Anda di halaman 1dari 5

Persyaratan Gigi Abutment

Tiap restorasi harus mampu menahan beban oklusal yang diterimanya. Pada
bridge, gaya yang seharusnya diterima gigi hilang akan didistribusikan melalui
ponticJadi gigi abutment akan menerima beban oklusal tambahan. Jaringan
periodontal disekitar calon gigi abutment harus sehat dan bebas inflamasi
sebelum memulai tahapan perawatan prostho. Selain itu kita harus
mengevaluasi beberapa faktor terkait kondisi akar gigi dan jaringan
penyangganya yaitu rasio mahkota-akar, bentuk akar, & luas daerah
perlekatan ligamen periodontal (Antes Law).

Rasio mahkota-akar

Merupakan perbandingan antara panjang gigi yang berada oklusal dari tulang
alveolar dengan panjang gigi yang tertanam di tulang alveolar. Bila panjang
gigi yang tertanam di tulang alveolar makin berkurang, maka kemungkinan
gigi tersebut untuk menerima gaya lateral akan meningkat. Rasio mahkotaakar yang optimal untuk calon gigi abutment untuk bridge adalah 2:3 dan
minimal 1:1 dalam kondisi normal (jaringan perio sehat, tidak ada
kegoyangan, gigi abutment utuh dan kuat).

Bentuk akar

Bentuk akar gigi yang lebih lebar ke arah labiolingual dibandingkan


mesiodistalnya akan lebih baik dibandingkan dengan akar gigi yang membulat.
Gigi posterior berakar jamak dengan akar yang divergen akan memiliki
penjangkaran yang lebih baik dibandingkan gigi dengan akar-akar yang
konvergen, berfusi, atau bentuknya konus.

Luas daerah perlekatan ligamen


periodontal

Gigi yang lebih besar memiliki luas daerah akar yang lebih besar dan lebih
mampu menahan beban oklusal tambahan. Jika tulang alveolar telah
mengalami kerusakan akibat penyakit periodontal, maka kemampuan gigi
tersebut sebagai abutment akan berkurang.

Panjang pontic dibatasi oleh gigi abutmentnya dan kemampuan abutment


untuk menerima beban oklusal tambahan. Berdasarkan Hukum Ante, luas
permukaan akar dari gigi abutment harus sama atau melebihi luas permukaan
akar gigi yang akan digantikan oleh pontic. Dari hukum tersebut, bisa
ditentukan berapa gigi yang bisa digantikan.

Kelengkungan rahang juga memiliki pengaruh terhadap stres yang terjadi


pada bridge. Jika posisi pontic berada diluar dari garis sumbu antarabutment, maka pontic akan berperan sebagai lengan pengungkit yang
mampu menghasilkan torsi. Torsi ini bisa diatasi dengan memasang retensi
tambahan pada arah yang berlawanan dengan arah lengan pengungkit serta
dalam jarak yang sama dengan jarak antara lengan pengungkit dengan garis
sumbu antar-abutment.

Anda mungkin juga menyukai