Anda di halaman 1dari 69

PENGARUH PELAKSANAAN KEBIJAKAN DANA DESA

TERHADAP MANAJEMEN KEUANGAN DESA


DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS
PROGRAM PEMBANGUNAN DESA DI KABUPATEN GARUT

SIDANG TESIS
LUTFHI N. FAHRI
NPM. 24091115023

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS GARUT
2017
FENOMENA MASALAH
KEGIATAN BIDANG PEMBANGUNAN DESA YANG BERSUMBER DARI
DANA DESA DI WILAYAH KABUPATEN GARUT YANG TIDAK PRODUKTIF
TAHUN ANGGARAN 2015
E Pagu Anggaran Kegiatan Bidang Pembangunan di Seluruh
Rp 51.010.779.889,00
Desa Wilayah Kabupaten Garut
F
No. Kegiatan Anggaran
E P
1. Kegiatan Pembangunan/ Rehab Kantor Desa Rp 14.478.499.891,00
K R 2. Kegiatan Pembangunan Aula Kantor Desa Rp 1.152.620.000,00
T O 3. Kegiatan Pembangunan Gapura Rp 236.520.269,00
I G 4. Kegiatan Penataan Kantor Desa Rp 71.230.000,00
V R 5. Kegiatan Pembangunan Kantor Halaman Desa Rp 95.133.000,00
I A Jumlah Rp 16.034.003.160,00
T M
Prosentase Anggaran Kegiatan Tidak Produktif Terhadap
A Pagu Anggaran Kegiatan Bidang Pembangunan di Seluruh 31,43%
Desa Wilayah Kabupaten Garut
S
FENOMENA MASALAH
DATA KECAMATAN YANG DESA-NYA TEPAT WAKTU DAN TERLAMBAT MELAPORKAN REALISASI
DANA DESA DAN DOKUMEN PERENCANAAN
TAHUN 2016
No. Kecamatan Tepat Waktu Terlambat
1. Cisewu
M 2. Caringin
K
A 3. Talegong
E 4. Bungbulang
N 5. Mekarmukti
U 6. Pamulihan
A
A 7. Pakenjeng
J 8. Cikelet
N 9. Pameungpeuk
E
G 10. Cibalong
M 11. Cisompet
A 12. Peundeuy
E
N 13. Singajaya
N 14. Cihurip
15. Cikajang
16. Banjarwangi
FENOMENA MASALAH
DATA KECAMATAN YANG DESA-NYA TEPAT WAKTU DAN TERLAMBAT MELAPORKAN REALISASI
DANA DESA DAN DOKUMEN PERENCANAAN
TAHUN 2016
No. Kecamatan Tepat Waktu Terlambat
17. Cilawu
M 18. Bayongbong
K
A 19. Cigedug
E 20. Cisurupan
N 21. Sukaresmi
U 22. Samarang
A
A 23. Pasirwangi
J 24. Tarogong Kidul
N 25. Tarogong Kaler
E
G 26. Karangpawitan
M 27. Wanaraja
A 28. Sucinaraja
E
N 29. Pangatikan
N 30. Sukawening
31. Karangtengah
32. Banyuresmi
FENOMENA MASALAH
DATA KECAMATAN YANG DESA-NYA TEPAT WAKTU DAN TERLAMBAT MELAPORKAN REALISASI
DANA DESA DAN DOKUMEN PERENCANAAN
TAHUN 2016
No. Kecamatan Tepat Waktu Terlambat
33. Leles
M 34. Leuwigoong
K
A 35. Cibatu
E 36. Kersamanah
N 37. Cibiuk
U
A 38. Kadungora
A 39. Bl. Limbangan
J 40. Selaawi
N
E 41. Malangbong
G Jumlah 22 19
M
A
E
N
N
FENOMENA MASALAH
DATA KELENGKAPAN PERATURAN BUPATI SEBAGAI TURUNAN DARI
TIGA PERATURAN MENTERI TERKAIT
No. Peraturan Tiga Menteri Terkait Peraturan Bupati
P 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Belum ada
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa
E K
L E 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 Ada, tetapi hanya mengatur sebagian saja. Diatur oleh
Tentang Pedoman Pembangunan Desa Peraturan Bupati Garut Nomor 1080 Tahun 2015 Tentang
A B Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

K I 3. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Belum ada


dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman
S J Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa
A A
N K 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 Tentang
Belum ada

A A Pendampingan Desa

5. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Tidak ada


A N dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 Tentang
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015
N
FENOMENA MASALAH
DATA KELENGKAPAN PERATURAN BUPATI SEBAGAI TURUNAN DARI
TIGA PERATURAN MENTERI TERKAIT
No. Peraturan Tiga Menteri Terkait Peraturan Bupati
P 6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Tidak ada
dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 Tentang
E K Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
L E Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 8 Tahun 2016 Perubahan Atas Peraturan Menteri
A B Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Penetapan Prioritas
K I Penggunaan Dana Desa Tahun 2016

S J
A A 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49 Tahun 2016 Ada. Diatur oleh Peraturan Bupati Garut Nomor 306
Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan
N K Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa Rincian Besaran Dana Desa pada Setiap Desa di Kabupaten
Garut Tahun Anggaran 2015 dan Peraturan Bupati Garut
A A Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pembagian dan
Penetapan Rincian Besaran Dana Desa pada Setiap Desa di
A N Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2016

N
FENOMENA MASALAH
TINGKAT PENDIDIKAN APARAT DESA DI SELURUH WILAYAH KABUPATEN GARUT
TAHUN 2015

P Jumlah Aparat
No. Tingkat Pendidikan %
E K Desa
Tidak Sekolah atau Belum Tamat
L E 1.
Sekolah Dasar (SD)
- -

A B 2. Tamat SD atau Sederajat 980 24,17


K I 3.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau
1.270 31,32
Sederajat
S J Sekolah Menengah Atas (SMA) atau
4. 1.625 40,07
A A Sederajat
Akademi (Diploma I, Diploma II atau
N K 5. 68 1,68
Diploma III)
A A 6. Sarjana (Strata 1) 112 2,76
A N Total 4.055
N
FENOMENA MASALAH
Dengan diterbitkannya UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, maka Desa akan mendapatkan kucuran anggaran sebesar 10% dari APBN yang
dapat digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan anggaran yang besar ini, konsekuensi bagi Pemerintah Desa terhadap proses pengelolaannya pun harus dilaksanakan secara
profesional, efektif dan efisien serta akuntabel yang didasari pada prinsip-prinsip manajemen publik yang baik. Berdasarkan studi pendahuluan
dan data yang diperoleh, ditemukan fenomena masalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kebijakan Dana Desa masih belum dilaksanakan secara maksimal dan menyeluruh oleh Pemkab Garut. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 1.2 mengenai kelengkapan Perbup Garut sebagai turunan dari 3 Peraturan Menteri Terkait. Masih banyak regulasi yang perlu
dibuat oleh Pemkab Garut agar pelaksanaan kebijakan dapat lebih efektif. Selain itu rendahnya tingkat pendidikan para Aparat Desa di
wilayah Kabupaten Garut yang dapat dilihat pada Tabel 1.1.
2. Manajemen keuangan Desa masih belum dilaksanakan secara optimal. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.3 bahwa masih banyak
Kecamatan yang Desa-Desa nya terlambat dalam penyampaian pelaporan penggunaan Dana Desa dan penyampaian dokumen perencanaan
yang berakibat pada lambatnya pencairan Dana Desa itu sendiri kepada Desa.
3. Masih belum efektifnya program pembangunan Desa di Kabupaten Garut. Hal ini dapat dibuktikan pada Tabel 1.4 bahwa sekitar 16 M,
Dana Desa pada Desa-Desa di Kabupaten Garut dipergunakan untuk kegiatan pembangunan non kebutuhan dasar masyarakat yang
bertentangan pula hal ini dengan Peraturan dari Kemendes PDTT Republik Indonesia mengenai prioritas penggunaan anggaran melalui
Dana Desa itu sendiri.

Sehubungan dengan fenomena masalah tersebut, penting dilakukan


penelitian ilmiah lebih lanjut

PENGARUH PELAKSANAAN KEBIJAKAN DANA DESA TERHADAP


MANAJEMEN KEUANGAN DESA DALAM MENINGKATKAN
EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBANGUNAN DESA DI KABUPATEN GARUT
IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN
PERNYATAAN MASALAH:
Efektivitas program pembangunan Desa yang berada di Kabupaten Garut belum sesuai dengan yang diharapkan,
banyak faktor penyebabnya, antara lain diduga karena manajemen keuangan Desa masih belum optimal dan
pelaksanaan kebijakan mengenai Dana Desa belum sepenuhnya diterapkan secara maksimal.

PERTANYAAN MASALAH SUB-SUB PERTANYAAN MASALAH:


1. Adakah pengaruh pelaksanaan
UTAMA: kebijakan Dana Desa terhadap
Adakah pengaruh manajemen keuangan Desa?
pelaksanaan kebijakan Dana 2. Adakah pengaruh pelaksanaan
kebijakan Dana Desa terhadap
Desa terhadap manajemen efektivitas program pembangunan
keuangan Desa dalam Desa?
3. Adakah pengaruh manajemen keuangan
meningkatkan efektivitas Desa terhadap efektivitas program
program pembangunan Desa? pembangunan Desa?
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
OBJEK PENELITIAN:
Seluruh Kepala Desa di wilayah Kabupaten Garut. Diukur efektivitas program pembangunan
Desa sebagai dampak dari manajemen keuangan Desa dan pelaksanaan kebijakan Dana Desa

RELEVANSI MASALAH PENELITIAN DENGAN VARIABEL-VARIABEL YANG DITELITI:


ILMU ADMINISTRASI NEGARA: 1. Variabel Bebas (X): Pelaksanaan kebijakan Dana Desa
Penelitian ini berlandaskan kepada konsep administrasi 2. Variabel Antara (Y): Manajemen keuangan Desa
negara yang menetapkan kebijakan dan pembangunan 3. Variabel Terikat (Z): Efektivitas program pembangunan
sebagai fungsi dari administrasi negara Desa

PROPOSISI:
Peneliti menduga adanya hubungan causal effectual, yaitu apabila kebijakan Dana Desa dilaksanakan dengan
maksimal, maka efektivitas program pembangunan Desa dapat tercapai dan dengan adanya manajemen
keuangan Desa yang optimal akan meningkatkan efektivitas program pembangunan Desa
MODEL PENELITIAN

Efektivitas
Pelaksanaan
Manajemen Program
Kebijakan Dana
Keuangan Desa Pembangunan
Desa
Desa
HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan kerangka penelitian, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
HIPOTESIS UTAMA:
H0: Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan kebijakan Dana Desa terhadap manajemen keuangan Desa dalam meningkatkan efektivitas
program pembangunan Desa
H1: Terdapat pengaruh pelaksanaan kebijakan Dana Desa terhadap manajemen keuangan Desa dalam meningkatkan efektivitas program
pembangunan Desa

SUB-SUB HIPOTESIS:
Sub Hipotesis 1
H0: Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan kebijakan Dana Desa terhadap manajemen keuangan Desa
H1: Terdapat pengaruh pelaksanaan kebijakan Dana Desa terhadap manajemen keuangan Desa
Sub Hipotesis 2
H0: Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan kebijakan Dana Desa terhadap efektivitas program pembangunan Desa
H1: Terdapat pengaruh pelaksanaan kebijakan Dana Desa terhadap efektivitas program pembangunan Desa
Sub Hipotesis 3
H0: Tidak terdapat pengaruh manajemen keuangan Desa terhadap efektivitas program pembangunan Desa
H1: Terdapat pengaruh manajemen keuangan Desa terhadap efektivitas program pembangunan Desa
METODOLOGI PENELITIAN
METODE DESKRIPTIF DENGAN TEKNIK
METODE YANG DIGUNAKAN
SURVEY

VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN:
1. Variabel Bebas (X): Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa
2. Variabel Antara (Y): Manajemen Keuangan Desa
3. Variabel Terikat (Z): Efektivitas Program Pembangunan Desa
PARADIGMA
PENELITIAN

1 2

y1 z2
yx zy
X Y Z

zx
OPERASIONALISASI
VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN
No. Variabel Dimensi Indikator Butir Item
1. Variabel X 1. Komunikasi a. Transmisi 1. Sosialisasi Informasi Kebijakan
Pelaksanaan Kebijakan Dana 2. Penyampaian Kebijakan yang Dapat
Desa Dipahami
(Edward III dalam Agustino, b. Kejelasan Kebijakan 3. Penyampaian Kebijakan yang
2014: 149-154) Menyeluruh
4. Petunjuk-Petunjuk Kebijakan yang Jelas
untuk Dilaksanakan
c. Konsistensi Kebijakan 5. Kebijakan yang Tidak Saling
Bertentangan
6. Penyampaian Kebijakan yang Tepat
2. Sumberdaya a. Staf atau SDM 7. Kuantitas SDM
8. Kualitas SDM
b. Informasi 9. Pengetahuan Implementor Terhadap
Perintah
10. Data Kepatuhan Terhadap Aturan
c. Pemenuhan Fasilitas Staf 11. Fasilitas untuk Pelaksanaan yang
atau SDM Memadai
12. Fasilitas Digunakan secara Maksimal
OPERASIONALISASI
VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN
No. Variabel Dimensi Indikator Butir Item
3. Disposisi a. Kesepakatan di Kalangan 13. Komitmen Terhadap Pelaksanaan
Pelaksana atau Birokrat Kebijakan
yang Telah Diangkat 14. Sikap Konsisten untuk Melaksanakan
untuk Melaksanakan Komitmen
Kebijakan
b. Kemampuan Pelaksana 15. Dukungan Terhadap Kemampuan Sumber
Daya untuk Mencapai Tujuan
16. Keinginan untuk Melaksanakan
Kebijakan dengan Baik
4. Struktur Birokrasi a. Penggunaan Standar 17. SOP yang Telah Lengkap
Operasional Prosedur 18. Pelaksana Kebijakan Menjalankan SOP
(SOP) yang Rutin
b. Fragmentasi dalam 19. Pertanggungjawaban Para Pelaksana
Pertanggungjawaban Kebijakan
20. Peran dan Fungsi Pelaksana Kebijakan
OPERASIONALISASI
VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN
No. Variabel Dimensi Indikator Butir Item
2. Variabel Y 1. Perencanaan a. Pemilihan dan Penetepan 1. Perumusan Tujuan Desa
Manajemen Keuangan Desa (Planning) Tujuan Organisasi 2. Penetapan Proyek
(Sumarsono, 2010: 269-271) b. Kegiatan Persiapan 3. Perumusan Langkah-Langkah
Melalui Perumusan dan Penyelesaian Masalah Keuangan
Penetapan Keputusan 4. Penetapan Kebijakan Alternatif yang
Lainnya
2. Pengorganisasian a. Struktur Birokrasi 5. Penetapan Struktur Organisasi
(Organizing) 6. Penghimpunan Aparat Desa Sesuai Unit
Kerja
b. Uraian Tugas 7. Pelaksanaan Kegiatan Mengacu pada
Uraian Tugas
8. Pertanggungjawaban Keuangan
Berdasarkan Hierarki Jabatan
3. Pelaksanaan a. Pembagian Tugas 9. Pelaksanaan Pekerjaan Sesuai Tugas
(Actuating) Pokok dan Fungsi
10. Optimalisasi Aparat Desa dalam Bekerja
b. Koordinasi 11. Koordinasi dengan Desa Lainnya
12. Koordinasi dengan Instansi Terkait
OPERASIONALISASI
VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN
No. Variabel Dimensi Indikator Butir Item
4. Penganggaran a. Tatalaksana Keuangan 13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(Budgeting) (APBDesa) Menjadi Pedoman Kerja
14. Rincian Anggaran Belanja (RAB)
Dijadikan Pedoman
b. Penggunaan Anggaran 15. Program/ Kegiatan Disusun Sesuai
yang Efektif dan Efisien Alokasi Belanja
16. Penetapan Usulan Kebutuhan Masyarakat
17. APBDesa Sesuai dengan Kebutuhan
c. Pertanggungjawaban 18. Laporan Realisasi Anggaran Dibuat untuk
Evaluasi
19. Kepala Desa Mengevaluasi Laporan
5. Pengawasan a. Pengawasan Internal 20. Program Kerja Laporan Sesuai dengan
(Controlling) Program Kerja di Perencanaan
21. Penyampaian Laporan Secara Internal
b. Pengawasan Eksternal 22. Penyampaian Pelaporan
23. Pengendalian Eksternal oleh Instansi di
Atasnya
OPERASIONALISASI
VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN
No. Variabel Dimensi Indikator Butir Item
3. Variabel Z 1. Keterbukaan a. Keterbukaan Kebijakan 1. Pengetahuan Aparat Desa Terhadap Dana
Efektivitas Program Kebijakan Dasar, Dasar Desa
Pembangunan Desa Tujuan dan 2. Pemahaman Aparat Desa Terhadap
(Indrawidjaja dalam Rencana Kebijakan
Iskandar, 2016: 339) b. Keterbukaan Tujuan 3. Pengetahuan Aparat Desa Terhadap
Tujuan
4. Pemahaman Terhadap Pengadaan Barang/
Jasa
c. Keterbukaan Rencana 5. Keterbukaan Perencanaan Program
6. Pemahaman Perencanaan Program
2. Strategi a. Kejelasan Program 7. Pemahaman Aparat Desa Terhadap
Tahapan Program
8. Pemahaman Terhadap Prosedur
Pembangunan Desa
b. Kejelasan Sasaran 9. Kebijakan Sasaran yang Jelas untuk
Mencapai Tujuan
10. Pemahaman Terhadap Sasaran
c. Kejelasan Tujuan 11. Pencapaian Tujuan Melalui Dana Desa
12. Pemahaman Aparat Desa Terhadap
Tujuan Dana Desa
OPERASIONALISASI
VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN
No. Variabel Dimensi Indikator Butir Item
3. Pengorganisasian a. Pengorganisasian SDM 13. Pengaruh Kualitas SDM Terhadap
Pencapaian Tujuan
14. Pengaruh Kualitas SDM Terhadap
Perencanaan Pembangunan
b. Pengorganisasian Sumber 15. Pengaruh Fasilitas SDM Terhadap
Daya Material Kualitas Tujuan
16. Pengaruh Kelayakan Fasilitas Terhadap
Kualitas Perencanaan
4. Pelaksanaan a. Kesesuaian Perencanaan 17. Kesesuaian dengan Prioritas Penggunaan
Anggaran dari Pusat
18. Pelaksanaan Kebijakan Berdasarkan
Perencanaan
b. Kesesuaian 19. Pelaporan Dana Desa Sesuai dengan
Pengorganisasian Ketentuan
20. Pelaksana Kebijakan Melaksanakan
Ketentuan Secara Benar
c. Pengawasan 21. Instansi yang Berwenang Mengawasi
Kegiatan
22. Pengawasan Melihat Kesesuaian
Perencanaan dengan Realisasi
OPERASIONALISASI
VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN
No. Variabel Dimensi Indikator Butir Item
5. Target Hasil a. Pencapaian Tujuan 23. Gambaran Pelaporan Terhadap Target
Pembangunan yang Ditetapkan
b. Kepuasan/ Keuntungan 24. Tingkat Kepuasan Masyarakat
25. Tingkat Keuntungan Masyarakat
ALAT UKUR PENELITIAN
ALAT UKUR PENELITIAN

Pengujian Validitas Pengujian Reliabilitas


(Menunjukan tingkat (Alat ukur reliabel apabila alat
kesahihan suatu alat ukur)
Alat ukur menggunakan ukur penelitian memberikan hasil
1. Validitas Konseptual angket yang disusun secara yang tetap selama variabel yang
2. Validitas Lapangan diukur tidak berubah)
terstruktur berbentuk daftar
pertanyaan dengan alternatif-
Product Moment Pearson alternatif jawaban dengan Rumus Alfa Cronbach
tingkat pengukuran ordinal
dan kategori jawaban 5
Hasil Pengujian Hasil Pengujian
(lima) tingkatan dengan
skala perbedaan semantik
Alat Ukur Valid Alat Ukur Reliabel

Alat ukur dapat digunakan


untuk mengukur variabel-
variabel penelitian
POPULASI PENELITIAN DAN
TEKNIK PENARIKAN SAMPEL
Populasi Penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Desa yang berada di wilayah Kabupaten Garut, yaitu sebanyak
421 Kepala Desa. Teknik penarikan sampel menggunakan Cluster Random Sampling sehingga didapat sebanyak 80 sampel penelitian.

No. Tipe Kecamatan Kecamatan Jumlah Kepala Desa yang Dijadikan Sampel Penelitian
1. A Samarang 13
Bayongbong 15
Tarogong Kidul 7
Pamengpeuk 8
Jumlah 43
2. B Cibalong 11
Talegong 7
Leuwigoong 8
Sucinaraja 5
Jumlah 31
3. C Cigedug 4
Cibiuk 2
Jumlah 6
Jumlah Responden 80
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
No. Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer Langsung dari responden Studi Lapangan:
Langsung dari objek penelitian dengan
cara penyebaran angket, wawancara dan
observasi

2. Data Sekunder 1. Diperoleh secara tidak langsung dari Studi Dokumentasi:


objek penelitian Mempelajari dokumen-dokumen terkait
2. Dari dokumen-dokumen, catatan dan objek penelitian
peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan objek penelitian
TEKNIK ANALISIS DATA

PROSES PROSES PROSES


PENGUMPULAN PENGOLAHAN TRANSFORMASI ANALISIS DATA
DATA DATA DATA

Editing Method
Path
Coding Successive
Analysis
Tabulating Interval
LOKASI, WAKTU JADWAL PENELITIAN DAN TAHAP-TAHAP PENELITIAN
Lokasi: Desa se-Kabupaten Garut
Lama Waktu Penelitian: 9 bulan
Jadwal Kegiatan
No. Uraian Kegiatan 2016 2017
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
1. Memilih Masalah Penelitian

2. Melakukan Studi Kepustakaan

3. Merumuskan Masalah Penelitian (Identifikasi Masalah Penelitian)

4. Menyusun Usulan Penelitian

5. Melakukan Seminar Usulan Penelitian

6. Melakukan Uji Validitas dan Reliabilitas

7. Perbaikan Usulan Penelitian

8. Proses Pengumpulan Data

9. Melakukan Pengolahan dan Analisis Data

10. Menyusun Tesis

11. Ujian Sidang Tesis

12. Perbaikan Tesis

13. Publikasi Tesis


DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
No. Variabel Nilai Rata-Rata Tertinggi Terendah
1. Variabel X 78,59% 89,25% 69,75%
Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa (Baik) (Sangat Baik) (Baik)
Jumlah Item: 20 Dimensi komunikasi mengenai Dimensi komunikasi mengenai
informasi kebijakan Dana Desa kebijakan Dana Desa yang
yang mengacu pada Undang- mengacu pada Undang-Undang
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Tentang Desa beserta turunannya beserta turunannya sudah disertai
telah disosialisasikan kepada petunjuk-petunjuk yang jelas
seluruh Kepala Desa di seluruh sehingga mudah dilaksanakan
wilayah Kabupaten Garut
Temuan Permasalahan:

1. Pada dimensi komunikasi Peneliti menemukan permasalahan bahwa Pemerintah Kabupaten Garut dimana dalam hal ini Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Garut belum secara penuh menyusun peraturan maupun regulasi yang
mengatur lebih teknis terhadap peraturan di atasnya yang mengamanatkan untuk diatur lebih lanjut oleh tiap-tiap Kabupaten/ Kota
mengenai kebijakan Dana Desa tersebut yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa beserta turunannya yang
terdiri dari Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Menteri yang terkait di dalamnya (69,75%).
2. Pada dimensi sumberdaya Peneliti menemukan permasalahan bahwa kualitas Staf, seperti kemampuan, kapasitas ataupun kompetensi
yang dimiliki oleh Aparat Desa masih belum memadai untuk lancarnya pelaksanaan kebijakan Dana Desa (70,00%).
3. Pada dimensi sumberdaya Peneliti menemukan permasalahan bahwa kuantitas Staf yang ada pada Pemerintah Desa di wilayah
Kabupaten Garut belum seluruhnya mencukupi untuk melaksanakan kebijakan Dana Desa ataupun jabatan-jabatan yang ada pada
Pemerintahan Desa masih banyak yang belum terisi untuk suksesi pelaksanaan kebijakan Dana Desa (71,25%).
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
No. Variabel Nilai Rata-Rata Tertinggi Terendah
1. Variabel Y 82,82% 92,75% 73,50%
Manajemen Keuangan Desa (Baik) (Sangat Baik) (Baik)
Jumlah Item: 23 Dimensi penganggaran Dimensi pengawasan (controlling)
(budgeting) mengenai alokasi mengenai Desa menyampaikan
belanja anggaran disusun laporan kegiatan melalui Dana
berdasarkan program/ kegiatan Desa kepada Instansi terkait di
atasnya dengan tepat waktu
Temuan Permasalahan:

1. Pada dimensi pengawasan (controlling) Peneliti menemukan permasalahan bahwa kurangnya ketepatan waktu penyampaian laporan
kegiatan melalui Dana Desa yang disampaikan oleh Pemerintah Desa kepada Instansi terkait yang dapat mengakibatkan molornya
pencairan Dana Desa termin berikutnya (73,50%).
2. Pada dimensi perencanaan (planning) Peneliti menemukan permasalahan bahwa belum adanya alternatif-alternatif terhadap kebijakan
keuangan bilamana kebijakan awal tidak berjalan efektif (74,25%).
3. Pada dimensi perencanaan (planning) Peneliti menemukan permasalahan bahwa belum disusunnya langkah-langkah terhadap
penyelesaian masalah keuangan yang berpotensi adanya kerawanan dimana akan mengakibatkan pencapaian terhadap tujuan tidak
optimal (78,50%).
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
No. Variabel Nilai Rata-Rata Tertinggi Terendah
1. Variabel Z 79,21% 88,50% 72,50%
Efektivitas Program Pembangunan (Baik) (Sangat Baik) (Baik)
Desa Dimensi pelaksanaan mengenai Dimensi pelaksanaan mengenai
Jumlah Item: 25 pengawasan program kesesuaian program pembangunan
pembangunan Desa untuk yang ditetapkan di Desa terhadap
mengetahui tingkat kesesuaian ketentuan yang berlaku mengenai
antara realisasi dengan prioritas penggunaan Dana Desa
perencanaan program
pembangunan Desa
Temuan Permasalahan:

1. Pada dimensi pelaksanaan Peneliti menemukan permasalahan bahwa tingkat kesesuaian program pembangunan melalui Dana Desa yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa di wilayah Kabupaten Garut masih belum seluruhnya mematuhi prioritas penggunaan Dana Desa
yang diatur melalui Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia setiap tahunya
(72,50%).
2. Pada dimensi keterbukaan kebijakan dasar, tujuan dan rencana Peneliti menemukan permasalahan bahwa Aparat Desa belum sepenuhnya
memahami mengenai proses pengadaan barang/ jasa Pemerintah di Desa sesuai dengan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/ Jasa Pemerintah Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/ Jasa di Desa sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Perubahan Peraturan
Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/
Jasa di Desa (73,00%).
3. Pada dimensi keterbukaan kebijakan dasar, tujuan dan rencana Peneliti menemukan permasalahan bahwa keterbukaan terhadap
perencanaan program masih sulit untuk dipahami secara sederhana oleh yang mengaksesnya (74,00%).
PENGUJIAN HIPOTESIS UTAMA
Koefisien Koefisien
Hipotesis Nilai t Keputusan
Jalur Determinan
Pengujian Variabel Pelaksanaan F hitung > F tabel 0,5842 0,3413 H0 = Ditolak
Kebijakan Dana Desa (X) Terhadap F hitung = 13,1265 H1 = Diterima
Manajemen Keuangan Desa (Y) dalam F tabel = 3,1170
Meningkatkan Efektivitas Program
Pembangunan Desa (Z)
Kesimpulan Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa (X) berpengaruh secara nyata dan
positif terhadap Manajemen Keuangan Dana Desa (Y) dalam
meningkatkan Efektivitas Program Pembangunan Desa (Z) sebesar
34,13%, sisanya 65,87% dipengaruhi oleh faktor lain
Faktor Lain yang Diduga Berpengaruh Kepemimpinan dan Efisiensi
PENGUJIAN SUB-SUB HIPOTESIS
Variabel X Terhadap Variabel Y
Koefisien Koefisien
Pengujian Nilai t Keputusan
Jalur Determinasi
Variabel X Terhadap t hitung > t tabel 0,5914 0,3498 H0 = Ditolak
Variabel Y t hitung = 6,4774 H1 = Diterima
t tabel = 1,9917
Kesimpulan Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa (X) berpengaruh
terhadap Manajemen Keuangan Desa (Y) sebesar 34,98%,
sisanya 65,02% dipengaruhi oleh faktor lain
Faktor Lain yang Koordinasi, Motivasi dan Kepemimpinan
Diduga Berpengaruh
PENGUJIAN SUB-SUB HIPOTESIS
Variabel Y Terhadap Variabel Z
Koefisien Koefisien
Pengujian Nilai t Keputusan
Jalur Determinasi
Variabel Y Terhadap t hitung > t tabel 0,4089 0,2253 H0 = Ditolak
Variabel Z t hitung = 3,6650 H1 = Diterima
t tabel = 1,9917
Kesimpulan Manajemen Keuangan Desa (Y) berpengaruh terhadap
Efektivitas Program Pembangunan Desa (Z) sebesar
22,53%, sisanya 77,47% dipengaruhi oleh faktor lain
Faktor Lain yang Integrasi serta Sistem Sosial dan Harapan Seseorang
Diduga Berpengaruh
PENGUJIAN SUB-SUB HIPOTESIS
Variabel X Terhadap Variabel Z
Koefisien Koefisien
Pengujian Nilai t Keputusan
Jalur Determinasi
Variabel X Terhadap t hitung > t tabel0,2404 0,1160 H0 = Ditolak
Variabel Z t hitung = 2,0827 H1 = Diterima
t tabel = 1,9917
Kesimpulan Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa (X) berpengaruh nyata
dan positif, baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap Efektivitas Program Pembangunan Desa (Z)
sebesar 11,60%, sisanya 88,40% dipengaruhi oleh faktor
lain
Faktor Lain yang Adaptasi
Diduga Berpengaruh
KESIMPULAN
1. Rata-rata jawaban responden terhadap ketiga variabel tersebut berkriteria Baik.
2. Hasil pengujian hipotesis utama dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kebijakan Dana Desa
secara simultan berpengaruh nyata dan positif terhadap manajemen keuangan Desa dalam meningkatkan
efektivitas program pembangunan Desa, hal ini diperlihatkan oleh besaran nilai koefisien determinasi berdasarkan
hasil perhitungan
3. Adapun pengujian pada sub-sub hipotesis menunjukkan bahwa semua variabel memberikan pengaruh nyata dan
positif. Dari semua hipotesis yang diajukan hasilnya menunjukkan bahwa semua hipotesis nihil ditolak dan
hipotesis kerja diterima
Temuan-Temuan Permasalahan Penting Lainnya yang Terdapat dalam Penelitian ini adalah:
1. Pada variabel Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa, seperti: 1. Pemerintah Kabupaten Garut belum secara penuh
menyusun peraturan maupun regulasi yang mengatur lebih teknis terhadap peraturan di atasnya; 2. Kualitas staf,
seperti kemampuan, kapasitas ataupun kompetensi yang dimiliki oleh Aparat Desa masih belum memadai; dan 3.
Kuantitas staf yang ada pada Pemerintah Desa belum seluruhnya mencukupi.
2. Pada variabel Manajemen Keuangan Desa ditemukan, seperti: 1. Kurangnya ketepatan waktu penyampaian
laporan kegiatan melalui Dana Desa yang disampaikan oleh Pemerintah Desa kepada Instansi terkait; 2. Belum
adanya alternatif-alternatif terhadap kebijakan keuangan bilamana kebijakan awal tidak berjalan efektif; 3.
Belum disusunnya langkah-langkah terhadap penyelesaian masalah keuangan yang berpotensi adanya kerawanan.
3. Pada Variabel Efektivitas Program Pembangunan Desa, seperti: 1. Tingkat kesesuaian program pembangunan
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa masih belum seluruhnya mematuhi prioritas penggunaan Dana Desa; 2.
Aparat Desa belum sepenuhnya memahami mengenai proses pengadaan barang/ jasa Pemerintah di Desa; 3.
Keterbukaan terhadap perencanaan program masih sulit untuk dipahami secara sederhana oleh yang
mengaksesnya.
SARAN
1. Pada variabel Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa, maka disarankan untuk menyusun berbagai produk hukum daerah
yang mengatur mengenai kebijakan Dana Desa maupun produk hukum daerah lainnya yang menunjang untuk
pelaksanaan kebijakan Dana Desa, mendorong para Kades untuk mengangkat Pejabat Desa dalam jabatan yang masih
kosong dan mengangkat pula unsur Staf serta meningkatkan intensitas kegiatan peningkatan kapasitas Kades, Sekdes
maupun Perangkatnya. Langkah operasional bagi BPMPD Garut, yaitu melaksanakan Diklat Legal Drafting,
berkoordinasi dalam penyusunan produk hukum dengan Bagian Hukum dan HAM Setda Garut, Kementerian terkait,
DPRD Garut serta menyurati Kades yang Desa-nya masih belum lengkap Pejabat-nya. Sedangkan langkah operasional
bagi Pemerintah Desa, yaitu selalu menghadiri konsultasi publik yang diselenggarakan oleh BPMPD Garut ketika
penyusunan produk hukum untuk memberikan sumbangsih pemikiran, mengangkat Pejabat Desa dalam Jabatan yang
kosong dan mengalokasikan anggaran untuk peningkatan kompetensi staf.
2. Pada variabel Manajemen Keuangan Desa, maka disarankan untuk menyusun langkah-langkah penyelesaian masalah
keuangan yang mempunyai resiko tinggi bagi Pemerintah Desa, menyusun berbagai alternatif kebijakan keuangan
bilamana kebijakan awal tidak efektif serta mendorong Pemerintah Desa agar selalu tepat dalam menyampaikan
laporan realisasi keuangan. Langkah operasional bagi BPMPD Garut, yaitu mendorong agar Pemerintah Desa
menggunakan aplikasi berbasis komputer, seperti SIMDA Desa dalam penyusunan laporan keuangan, mengadakan
Bimtek terkait penggunaan aplikasi keuangan SIMDA Desa bagi Pejabat Pengelola Keuangan Desa, melakukan studi
banding dengan Pemerintah Kab/ Kota lainnya terkait penyusunan alternatif-alternatif kebijakan keuangan Desa
bilamana kebijakan awal tidak efektif, mendeteksi bagian-bagian dalam proses keuangan yang mempunyai resiko
tinggi untuk dibuatkan langkah-langkah penyelesaian bilamana terjadi permasalahan keuangan dengan berkonsultasi
dengan DPPKA Garut. Sedangkan langkah operasional bagi Pemerintah Desa, yaitu memberikan saran dalam
mendeteksi bagian-bagian yang mempunyai kerawanan resiko hukum, menyusun semacam Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Desa serta mendorong Pejabat Pengelola Keuangan Desa untuk mulai menggunakan aplikasi SIMDA Desa.
SARAN
3. Pada variabel Efektivitas Program Pembangunan Desa, maka disarankan untuk memberikan pemahaman terkait proses
pengadaan barang/ jasa Pemerintah lingkup Desa, membuat pengumuman yang mudah dipahami bagi yang mengakses
terkait perencanaan program di Desa untuk tahun anggaran selanjutnya serta selalu mengawasi proses perencanaan
program. Langkah operasional bagi BPMPD Garut, yaitu mengadakan Bimtek terkait proses pengadaan barang/ jasa
Pemerintah di Desa, menyebarkan Surat Edaran Bupati yang mengatur mengenai kewajiban membuat papan
pengumuman terkait perencanaan program tahun anggaran selanjutnya, memberikan sosialisasi dan mendorong pihak
Kecamatan untuk ikut serta dalam mengawal Dana Desa. Sedangkan langkah operasional bagi Kecamatan, yaitu lebih
intens dalam melaksanakan asistensi perencanaan program serta Membuat suatu Unit Layanan Konsultasi Dana Desa.
Adapun langkah operasional bagi Pemerintah Desa, yaitu memperdalam dan lebih memahami mengenai proses
pengadaan barang/ jasa di Desa, membuat pengumuman dalam bentuk papan pengumuman, baliho ataupun selebaran
mengenai perencanaan program dan anggarannya serta proses identifikasi kebutuhan pembangunan di Desa, baik
melalui Musdes ataupun bentuk lainnya agar benar-benar dijadikan instrumen utama dalam penyusunan Rancangan
APBDesa.
TERIMA KASIH
PP 72 TH 2005 TTG DESA UU NO. 6 TH 2014 TTG DESA

Naik Kelas
Turun
Ranjang UU NO. 32 TAHUN 2004
Siuman setelah tidur panjang

PP No. 76 TAHUN 2001


PENYUSUTAN OTONOMI DESA
UU NO. 22 TAHUN 1999

EKSPANSI OTONOMI DAERAH

UU NO. 5 TAHUN 1979 UU NO. 19 TAHUN 1965


Peta Sebaran Desa Per Provinsi
Aceh Kepri Kaltara Gorontalo Sulut Malut
6474 275 447 657 1490 1063
Sumut
5389 Sulteng PaBar
1839 1628

Riau Papua
Sumbar Kalbar Kaltim 5118
1592 1908 833
880
Kalteng
Jambi 1434
1398
Babel Sulbar
Bengkulu 309
1341 Kalsel 576 Maluku
1864 1191
Sulsel Sultra
Sumsel 2253 1820
2817

Lampung
2435 Jumlah Desa
74.093
Banten Jabar Jateng DIY Jatim Bali NTB NTT (Kemendagri)
1238 5319 7809 392 7723 636 995 2950 44
Dana Desa

2015 2016
Rp 20,7 triliun Rp 46,9 triliun
Mekanisme Penyaluran Dana Desa 2015

RKUD
Tahap III:
20% pada
Tahap II: bulan
40% pada Oktober
bulan
Agustus
Tahap I:
40% pada
bulan April

RKUN
RKU Desa

Transfer dari RKUD ke RKU Desa dilakukan setelah Peraturan Bupati/Walikota


(Perbub/Perwali) ditetapkan.
Penyederhanaan Mekanisme
Penyaluran Dana Desa

RKUD

Tahap II:
40% pada
Tahap I: bulan
60% pada Agustus
bulan
Maret

RKUN
RKU Desa

Transfer dari RKUD ke RKU Desa dilakukan setelah Peraturan Bupati/Walikota


(Perbub/Perwali) ditetapkan.
MEKANISME DAN
JADWAL PENYALURAN DANA DESA
TAHAPAN PENYALURAN DD KETERANGAN/
URAIAN
TAHAP I TAHAP 2 TAHAP 3 PERSYARATAN

Proporsi 40% 40% 20% Dasar: Perpres Alokasi Dana Desa

Persyaratan:
Penyaluran Dana Desa Perda APBD thn berjalan;
Minggu II Minggu II
dari Minggu II Bulan April Perkada ttg tata cara pembagian dan penetapan
Bulan Agustus Bulan Oktober
PUSAT KE KAB./KOTA Dana Desa setiap desa ; dan Laporan realisasi thn
sebelumnya.

Persyaratan:
Penyaluran Dana Desa
7 hari kerja setelah 7 hari kerja setelah diterima di 7 hari kerja setelah diterima di Tahap I: Penyampaian APB Desa;
dari KAB / KOTA KE
diterima di Kas Daerah Kas Daerah Kas Daerah Tahap II: Laporan penggunaan semester
DESA
sebelumnya.

Menteri Keuangan selaku BUN akan menyalurkan Dana Desa dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas
Umum Daerah (RKUD) untuk alokasi per Kab/Kota;
Mekanisme penyaluran dari RKUN ke RKUD sesuai mekanisme APBN untuk Transfer ke Daerah;
Selanjutnya Bupati/Walikota selaku BUD akan menyalurkan alokasi Dana Desa setiap Desa dari RKUD ke Rekening Kas
Desa.
Mekanisme penyaluran dari RKUD ke Rekening Desa sesuai mekanisme Transfer dalam APBD.
49
KEBIJAKAN DANA DESA DALAM APBN-P 2015
1. Sejalan dengan visi Pemerintah untuk Membangun Indonesia dari Pinggiran dalam Kerangka NKRI, perlu
dialokasikan dana yang lebih besar untuk memperkuat pembangunan Daerah dan Desa
2. Dalam rangka memenuhi ketentuan UU 6/2014, yakni anggaran Dana Desa dari APBN sebesar 10% dari dan
diluar dana transfer ke daerah secara bertahap, Pemerintah sedang menyiapkan Road Map Dana Desa.
3. Sesuai roadmap Dana Desa, dalam APBNP tahun 2015 diusulkan tambahan anggaran dana desa sebesar
Rp11.700,0 miliar, sehingga total dana desa dalam APBNP 2015 sebesar Rp20.766,2 miliar.
4. Anggaran Dana Desa tersebut akan dialokasikan melalui mekanisme sebagai berikut:
a. Alokasi dari Pusat ke kab/kota (ditetapkan dalam Perpres Rincian APBN)
b. Alokasi dari kab/kota ke desa (ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah)
5. Untuk menghindari ketimpangan alokasi Dana Desa untuk setiap kab/kota dan setiap desa, penghitungan
alokasi dana desa akan dilakukan berdasarkan:
a. alokasi yang dibagi secara merata; dan
b. alokasi yang dibagi berdasarkan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat
kesulitan geografis.

APBN 2015 APBN-P 2015


Dana Desa Rp 9.066,2 miliar Rp 20.766,2 miliar

50
Roadmap Dana Desa Dana Desa (DD):
Rp103.791,1M
Dana Desa (DD):
Rp111.840,2 M
Dana Desa (DD): Rata-rata DD per Desa: Rata-rata DD per Desa:
Rp81.184,3M Rp 1.400,8 juta Rp 1.509,5 juta
Rata-rata DD per Desa: ADD: ADD:
Dana Desa (DD):
Rp1.095,7 juta Rp55.939,8M Rp60.278,0 M
Rp47.684,7 M
ADD: Bagi Hasil PDRD: Bagi Hasil PDRD:
Dana Desa (DD): Rata-rata DD per Desa:
Rp42.285,9M Rp5.680,1M Rp6.384,6M
Rp20.766,2 M Rp643,6 juta
Bagi Hasil PDRD: TOTAL= Rp165.411,1M TOTAL= Rp178.502,8 M
Rata-rata DD per Desa: ADD:
Rp4.975,9 M Rata2 perdesa: Rata2 perdesa:
Rp 280,3 juta Rp37.564,4 M
TOTAL= Rp128.446,3M Rp2.232,5 juta Rp2.409,2 juta
ADD: Bagi Hasil PDRD:
Rp34.236,6 M
Bagi Hasil PDRD:
Rp4.270,3 M
TOTAL= Rp89.519,4M
Rata2 perdesa:
Rp1.733,6 juta 2018 2019
Rata2 perdesa:
Rp4.109,3 M
TOTAL= Rp59.112,1 M Rp1.208,2 juta 2017
Rata2 perdesa:
Rp797,8 juta Penggunaan:
Penggunaan: - Sesuai kewenangan hak asal usul dan
2016 - Sesuai kewenangan hak asal usul kewenangan lokal berskala desa
- Open menu dg prioritas utk mendukung
dan kewenangan lokal berskala desa
- Open menu dg prioritas utk program pembangunan & pemberdayaan
APBN-P
Penggunaan:
Penggunaan: mendukung program pembangunan masyarakat desa melalui pembangunan
infrastruktur dasar desa
- Sesuai kewenangan hak asal usul & pemberdayaan masyarakat desa
2015
- Sesuai kewenangan hak asal usul dan dan kewenangan lokal berskala melalui pembangunan infrastruktur - Tdk dapat digunakan utk penghasilan tetap
Kades dan Perangkat Desa
kewenangan lokal berskala desa desa dasar desa
Penggunaan: - Open menu dg prioritas utk
- Sesuai kewenangan hak asal usul dan - Open menu dg prioritas utk - Tdk dapat digunakan utk penghasilan Perencanaan:
mendukung program pembangunan & mendukung program - APBDes
kewenangan lokal berskala desa tetap Kades dan Perangkat Desa
pemberdayaan masyarakat desa pembangunan & pemberdayaan - RKP Des
- Open menu dg prioritas utk mendukung program melalui pembangunan infrastruktur Perencanaan:
pembangunan & pemberdayaan masyarakat masyarakat desa melalui - APBDes - RPJM Des
dasar desa
desa melalui pembangunan infrastruktur dasar - melalui pembangunan infrastruktur
pembangunan infrastruktur dasar - RKP Des Pedoman Pelaksanaan;
desa dasar Desa desa - RPJM Des Pendampingan;
- Tdk dapat digunakan utk penghasilan tetap - Tdk dapat digunakan utk penghasilan - Tdk dapat digunakan utk Pedoman Pelaksanaan; Pengembangan Database:
Kades dan Perangkat Desa tetap Kades dan Perangkat Desa penghasilan tetap Kades dan Target Keberhasilan
Pendampingan;
Perencanaan: Perangkat Desa Pengembangan Database:
Perencanaan:
- APBDes - APBDes Perencanaan: Target Keberhasilan
- RKP Des - RKP Des - APBDes
Pedoman Pelaksanaan; - RPJM Des - RKP Des
Pendampingan; - RPJM Des
Pengembangan Database
Jumlah Desa 74.093
53
Target Keberhasilan 53
SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DESA

Pendapatan asli Desa


Alokasi APBN :
Lain-lain 1 Dari realokasi anggaran pusat
berbasis desa
Pendapatan 10% dari dan diluar dana transfer ke
yang sah 7 2 daerah secara bertahap

hibah dan PENDAPATAN


sumbangan DESA Bagian dari PDRD
6 3
pihak ketiga kabupaten/kota
Paling sedikit 10%

bantuan keuangan 5 4 Alokasi Dana Desa (ADD)


dari APBD Paling sedikit 10% dari dari dana perimbangan
yang diterima kab/kota dikurangi DAK
Prov/Kab/Kota Pemerintah dapat menunda dan/atau
mengurangi dana perimbangan jika kab/kota
tidak mengalokasikan ADD
DANA DESA T.A. 2015

Sumber: DJPK, Kemenkeu RI, 2016


DANA DESA T.A. 2016

Sumber: DJPK, Kemenkeu RI, 2016


AREA RISIKO DANA DESA
Kebijakan Kebijakan peraturan pelaksanaan tidak harmonis,multi tafsir dan tidak operasional

Kebijakan penghitungan alokasi: Dana Desa, ADD dan Bagi Hasil tidak sesuai ketentuan

Kebijakan PBJ Desa dan Pengelolaan Keu Desa belum ada, belum operasional dan multi tafsir

Sumber Daya PTPKD tidak kompeten, tidak memiliki pemahaman pengelolaan keuangan daerah/desa

Administrasi pembukuan
Unifikasi dan Integrasi Anggaran Cara peng-SPJ-an
Harmonisasi Kades & BPD Efektifitas pengawasan
Pencatatan kekayaan desa
Evaluasi APB Desa oleh kec Kesiapan APIP
Konsep Bel. Modal & Bel. Barang

PERENCAN PANGGAR PELAKSAN PENATAU PELAPORN PENGAWAS


AAN AN AAN SAHAAN & PTJWBN AN

Keselarasan Perencanaan Pengadaan B/J Jumlah Laporan yg hrs dibuat


Tingkat Partisipasi Kewajiban Perpajakan Tatacara Pelaporan
Kualitas RKP Desa Kades Powerfull
Kontribusi Dana Desa terhadap
Pembangunan Infrastruktur Desa 2016

60% Dana Desa


Pembangunan Infrastruktur (28,14 T)

18% atau Rp 8,4 T untuk Jembatan maka sebanyak 16.800 unit


(dengan asumsi dana desa sebesar Rp 500 juta dapat jembatan akan terbangun
digunakan untuk 1 unit Jembatan)

21% atau Rp 9,8 T untuk Jalan


(dengan asumsi dana desa sebesar 200 juta digunakan untuk maka sepanjang 24.500 km jala desa
membangun 500 m jalan) akan terbangun

21% atau Rp 9,8 T untuk Irigasi (dengan asumsi dana desa


sebesar 200 juta digunakan untuk membangun 100 meter maka 4.900 km saluran irigasi akan
irigasi) terbangun

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI


REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai