Anda di halaman 1dari 17

Relationship between oral

health and nutritional status in


the elderly:
A pilot study in Lebanon
Wahyuddin
Divisi Geriatri
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSUZA-UNSYIAH

M. El Helou et al. / Journal of Clinical Gerontology & Geriatrics xxx

Pendahuluan
Diperkirakan pada thn 2050 populasi lansia 20% dari
seluruh populasi dunia.
Peningkatan jumlah populasi lansia merupakan masalah
penting bidang ekonomi, politik dan sosial masa
mendatang, seiring dengan nutrisi rendah yang
menyertai.
Beberapa faktor resiko malnutrisi pada lansia misalnya
pertambahan usia, tingginya prevalensi peny. Kronik,
penggunaan obat-obatan, psikologis, kondisi sosial,
institusional dan kesehatan mulut yang rendah.
Kesehatan mulut yang buruk berdampak negatif
terhadap asupan makanan dan status gizi saat
kemampuan mengunyah makanan juga berkurang

Pendahuluan
Keterbatasan makan karena gigi tanggal, gigi palsu
yang tidak adekuat, karies gigi, penyakit periodontal
dan xerostomia meningkatkan resiko malnutrisi.
Pentingnya menilai persepsi lansia terhadap diri
sendiri terkait masalah di rongga mulut dan keadaan
klinisnya.

Menilai hubungan antara kesehatan


mulut dan status gizi lansia
noninstitusional (bukan panti jompo)
yang baru dirawat di rumah sakit
Libanon

Metode
Penelitian Cross sectional selama 3 bulan pada pasien
berusia 70 thn di RS Universitas Rafic Hariri,
Libanon
Data sosial ekonomi, status kesehatan, dan informasi
diet didapat dari kuesioner.
TB dan BB diukur untuk menghitung BMI
Status antropometri didapat dari mengukur lingkar
lengan dan betis.
Status gizi dinilai menggunakan MNA dalam dua tahap
dan dibagi dalam 3 kelompok status gizi.
Pemeriksaan rongga mulut dibagi dalam 3 kelompok,
berdasarkan jumlah gigi (20, <20 dan endetulisme
lengkap)

Metode
Status gigi palsu, nyeri saat mengunyah, xerostomia dan
status rongga mulut lainnya diukur menggunakan skor
GOHAI.
Skor GOHAI >14 dianggap membutuhkan perawatan gigi.
Seluruh data dianalisa menggunakan Software SPSS versi
13.0
Analisa bivariat digunakan untuk mengukur hubungan
status gizi dengan variabel terikat.
Chi-square digunakan untuk menilai hubungan antara
variabel kategori.
P 0,05 dianggap bermakna

Metode
Kriteria inklusi
Penduduk Libanon usia
70thn
Mampu secara fisik
mengikuti tes
Dapat berkomunikasi
Skor MME 24

Kriteria Ekslusi
Status
hiperkatabolik (HD, CKD,
dirawat di ICU, Kanker)
Malabsorbsi
Sedang mengkonsumsi
makanan buatan

Hasil

Hasil

Sambungan Tabel 1

Hasil

Keterbatasan dan
Kekuatan
Keterbatasan Penelitian
Ukuran sampel kecil, dikarenakan populasi usia tua di
Libanon yang rendah (<3%)
Pasien yang dirawat di RS pemerintah Libanon
berasal dari ekonomi lemah, oleh karena itu tidak
dapat merepresentasi seluruh lansia di Libanon
Status kesehatan pasien (lebih jelek) yang direkrut
berkontribusi melebihi dari pada yang diperkirakan.
Kekuatan Penelitian
Tidak ada pasien yang terbaring di tempat tidur atau
dirawat di tempat lain (ICU) dengan kondisi akut yang
dapat menyebabkan bias.

Diskusi
Lansia edentulism 20% lebih tinggi dari penelitian WHO
di Libanon sebelumnya, tetapi pada penelitian ini,
sampel berusia lebih tua (76thn), dirawat, dan berasal
dari ekonomi lemah.
Terdapat perbedaan proporsi malnutrisi dan beresiko
malnutrisi yang lebih rendah penduduk Libanon
dibandingkan negara lain khususnya Eropa dan US,
dengan keragaman makanan dan gizi yang lebih tinggi
dengan tekstur makanan semisolid dan cair,
dibandingkan Eropa yang berbahan dasar daging.
Terdapat kesesuain dengan literatur antara kurang gizi
dengan tingkat pendidikan, penggunaan >3 jenis obat,
keterbatasan berbelanja , menyiapkan makanan dan
makan makanan padat.

Diskusi
Lansia yang membutuhkan perawatan gigi (kondisi gigi
yang buruk), berhubungan signifikan dengan resiko
kurang gizi.
Untuk analisis regresi, setelah diadjust untuk usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, dan penyakit kronis,
hubungan antara status gizi (penilaian MNA) dengan
skor GOHAI dalam kuartil, hubungannya tidak signifikan
karena ukuran sampel yang kecil.
Risiko kurang gizi lebih tinggi pada pasien eduntulism
dan pasien tidak memakai gigi palsu atau memakai gigi
palsu tetapi tidak pas.

Kesimpulan
Terdapat hubungan antara kesehatan mulut dengan
status gizi pada orang tua.
Pentingnya perawatan gigi pada lansia sebagai
bagian dari perawatan kesehatan, memfasilitasi akses
ke perawatan gigi, dan perlunya mendapat perawatan
mulut yang tepat (mulai lebih dini) untuk mengurangi
risiko kurang gizi kedepannya dan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan yang berhubungan
dengan kualitas hidup.

End
Slide

Never
=
Seldom
Sometimes
Often
=
Always
=

1
=2
=3
4
5

Score >14, need of


dental care

MINI NUTRITIONAL
ASSESSMENT
(MNA)

Mini Mental State


Examination
(MMSE)

Anda mungkin juga menyukai