KOLELITIASIS
OLEH
RINA HELNIJAR, S.Ked
PEMBIMBING : Dr. Ilum Anam, Sp.PD, KGEH
ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CUT NYAK
DHIEN
MEULABOH
DEFINISI
Batu empedu atau kolelitiasis adalah timbunan
kristal di dalam kandung empedu atau di saluran
empedu atau kedua-duanya. Sebagian batu
empedu, terutama batu kolesterol terbentuk di
dalam kantung empedu.
Kandung empedu adalah sebuah kantung terletak
di bawah hati yang mengkonsentrasi dan
menyimpan empedu sampai ia di lepaskan
kedalam usus.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi penyakit batu empedu pada suku India di Amerika
mencapai tingkat yang tinggi yaitu sekitar 40-70%. Di Amerika
Serikat, insiden batu empedu di perkirakan 20 juta orang, dengan
70% diantaranya didominasi oleh batu kolesterol dan 30% sisanya
terdiri dari batu pigmen dan komposisi yang bervariasi ( Healthy
Lifestyle Desember 2008). Sedangkan di Asia, prevalensinya
berkisar antara 3-15%, tetapi di Afrika prevalensi rendah yaitu <
5%. Di Indonesia angka kejadian penyakit batu kandung empedu
diduga tidak jauh beda dengan angka negara lain yang ada di Asia
Tenggara, hanya saja baru mendapatkan perhatian secara klinis
sementara penelitian batu empedu masih terbatas. Dari hasil
penelitian mengatakan bahwa di negara Barat 80% batu empedu
adalah batu kolesterol. Berdasarkan penelitian di RSCM Jakarta dari
51 pasien di bagian Hepatologi di temukan 73% pasien yang
menderita batu empedu pigmen dan batu kolesterol pada 27%
pasien ( Hepatology, Departemen IPD, FKUI/RSCM Jakarta, Mei
2009).
Batu Pigmen
Hitam
Coklat
Komposisi
utama
kolesterol
-Pigmen
polimer
bilirubin
-garam kalsium
(fosfat,karbonat
)
-kalsium
bilirubinat
-garam kalsium
( palmitat,
stearat).
konsistensi
Kristalin
keras
Lunak
rapuhlokasi
lokasi
Kandung empedu
Duktus koledukus
-Kandung
empedu
-Duktus
empedu
Duktus
koledukus
Opak (50%)
Lusen(100%)
predisposis
-Hemolisis
-Infeksi
Metabolik
1.
2.
3.
Jenis kelamin
lebih beresiko 2x lipat terjadi pada wanita
dibandingkan laki-laki karena hormon progresteron dan estrogen
apabila bergabung akan mempengaruhi kolesterol di dalam
empedu shgg mengalami proses untuk pembentukan batu
empedu.
Usia
di usia 40 tahun ke atas lebih mudah terbentuk
karena tubuh cenderung lebih banyak mengeluarkan kolesterol
ke dalam cairan tubuh.
Kegemukan
resiko lebih tinggi untuk terjadi batu
empedu. Dikarenakan tingginya BMI maka kolesterol dalam
kandung empedu pun tinggi , dan menguras garam empedu
serta mengurani kontraksi/pengosongan kandung empedu.
4.
Faktor genetika
5.
6.
7.
Simdrom metabolik.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Sebagian besar penderita batu empedu terutama yang tanpa gejala
ditemukan secara kebetulan pada saat penderita melakukan
pemeriksaan radiologi karena keluhan lain. Pada anamnesis
kadang-kadang ditemukan riwayat kolik biliaris, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
PEMERIKSAAN FISIK
1.
2.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Pemeriksaan Lab :
batu kandung empedu yang asimtomatik umumnya tidak
menunjukkan kelainan laboratorium. Apabila terjadi
peradangan akut, dapat terjadi lekositosis.
2.
Pemeriksaan Radiologi :
a. foto polos abdomen
hanya pd 15% pasien
kemungkinan dpt terlihat batu tidak tembus padang
(radioopak).
b. ultrasonografi (USG)
spesifisitas & sensitifitas tinggi.
Bermanfaat untuk melihat besar, bentuk, penebalan dinding
kandung empedu, batu dan saluran empedu ekstrahepatik
c. CT Scan
untuk diagnosis keganasan pd kandung empedu
yang mengandung batu.
d. foto rontgen dengan endoskopi redrograd di papila vater (ERCP)
e. Endoscopic Ultrasonografy (EUS)
DIFFERENTIAL DIAGNOSA
1.
Kolelitiasis
2.
Sirosis Hepatis
3.
Hepatitis
PENATALAKSANAAN
1.
Konservatif
a. Istirahat total
b. Nutrisi parenteral
c. Obat penghilang rasa nyeri, ex: petidin
d. Obat-obat antikolinergik-antispasmodik
e. Analgesik
f. Antibiotik (Ampicilin, Sefalosporin),bila disertai dengan
kolesistitis
2.
Kolesistektomi
KOMPLIKASI
1.
Kolesistitis akut
2.
Kolesistitis Kronik
3.
Koledokolitiasis
4.
Pankreatitis
PROGNOSIS
Semakin cepat keberadaan batu empedu diketahui, semakin
tinggi pula prognosis kesembuhannya.
KASUS
No. MR
: 81-35-63
Nama
: Bahtiar
Jenis Kelamin
Umur
: Laki-laki
: 60tahun
Alamat
: Gunong Kleng
Pekerjaan
:-
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Menikah
Ruang
: Akasia
Tgl masuk
: 25-April-2015
Keluhan Utama :
nyeri perut di kuadran kanan atas
Riwayat pengobatan : -
Vital Sign :
TD : 110/70 mmHg
HR : 78 x/meint
RR :18 x/menit
Temp
:38,2 C
Pemeriksaan Fisik :
a). Inspeksi
Kepala : DBN
Abdomen
c). Perkusi
Paru
: DBN (+/+)
Paru
: vesikuler (+/+)
Pemeriksaan Lab :
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN
RUJUKAN
SATUAN
12-17
gt%
HB
3,0
PCT/HT
13,5 35-50
gt%
Eritrosit 2,12
4-6
x10/ul
Lekosit 9,3
5-10
x10/ul
Trombosit 468
150-450
x10/ul
Jenis
pemeriksaan
Satuan
Hasil
HATI
Rujukan
L
Bilirubin total
mg/dl
0,70
0-1,0
0-1,0
Bilirubin direct
mg/dl
0,45
0-0,25
0,25
Alkali phospate
u/l
1159,6
>270
<240
AST/SGOT
U/L
26,12
0-50
35
0-
ALT/SGPT
U/L
15,51
0-50
35
0-
Protein total
mg/dl
5,4
6,7-8,7
6,7-8,7
0-
Therapy :
1. IVFD Rl 20 tetes/mnt
2. Inj. Cefotaxine 1 gr/12 jam (skin test)
3. Inj. Ranitidin 1 Amp / 12 jam
23.20 wib
23.20 wib
FOLLOW UP
Hari/Tanggal/ Ikhtisar penyakit
jam
26/4/2015
IVFD Rl 20 TPM
Inj. Cefotaxine 1 gr/12
jam
Ambroxol syr 3x cl
Nebul ventolin 1 rsp/12
jam
Tranfusi PCR 7 kolf, stoke
(-)
27/4/2015
28/4/2015
Os masih lemas,
perut masih
sakit,,BAB mencret
dri jam 00.00 wib
smpai pagi sdh
18x, konjungtiva
msh sdkit pucat,
sklera ikterik,
setelah di berikan
transfusi darah 3
kantong gol B
TD : 100/50 mmHg
HR : 93x/mnt
RR : 18x/
Temp : 36,5 C
IVFD Rl 4 Fls/Hr
Inj. Ceftriaxole 1
gr/12 jam
Ranitidin 1 Amp/12
jam
Metoclopramide 1
Amp/12 jam
Keto 1 Amp/8 jam
Transfusi PCR 7
kolf darah ke 3.
29/4/2015
Os masih mengeluh
perut sakit, BAB sudh
tdk mencret lgi.
Sklera ikterik dn
konjungtiva anemis
sdh mlai berkurang,
seluruh badan sdh
tidak kuning lagi.
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH