PRA-ANALITIK
PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH
CO
p
2
H
O2
LATAR BELAKANG
Analisa sampel
Analitik Performa alat
Review hasil
Interpretasi
Paska analitik Pengelolaan data dan pelaporannya
PRA-ANALYTICAL PITFALLS
Cara mencegah :
Pergunakan setidaknya dua identitas ketika akan
melakukan sampling arteri.
Pastikan spuit/tabung telah tertempeli identitas pasien
dengan benar
2. JENIS SPESIMEN2
Prinsip anaerob,
antikoagulan heparin
ABG SAMPLE COLLECTION
Cara menghindari :
gunakan self-filling syringes hanya akan terisis bila tepat
menusuk arteri, tidak akan terisi juka mengenai vena.
3. PEMILIHAN CONTAINER
Specimen containers
Material :
glass syringes baik untuk meminimalkan pengaruh
difusi udara
synthetic syringes masih ada pengaruh difusi udara
capillary tubes risisko kontaminasi udara sangat tinggi
Spesifikasi :
Gunakan self-filling syringe hanya terisi bila betul
arteri
Syringe dan needle dengan ukuran yang tepat
Needle pendek miring meminimalkan menusuk
dinding arteri disebaliknya
4. PEMILIHAN ANTIKOAGULAN
Anticoagulants
Gunakan hanya dry electrolyte (balanced) heparin
Dose : Calsium-Lithium-heparin 15IU/mL 2.5IU/mL or 0.1
0.2 mg/ml blood.
Other anticoagulants
(benzalkonium heparin, EDTA, citrate, oxalate, and fluoride) significantly
affect the results for pH, sodium, potassium, chloride, and ionized
calcium.
DILUTION
Bagaimana menghindari :
Buang 3x dead space ketika sampling dari kateter arteri.
Cek volume dead space kateter dari etiketnya.
Gunakan antikoagulan dry electrolyte balanced heparin
jika tidak yakin dengan kualitas sampel pertimbangkan re-
sampling.
5.HANDLING SPECIMENS
Poin Penting :
Cara menghindari:
Gunakan self-filling syringes, ukuran syringe yang tepat.
Segera tutup kontainer spesimen.
Nilai apakah ada udara secara visual.
Keluarkan gelembung udara : tepat setelah sampling dan
sebelum dilakukan mixing (gelembung udara dapat
dikeluarkan dengan mendorong keluar udara tersebut,
atau menggunakan syringe dg sistem self-venting
B. CLOTTING
LAKUKANLAH
Periksa segera dalam 10 menit
Pada sampel dengan AL,AT tinggi sebaiknya diperiksa
dalam 5 menit.
Jika sekiranya analisa tidak dapat dilakuakn dalam 30 menit
setelah sampling simpan sampel pada suhu 0 to + 4C atau
dalam air es, jangan diletakkan menempel pada permukaan
es, hindarkan dari paparan sinar matahari langsung.
PROLONGED STORAGE
pH :
0,04-0,08 unit/jam pada suhu 37C
0,008 unit/jam pada suhu 4C
PCO2 :
5 mmHg pada suhu 37C
0,5 mmHg pada suhu 2-4C
PO2 :
2-6 mmHg/jam pada suhu ruangan
4-12 mmHg pada suhu 37C
D. PREVENT HEMOLYSIS
Nafida JS
PENDUKUNG
Nilai terukur :
a. PH: acid base balance information
b. PCO2: CO2 partial pressure
c. PO2: oxygen partial pressure
Nilai kalkulasi :
d. HCO3: bicarbonate
e. BE: base excess
f. AaDO2: Perbedaan PO2 antara alveolus-arteria
PROSEDUR PUNGSI
ARTERI
1. Perkenalkan diri lalu minta pasien
menyebutkan nama serta tanggal
lahir
2. Posisikan pasien bersandar atau
berbaring
3. Carilah lokasi arteri radialis ,
kemudian lakukan allen test untuk
menguji sirkulasi kolateral.
4. Lakukan hand hygine, bersihkan
area sekitar,siapkan bahan dan
alat,
5. Gunakan APD ( apron, proteksi
PROSEDUR PUNGSI
ARTERI
6. Desinfeksi area pungsi dengan
alkohol 70% dan biarkan mengering
sisa antiseptik pada kulit akan
menyebabkan hemolisis darah.
7. Siapkan syringe heparin , tarik
plunger hingga batas yang
direkomendasikan
8. Pegang syringe seperti memegang
panah, gunakan jari telunjuk untuk
melokalisir denyut arteri, masukkan
jarum pada sudut 45 kurang lebih
1 cm disebelah distal jari telunjuk
PROSEDUR PUNGSI
ARTERI
9. Masukkan jarum ke arteri radialis
hingga terlihat darah, biarkan
darah mengalir mengisi syringe
hingga batas yang sesuai, JANGAN
MENARIK PLUNGER
10.Tarik syringe, letakkan kasa steril
diatas area pungsi dan tekan
selama 2-3 menit untuk hentikan
perdarahan. (pasien dengan terapi
antikoagulan, hipertensi, gangguan
hemostasis perlu waktu > 5 menit)
11.Tusukkan jarum pada karet agar
PROSEDUR PUNGSI
ARTERI
11.Beri label pada syringe
12.Buang bahan habis pakai
13.Buang sarung tangan , lepaskan APD
lainnya, lakukan hand hygine .
14.Cek area pungsi apakah ada perdarahan
15.Ucapkan terimakasih pada pasien.
16.Lepaskan jarum dari syringe dan tutuplah
dengan syringe cap (jika ada gelembung
udara, dikeluarkan terlebih dahulu)
17.Campurkan sampel dengan cara
membolak-balik dan mengguling
gulingkan syringe
18.Segera kirim ke laboratorium
ION SELECTIVE ELECTRODES
(ISE) METHOD
ISE METHOD
PO2
ISE METHOD
PCO2
SEJARAH
Saat ini pemeriksaan analisis gas darah merupakan bagian penting dalam
diagnosa klinis, terutama dalam perawatan kritis atau perawatan intensif.
Awalnya pada awal abad ke-19.
Henderson adalah orang pertama yang mengenalkan korelasi antara
parameter asam-basa , yaitu hubungan antara konsentrasi proton (ion
hidrogen), asam karbonat dan basa bikarbonat dalam rumus berikut:
NAFIDA JS
DASAR DASAR ASAM BASA
Bronstedt
1. Asam adalah zat yang melepaskan proton (H + atau ion
hidrogen) dalam larutan berair.
2. Basa adalah zat yang mengambil proton.
3. PH : Reaksi asam atau basa dari suatu larutan tergantung
pada konsentrasi proton bebas.
NAFIDA JS
PEMBENTUKAN ASAM
NAFIDA JS
REAKSI RESPIRASI
NAFIDA JS
REAKSI METABOLIK
1. PH
PH menggambarakan aktivitas ion hidrogen logaritma
negatif konsentrasi ion hidrogen(pH = - log H +).
Arti klinis .
PH ekstraseluler berkorelasi dengan pH intraseluler.
Oleh karena itu, sangat penting memperhatikan status
asam-basa intraseluler. Hal ini digunakan untuk menilai
gangguan asam basa sebagai akibat dari penyebab
patologis yang serius seperti gangguan fungsi
pernapasan ,ginjal ataupun gastrointestinal.
1. PH
Meningkat pada
Alkalosis respiratory : hiperventilasi
Alkalosis metebolik : gastrointestinal acid loss sering bersamaan
dengan hipokalemia.
Menurun pada
Asidosis respiratori : hipoventilasi, metabolisme meningkat
Asidosis metabolik : gangguan renal, asidosis karena diabetes atau
alkoholik, diarea, fistula pankreas/billier, sering dengan
hiperkalemia.
LANGKAH-LANGKAH INTERPRETASI
asidosis
alkalosis
2. Identifikasi masalah primer yang menyebabkan
perubahan PH.
No abnormality or
Acidemia mixed acid base alkalem
disorder ia
No abnormality or
Acidemia mixed acid base alkalem
disorder ia
Methanol intoxication
Uremia
Diabetic Ketoacidosis
Paraldehyde intoxication
Infection (sepsis)
Lactic acidosis
Ethylene glycol intoxication
Salicylate intoxication, Seizures, Shock
Normal Anion Gap Metabolic Acidosis (non-
gap acidosis)
1. PH
PH menggambarakan aktivitas ion hidrogen sebagai suatu
logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen(pH = - log H +).
Nilai normal = 7.35-7.45
Meningkat pada
Alkalosis respiratory : hiperventilasi
Alkalosis metebolik : gastrointestinal acid loss sering
bersamaan dengan hipokalemia.
Menurun pada
Asidosis respiratori : hipoventilasi, metabolisme meningkat
Asidosis metabolik : gangguan renal, asidosis karena
diabetes atau alkoholik, diarea, fistula pankreas/billier,
sering dengan hiperkalemia.
PH
prinsip pengukuran
Elektroda PH menggunakan teknologi ion selective electrode (ISE) .
Elektroda PH berisi kawat perak/perak klorida yang diselubungi suatu larutan buffer
( elektrolit yang diketahui pHnya ) .
Sebuah kaca membran yang permeabel thd ion hidrogen memisahkan spesimen dari
larutan buffer.
Jika spesimen kontak dengan membran elektroda pH , membran ini akan membentuk
suatu potensial karena pertukaran ion hidrogen.
Perbedaan potensial antara larutan didalam dan diluar sebanding dengan konsentrasi
ion hidrogen,. Lalu kawat konduktor akan mentransmisikan perbedaan potensi ke suatu
voltmeter, kemudian nilainya dibandingkan dengan potensial pada elektroda referensi.
Akhirnya Potensi yang terukur mencerminkan konsentrasi ion hidrogen dari spesimen ,
NAFIDA JS
dan digunakan untuk menunjukkan nilai pH .
PARAMETER TERUKUR
2. PCO2
Metode Pemeriksaan
Sensor PCO2 berdasarkan pada suatu elektrode Severinghaus. Yaitu
terdiri dari suatu elektrode ukur dan elektrode referensi.
Elektrode ukur adalah suatu elektroda PH yang dikelilingi suatu
larutan buffer, sedangkan elektrode referensi dikelilingi suatu
larutan chloride-bicarbonate,yang memberikan suatu potensial yang
tetap/konstan.
Suatu membran yang permeable terhadap CO2 memisahkan larutan
buffer dari spesimen. Ketika spesiemen kontak dengan membran ini,
CO2 berdifusi kedalam larutan buffer dan memicu adanya perubahan
aktivitas ion hidrogen. Elektroda PH kemudian mendeteksi adanya
perbedaan potensial ini yang mencerminkan perubahan PH pada
latutan buffer. Perubahan PH ini sesuai dengan PCO2.
PARAMETER TERUKUR
3. PO2
Adalah tekanan parsial O2 di arteri, mencerminkan tekanan
yang mengangkut oksigen dari satu tempat ke tempat
berikutnya menilai fungsi paru dalam mengisi darah dengan
oksigen
Berdasarkan hukum Henry, jumlah gas yang terlarut pada
suhu konstan dalam unit cairan berbanding lurus dengan
tekanan parsial.
Parameter ini penting untuk menilai derajat saturasi
oksigenasi, sehubungan dengan derejat hipoksemia.
Nilai normal : 70 100 mmHg
Elevated values
Risk of oxygen toxicosis (damaging the lungs) caused by free oxygen
radicals (in newborns and premature babies, the arterial PO2 should
not exceed 75 mmHg).
Decreased values
Inadequate oxygen uptake in the lungs (examination of the
pulmonary function).
If the PO2 is below approximately 40 mmHg, the subject is expected
to experience unconsciousness.
PARAMETER TERUKUR
3. PO2
o PO2 diukur dengan sistem polarographic electrode yaitu
suatu katode platinum (dalam suatu batang kaca) & suatu
anode silver/silver chloride.
o O2 berdifusi melalui membran, kemudian direduksi di
katode ketika potensial 0.7 V diaplikasikan antara anode
dan katode(polarizing voltage).
4. CHB (HEMOGLOBIN
CONCENTRATION),THB
5. HCT (HEMATOCRIT)
NAFIDA JS
PARAMETER KALKULASI
1. HCO3 (bikarbonat)
Ion bikarbonat merupakan suatu buffer yang penting
dalam tubuh untuk mengatur PH dalam tubuh.
Arti klinis
Ginjal merupakan organ utama yang mengatur ion
bikarbonat.
Konsentrasi ion hidrogen ini penting secara klinis untuk
menentukan komponen non-respiratory, renal dan
metabolik pada gangguan asam-basa.
Perubahan HCO3 bila dihubungkan dengan nilai PH dapat
membantu menentukan apakah terjadi asidosis atau
alkalosis metabolik.
NAFIDA JS
PARAMETER YANG DIHITUNG
1. HCO3
Terdapat 2 versi HCO3
Ini menunjukkan kadar bikarbonat dalam plasma, yang mana akan ada dalam darah
untuk mengimbangi PCO2 40 mmHg.
HCO3std ini tidak tergantung dari nilai PCO2, tetapi tergantung pada konten
hemoglobin (cHb) dari spesimen.
NAFIDA JS
BASE EXCESS
Arti klinis
Deviasi basa tepat untuk mengevaluasi bagian
keseimbangan asam basa non respiratorik (metabolik,
renal).
Penyebab deviasi BE diantaranya :
Metabolic causes (metabolic disorder, e.g., diabetes mellitus).
Renal causes (renal function impairment, e.g., anuria).
Intestinal causes (loss of gastric juice (H+) or duodenal
secretion (HCO3-).
Hepatic causes (impaired hepatic function).
Iatrogenic causes (use of infusions with anions that can be
metabolized, such as lactate,malate, etc.).
NAFIDA JS
BASE EXCESS
NAFIDA JS
FiO2 (oxygen content of the inspiration air)
Refers to the oxygen content in the inspiration air
offered to the patient, approximately 21% in room air.
The FiO2 is entered by the user.
The calculation of the alveolar/arterial pressure
differences is only possible after this entry
PO2(A)T