Anda di halaman 1dari 11

Tugas Pemanfaatan Batubara

Peningkatan Kalori Batubara dengan Metode UBC


(Upgrading Brown Coal)

Kelompok :
1. Rancis Panggaribuan 710014008
2. Kurniawan SN 710014001
3. Denta Bennandet 710014003
4. Atika Nindaryani 710014017
5. Akhmad Noor Kahfi 710014
6. Andhika SN 710014
7. Sofyawan AS 710014
Pengertian Batubara
Batubara adalah batuan sedimen yang
dapat terbakar, berasal dari tumbuh-
tumbuhan dengan komposisi utamanya
berupa karbon, hidrogen, dan oksigen.
Batubara berwarna coklat sampai hitam,
sejak pengendapannya terkena proses kimia
dan fisika mengakibatkan terjadi
pengkayaan kandungan karbonnya. (Wolf,
1984)
PROSES UPGRADING TERHADAP
KUALITAS BATUBARA di DAERAH
BATULICIN, KALIMANTAN SELATAN
Batubara yang digunakan dalam percobaan upgrading adalah batubara
jenis lignit dari tambang daerah Batulicin, Desa Sungai Danau, Kecamatan
Sepapah, Kabupaten Banjarmasin, Propinsi Kalimantan Selatan.
Penelitian dilakukan dengan menerapkan teknologi UBC (Upgrading
Brown Coal). UBC (Upgrading Brown Coal) merupakan proses peningkatan
nilai kalori batubara kalori rendah melalui penurunan kadar air lembab
dalam batubara. Air yang terkandung dalam batubara terdiri dari air
bebas (Free Moisture) dan air lembab (Inherent Moisture). Air bebas
adalah air yang terikat secara mekanik dengan batubara pada permukaan
dalam rekahan atau kapiler yang mempunyai tekanan uap normal.
Adapun air lembab adalah air terikat secara fisik pada struktur pori-pori
bagian dalam batubara dan mempunyai tekanan uap yang lebih rendah
daripada tekanan normal.
Dalam proses UBC, batubara digerus sampai
berukuran <3 mm, kemudian dibuat slurry dengan
menggunakan minyak tanah yang dicampur dengan
minyak residu kemudian dipanaskan pada
temperatur 150oC dan tekanan sekitar 3,5 atm
(Shigehisa,et.al, 2000). Batubara hasil proses
dipisahkan, dikeringkan dan dibuat briket,
sedangkan campuran minyak tanah dan residu
digunakan kembali untuk proses selanjutnya.
Penambahan minyak residu diperlukan untuk
menutup pori-pori batubara yang terbuka sehingga
air yang telah keluar tidak akan terserap kembali.
Untuk menunjang keberhasilan
pengkajian, maka perlu didukung
dengan analisis contoh batubara
sebelum dan setelah proses upgrading.
Analisis yang dilakukan meliputi:
1. Analisis kadar air
2. Analisis Nilai Kalori
3. Analisis volatile matter
4. Analisis Fixed Carbon
5. Analisis Kadar abu
Tabel disamping
merupakan hasil analisa
proksimat endapan
campuran batubara
minyak tanah dan minyak
residu pada berbagai
suhu dan waktu.
PEMBAHASAN
Dari hasil analisa batubara didapatkan hubungan
antara suhu dan waktu terhadap kadar fixed carbon.
Semakin tinggi suhu adsorpsi, maka semakin tinggi
fixed carbonnya. Hal ini disebabkan karena minyak
residu terdiri dari gugus hidrokarbon dan
heteroatom yang cukup banyak, [Suwandi, 2003] dan
pengaruh semakin tinggi suhu adsorpsi maka
sebagian hidrokarbon dan heteroatom terlepas
membentuk senyawa karbon sehingga dapat
meningkatkan kadar fixed carbon. Terlihat pada
gambar, bahwa fixed carbon tertinggi adalah
57,377% pada suhu 200oC dan waktu 70 menit.
Dari tabel diatas, terlihat bahwa semakin tinggi
suhu pencampuran bahan, semakin tinggi pula
nilai kalor. Hal ini disebabkan karena pada keadaan
itu terjadi pelepasan senyawa organik ( volatile
matter ), kadar air dan kadar abu semakin
menurun serta fixed carbon meningkat sehingga
akan meningkatkan nilai kalor. Nilai kalor tertinggi
terdapat pada suhu 200 oC dan waktu 70 menit
yaitu dengan nilai 6692 Kcal/kg.
TEKNOLOGI FBC (Fluidised Bed
Combustion)
peralatan berteknologi tinggi yang mampu
mengurangi emisi polutan dalam gas buang yang
dikeluarkan cerobong, baik dari pusat pembangkit
listrik maupun industri lainnya yang membakar
batubara. Berbagai upaya untuk memperbaiki reputasi
batubara terus dilakukan dengan mewujudkan clean
coal technology, salah satunya adalah dengan
teknologi fluidised bed combustion (FBC). Teknologi ini
di samping mempunyai efisiensi pembakaran
batubara yang tinggi, juga mampu meredam secara
drastis emisi gas-gas polutan seperti SOx dan NOx.
Emisi gas buang pada pembakaran batubara
dengan teknik FBC bisa ditekan menjadi lebih
rendah karena suhu operasi pembakaran
batubaranya relatif rendah. Pada teknologi FBC,
suhu operasinya sekitar 750-950 _C, sehingga
batubara dapat terbakar secara efisien, tidak
meleburkan abu serta sisa pembakaran lainnya.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Suhu dan waktu campuran batubara, minyak tanah dan
minyak residu berpengaruh terhadap peningkatan nilai
kalor batubara.
2. 2. Dengan pengaruh suhu dan waktu, diperoleh nilai
kalor dari batubara peringkat rendah 4702 kcal/kg
menjadi 6692 kcal/kg.
3. upaya untuk memperbaiki reputasi batubara terus
dilakukan dengan mewujudkan clean coal technology,
salah satunya adalah dengan teknologi fluidised bed
combustion (FBC).

Anda mungkin juga menyukai