ASMA BRONKIALE
Oleh
Keterangan
Alamat
An. MI
Anak pertama
7 tahun 7 bulan / 14
Februari 2009
Nyurlembang Daye
Jenis kelamin
Laki-laki
Agama
Islam.
Pendidikan
Kelas 2 SD
Pekerjaan
Belum bekerja.
Status perkawinan
Belum menikah.
Kedatangan yang ke
8 kali
Ya
Alergi obat
Disangkal.
Identitas Keluarga
Anggota Keluarga
Keterangan
Nama
Tn. S.
Ayah An. MI
Umur
29 tahun
Alamat
Nyurlembang Daye
Jenis kelamin
Laki-laki
Agama
Islam
Pendidikan
Lulus SMA
Pekerjaan
Swasta
Status
perkawinan
Menikah
Identitas Keluarga
Anggota Keluarga
Keterangan
Nama
Ny. M
Ibu An. MI
Umur
28 tahun
Alamat
Nyurlembang Daye
Jenis kelamin
Perempuan
Agama
Islam
Pendidikan
Lulus SMA
Pekerjaan
Status
perkawinan
Menikah
Usia
BB
TB
IMT
Keluhan
Tn. S
29 th
61 kg
170 cm
21,1
(Normal)
120/70
Ny. M
28 th
53 kg
156 cm
21,8
(Normal)
Pilek
120/80
An. MI
7 th
18,1
Kg
120 cm
Normal
Sesak berbunyi.
Batuk
Pilek
TD
Riwayat Pengobatan
Sejak usia 12 bulan pasien sering mengalami keluhan serupa dan
dikatakan tetap dibawa ke Puskesmas Narmada bila mengalami batukpilek, namun apabila sampai mengalami sesak nafas, pasien diakui
membaik setelah mendapat obat dengan uap di IGD Puskesmas Narmada
Riwayat Alergi:
Menurut pengakuan orang tuanya, pasien tidak memiliki alergi terhadap
makanan ataupun obat-obatan, akan tetapi sesaknya sering kambuh saat
saat cuaca dingin atau bila terpapar debu.
Keadaan umum
: Sedang
Kesadaran
: Compos
Nadi
: 90 X/menit,
Pernapasan
: 26 X/menit
Suhu
: 36.8C
mentis
kuat angkat,
irama teratur
Status Generalis
Kepala:
Ekspresi wajah: normal, Bentuk dan ukuran: bulat dan sedang, Rambut:
sebaran rambut merata, Edema (-), Malar rash (-), Parese N VII (-),
Hiperpigmentasi (-), Nyeri tekan kepala (-).
Mata:
Bentuk: normal, Alis: normal, Bola mata: exopthalmus (-/-), anopthalmus
(-/-), nystagmus (-/-), strabismus (-/-), Palpebra: edema (-/-), ptosis (-/-),
Konjungtiva : anemia (-/-), Sklera: ikterus (-/-), perdarahan (-), hiperemia
(-/-), pterigium (-/-), Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya (+/+), Lensa:
tampak jernih, katarak (-/-).
Hidung:
Bentuk: simetris, deviasi septum (-), Napas cuping hidung
(-), Perdarahan (-), sekret (+/+) bening.
Mulut:
Bentuk: simetris, Bibir: sianosis (-), edema (-), stomatitis (-),
Gigi: dbn, Gusi: hiperemia (-), edema (-), perdarahan (-),
Mukosa: normal, Lidah: glositis (-), atropi papil lidah (-) ,
Faring: hiperemia (-)
Leher:
Ruang keluarga terisi oleh perabotan elektronik berupa televisi dan sound system.
Ruang tengah digunakan untuk menaruh lemari perabotan dan sepeda. Dapur rumah
pasien gelap dan minim ventilasi.Ventilasi di dapur hanya berupa 6 lubang kecil
berbentuk segitiga dengan tinggi masing-masing kurang lebih 20 cm. Di depan dapur
terdapat ruang cuci dan terdapat mesin cuci. Di sebelah ruang cuci terdapat kamar
mandi sekaligus jamban. Teras rumah terletak di depan ruang keluarga, digunakan
oleh ibu pasien untuk tempat menaruh kompor gas, karena menurut pengakuan ibu
pasien, di dapur minim sirkulasi sehingga bahaya menaruh kompor gas di dapur.
Sumber air untuk keperluan rumah tangga sehari-hari diperoleh dari air PAM. Rumah
keluarga pasien memiliki tidak memiliki halaman, dan bagian depan rumah pasien
langsung berbatasan dengan gang. Bagian belakang dan samping rumah langsung
berbatasan dengan rumah tetangga.
Denah Rumah
Identifikasi Masalah
Kesehatan
02/09/2016
No
1
Anggota
Keluarga
Tn. S.
Ny. M.
Masalah Kesehatan
Pilek
Sesak berbunyi
An. MI.
Sesak berbunyi.
Batuk Pilek
Keterangan
Masalah
kesehatan
diketahui saat
kunjungan
pertama kerumah
pasien.
Masalah
kesehatan
diketahui saat
kunjungan
pertama kerumah
pasien.
Masalah
kesehatan
diketahui saat
kunjungan
pertama kerumah
Tn. S: Dispepsia
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang ada
terutama disebabkan oleh aspek prilaku dan aspek lingkungan.
Ny. M.
ISPA
Asma bronkiale
An. MI.
Asma bronkiale.
Ket
BIOLOGIS
Faktor genetik dari Nenek
dan Ibu pasien yang juga
telah didiagnosis
menderita asma
LINGKUNGAN
PERILAKU
Kurangnya kesadaran
menjaga kebersihan
rumah dan lingkungan
Banyaknya alergen
debu di dalam rumah
ASMA
BRONKIALE
Kebiasaan bermain di
tempat berdebu
Perubahan cuaca
Kebiasaan jajan
sembarangan, terutama
di kantin sekolah
Kurangnya ventilasi
di rumah
PELAYANAN KESEHATAN
Fungsi Keluarga
Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998) yaitu:
Fungsi afektif
Dalam keluarga An. MI, hubungan individu dalam keluarga terjalin dengan
harmonis. Semisal An.MI. sakit, Ny.M. selaku anggota dalam keluarga akan
inisiatif mencari pengobatan. Tn.S. sebagai seorang kepala rumah tangga
membiayai dan mengantar An.MI. ke fasilitas kesehatan terdekat. Apabila
Tn. S sedang berhalangan karena pekerjaannya, Ny.M yang akan
mengantar An. MI ke faskes terdekat.
Fungsi sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga An.MI. bersosialiasi dengan baik
dengan tetangga di sekitar rumahnya. Tetangga yang tinggal dekat dengan
rumah pasien adalah orang-orang yang paling sering diajak berinteraksi
setiap harinya.
Fungsi Reproduksi
Sejak menikah 8 tahun yang lalu, Tn. S dan Ny.H dikaruniai 1 orang anak.
Fungsi Keluarga
Fungsi Ekonomi
Keluarga pasien termasuk keluarga dengan sosial ekonomi
menengah. Penghasilan keluarga pasien berasal dari
pengahasilan ayah pasien yang sebagai cleaning service di
bank dan ibu pasien yang bekerja sebagai pembantu rumah
tangga. Penghasilan perbulan didapatkan sekitar Rp.
2.700.000 per bulan. Penghasilan tersebut dikatakan cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya selama 1
bulan.
Fungsi perawatan kesehatan
Dalam mencegah penyakit, setiap individu dalam keluarga
An.MI. belum mampu secara maksimal dalam
melaksanakan pencegahan penyakit. Hal tersebut
tercermin dalam masih banyaknya perilaku dalam anggota
keluarga yang dapat memicu timbulnya penyakit.
APGAR Score
Kategori
Skor
1
Adaptation
2
X
Keterangan
Seluruh anggota keluarga dapat beradaptasi dengan
anggota keluarga lain, serta penerimaan, dukungan
Partnership
Growth
X
X
baru
Hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota
terjalin dengan baik
Anggota keluarga kadang-kadang puas mengenai
kebersamaan
dan
waktu
yang
dihabiskan
antar
anggota
Total Skor : 8
PATOLOGI
Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga dengan saudara,
partisipasi mereka dalam kegiatan kemasyarakatan cukup aktif.
Cultural
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat dilihat dari
pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun lingkungan, banyak tradisi
budaya yang masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara yang bersifat hajatan,
sunatan dll. Menggunakan bahasa sasak, tata krama dan kesopanan.
Religion
Pemahaman agama cukup. Penerapan ajaran agama juga baik, hal ini dilihat
dari keluarganya yang rutin menjalankan sholat 5 waktu dan mengaji di waktu
senggang.
Economic
Education
Medical
keluarga
menggunakan
pelayanan
Diagnostik Holistik
Aspek Personal
Pasien datang ke IGD Puskesmas Narmada dikeluhkan
mengalami sesak sejak 1 hari yang lalu. Sesak disertai
dengan bunyi ngik. Pasien juga dikeluhkan batuk (+)
berdahak sejak 3 hari yang lalu, dahak berwarna putih.
Pilek (+) dengan ingus berwarna bening, demam (-).
Sebelumnya pasien pernah mengalami keluhan sesak
serupa dinyatakan menderita asma. Sesak yang dialami
pasien biasanya muncul bila ada debu dan cuaca sedang
dingin. Setelah diberikan pengobatan di Puskesmas
Narmada, keluhan pasien tampak berkurang dan pasien
dipulangkan kembali kerumahnya. Pasien mengharapkan
agar dapat sembuh dan serangan asmanya semaking
berkurang.
Aspek Klinik
Diagnostik Holistik
Aspek Risiko Internal
Pasien adalah seorang anak berusia 7 tahun yang tinggal bersama
kedua orang tuanya. Dengan adanya resiko genetik, pasien rentan
terhadap serangan asma bila faktor pencetus muncul. Faktor
pencetus yang memicu munculnya serangan pada pasien antara
lain adalah cuaca dingin, debu rumah tangga, dan asap rokok. Bila
pasien dapat menghindari faktor pencetus tersebut maka frekuensi
dari serangan asma yang di alaminya akan dapat berkurang.
Aspek Psikososial keluarga
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang perilaku hidup bersih
dan sehat. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang faktor
pencetus timbulnya serangan.
Derajat Fungsional : 1, 2, 3, 4, 5
Follow Up
Tanggal
Kunjungan
pertama
(2/09/16)
Follow Up
Kunjungan kedua Kegiatan :
(08/09/16)
Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari pasien.
Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari Ayah pasien
Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari Ibu pasien
Melakukan wawancara untuk mengetahui masalah kesehatan keluarga pasien dan melakukan pemeriksaan.
Melakukan wawancara untuk mengidentifikasi faktor resiko pencetus munculnya serangan asma pada pasien.
Wawancara untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan munculnya masalah kesehatan di setiap anggota
keluarga.
Hasil :
Pasien sudah tidak mengeluhkan sesak lagi. Batuk dan pilek juga sudah tidak dirasakan lagi.
Ayah dan ibu pasien mengaku keluhannya sudah mulai membaik sejak mengkonsumsi obat setelah berobat di
Puskesmas.
Ayah pasien merupakan perokok aktif dan mengeluh nyeri ulu hati yang hilang timbul
Faktor resiko munculnya serangan asma pada pasien adalah: cuaca yang dingin terutama pada malam hari,
debu rumah tangga, dan asap rokok ayah pasien
Faktor resiko yang menyebabkan munculnya masalah kesehatan pada anggota keluarga salah satunya karena
PHBS yang buruk
Faktor resiko yang menyebabkan dispepsia pada Ayah pasien adalah: kebiasaan konsumsi makanan yang
pedas
Intervensi
Edukasi tentang PHBS.
Edukasi terhadap pasien dan orangtua pasien untuk menghindari faktor pencetus pada anak semisal saat tidur
pasien diselimuti dengan kain yang lebih tebal. Ayah pasien disarankan membuat lubang ventilasi yang lebih
banyak dan lebar.
Edukasi terhadap Ayah pasien mengenai bahaya merokok.
Menyarankan Ayah pasien untuk mengurangi kebiasaan merokok atau jika ingin merokok lebih baik di luar
rumah
Menyarankan Ayah pasien untuk mengurangi kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas
Menyarankan Ibu pasien untuk menghindari faktor pencetus pilek dan sesak napas
Follow Up
Kunjungan
ketiga
(14/09/16)
Kegiatan :
Mengevaluasi perbaikan klinis dari gejala penyakit pasien dan keluarganya.
Mengamati PHBS pasien dan keluarganya.
Hasil :
Keluhan batuk-pilek dan sesak pasien masih sesekali terjadi namun tidak berat.
Ayah pasien mengaku keluhannya sudah mulai membaik sejak mengkonsumsi
obat setelah ia berobat di Puskesmas.
Ayah pasien sudah mulai merokok diluar rumah
Ayah pasien sudah mulai mengurangi kebiasaan memakan makanan pedas dan
tidak selalu disediakan sambal.
Intervensi :
Edukasi mengenai PHBS pada pasien dan keluarga
Menyarankan Ibu pasien untuk tetap memperhatikan tanda-tanda batuk-pilek dan
sesak pada pasien
Menyarankan Ayah pasien untuk terus merubah kebiasaan merokok
Edukasi pasien dan keluarga untuk menghindari faktor pencetus
Kesimpulan
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan
pasien
Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang
diberikan Pembina.
Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien dan
setiap anggota keluarga.
Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien
Selain faktor genetik yang tidak bisa diubah, faktor lingkungan
dan perilaku yang kurang mendukung sehingga menjadi alasan
bagi pasien dan keluarganya masih memiliki keluhan
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya
Edukasi kepada pasien untuk menghindari faktor pencetus.
Mengajak keluarga pasien untuk terus bergaya hidup sehat
dengan memperhatikan pola makan, memperhatikan kebersihan
lingkungan, menambah kegiatan/aktivitas fisik, serta menjalani
hidup sehat agar anggota keluarga lainnya tidak memiliki
kecenderungan untuk sakit.