Anda di halaman 1dari 14

KEMANUSIAAN YANG ADIL

DAN BERADAB
NAMA KELOMPOK:
1. Diah Setiorini (A1162003)
2. Fifi Nur A (A1162008)
3. Khoriyatul Muna (A1162012)
4. Nisa Urrohmah (A1162011)
5. Puput Novitasari (A1162016)
A. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Sila Kemanusiaan yang adil dan Beradab secara
sistematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila
berikutnya. Sila kemanusiaan sebagai dasar
fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan,
dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber
pada dasar filosofis antropologi bahwa hakikat manusia
adalah susunan kodrat rokhani (jiwa) dan raga, sifat
kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan kodrat
makhluk pribadi berdiri sendiri dan sabagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.
B. Implementasi Sila Kedua (Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab)
Sila kedua ini mengandung makna warga Negara Indonesia
mengakui adanya manusia yang bermartabat (bermartabat
adalah manusia memiliki kedudukan, dan derajat yang lebih
tinggi dan harus dipertahankan dengan kehidupan yang
layak), memperlakukan sesama secara adil (adil dalam
pengertian tidak berat sebelah, jujur, tidak berpihak dan
memperlakukan orang secara sama) dan beradab (beradab
dalam arti mengetahui tata krama, sopan santun dalam
kehidupan dan pergaulan) dimana manusia memiliki daya
cipta, rasa niat, dan keinginan sehingga jelas adanya
perbedaan antara manusia dan hewan. Jadi sila kedua ini
menghendaki warga Negara
C. Nilai-nilai Sila kemanusian Yang Adil dan Beradab
Nilai kenusiaan yang adil dan beradab, mengandung makna :
kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai moral
dalam hidup bersama atas tuntutan mutlak hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
Yang perlu diperhatikan dan merupakan dasar hubungan semua
umat manusia dalam mewujudkan nilai kemanusiaan yang adil
dan beradab adalah pengakuan hak asasi manusia. Manusia harus
diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang sama derajatnya. Untuk itu
perlu dikembangkan juga sikap saling mencintai sesama manusia,
sikap tenggang rasa atau tepo seliro. Oleh karena itu sikap dan
perilaku semena-mena terhadap orang lain merupakan perbuatan
yang tidak sejalan dengan nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab.
Dalam sila ke dua terkandung nilai-nilai humanistis,
antara lain:
1. Pengakuan atas adanya martabat manusia dengan
segala hak asasinya yang harus dihormati oleh
siapapun.
2. Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia.
3. Pengertian manusia beradab yang memiliki daya
cipta, rasa, karsa dan iman, sehingga nyatalah
bedanya dengan makhluk lain.
A. Kesimpulan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab adalah
berwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang
berbudaya, bermoral dan beragama, dalam kehidupan
kenegaraan, kita harus senantiasa dilandasi moral
kemanusiaan, misalnya dalam kehidupan pemerintah
Negara, politik, ekonomi, hokum, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan, serta dalam kehidupan
bersama dalam Negara harus dijiwai oleh moral
kemanusiaan untuk saling menghargai meskipun
terhadap perbedaan.
BERSAMA ANAK PANTI ASUHAN
IKHLASUL AMAL
DI PERPUSTAKAAN PANTI ASUHAN
IKHLASUL AMAL
PENGASUH IKHLASUL AMAL
BAPAK H.MUSTOFA

Anda mungkin juga menyukai