Anda di halaman 1dari 28

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KELUARGA BINAAN


HIPERTENSI

Oleh
Made Ayu Candramawati
H1A 011 042
Pembimbing:
dr. Lina Nurbaiti, M.Kes
dr. Wahyu Sulistya Affarah

Data Identitas Keluarga

AnggotaKeluarga

Keterangan

Nama

Tn. N.G

Kepala Keluarga/Pasien

Umur

50 tahun

Alamat

Desa Temas, Narmada

Agama

Hindu

Pendidikan

S1

Pekerjaan

PNS

Status

Menikah

AnggotaKeluarga

Keterangan

Nama

Ny. K

Istri

Umur

48 Tahun

Alamat

Desa Temas, Narmada

Agama

Hindu

Pendidikan

SMA

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga

Status

Menikah

AnggotaKeluarga

Keterangan

Nama

An. P.P

Anak pertama. Anak pertama pasien tidak ada di rumah karena


melanjutkan kuliah di luar daerah.

Umur

19 tahun

Alamat

Desa Temas, Narmada

Agama

Hindu

Pendidikan

SMA

Pekerjaan

Status

Mahasiswa

Nama

AnggotaKeluarga

Keterangan

An. M.P

Anak kedua pasien. Anak kedua tinggal serumah dengan orang


tuanya.

Umur

15 tahun

Alamat

Desa Temas, Narmada

Agama

Hindu

Pendidikan

SMP

Pekerjaan

Status

Pelajar SMA

Ikhtisar Keluarga
Tn.N.G
50 th

Anak P.P
Anak 1
(19 th)

Ny. K
48 th

Anak M.P
Anak 2
(15 th)

Keterangan:
: Tinggal serumah

Data Status Kesehatan


Keluarga
Aspek
Pemeriksaan
BB

An.M.P

Tn.N.G

Ny.K

68 kg

60 kg

65 kg

TB

170 cm

160 cm

160 cm

TD

160/90 mmHg

150/90 mmHg

120/70 mmHg

88x/menit

84x/menit

80 x/menit

RR

18x/menit

18x/menit

20x/menit

BMI

23,5 kg/m2 (normal)

23,4 kg/m2
(normal)

25,3 kg/m2 (normal)

Kasus
Keluhan utama:
Nyeri tengkuk
Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Pasien datang ke poli umum puskesmas Narmada dengan keluhan nyeri
tengkuk sejak 2 hari sebelum berkunjung ke puskesmas (15 Agustus
2016). Nyeri dirasakan sampai ke belakang kepala. Keluhan nyeri
tengkuk dan kepala sering dikeluhkan pasien terutama jika tekanan
darah pasien tinggi. Keluhan demam disangkal oleh pasien. Keluhan
batuk pilek disangkal. BAB dan BAK pasien masih dalam batas normal.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien sering mengalami keluhan serupa sejak beberapa tahun
terakhir, hampir selalu kambuh jika pasien kekurangan tidur atau
kecapaian. Pasien telah didiagnosis dengan hipertensi sejak 1 tahun
yang lalu, dimana saat itu pasien memeriksakan diri dengan keluhan
nyeri kepala. Tekanan darah pasien biasanya adalah 150/90 mmHg.

Riwayat penyakit keluarga


Kedua orang tua pasien menderita penyakit hipertensi.

Riwayat sosial
Pasien adalah PNS yang bekerja di kantor Kecamatan Cakranegara. Pasien
merupakan PNS golongan IVa dengan gaji perbulan adalah Rp.4.000.000, 00.
Gaji pasien dirasa cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari
keluarganya.
Istri pasien adalah ibu rumah tangga. Istri pasien selalu memasak di rumah.
Pasien mengaku
merokok seminggu sekali sejumlah 1 batang rokok.
Merokok dilakukan pasien sejak usia 20 tahun, pasien hanya merokok saat
ditawarkan temannya saja. Semenjak pasien memiliki anak kedua, pasien
lebih jarang merokok, hanya 1 minggu sekali. Kebiasaan minum kopi 2x/hari
yakni sebelum berangkat ke kantor dan sore hari saat pulang kantor.
Riwayat pengobatan
Pasien sebelumnya sering berobat ke poli umum Puskesmas Narmada
dengan keluhan yang sama. Pasien biasanya mendapat terapi captopril
tablet 25 mg 2 x sehari, paracetamol tablet 500 mg 3 x sehari, dan
terkadang mendapat tambahan vitamin B complex 1 x sehari.

Denah tempat tinggal


pasien

Dokumentasi rumah
pasien

Identifikasi Masalah
Kesehatan
Anggota
Keluarga
Tn. N.G

MasalahKesehatan

Hipertensi

KemungkinanPenyebabMasalahKesehatan

Keterangan

Riwayat penyakit hipertensi pada kedua orang tua Masalah diketahui


pasien.
saat
kunjungan
pertama
Usia

Pasien bekerja selama 5 hari kerja, dengan jam dinas


dari jam 7 pagi hingga 4 sore terkadang membuat
pasien kecapaian sepulang kerja.

Pasien mengaku tidak pernah berolahraga karena


tidak memiliki waktu dan sepulang kantor pasien
merasa lelah.

Riwayat merokok seminggu sekali 1-2 batang


(walaupun tidak sering) di waktu muda hingga
sekarang.

Kebiasaan minum kopi 2x/hari sebelum berangkat ke


kantor dan setelah pulang kantor.

Biaya pendidikan anak-anak pasien yang semakin


meningkat membuatnya merasa stres.

Anggota
Keluarga
Ny. K
(Istri pasien)

Masalah
Kesehatan

KemungkinanPenyebabMasalahKesehatan

Hipertensi

Keterangan

Memiliki riwayat hipertensi pada keluarga (ayah Masalah


Ny.K)
diketahui saat
kunjungan
Usia
pertama
dan
Ny K juga mengkonsumsi kopi 2x sehari yakni pagi kedua
dan sore hari bersama-sama dengan suaminya.

Ny. K tidak pernah berolahraga.

Anak pertama pasien melanjutkan pendidikan di


luar daerah dan mulai hidup sendiri, Ny K
mengkhawatir-kan anaknya yang tinggal sendirian
dan jauh dari rumah, sehingga dapat menjadi salah
satu faktor yang memicu stress pada Ny.K sehingga
dapat meningkatkan tekanan darah

Upaya Kesehatan
Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh
keluarga Tn.N.G bila terdapat anggota
keluarga yang sakit adalah mencari
pengobatan ke Puskesmas Narmada.
Selama ini, Tn. N.G tidak selalu mengontrol
tekanan darah tingginya ke puskesmas,
pasien hanya berobat ke puskesmas bila
terdapat keluhan.
Istri pasien tidak pernah mengontrol tekanan
darahnya di puskesmas karena tidak ada
keluhan.

BIOLOGIS
- Usia pasien
- Riwayat HT dalam
keluarga

PERILAKU
- Konsumsi rokok,
kopi
- Konsumsi
makanan dgn kadar
Na tinggi
- Aktivitas fisik
kurang

Hiperten
si

PELAYANAN KESEHATAN
- Obat hanya utk 1
minggu
- Pasien sering tidak
mendapat penyuluhan

LINGKUNGAN
- Masakan yang
disiapkan istri
- Stres psikis

Nilai fungsi dalam


keluarga
Lima fungsi keluarga menurut
Friedman (1998)
Fungsi afektif
Fungsi sosial
Fungsi Reproduksi
Fungsi Ekonomi
Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi fisiologis
keluarga
Skor
Kategori

Keterangan
0

1.

Adaptation

X Seluruh anggota keluarga dapat beradaptasi dengan anggota keluarga lain,

1.

Partnershi

dukungan dan saran dari anggota keluarga lain,


X Seluruh anggota keluarga menjalin komunikasi yang baik, saling mengisi

1.

p
Growth

1.

Affection

1.

Resolve

antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami keluarga


Anggota keluarga jarang melakukan hal-hal baru sehingga jarang memberi
dukungan mengenai hal-hal baru
X Hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota terjalin dengan baik

Anggota keluarga kadang-kadang puas mengenai kebersamaan dan waktu


yang dihabiskan antar anggota. Terkadang Tn.G.N dan Ny.K kesepian karena
anaknya yang sudah pergi merantau dan anak keduanya lebih sering bermain
bersama teman-temannya.

APGAR scor = 8 kategori baik

Diagnosis holistik
Aspek Personal
Pasien datang ke Poli Umum Puskesmas Narmada dengan keluhan nyeri tengkuk dan
kepala sejak 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya
kelainan. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang diketahuinya sejak 1 tahun terakhir.
Harapan pasien adalah pasien dapat mengontrol tekanan darahnya dan mengurangi
keluhan yang dialaminya.
Aspek Klinik
Hipertensi stage II
Aspek Risiko Internal
Pasien merupakan seorang pria berumur 50 tahun
Ditunjang oleh kegiatan pasien sehari-hari yang banyak menghabiskan waktu di kantor
dengan lebih banyak duduk.
Pasien juga tidak pernah melakukan olahraga
merokok (jarang) dan minum kopi secara rutin.
Aspek Psikososial keluarga
Kebiasaan pasien dalam mengonsumsi kopi, merokok dan garam belum bisa dikurangi
karena kebiasaan dilakukan sejak muda.
Akhir-akhir ini pasien bertambah beban pikirannya karena biaya sekolah anakanaknya.
Derajat fungsional
Skala fungsional pasien yaitu kelas I karena pasien dapat melakukan kegiatan seharihari secara mandiri.

Rencana
penatalaksanaan
Kegiatan

Rencanaintervensi

Sasaran

Waktu Hasilyangdiharapkan

Aspek
personal
Evaluasi:
Pasien
2 hari
Keluhan, harapan, dan dan istri
kekhawatiran pasien
pasien
Intervensi:
Edukasi kepada pasien
dan keluarganya
mengenai hipertensi
dan bahaya apabila
tidak diobati;
pencegahan hipertensi,
serta hal yang perlu
diperhatikan
menyangkut
komplikasinya.

Keluarga dapat mengetahui mengenai


hipertensi dan faktor risikonya
Menghilangkan anggapan penyakit
hipertensi merupakan penyakit yang
dapat diobati sesekali saat tekanan
darah tinggi saja

Kegiatan

Rencanaintervensi

Aspek
klinik
Hipertensi Evaluasi:
Pemantauan perbaikan gaya hidup,
kepatuhan terhadap diet, keteraturan
meminum obat dan keteraturan
melakukan kontrol HT di
puskesmas.
Pemantauan stabilitas tekanan darah
Pencegahan terhadap komplikasi
Terapi
Captopril 25 mg 2x1
Edukasi:
Menjelaskan tentang hipertensi,
penyebab, faktor resiko, tatalaksana
pengobatan serta komplikasi yang
terjadi bila penyakit tidak dikontrol.
Anjuran untuk mengurangi garam,
makanan berlemak dan kebiasaan
minum kopi dan merokok.
Anjuran untuk berolahraga di pagi
hari atau sore hari secara teratur
setiap hari selama paling tidak 30
menit.

Sasaran

Waktu

Pasien dan 1
istri pasien minggu

Hasilyangdiharapkan

Dilakukan kontrol
stabilitas tekanan darah
Pasien teratur meminum
obat
Pasien mulai menjaga diet,
dan memulai kebisaan
olahraga
Komplikasi dapat dicegah

Kegiatan
Aspek
internal

Rencanaintervensi

Sasaran

Waktu

Hasilyangdiharapkan

1 hari

pasien mengerti bahwa usia pasien


merupakan salah satu faktor risiko
terjadinya hipertensi namun
dengan memperbaiki gaya hidup
maka risikonya dapat ditekan.

Pasien memahami bahwa jika


pasien merokok akan menambah
buruk penyakit yang dialaminya
Pasien memahami mengapa
dirinya harus lebih berhati-hati
dalam mengatur gaya hidup
Anggota keluarga lain juga
memahami bahwa mereka
memiliki keluarga dengan riwayat
HT maka mereka harus lebih
waspada dan menjaga gaya hidup
sebaik mungkin untuk mencegah
kejadian dan komplikasinya bagi
mereka di masa mendatang.

resiko

Usia pasien Edukasi:


pasien
lanjut
Mengenai keadaan kesehatan pada
cenderung
usia tersebut, dimana pada usia 50
mengalami
tahun terjadi perubahan pada
penurunan
elastisitas
pembuluh
darah
pada daya
sehingga meningkatkan risiko
tahan tubuh
terjadinya hipertensi
dan
Aspek perilaku pasien serta aspek
ketahanan
lingkungan memiliki peranan
fisik
penting terhadap terjadinya
penyakit

Kebiasaan
merokok

Edukasi :
Pasien dan 1
Terkait
kebiasaan
merokok, istri
minggu
disarankan agar pasien berhenti
merokok baik secara bertahap
maupun secara total.
Usia pasien turut berpengaruh
terhadap sifat pembuluh darahnya.
Semakin tua usia seseorang, maka
pembuluh darahnya akan semakin
rigid/kaku, sehingga lebih mudah
terkena hipertensi.
Pola hidup berupa makanan dan
aktivitas fisik yang kurang
menunjang terjadinya hipertensi

Kegiatan

Rencanaintervensi

Sasaran

Waktu

Hasilyangdiharapkan

1 minggu

Pasien mengerti dan mampu


memahami mengenai penyakit
hipertensi

Keluarga mengerti dan mampu


menyusun menu makanan yang
baik untuk pasien
Pasien terbiasa mengatur pola
makannya

Aspek psikososial

Kurangnya pengetahuan
mengenai penyakit
degeneratif seperti
hipertensi

Kurangnya kesadaran
untuk mengatur menu
makanan yang baik bagi
penderita hipertensi

Edukasi:
Mengenai penyakit
hipertensi termasuk
bahaya serta
komplikasinya

Mengenai pengolahan
dan penyusunan menu
makanan seimbang
yang dibutuhkan.

Kurangnya pengetahuan Edukasi:


kesadaran
untuk Pentingnya
menerapkan pola hidup
berolahraga
sehat dengan berolahraga.

Pasien dan 1 minggu


keluarga
pasien

Pasien dan keluarga pasien


dapat membiasakan diri
berolahraga yang teratur

Kurangnya
kesadaran Edukasi:
anggota keluarga dalam Anjuran untuk mulai
keikutsertaan memantau
mengingatkan pasien
dan mengingatkan jadwal
agar mengontrol
kontrol dan pengobatan
tekanan darahnya
HT pada pasien
secara teratur tidak
hanya saat muncul
gejala

Keluarga
pasien

Istri dan anak pasien mulai


mengawasi dan mengingatkan
jadwal kontrol HT dan
keteraturan minum obat

1 minggu

Tindak lanjut & hasil intervensi


Tanggal
Kedatangan
pertama
(18 Agustus
2016)

IntervensiYangDilakukan,DiagnosisHolistik&RencanaSelanjutnya
Evaluasi:
-

Pada kedatangan pertama ini dilakukan pendekatan terhadap keluarga dan orang sekitar pasien, pembicaraan terhadap
masalah-masalah kesehatan yang ditemui baik oleh pasien ataupun istrinya

Dilakukan observasi awal terhadap rumah dan lingkungan sekitar.


Hasil :

Keluhan utama yang menyebabkan pasien datang ke Puskesmas belum sepenuhnya teratasi karena baru minum obat
dua hari. Saat kunjungan pasien tidak mengeluhkan nyeri kepala ataupun nyeri tengkuk, aktivitas sehari-hari tetap
seperti biasa.

Pada pengukuran Tekanan Darah didapatkan hasil 150/90 mmHg.

Pasien menceritakan saat ini hanya tinggal dengan istri dan seorang anaknya karena anak pertamanya telah kuliah di
daerah. Pasien menceritakan pekerjaannya lebih banyak duduk sehingga terkadang sering nyeri pinggang.

Intervensi:
-

Pada kedatangan pertama, intervensi yang dilakukan adalah edukasi mengenai hipertensi Juga dilakukan edukasi
untuk menerapkan keteraturan minum obat.

Edukasi Tn. N.G dan Ny. K untuk mengontrol dengan teratur tekanan darah di Puskesmas karena usia lanjut.

Edukasi untuk mengurangi konsumsi kopi menjadi 1 gelas perhari serta meminta pasien mengurangi rokok menjadi 2
minggu sekali, dan dikurangi bertahap sampai tidak merokok sama sekali.

Edukasi untuk melakukan olahraga setiap hari paling tidak 30 menit setiap hari

Tanggal
TINDAK
LANJUT I

IntervensiYangDilakukan,DiagnosisHolistik&RencanaSelanjutnya
Evaluasi:

(25 Agustus
2016)

Evaluasi pasien dari intervensi sebelumnya


Evaluasi kegiatan istri dan keluhannya

Hasil:
-

Pasien mengaku minum obat secara teratur.

Pasien sudah memiliki sedikit gambaran mengenai penyakitnya

Pasien mencoba minum kopi segelas perhari, yang awalnya dirasa menyebabkan dirinya sakit kepala, namun saat
kunjungan keluhan sakit kepalanya sudah tidak terlalu berat.

Pasien tidak merokok minggu ini

Pasien mengaku nafsu makannya biasa, 3 kali sehari. Pasien makan-makanan yang dimasakkan oleh istrinya.

Pasien mencoba berolahraga namun baru 3 kali dalam seminggu ini.

Tekanan darah pasien 150/90 mmHg, tekanan darah istri pasien 140/80 mmHg.

Edukasi:
-

Aspek personal:

Edukasi kepada pasien dan Istrinya mengenai kebugaran fisik dan kebutuhan nutrisi terhadap aktivitas dan usia
pasien.

Memberikan anjuran bahwa keinginan merokok ditutupi dengan mengunyah permen atau makan buah serta minum air
putih.

Aspek klinik:
o

Menjelaskan tentang pola hidup yang keliru yang dapat menyebabkan hipertensi serta komplikasi HT
yang tidak dikontrol dengan baik.

Mengurangi makan-makanan dengan kadar Natrium

Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman kalengan atau yang diawetkan. Mengkonsumsi makanan
yang segar setiap hari.

o
-

Menjelaskan pentingnya pengobatan yang teratur dan menjaga pola hidup sehat.

Aspek risiko internal:


o

Edukasi untuk aktivitas fisik pasien yang dijaga agar tetap dilakukan teratur setiap hari agar pasien dan
keluarga terbiasa melakukan olahraga. Sebaiknya pasien mengajak istri dan anaknya berolahraga bersama
sehingga menambah semangat untuk berolahraga

Edukasi mengenai keadaan istri pasien dengan penyakit HT tersebut memiliki faktor resiko genetika, usia,
dan pola hidup dari pasien itu sendiri.

Aspek sosial:
o

Edukasi mengenai menu makanan yang baik untuk pasien dengan HT.

Menganjurkan untuk melaksanakan PHBS terutama tidak merokok dan minum kopi, makan sayur dan
buah sebagai antioksidan, serta aktivitas fisik.

Edukasi mengenai adanya kecederungan genetik penyakit degeneratif dalam keluarga dan anjuran untuk
memperhatikan gaya hidup dan pola makan agar terhindar dari HT.

Tanggal

IntervensiYangDilakukan,DiagnosisHolistik&RencanaSelanjutnya

TINDAK Evaluasi:
LANJUT
Keluhan kesehatan terkini dari pasien dan istrinya
II
Keteraturan minum obat dan outcome pada pasien dan istrinya
(1
Kontrol tekanan darah
Septemb er 2016)
Hasil:
-

Keluhan kesehatan pada pasien seperti nyeri tengkuk dan nyeri kepala sudah tidak dikeluhkan.

Tekanan darah pasien 140/90 mmHg, tekanan darah istri pasien 140/80 mmHg

Istri pasien juga minum obat secara teratur dan obat telah habis beberapa hari yang lalu

Edukasi:
-

Menganjurkan pada pasien agar banyak mengkonsumsi sayur serta buah dan berhenti merokok
dan minum kopi hanya jarang-jarang saja, misalnya menjadi 2 hari sekali 1 gelas.

Mengingatkan istri pasien agar selalu minum obat yang diberikan di Puskesmas Narmada untuk
mencapai tensi yang mendekati normal. Saling mengingatkan dengan suami agar terbiasa
dengan pola hidup sehat, berobat, dan kontrol ke sarana kesehatan.

Menganjurkan agar memasang obat antinyamuk, karena sedang musim hujan, serta melakukan
3M (menguras bak, menutup penampungan air, mengubur barang bekas) agar mencegah
timbulnya DBD. Menjaga kebersihan rumah, kelembaban, dan cahaya agar sirkulasi udara
lancar.

Tanggal

IntervensiYangDilakukan,DiagnosisHolistik&RencanaSelanjutnya

TINDAK Evaluasi:
LANJUT
Keteraturan minum obat oleh istri pasien
III
Observasi kesehatan fisik pasien
(8
Anjuran PHBS
Septemb er 2016)
Hasil:
-

Istri pasien sudah mulai rajin minum obat setiap hari, tensi 140/90. Masalah kesehatan lainnya
tidak ada

Kesehatan fisik pasien cukup

Pasien dan istrinya sudah mulai berjalan-jalan setiap pagi di dekat rumah.

Edukasi :
-

anjuran untuk melakukan aktivitas fisik setiap hari dan pentingnya keteraturan minum obat
untuk pasien dan istri

Menyarankan agar mengurangi penggunaan garam sebagi makanan tambahan dan penyedap
rasa dalam masakannya.

Anjuran untuk saling mengingatkan dan menekankan pentingnya hidup sehat terutama dengan
usia yang sudah lanjut

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai