liver),
- hepatitis
- tumor
- sirosis
- kanker hati
Fungsi Hati
- Antiamuba
- Antimalaria
- Antivirus
- Diuretik
- Kolagogum
- Koletitolitik
- Hepatik protektor
b. Antiamuba
Untuk terapi abses hati yg disebabkan oleh amoba
digunakan obat-obat Spt : dehydroemetine,
diiodohydroxyquinoline, diloxanide furoat, emetine,
etofamide, metronidazole, secnidazole, teclozan,
tibroquinol, tinidazole,
c. Antimalaria
Dapat digunakan utk mengobati amubiasis, mencegah
perkembangan abses hati yang disebabkan oleh
amuba
d. Antivirus
Lamivudine adalah obat antivirus yang
efektif untuk penderita hepatitis B. Virus
hepatitis B memberikan informasi
genetik DNA. Mempengaruhi proses
replikasi DNA dan membatasi
kemampuan virus hepatitis B
berpoliferasi.
Lamivudin bisa mempertahankan fungsi
hati yng optimal dan menekan terjadinya
proses nekrosis-inflamasi. Juga
mengurangi kemungkinan terjadinya
fibrosis dan sirosis serta dpat
mengurangi kemungkinan terjadinya
kanker hati. Diberikan oral sekali sehari.
Sediaan kombinasi Anti Retroviral (ARV) untuk
hepatitis C Duviral (Zidovudine+Lamivudine).
Didanosine atau Stavudine tdk boleh diminum utk
penderita yg sedang mendapat pengobatan
interferon dan ribavirin, krn beratnya efek samping
thd gangguan faal hati.
Zidovudine termasuk Duviral dan Retrovir bisa
menimbulkan anemia, utk mengatasinya beri
eritopoetin atau transfusi darah.
Neviral (Nevirapine) dapat mengganggu faal hati,
boleh digunakan pd penderita koinfeksi hepatitis C
dan harus dipantau dgn seksama.
Kombinasi Penginterferon dan ribavirin bisa
digunakan utk hepatitis C dan Hepatitis D.
Thymosin alpha 1 suatu imunomodulator yg
digunakan terapi hepatitis B sebagai monoterapi
maupun kombinasi dgn interferon.
e. Diuretik
Diuretik spt spironolactone, dapat
mengatasi edema yang menyertai sirosis
hati, dgn atau tanpa asites. Tidak boleh
diberikan pd pasien gangguan
keseimbangan elektrolit atau gangguan
ginjal berat karena menyebabkan
ekskresi elektrolit.
Jika gagal dgn spironolacton bisa
digunakan furosemid.
Obat lain seperti Thiazide atau Metolazone
dpt digunakan pada keadaan tertentu.
f. Kolagogum, Kolelitolitik, dan hepatic protector.
Digunakan utk melindungi hati dari kerusakan
yang lebih berat akibat hepatitis dan kondisi
lain.
Kolagogum misal : calcium panthotenate, L-
ornithin-L-aspartate, lactulose, metadoxine,
phosphatidyl choline, silymarin, ursodeoxycholic
acid, dpt digunakan pada kelainan yang
disebabkan krn kongesti atau insufisiensi
empedu, misal konstipasi biliari yng keras,
ikterus dan hepatitis ringan, dgn menstimulasi
aliran empedu hati, jangan gunakan obat ini
pada kasus hepatitis viral akut atau kelainan
hati yang sangat toksik.
g. Multivitamin dengan mineral
Untuk terapi penunjang pd pasien hepatitis dan
penyakit hati lainnya.
Bilirubin di dalam saluran cerna atau usus
dibutuhkan untuk penyerapan vitamin-
vitamin larut lemak ke dalam tubuh.
Bilirubun bekerja sbg deterjen, memecah-
mecah dan melarutkan vitamin2 ini agar
dapat diserap tubuh dgn baik.
Jika produksi bilirubin buruk, suplemen oral
vitamin2 A,D,E,K mungkin tidak akan cukup
utk mengembalikan level vitamin ke level
normal.
3. Terapi dengan vaksinasi
Interferon mempunyai sistem imun alamiah tubuh
dan bertugas untuk melawan virus. Obat ini
bermanfaat dlm menangani hepatitis B, C dan D
Interferon adalah glikoprotein yg diproduksi oleh
sel-sel tertentu dan T-limfosit selama infeksi
virus.
Pada proses ini, sepotong DNA dari leukosid yg
mengandung gen interferon, dimasukkan ke
dalam plasmid kuman E. coli. Dengan demikian,
kuman ini mampu memperbanyak DNA tsb dan
mensintesa interferon.
Vaksin mengandung partikel2 HBsAg yg tidak
menular. Tiga injeksi serial akan menghasilkan
antibodi thd HBsAg pada 95 % kasus yang
divaksinasi, namun tidak memiliki efek thd
individu pembawa.
4. Terapi Transplantasi hati
Terapi utk kegagalan hati fulminan yg tdk dapat
pulih dan untuk komplikasi2 penyakit hati kronis
tahap akhir,
Tranplantasi dilakukan bila terdapat tanda2
ensefalopati lanjut, koagulopati mencolok (waktu
prothrombin 20 menit) atau hipoglikemia.
Ada 2 tipe transplantasi
- Homotransplantasi auksilaris, sebuah hati
2. Encelopati hati.
laktulosa : 15-30 ml per oral 2-4 x sehari
Metronidazol : 400-800 mg oral perhari dlm
dosis terbagi
neomicyn : 2-4 g oral perhari dlm dosis
terbagi
2. Gangguan Kandung Empedu
Kandung empedu merupakan kantong otot
kecil yang berfungsi untuk menyimpan
empedu (cairan pencernaan berwarna
kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati)
.
Batu kolesterol,
yang terbentuk dari jumlah kolesterol yang melebihi
jumlah garam empedu. Akibatnya, kolesterol
mengkristal dan lama kelamaan menjadi batu. Dan
yang lebih buruknya, 80% dari kasus penyakit batu
empedu disebabkan karena batu kolesterol.
Batu bilirubin.
Terjadi saat jumlah bilirubin dalam empedu melebihi
batas normal. Batu bilirubin biasanya berukuran lebih
kecil dari batu kolesterol dan berwarna hitam. Karena
warnanya ini, batu bilirubin juga dikenal dengan
sebutan batu hitam.
Batu campuran,
yaitu campuran dari kedua batu di atas.
Batu empedu dapat memicu peradangan dan
infeksi. Saat keluar dari saluran empedu, batu
empedu juga dapat menimbulkan penyumbatan
pada saluran lain.
Beberapa infeksi yang dapat terjadi antara lain
infeksi saluran empedu (kolangitis), infeksi
pankreas (pankreatitis) dan infeksi hati.
Batu empedu dengan ukuran kecil, khususnya batu
bilirubin, memiliki peluang ke bagian tubuh lain
yang lebih besar.
Itulah sebabnya batu empedu ukuran kecil
dianggap lebih berbahaya dibanding batu
empedu ukuran besar.
Namun batu empedu ukuran besar secara
perlahan akan mengikis dinding kantong empedu
dan masuk ke usus halus. Akibatnya akan terjadi
penyumbatan pada usus halus.
Penyebab :
- Gaya hidup dan pola makan yang kurang sehat.
- Obesitas dan kolesterol
Hadir tanpa gejala. Sebagian besar kasus batu empedu tanpa gejala
sama sekali. Bisa saja terasa nyeri pada bagian kanan atas perut yang
menyebar hingga ke punggung atau bahu.
Rasa nyeri ini juga bisa timbul saat mengkonsumsi makanan berlemak
tinggi. Karena lemak dapat merangsang kantong empedu berkontraksi
yang akhirnya memaksa empedu yang tersimpan masuk ke dalam usus
duabelas jari.
Seperti gangguan maag. Gejala lain yang mungkin timbul dari batu
empedu adalah mual dan muntah. Gejala ini sering dianggap sebagai
gangguan maag. Hal ini memang wajar, sebab lambung dan kandung
empedu berada pada posisi yang berdekatan dan sama-sama terletak
di ulu hati.
Jadi, ketika salah satu organ mengalami gangguan, maka bagian yang
sakit akan terasa sama. Namun, meskipun memiliki gejala yang sama,
kedua penyakit ini sama sekali tak berkaitan.
Terapi
1.Non Pembedahan (farmakoterapi, diet)
a. Diet adalah : diet cair rendah lemak, buah yang masak, nasi,
ketela, kentang yang dilumatkan, sayur non gas, kopi dan
teh.
b. Makanan yang perlu dihindari sayur mengandung gas, telur,
krim, daging babi, gorengan, keju, bumbu masak berlemak,
alkohol.
c.Farmakoterapi asam ursedeoksikolat (urdafalk) dan
kenodeoksiolat (chenodiol, chenofalk) digunakan untuk
melarutkan batu empedu radiolusen yang berukuran kecil
dan terutama tersusun dari kolesterol.
Mekanisme kerjanya menghambat sintesis kolesterol dalam
hati dan sekresinya sehingga terjadi disaturasi getah
empedu.
Batu yang sudah ada dikurangi besarnya, yang kecil akan
larut dan batu yang baru dicegah pembentukannya.
Diperlukan waktu terapi 6 12 bulan untuk melarutkan batu.
d. Analgetik dan antibiotik
e.Pelarutanbatu empedu tanpa pembedahan, terapi oral (oral
dissolution therapy), melarutkan batu empedu yg kecil : dengan
cara menginfuskan suatu bahan pelarut (manooktanoin / metil
tersier butil eter ) kedalam kandung empedu.
Melalui selang / kateter yang dipasang percutan langsung
kedalam kandung empedu, melalui drain yang dimasukkan
melalui T-Tube untuk melarutkan batu yang belum dikeluarkan
pada saat pembedahan, melalui endoskopi ERCP, atau kateter
bilier transnasal.
Gangguan pankreas
1. Pancreatitis
2. Kanker pankreas
1. Pancreatitis
peradangan pada pankreas yang disebabkan oleh
batu empedu yang menyumbat saluran pankreas,
komsumsi alkohol kronis, obat-obatan, trauma,
infeksi, tumor, dan kelainan genetik. Gejalanya nyeri
perut bagian atas yang terasa terus menerus
selama beberapa hari, disertai demam,
pembengkakan, mual, muntah, takikardi
2. Kanker pankreas
Penyebab adanya sel tidak normal yang tumbuh
pada organ pancreas. Bisa mengakibatkan
berbagai gangguan kesehatan, al :
- Diabetes melitus
- Depresi berkepanjangan
- Infeksi
- Gangguan pada organ liver (hati)
- Masalah pada berat badan.
Farmakologis
Menggunakan obat-obat untuk mengurangi
gejala-gejala yang timbul :
- Analgetik, antipiretik dan Antiinflamasi.
- Antibiotik/antivirus.
- Antikolinergik
- Anti diabetes
Diabetes
1. DM Tipe 1
2. DM Tipe 2
Terapi
- Pengaturan diet
Karbohidrat: 60 - 70 %
Protein : 10 - 15 %
Lemak : 20 - 25 %
- Penurunan berat badan
- Olahraga/gerak tubuh
Terapi Obat
- Insulin (Actrapid HM, Insulatard HM, Monotard
4. Biaguanida
- Metformin
MK : Bekerja langsung pd hati menurunkan produksi glukosa hati.
Tidak merangsang sekresi insulin oleh kelenjar pankreas.
5. Tiazolidindion
- rosiglitazone
- troglitazone
- pioglitazone
MK : menigkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin