janin
Malpresentasi
After coming head
Janin preterm
Komplikasi Vakum
IBU
Pendarahan
Trauma jalan lahir
Infeksi
JANIN
Ekskoriasi kulit kepala
Sefalohematoma
Subgaleal hematoma => dpt cepat
diabsorbsi, bisa menimbulkan ikterus
neonatorum
Nekrosis kulit kepala => alopesia
Sectio Sesarea
Definisi :
persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan
dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh dan BB janin > 500gr
Jenis :
Cesarean Sectio
Indikasi C-section
Indikasi Ibu
Panggul sempit
absolut
Tumor jalan lahir
Stenosis serviks /
vagina
Plasenta previa
Disporposi
sefalopelvik
Ruptura uteri
Indikasi Janin
Kelainan letak
Gawat janin
TIDAK Dilakukan Pada
:
Janin mati
Syok, anemia berat
sebelum diatasi
Kelainan kongenital
berat
lower segmen
caesarean
section
Komplikasi
a) infeksi puerperalis/nifas bisa terjadi dari
EKSTRAKSI CUNAM
Suatu persalinan buatan dimana
janin dilahirkan dengan suatu tarikan
cunam yang dipasang pada
kepalanya
Dibagi menjadi :
Indikasi de Lee. Syarat : kepala sudah di
dasar panggul; putaran paksi dalam sudah
sempurna; m. levator ani sudah tergang;
dan syarat2 lainnya sudah terpenuhi
Indikasi pinard. Syarat = de lee. Hanya di
sini penderita harus sudah mengejan
Indikasi
Indikasi Ibu:
Penyakit Jantung
Penyakit Pulmonar
Infeksi Intrauterin
Gangguan Neurologik
Kelelahan Ibu
Kala II memanjang
Mempersingkat kala II : pre eklampsia , eklampsia
Indikasi Anak:
Gawat janin
Prolapsus talipusat dengan kepala sudah didasar
panggul
After coming head
Syarat
Pasien dan keluarga sudah faham dan menyetujui
tindakan ini serta bersedia menandatangani
"informed consent"
Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada
disproporsi sefalopelvik)
Pembukaan serviks lengkap
Kepala janin sudah cakap (mencapai letak = sudah
terjadi engagement)
Kepala janin harus dapat dipegang dengan cunam
Janin hidup
Ketuban sudah pecah/dipecah
KOMPLIKASI EKSTRAKSI
CUNAM
Ibu
Perdarahan
Trauma jalan lahir
Infeksi pasca persalinan
Janin
Luka pada kulit kepala
Cedera m. sternokleidomastoideus
Paralisis nervus VII
Fraktur tulang tengkorak
Pendarahan intrakranial
Kerugian
Persalinan
memerlukan waktu yg
lebih lama
Tenaga traksi tidak
sekuat cunam
Pemeliharaannya lebih
sukar, karena
bagiannya banyak
terbuat dari karet dan
harus selalu kedap
udara
Etiologi
Inkompetensi serviks
Polihidramnion (cairan ketuban
berlebih)
Riwayat KPD sebelumya
Kelainan atau kerusakan selaput
ketuban
Kehamilan kembar
Trauma
Serviks yang pendek (<25mm) pada
usia kehamilan 23 minggu
Infeksi pada kehamilan seperti bakterial
vaginosis
Inkompetensi serviks
MEKANISME KPD
Disebabkan oleh kontraksi uterus dan
peregangan berulang.
Pada daerah tertentu terjadi perubahan
biokimia yang menyebabkan selaput
ketuban inferior rapuh.
Gerakan janin
Penatalaksanaan Umum
KPD
Tentukan diagnosis
Tentukan umur kehamilan
Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi
janin
Apakah dalam keadaan inpartu, terdapat kegawatan janin
Pemeriksaan pH vagina perempuan hamil sekitar 4,5; bila
ada cairan ketuban, pH menjadi skitar 7,1-7,3
Pemeriksaan USG untuk mengetahui KPD dengan adanya
oligohidroamnion
Penderita kemungkinan KPD harus segera masuk rumah
sakit
Bila KPD pada kehamilan premature diperlukan
penatalaksanaan komprehensif
DIAGNOSIS KPD
Tentukan pecahnya selaput ketuban,
dengan ada cairan di vagina
Penentuan cairan ketuban dapat
dilakukan dengan tes lakmus merah
menjadi biru
Tentukan ada infeksi atau tidak
suhu ibu > 38C air
ketuban keruh dan berbau
Leukosit darah > 15.000/mm
PENATALAKSANAAN KONSERVATIF
KPD
PENATALAKSANAAN AKTIF
KPD
Kehamilan > 37 minggu, induksi
dengan Oksitosin. Bila gagal seksio
sesarea
Dapat diberikan Misoprostol 25 g
50 g intravaginal tiap 6 jam maks
4x
Bila ada tanda-tanda infeksi AB
dosis tinggi dan persalinan diakhiri
Skor pelvik <5 : pematangan serviks
lalu induksi. Jika gagal seksio
KOMPLIKASI KPD
Persalinan premature
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh
persalinan
Infeksi
Pada ibu bisa terjadi Korioamnionitis pada bayi
Hipoksia dan Asfiksia
Pecahnya ketuban dapat terjadi oligohidaramnion
yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia dan
hipoksia
Sindrom Deformitas Janin
Ketuban Pecah Dini yang terlalu dini menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat, kalinan kompresi muka
dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonal
Hipertensi Dalam
Kehamilan
Patofisiologi Hipertensi
Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta
Teori Iskemia Plasenta, Radikal
Bebas, Dan Disfungsi Endotel
Teori Adaptasi Kardiovaskular Genetik
Teori Defisiensi Gizi
Teori Inflamasi
Patofisiologi
Teori kelainan vaskular plasenta
Invasi trofoblas ke dalam lapisan otot dilatasi
a.spiralis. penurunan tek darah peningkatan aliran
darah pada uroplasenta darah cukup banyak
remodeling arteri spiralis
Pada hipertensi, tidak terjadi invasi trofoblas, sehingga
kegagalan remodeling hipoksia dan iskemi plasenta
Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Primigravida memiliki resiko lebih besar terjadi
hipertensi dibanding multigravida
Ibu multipara yang kemudian menikah lagi
mempunyai resiko lebih besar dibandingkan dengan
suami sebelumnya
Seks oral mempunyai resiko lebih rendah terjadinya
hipertensi dalam kehamilan
Faktor penyebab
Hipertensi esensial familial
Kelainan arteri-hipertensi renovaskular&koartio
aorta
Kelaianan endokrin-dm,sindroma
cushing,aldosteronisme
primer,deokromositoma,tirotoksikosis
Hipertensi yang berhubungan dengan kelainan
ginjal-GN,GGK,nefropati diabetes
Penyakit jar.ikat-SLE.Skleroderma,perinitis
nodosa
Penyakit ginjal polikistik
GGA
Kegemukan
Faktor resiko
Primigravida, primipaternitas
Hiperplasentosis (molahidatidosa,
kehamilan multipel, DM, hidrops fetalis,
bayi besar)
Umur yang ekstrim
Riwayat keluarga pernah preeklampsia /
eklampsia
Penyakit ginjal dan hipertensi yg sudah
ada sebelum hamil
Obesitas
Klasifikasi
Hipertensi kronik
Preeklampsia eklampsia
Hipertensi kronik dengn superimposed
preeklampsia
Hipertensi gestasional
Hipertensi Kronik
Definisi
Hipertensi yang didapatkan sebelum
timbulnya kehamilan
Timbul apabila tekanan darah sistolik
140 mmhg, diastolik 90 mmhg
sebelum umur kehamilan 20 minggu
Etiologi
Primer
Idiopatik : 90%
Sekunder
10%, berhubungan dengan penyakit
ginjal, vaskular kolagen, endokrin dan
pembuluh darah
Diagnosis
Bila didapatkan hipertensi yang telah timbul
sebelum kehamilan atau < 20 minggu
Ciri-ciri :
Umur ibu > 35 tahun
TD sangat tinggi
Umumnya multipara
Umumnya ditemukan penyakit DM, kelainan
jantung, ginjal
Obesitas
Penggunaan obat-obat antihipertensi sebelum
kehamilan
Hipertensi yang menetap pasca kehamilan
Dampak Hipertensi
Kronik
Bagi janin :
Pemeriksaan Penunjang
ECG (ekokardiograf)
Pemeriksaan mata
Usg ginjal
Fungsi ginjal
Fungsi hepar
Hb
Hematokrit
Leukosit
Diagnosa
Sistolik (mmHg)
Diastolik
(mmHg)
Normal
< 120
< 80
Pre hipertensi
120 139
80 - 99
Stage 1
140 159
90 - 99
Stage 2
> 160
> 100
Penatalaksanaan
Untuk mencegah hipertensi yang ringan menjadi berat
dapat dilakukan dengan :
Perubahan pola hidup :
Diet, Merokok, alkohol, Substance abuse
Antihipertensi
Pada hipertensi kronik berat umumnya hanya
memperhatikan keselamatan ibu dibanding status
kehamilan guna mencegah :
CVA
Infark miokard
Disfungsi jantung & ginjal
Antihipertensi diberikan :
Sedini mungkin pada batas hipertensi stage 1 yaitu
140 mmhg/ 90 mmhg
Jika terjadi disfungsi end organ
Antihipertensi
-metildopa
Suatu 2 reseptor agonis ]
Dosis awal 500 mg 3x/hari, maks
3gr/hari
Calsium channel blockers
Nifedipin : dosis bervariasi antara 30-90
mg/hari
Diuretik tiazid
Tidak diberikan karena akan menggangu
volume plasma ganggu aliran darah
uteroplasenta
Hipertensi Gestasional
Hipertensi Gestasional
Hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteinuria
Menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau
kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi
tanpa proteinuria
Tekanan darah 140/90 mmHg untuk pertama kali
dalam kehamilan di atas 20 minggu
Terjadi karena peningkatan tekan darah selama
kehamilan atau hilangnya hipertensi kronik yang
pernah ada sebelumnya dan tanda preeklampsia
lainnya pada 24 pertama setelah melahirkan.
(Harrison, 2007 : 33)
Penatalaksanaan
Jika kehamilan < 37 minggu, tangani secara rawat
jalan:
Pantau tekanan darah, proteinuria dan kondisi janin
setiap minggu.
Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai
preeklampsia.
Jika kondisi janin memburuk atau pertumbuhan janin
terhambat, rawat dan pertimbangkan terminasi
kehamilan.
Beritahu klien dan keluarga tanda bahaya dan gejala
preeklampsia atau eklampsia.
Jika tekanan darah stabil janin dapat dilahirkan secara
normal.
Preeklampsia
Definisi
Penyulit kehamilan yang akut dan
dapat terjadi ante, intra dan
postpartum
Hipertensi yang timbul > 20 minggu
kehamilan dan proteinuria
Urutan gejala pada preeklampsia ->
edema, hipertensi dan proteinuria.
Bila gejala-gejala ini timbul tidak
dalam urutan diatas, dianggap bukan
preeklampsia
Fungsi ginjal:
Oliguria dan anuria akibat hipovolemia
Permeabilitas membran meningkat proteinuria
GGA nekrosis tubulus ginjal
Kerusakan intrinsik karena vasospasme
Asam urat meningkat
Kreatinin plasma meningkat
Tekanan osmotik cairan koloid plasma/tekanan
onkotik
Makin menurunnya osmolaritas serum dibandingkan
kehamilan normal krn kebocoran protein dan
peningkatan permeabilitas vaskular
Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun hamil normal
Preeklamsia berat dan hipoksia dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan asam basa
Edema
40% edema pada hamil normal, 60% edema
pada kehamilan dengan hipertensi, 80% pada
kehamilan dengan dan proteinuria
Edema hipoalbuminemia atau kerusakan sel
endotel kapiler
Edema patologik muka, tangan atau edema
generalisata
Viskositas darah
Peningkatan viskositas darah meningkatkan
resistensi perifer, menurunnya aliran darah ke
organ
Koagulasi dan fibrinolisis
Sering dijumpai trombositopenia
Hematologik
Akibat vasospasme yang menyebabkan
hipovolemia, hipoalbuminemia hemolisis
mikroangiopatik akibat spasme arteriol dan
hemolisis akibat rusaknya endotel arteriol
Peningkatan hematokrit, peningkatan
viskositas darah, trombositopenia dan gejala
hemolisis mikroangiopatik
Trombositopenia = tromobsit < 100.000 sel/ml
Hemolisis destruksi eritrosit
Neurologik
Nyeri kepala hiperperfusi otak vasogenik
edema
Vasospasme arteri retina dan edema retina
ggn visus
Hiperrefleksi
Kejang eklamptik
Kardiovaskular
Peningkatan cardiac afterload karena
hipertensi
Penurunan cardia preload oleh hipovolemia
Paru
Preeklampsia berat edema paru
Edema paru gagal jantung kiri, kerusakan
sel endotel pada pembuluh darah kapiler paru
dan menurunnya diuresis
Hepar
Vasospasme, iskemia, perdarahan
Nekrosis sel hepar peningkatan enzim hepar
Subskapular hematoma nyeri epigastrium
ruptur hepar
PRE-EKLAMPSIA
Pre-eklampsia Ringan
Pre-eklampsia Berat
Preeklampsia Ringan
Definisi
Suatu sindroma spesifik dengan
menurunnya perfusi organ yang
berakibat terjadinya vasospasme
pembuluh darah dan aktivasi endotel
Diagnosis
Ditegakkan berdasar timbulnya
hipertensi disertai proteinuria dan/edema
setelah kehamilan 20 minggu
Hipertensi 140/90 mmHg
Proteinuria 300 mg/24 jam atau 1
+ dipstik
Edema: edema lokal tidak dimasukkan
dalam kriteria preeklampsia, kecuali
edema pada lengan, muka dan perut,
edema generalisata
Rawat inap
Kriteria Preeklampsia ringan dirawat di RS.
Bila tdk ada perbaikan: TD, kadar proteinuria selama
2mgu.
Adanya satu atau lebih gejala & tanda2 preeklamsia
berat.
Preeklampsia Berat
Definisi
Preeklampsia dengan TD sistolik
160 mmHg dan diastolik 110
mmHg disertai proteinuria > 5g/24
jam
Diagnosis
TD sistolik 160 mmHg & diastolik 110 mmHg. TD tdk
turun meskipun ibu sdh dirawat di RS & sdh menjalani
tirah baring.
Proteinuria > 5g/24 jam atau 4 + dlm pemeriksaan
kualitatif.
Oligouria, produksi urin < 500 cc/24 jam.
Kenaikan kadar kreatinin plasma
Ggg visus & serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala,
skomata & pandangan kabur.
Nyeri epigastrium atau nyeri pd kuadran kanan atas
abdomen.
Edema paru2 & sianosis
Hemolisis mikrangiopati
Trombositopenia berat < 100.000 sel/mm3 atau penurunan
trombosit dg cepat.
Ggg fx hepar (kerusakan hepatoseluler): peningkatan
kadar alanin & aspartate aminotransferase
Pertumbuhan janin intrauterine yg terhambat.
Pembagian Preeklampsia
Berat
Preeklampsia berat tanpa impending
eclampsia
Preeklampsia berat dengan impending
eclampsia (preeklampsia berat disertai
gejala2 subjektif berupa nyeri kepala hebat,
ggg visus, muntah2 neri epigastrium &
kenaikan progresif TD)
Pengobatan
Koreksi cairan:
5% Ringer-dektose/cairan garam faali jmlh tetesan
<125cc/jam
Infus Dekstrose 5% tiap liternya diselingi infus Ringer
laktat (60-125 cc/jam) 500cc
Foley catheter
Diberikan antasid
Diet protein, rendah karbohidrat, lemak n garam
Pemberian obat kejang
- Obat antikejang : MgSO4 , obat lain (diasepam,fenitoin)
Diuretikum (tdk rutin)
Antihipertensi: lini pertama (nifedipin), lini kedua (sodium
nitroprusside, diazokside), antihipertensi dlm penelitian
(Ca chanel blockers, serotin reseptor antagonis)
glukokortikoid
Pencegahan Preeklampsia
Pencegahan nonmedical
Tirah baring
Diet suplemen yg mengandung:
Minyak ikan yg kaya dg asam lemak tdk
jenuh (omega-3 PUFA)
Antioksidan (vit C, E, -karoten, CoQ10 NAsetilsistein, as.lipoik)
Elemen logam berat (zinc, magnesium,
kalsium)
Pencegahan Preeklampsia
Pencegahan medikal
Kalsium 1500-2000 mg/hari -> sbg
suplemen pd resiko tinggi
preeklampsia
Zinc 200 mg/hari, magnesium 365
mg/hari.
Obat antitrombik (aspirin dosis
rendah dibawah 100 mg/ hari atau
dipiridamole)
Obat antioksidan
Eklampsia
Definisi
Adalah preeklampsia yang disertai
dengan kejang-kejang atau koma
Gambaran Klinik
Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau
belakang kepala dan peningkatan tekanan
darah yang abnormal
Gangguan penglihatan : melihat kilatankilatan cahaya, pandangan kabur, dan
terkadang bisa terjadi kebutaan sementara
Iritabel : merasa gelisah dan tidak bisa
bertoleransi dengan suara berisik atau
gangguan lainnya
Nyeri perut : bagian ulu hati yang kadang
disertai dengan muntah
Tanda-tanda umum pre eklampsia
(hipertensi, edema, dan proteinuria)
Diagnosis Banding
Pendarahan otak
Hipertensi
Lesi otak
Kelainan metabolik
Meningitis
Epilepsis iatrogenik
Penatalaksanaan
Airway Breathing Circulation
Mengatasi dan mengobati kejang
Magnesium sulfat, triopental, diazepam
Penatalaksanaan
Perawatan koma :
Diusahakan jalan napas agar tetap terbuka
Semua benda yang ada di dalam rongga mulut
dan tenggorakan, baik berupa lendir maupun
sisa makanan harus diisap secara intermiten
Melakukan pencegahan dekubitus
Pemberian makanan dapat melalui NGT
Penatalaksanaan
Pengobatan obstetrik
Semua kehamilan dengan
eklampsia harus diakhiri
Persalinan diakhiri bila sudah
mencapai stabilisasi hemodinamika
dan metabolisme ibu
Prognosis
Bila tidak telambat dalam pengobatan, maka
gejala perbaikan akan tampak jelas setelah
kehamilan diakhiri
Diuresis akan terjadi 12 jam setelah persalinan
Tekanan darah kembali normal dalam beberapa
jam kemudian
Eklampsia tidak mempengaruhi kehamilan
berikutnya, kecuali pada ibu yang sudah
mempunyai hipertensi kronik
Prognosis janin buruk
Kehamilan Dengan
Gangguan Hormon
Penyakit endokrin pada kehamilan
yang paling umum dijumpai adalah
Diabetes mellitus
Tiroid
Diabetes Melitus
Gestasional
a. Definisi
intoleransi karbohidrat ringan (toleransi
glukosa terganggu) maupun berat
(diabetes melitus), terjadi pertama kali
saat kehamilan berlangsung.
b. Epidemiologi
.
Diabetes Melitus
Gestasional
c. Patofisiologi
Kehamilan
Resistensi Insulin
Diabetes Melitus
Gestasional
Pembagian diabetes mellitus pada kehamilan:
1.DM yang memang sudah diketahui
sebelumnya dan kemudian menjadi hamil
(DM hamil = DM progestasional). Sebagian
besar termasuk golongan IDDM (Insulin
Dependent DM)
2.DM yang baru saja ditemukan pada saat
kehamilan (DM Gestasional = DMG).
Umumnya termasuk golongan IIDDM (Non Insulin
Dependent DM)
Diabetes Melitus
Gestasional
Faktor risiko tinggi yang membutuhkan
pemeriksaan penyaring antara lain
A.Riwayat kebidanan
Diabetes Melitus
Gestasional
B.
1.
2.
3.
.
Riwayat Ibu :
Adanya riwayat DM pada keluarga
Umur > 30 tahun
Pernah menderita DMG pada kehamilan
sebelumnya
Pada penderita dengan faktor risiko tinggi
seperti di atas :
Diabetes Melitus
Gestasional
Dampak DMG pada bayi :
1.Bayi biasanya lebih besar
2.Bisa terjadi pembesaran organ (hepar,
kelenjar adrenal, jantung)
3.Bayi dapat mengalami hipoglikemia
karena produksi insulin juga meningkat
(akibat kadar glukosa ibu yang tinggi)
National DiabetesData
Group
Carpenter an Coustan
Implikasi Antepartum
Morbiditas antepartum DMG meningkatnya
gangguan hipertensi
Perlu pemantauan tekanan darah, kenaikan berat
badan, dan ekskresi proteinuria, khususnya pada paruh
kehamilan
Risiko klinik paling dominan pada janin kelainan
kongenital (terutama pada ibu hiperglikemia berat),
lakukan konseling dan pemeriksaan USG
Komplikasi lainnya :
kematian janin intrauterin
Makrosomia
Preeklampsia
Seksio sesarea
Kelahiran prematur
Pengelolaan
Perempuan dengan DMG dilakukan pemeriksaan gula darah
preprandial dan postprandial
Fourth International Workshop Conference on Gestational
Diabetes Mellitus menganjurkan untuk mempertahankan
konsentrasi gula darah <95mg/dl (5,3 mmol/l) sebelum
makan dan kurang dari 140-120mg/dl (7,8 dan 6,7 mmol/l) 1
atau 2 jam setelah makan
pola makan
karbohidrat 40%-50%
protein 20%
lemak 30-40%
(paruh kedua kehamilan membutuhkan 30kcal/kgBB)
Olahraga teratur
Pemberian insulin
Penatalaksanaan Antepartum
Tujuan :
Pengelolahan
pascaPersalinan
Skrining diabetes dilakukan secara
berkala, khususnya pada pasien dengan
kadar glukosa darah puasa meningkat
waktu kehamilan
Perempuan menderita diabetes mellitus
gestasional harus diberi konseling agar
menyusui anaknya (pemberian ASI
memperbaiki kontrol kadar gula darah)
Harus direncanakan penggunaan
kontrasepsi
Obesitas harus menurunkan berat badan
Penatalaksanaan
1. Diet
. Penanganan DMG yang terutama adalah
diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB
ideal, kecuali pada penderita yang gemuk
dipertimbangkan kalori yang lebih mudah.
. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca
yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.
. Kebutuhan kalori adalah jumlah
keseluruhan kalori yang diperhitungkan
dari:
Diabetes Melitus
Gestasional
2. Insulin
Terapi insulin dimulai jika dengan
terapi diet selama 2 minggu kadar
glukosa darah belum mencapai
normal yaitu
Kadar glukosa darah puasa di bawah
105 mg/dl
2 jam pp di bawah 120 mg/dl
Diabetes Melitus
Gestasional
3. Penatalaksanaan Obstetri
Pantau ibu dan janin dengan :
Komplikasi
Maternal :
Fetal :
Abortus spontan
Kelainan kongenital
Insufisiensi plasenta
Makrosomia
Kematian intrauterin
Neonatal :
Prematuritas
Kematian intrauterin
Kematian neonatal
Trauma lahir
Hipoglikemia
Hipomagnesemia
Hipokalsemia
Hiperbilirubinemia
Sindrom gawat napas
Polisitemia
Diabetes Pregestasional
Diabetes yang bukan disebabkan oleh
kehamilan
Diabetes ini dapat menyebabkan
malformasi janin dan kematian fetus
secara mendadak yang tidak dapat
dijelaskan
Lahir prematur dan hidroamnion juga
dapat terjadi
Hipertiroid
a. Definisi
. Merupakan kelainan yang terjadi
ketika kelenjar tiroid menghasilkan
hormon tiroid yang berlebihan dari
kebutuhan tubuh
. Insiden kehamilan dengan gejala
klinik tirotoksikosis atau
hipertiroidisme adalah 1 : 2.000
kehamilan.
Hipertiroid
Patofisiologi
1. Peningkatan konsentrasi hCG
Peningkatan konsentrasi hCG
Hipertiroid
Hipertiroid
2. Peningkatan ekskresi iodida
Peningkatan GFR
Hipertiroid
3. Peningkatan TBG
Estrogen selama kehamilan
Hipertiroid
Penyebab
Gejala
Tanda
Lab
Graves disease
Intoleransi
panas
BB menurun
Palpitasi
Berkeringat
Takikardi >100
curah
jantung
tekanan nadi
Oftalmiopati
Dermopati
T4 dan
FT4
TSH
(+) anti tiroid
antibodi
Hiperemesis
gravidarum
Mual muntah
hebat
BB
Dehidrasi
T4,FT4 normal
atau sedikit
TSH normal
Gangguan
elektrolit
Mola hidatidosa
Mual/muntah
Perdarahan
trimester I
Toksemia
perkembangan
bayi
T4, FT4
TSH
bhCG
Penatalaksanaan Hipertiroid
Dosis
Efek / Komplikasi
Pengawasan
Thionamides
Propylthiouracil
(PTU)
Ibu
Skin rash
Agranulositosis (0.5%)
Hepatitis TFT
Methimazole
(Tapazole)
Fetus
Hipotiroid
Adrenergic Blockers
Propranolol
(Inderal)
20 - 40 mg tiap 6
jam
Atenolol
(Tenormin)
50 - 100 mg tiap
hari
Fetus
Intrauterine growth
retaration
Respiratory distress
Bradikardi
Hipoglikemia
Hipoterimia
Denyut Jantung
Pembedahan
Thyroidectomy
Ibu
Keguguran
Hipoparatiroid
Paralysis nervus
laringeus
Sca++
TFTs
Komplikasi Hipertiroid
Maternal :
Resiko kelahiran prematur, keguguran
spontan
CHF
Pre-eklampsia
Badai tiroid
Fetus :
Mortalitas
BBLR
Goiter pada janin
Hipotiroid
a. Penyebab
. Autoantibodi (antithyroid
peroxidase)
. Tirotoksikosis graves
b. Diagnosis
. Kadar Tiroksin (T4) bebas yang
rendah
. Kadar tirotropin yang meningkat
Hipotiroid
c. Insiden dalam kehamilan
Insiden kejadian hipotiroid adalah
sekitar 2,5 %
Defisiensi kelenjar tiroid klinik
ditemukan pada 1,3 per 1.000 dan
subklinis 23 per 1.000 orang.
Hipotiroid
d. Efek Hipotiroid Subklinis pada Hasil
Akhir Kehamilan
Fungsi tiroid sangat bergantung pada cukup
tidaknya asupan iodin.
Defisiensi asupan iodin pada awal
kehamilan keadaan hipotiroid pada ibu.
Hipotiroid dengan gambaran klinik yang
jelas berhubungan dengan keadaan
perinatal yang buruk.
Jika gangguan tiroid dapat diatasi sebelum
terjadi kehamilan perinatal dapat normal.
Hipotiroid
Ibu dengan keadaan hipotiroid :
1.Anak <10 persentil
2.Beresiko terjadinya
ketidakseimbangan psikomotor
3.Persalinan prematur
4.Solusio plasenta
Subklinis
5.Perawatan bayi di NICU
Hipotiroid
e. Penatalaksanaan
Terapi pengganti yang digunakan
adalah
Tiroksin
Dosis : 50-100 g per hari
Kadar serum tirotropin diukur setiap 4-6
minggu dan dosis tiroksin ditingkatkan
antara 25-50 g sampai mencapai nilai
normal.
Hipotiroid
f. Hipotiroid kongenital
Insiden : 1 di antara 4.000-7.000 bayi
75 % bayi dengan hipotiroid memiliki
kondisi agenesis kelenjar tiroid atau
dishormonogenesis sedangkan 10%
lainnya menderita hipotiroid transien.
Terapi : Pengganti tiroksin secara dini
dan agresif kecuali pada yang
menderita hipotiroid kongenital yang
berat.
Abortus
Berakhirnya suatu kehamilan
sebelum janin mampu hidup diluar
rahim (< 500 gram atau < 20-22
minggu)
Gangguan pada kehamilan trimester
I atau < 20 minggu yang ditandai
dengan keluarnya darah atau hasil
konsepsi
Klasifikasi
Abortus iminens: perdarahan per vaginam pada
kehamilan < 20 minggu, tanpa ada tanda-tanda dilatasi
serviks yang meningkat
Abortus insipiens: bila perdarahan diikuti dengan
dilatasi serviks
Abortus inkomplit: bila sudah sebagian jaringan janin
dikeluarkan dari uterus. Bila disertai infeksi genitalia
disebut abortus infeksiosa
Abortus komplit: bila seluruh jaringan janin sudah
keluar dari uterus
Missed abortion: kematian janin sebelum 20 minggu,
tetapi tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih
Abortus habitualis : abortus berulang selama tiga kali
berturut-turut
Etiologi
Faktor janin
Dimana terjadi gangguan pertumbuhan pada
zigot, embrio atau plasenta, contohnya :
- Abnormal dari pembentukan plasenta
- Kelainan kromosom (monosomi, trisomi)
Faktor maternal
Terjadi infeksi(virus, bakteri) pada awal trimester
1 dan trimester 2. Contohnya:
- Infeksi karena rubella, CMV, herpes simplex,
varicella zoster, vaccinia, campak, hepatitis,
polio, ensefalomyelitis, Salmonella typhi,
Brucelosis, Leptospirosis, dll
- Toxoplasma gondii, Plasmodium
Etiologi
Penyakit vaskuler (pembuluh darah) contoh :
hipertensi vaskuler, kelainan endokrin contohnya
pada defisiensi insulin atau disfungsi dari kelenjar
tyroid
- Penyakit imunitas inkomptabilitas HLA (Human
Leukocyte Antigen)
- Trauma
- Kelainan uterus
- Psikosomatik
Faktor eksternal :
dapat disebabkan oleh radiasi, obat-obatan, dan
bahan kimia Abortus
Patogenesis
Awal abortus perdarahan desidua basalis &
nekrosis jaringan sekitar hasil konsepsi terlepas
dianggap benda asing oleh uterus uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan
Kehamilan 8 minggu vili koriolis belum menembus
desidua secara dalam hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya
Kehamilan 8 14 minggu penembusan sudah
lebih dalam plasenta tidak dilepaskan sempurna
banyak perdarahan
Kehamilan 14 minggu janin dikeluarkan terlebih
dahulu daripada plasenta
Terkadang plasenta tertinggal kontraksi uterus dan
perdarahan
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Perdaraha
n
Serviks
Besar
uterus
Gejala lain
Abortus
iminiens
Sedikit
hingga
sedang
Tertutup
Abortus
insipiens
Sedang
hingga
banyak
Terbuka
Sesuai atau
> kecil
Kram uterus
lunak
Abortus
inkomplit
Sedikit
hingga
banyak
Terbuka
Lebih kecil
dari umur
kehamilan
Kram
Keluar
jaringan
Uterus lunak
Abortus
komplit
Sedikit atau
tidak ada
Lunak
(terbuka
atau
tertututp)
Lebih kecil
dari umur
kehamilan
Sedikit/kram
(-)
Uterus
kenyal
Missed
abortion
Sedikit dan
warna
kehitaman
Agak kenyal
dan tertutup
Lebih kecil
dari umur
kehamilan
Gejala
kehamilan
menghilang
ABORTUS
KOMPLETUS
ABORTUS
INKOMPLETUS
Diagnosa
1. Nyeri suprapubik, kejang uterus dan
atau nyeri punggung bagian bawah
2. Perdarahan pervaginam
3. Dilatasi servik dan teraba jaringan
keluar dari kanalis servikalis
4. Gejala dan tanda kehamilan menghilang
5. Tes kehamilan negatif atau kadar hcg
meningkat pesat
6. Pemeriksaan ultrasonografi yang tidak
normal
Diagnosa Banding
Kehamilan ektopik
Perdarahan servik akibat epitel servik
yang mengalami eversi atau erosi
Polip endoservik
Mola hidatidosa
Karsinoma servik uteri
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Darah lengkap
Tes kehamilan
Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi
USG transvaginal dapat digunakan
untuk deteksi kehamilan 4 5
minggu
Detak jantung janin terlihat pada
kehamilan dengan CRL > 5 mm
(usia kehamilan 5 6 minggu)
Dapat digunakan untuk
menentukan apakah kehamilan
viabel atau non-viabel
Atas :
Kantung kehamilan dengan
mudigah
Kiri :
Blighted Ovum , kantung
kehamilan tanpa mudigah
Penatalaksanaan
Jenis
abortus
Penatalaksanaan
Abortus
habitualis (3 kali
atau lebih)
Abortus
terapetik
Komplikasi
Perdarahan yang menyebabkan
haemorrhagic shock
Infeksi
Sepsis pasca abortus provokatus
Infertilitas
Perforasi, cedera vesika urinaria
atau usus akibat tindakan kuretase
Sindroma HELLP
Definisi
Preeklampsia-eklampsia disertai
timbulnya hemolisis, peningkatan
enzim hepar, disfungsi hepar, dan
trombositopenia
H : Hemolysis
EL : Elevated Liver Enzyme
LP : Low platelet count
Diagnosis
Tidak khas : malaise, lemah, nyeri
kepala, mual, muntah
Ada tanda dan gejala preeklampsia
Tanda hemolisis intravaskular
(kenaikan LDH, AST, dan bilirubin
indirek)
Tanda kerusakan/disfungsi sel
hepatosit hepar (kenaikan ALT, AST,
LDH)
Trombositopenia
Klasifikasi
Berdasarkan kadar trombosit
(Klasifikasi Mississippi)
Klas I
Klas II
Klas III
Kadar trombosit
(/ml)
50000
> 50000
100000
> 100000
150000
LDH (IU/l)
600
600
600
40
40
40
DD Sindroma HELLP
Trombotik angiopati
Kelainan konsumtif fibrinogen, mis:
1.Acute fatty liver of pregnancy
2.Hipovolemia berat/perdarahan
berat
3.Sepsis
. Kelainan jar ikat : SLE
. Penyakit ginjal primer
Terapi Medikamentosa
Mengikuti terapi preeklampsia-eklampsia +
monitor ketat trombosit tiap 12 jam
Trombosit < 50000/ml atau ada tanda
koagulopati konsumtif => periksa waktu
protombin, waktu tromboplastin parsial, dan
fibrinogen
Trombosit < 100000/ml atau 100000
150000/ml + tanda2 eklampsia, hipertensi
berat, nyeri epigastrium => diberi
dexamethason 10 mg i.v. / 12 jam
Trombosit > 100000/ml + penurunan LDH +
perbaikan gejala2 => terapi deksametason
dihentikan
Trombosit < 50000/ml => tranfusi trombosit
Prognosis
Kematian ibu bersalin cukup tinggi
yaitu 24%
Penyebab : kegagalan
kardiopulmonar, gangguan
pembekuan darah, perdarahan otak,
ruptur hepar, dan kegagalan organ
multipel
Kematian perinatal cukup tinggi,
terutama karena persalinan preterm
USIA
Kehamilan Remaja :
< 18 tahun memiliki resiko kehamilan dan
persalinan yang tinggi
Pasien sering anemia dan BBLR oleh karena :
Hipertensi esensial
Diabetes Gestasional
Perdarahan antepartum
Sindrome Downs
Epidemiologi
Frekuensi ibu hamil dengan anemia di
Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%.
Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara
berkembang berkaitan dengan anemia dalam
kehamilan
Hb
Hb
Hb
Hb
Klasifikasi
Anemia Defisiensi Besi
Kebutuhan Fe selama
kehamilan
300 gr janin dan plasenta
500 gr penambahan eritrosit ibu
Kebutuhan total 800 gr
Membutuhkan tambahan 2-3 mg besi/hari
Diagnosa
Pemeriksaan kadar Hb
Pemeriksaan sel darah tepi
Akibat Anemia
Kehamilan
Trimester II
Trimester I
Abortus
Missed Abortus
Kelainan kongenital
Persalinan prematus
Perdarahan
antepartum
Gangguan
pertumbuhan janin
dalam rahim
Asfiksia intrauterin
sampai kematian
BBL rendah
Gestosis dan mudah
terkena infeksi
IQ rendah
Dekompensasio kodis
kematian ibu
Akibat Anemia
Kehamilan
Saat inpartu
Gangguan his
Janin lahir dengan
anemia
Ibu cepat lelah
Gangguan perjalanan
persalinan perlu
tindakan operatif
Pascapartus
Atonia uteri
perdarahan
Retensio plasenta
Perlukaan sukar
sembuh
Mudah terjadi frbris
puerperalis
Gangguan involusi
uteri
Kematian ibu tinggi
Pengaruh Rokok
ketika Anda merokok bayi dan plasenta adalah
kekurangan oksigen dan nutrisi
Plasenta kemudian menyebar lebih lanjut ke
seluruh rahim, mencoba mencari luas
permukaan lebih rahim dari yang untuk
menarik oksigen dan nutrisi
BBL rendah
Fungsi paru bayi yang rendah
Ketuban Pecah Dini
Menigkatkan resiko kehamilan ektopik,
Pengaruh Alkohol
Janin berkembang memiliki toleransi sangat sedikit
untuk alkohol masalah yg serius
Mengganggu kemampuan untuk mendapatkan
oksigen yang cukup dan nutrisi untuk perkembangan
sel normal di otak dan organ tubuh lainnya
pertumbuhan terlambat
cacat tulang rusuk dan tulang dada
tulang belakang melengkung dan dislokasi hip
membungkuk, menyatu, berselaput, atau hilang
jari tangan atau kaki
gerakan sendi terbatas
kepala kecil
abnormalitas wajah
kelopak mata terkulai
rabun
strabismus
Daftar pustaka
Sarwono P. Ilmu Kebidanan. Edisi IV. Jakarta:
BPSP, 2008.
Sarwono P. Ilmu Kebidanan. Edisi II. Jakarta:
BPSP, 2008.
Arif M. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III.
Jilid I. Jakarta: FKUI, 2001
American Diabetes Association. Standards of
medical care in diabetes--2009. Diabetes
Care.
Perkins JM, Dunn JP, Jagasia SM. Perspectives
in gestational diabetes
mellitus: a review of screening, diagnosis, and
treatment. Clinical Diabetes. 2007;25(2):57-