Anda di halaman 1dari 27

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN

PROFESIONAL
(MPKP)
METODE PENUGASAN TIM

Asmuji

Disampaikan dalam Perkuliahan Manajemen Keperawatan


pendahuluan

Pelayanan
Keperawatan
(90%)
Rumah sakit Pelayanan
Pelayanan Medis Mutu Pelayanan
Kesehatan
Kesehatan

Pelayanan
Kesehatan lain
pendahuluan

Pelayanan
Keperawatan
(90%)
Rumah sakit Pelayanan Mutu Pelayanan
Pelayanan Medis
Kesehatan Kesehatan

Pelayanan
Kesehatan lain

Pelayanan Metode penugasan


keperawatan efektif
efisien
Kualitas & kuantitas
Tenaga Perawat
MPKP Metode Tim

Pengertian

Metode tim adalah suatu metode pemberian asuhan


keperawatan dimana seorang perawat profesional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok
klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas,
1992)

Menurut Sitorus (2006) metode tim didasarkan atas


keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan
asuhan keperawatan, sehingga setiap perawat akan
timbul motivasi dan rasa tanggung jawab yang tinggi.
Pelaksanaan Metode Tim

4 Pilar:

1. Pendekatan manajemen
2. Compensatory Reward
3. Hubungan profesional
4. Asuhan keperawatan
PILAR I (Pendekatan manajemen)

Perencanaan
Pengorganisasian
Pengarahan
Pengendalian
Perencanaan

Visi
Misi
Filosofi
Rencana harian, bulanan, tahunan
Pengorganisasian

Struktur organisasi

Kepala Ruang

TIM I TIM II

Ketua Tim Ketua Tim

Anggota Tim Anggota Tim

Pasien Pasien
pengorganisasian

Daftar dinas
Daftar dinas berisi jadual dinas (shif pagi, siang,
malam), penanggung jawab shif, dan perawat
yang dinas

Daftar Pasien
Daftar pasien berisi nama pasien, dokter yang
bertanggung jawab, perawat dalam tim (jika
menerapkan metode penugasan tim), perawat
yang dinas dan perawat yang bertanggung
jawab tiap shif
Pengarahan

Pre conference
Post conferen
Operan
Iklim motivasi
Pendelegasian
Supervisi
Pengarahan (operan)

Operan adalah kegiatan komunikasi dan serah


terima antar shif. Operan dari dinas malam ke dinas
pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh
kepala ruangan, sedangkan untuk operan dari dinas
sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung
jawab shif sore
Pengarahan (pedoman operan)

Waktu kegiatan : awal pergantian shift


Tempat : nursing station/kantor perawat
Penanggung jawab: Kepala Ruang / Pj. Shift
Kegiatan:
Karu / Pj Shift membuka acara dengan salam
Pj. Shift yang mengoperkan menyampaikan:
1. Kondisi / keadaan pasien: Dx keperawatan, tujuan yang sudah dicapai,
tindakan yang sudah dilaksanakan, dan hasil asuhan keperawatan
2. Tindak lanjut untuk shift berikutnya
Perawat berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah disampaikan
oleh Pj. Shift
Karu memimpin ronde ke kamar pasien
Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut
Karu memimpin berdoa dan menutup acara
Bersalaman
Pengarahan (pre conference)

Pre conference adalah komunikasi ketua tim


dengan perawat pelaksana setelah selesai
operan. Kegiatan ini dilakukan ditiap-tiap tim.
Kegiatan Pre conference dapat dilakukan jika
dalam satu tim yang dinas minimal dua orang.
Pengarahan (pedoman pre conference)

Waktu kegiatan : setelah operan


Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab: Ketua Tim / Pj. Tim
Kegiatan:
Ketua Tim / Pj. Tim membuka acara
Ketua Tim / Pj. Tim menanyakan rencana harian
masing-masing perawat pelaksana
Ketua Tim / Pj. Tim memberikan masukan dan tindak
lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan
Ketua Tim / Pj. Tim memberikan reinforcement
Ketua Tim / Pj. Tim menutup acara
Pengarahan (post conference)

Post conference adalah komunikasi ketua tim


dengan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shif dan dilakukan
sebelum operan ke shif berikutnya. Isinya
adalah hasil askep dan hal-hal lain yang perlu
dioperkan
Pengarahan (pedoman post conference)

Waktu kegiatan : sebelum operan ke shif berikutnya


Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab: Ketua Tim / Pj. Tim
Kegiatan:
Ketua Tim / Pj. Tim membuka acara
Ketua Tim / Pj. Tim menanyakan hasil asuhan masing-masing
pasien
Ketua Tim / Pj. Tim menanyakan kendala dalam asuhan yang
telah diberikan
Ketua Tim / Pj. Tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang
harus dioperkan kepada perawat shif berikutnya
Ketua Tim / Pj. Tim menutup acara
Pengarahan (pendelegasian)

Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan


melalui orang lain yang bertujuan agar aktivitas
organisasi tetap berjalan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

Bentuk delegasi antara lain kepala ruang


mendelegasikan tugas kepada ketua tim atau
penanggung jawab shif. Sedangkan katim
mendelegasikan tugas kepada perawat
pelaksana.
Pengarahan (pendelegasian)

Prinsip pendelegasian

Pendelagasian yang terencana harus menggunakan


format pendelegasian tugas
Kompeten
Uraian tugas harus jelas, terinci (verbal & tertulis)
Pejabat yang mengatur pendelegasian wajib memonitor
pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada
kesulitan yang dihadapi
Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima
tugas yang sudah dilaksanakan dan hasilnya.
Pengarahan (pendelegasian)

SURAT PENDELEGASIAN TUGAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :..
NIP :.
Unit Kerja:..
Jabatan :..
Menyatakan tidak dapat melaksanakan tugas sebagai..pada Hari,............
tanggal
Demi kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, saya mendelasikan pelaksanaan tugas
beserta kewenangannya kepada:
Nama :..
NIP :..
Unit kerja:..
Jabatan :
Demikian surat pendelegasian ini saya buat dengan sungguh-sungguh.
Jember,..201... Yang mendelegasikan tugas
Penerima
Delegasi (..)
(.)
Pengarahan (supervisi)

Supervisi adalah proses memastikan kegiatan


dilaksanakan sesuai dengan tujuan dengan cara
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
tersebut. Supervisi dilakukan untuk memastikan kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Pengarahan (supervisi)

Pelaksanaan supervisi
Supervisi dilaksanakan oleh orang yang mumpuni
Secara struktur, supervisi biasanya dilakukan oleh atasan terhadap
bawahan.
Dalam MPKP Tim pelaksanaan supervisi dilakukan oleh:
Kepala ruang mensupervisi Ketua tim dan perawat pelaksana
Ketua tim mensupervisi perawat pelaksana
Materi supervisi disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing
staf perawat yang disupervisi.
Kepala ruang disupervisi kemampuan manajerial dan kemampuan
askep
Ketua tim disupervisi terkait kemampuan pengelolaan di timnya dan
kemampuan askep
Perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuannya
dalam asuhan keperawatan yang dilaksanakan
Pelaksanaan supervisi harus disosialisasikan terlebih dulu kepada
yang akan disupervisi, untuk itu perlu dijadual dan diketahui oleh
orang-orang yang akan terlibat dalam kegiatan supervisi
Pengendalian

Kegiatan-kegiatan pengendalian dalam ruang


MPKP Tim antara lain melakukan pengukuran:

Indikator mutu umum antara lain BOR, LOS, TOI


Indikator mutu lain antara lain penghitungan infeksi
nosokomial, dekubitus, pasien jatuh (cedera) dll.
Kondisi pasien antara lain audit dokumentasi,
survey masalah baru, kepuasan pasien dan
keluarga
Kondisi SDM antara lain kepuasan kerja perawat
dan tenaga kesehatan yang lain, penilaian kinerja
perawat
PILAR II (Compensatory Reward)

Pada pilar II ini menguraikan tentang


manajemen SDM keperawatan. Manajemen
SDM di ruang MPKP Tim berfokus pada proses
rekruitmen, seleksi, kontrak kerja, orientasi,
penilaian kinerja dan pengembangan staf
keperawatan.

Kegiatan manajemen SDM keperawatan


tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan
ruangan. Sehingga hasil yang dicapai benar-
benar dapat memenuhi kebutuhan yang
diharapkan dan pelayanan keperawatan dapat
berjalan efektif dan efisien.
PILAR III (Hubungan Profesional)

Hubungan antar tim kesehatan


Hubungan profesional terjadi scr:
- Horisontal
- vertikal
- diagonal
PILAR III (Hubungan Profesional)

Bentuk Hubungan Profesional dalam Ruang


dengan MPKP Tim:

rapat perawat ruangan,


rapat tim kesehatan,
case conference, dan
visite dokter.
PILAR IV (Asuhan Keperawatan)

Disesuaikan dengan spesifikasi masalah


keperawatan di ruangan

Seharusnya ruangan mempunyai daftar 10


masalah keperawatan yang sering muncul ------
SOP

Anda mungkin juga menyukai