Anda di halaman 1dari 23

DIARE

Pembimbing:
dr. E. Linda Tedja, M.Kes
PENDAHULUAN
Diare
Keluhan yang sering ditemukan pada dewasa

Negara berkembang:
2-3x lebih banyak
dibanfingkan negara maju

Amerika Serikat

8 juta pasien berobat ke dokter, >250.000 dirawat karena diare (1,5% dewasa)

Morbiditas 99 juta/tahun pada dewasa, dengan


mortalitas terutama pada anak-anak atau usia lanjut usia 2
DEFINISI
Buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja
lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200
ml/24 jam
Kriteria frekuensi buang air besar encer lebih dari 3 kali
per hari
Dapat/tanpa disertai lendir dan darah
Diare akut berlangsung kurang dari 15 hari
Diare kronik berlangsung lebih dari 15 hari
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
1.
Osmolaritas intraluminal meninggi diare osmotik

2.
Sekresi cairan dan elektrolit meninggi diare osmotik

3.
Malabsorpsi asam empedu, malabsorpsi lemak

4.
Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif enterosit

5.
Motilitas dan waktu transit usus abnormal

6.
Gangguan permeabilitas usus

7.
Inflamasi dinding usus diare inflamatorik

8.
Infeksi dinding usus diare infeksi
PATOGENESIS

Faktor Kausal (Agent) Faktor Penjamu (Host)

Daya penetrasi yang Keasaman lambung


dapat merusak sel Motilitas usus
mukosa Imunitas
Kemampuan Lingkungan mikroflora
memproduksi toksin usus
yang mempengaruhi
sekresi cairan usus
halus
Daya lekat kuman
PATOGENESIS

Bakteri non-
invasif
Diare

Bakteri invasif
KORELASI PATOGENESIS & GEJALA

8
Perlu ditanyakan buang air besarnya encer atau cair, disertai darah/tidak,
disertai lendir atau tidak
Berapa frekuensi BAB per hari ?
Apakah disertai demam atau tidak ?
Apakah disertai dengan trias disentri ? ( Tenesmus, BAB darah dan
lendir,sakit perut)
Apakah ada mual/ tidak ?
Riwayat makan minum pasien:Higienis/tidak ?
Apakah mengandung makanan makanan/minuman yang iritatif terhadap
saluran cerna ?
Apakah ada intoleransi laktosa/tidak ?
Apakah baru saja pergi kedaerah yang terkena wabah diare ?
Apakah makan obat-obat yang menimbulkan diare ?
AKIBAT KEHILANGAN CAIRAN TUBUH (VOLUME DEFICIT)
Turgor kulit menurun
Denyut nadi melemah atau tiada
Mata cekung, ubun-ubun besar/cekung
Suara parau
Kulit dingin, sianosis (jari-jari)
Selaput lendir kering
Anuria-uremia

1. Keadaan Klinis : ringan, sedang dan berat


2. Berat Jenis Plasma : Pada dehidrasi BJ
plasma meningkat
1. Dehidrasi berat : BJ plasma 1.032-1.040
2. Dehidrasi sedang : BJ plasma 1.028
1.032
3. Dehidrasi ringan : BJ plasma 1.025
1.028
3. Pengukuran Central Venous Pressure (CVP)
: Bila CVP +4s/d+11cm H2O adalah normal,
Syok atau dehidrasi maka CVP kurang dari
+4cm H2O
Gejala Klinis
GEJALA KLINIS Ringan (hilang Sedang (hilang Berat (hilang
cairan 2-5% BB) cairan 5-8% BB) cairan 8-10% BB)
Keadaan Umum
Kesadaran Baik Gelisah Apatis Koma
Rasa Haus + ++ +++
Sirkulasi
Nadi Normal (120) Cepat Cepat sekali
Respirasi
Pernapasan Biasa Agak cepat Kussmaul (cepat
dalam)
Kulit
Mata Agak cekung Cekung Cekung sekali
Turgor&Tonus Biasa Agak kurang Kurang sekali
Diuresis Normal Oligouri Anuria
Selaput Lendir Normal Agak kering Kering/asidosis

Suharyono et al. Gastroenterologi Anak Praktis. FKUI. 1988


AKIBAT KEHILANGAN ELEKTROLIT-
ELEKTROLIT TUBUH
Defisiensi bikarbonat/asidosis :
muntah-muntah, pernapasan cepat dan
dalam, cardiac reserve menurun,
defisiensi K intrasel
Defisiensi K : kelemahan otot, ileus
paralitik (distensi abdomen), cardiac
arrythmia cardiac arrest
Hipoglikemia,menyebabkan malnutrisi
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Hitung Jenis Leukosit)
2. Kadar Elektrolit serum
3. Ureum dan Kreatinin
4. Pemeriksaan Tinja
5. Pemeriksaan Enzym-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) mendeteksi
diargiarsis
6. Test serologic Amebiasis
7. Foto X-Ray Abdomen
Diagnosis Banding
Pasien Diare Akut dapat dibagi atas diare akut yang disertai demam/tinja
berdarah dan diare akut yang tidak disertai demam/tinja berdarah.

Patogen : Shigella spp,


Campylobacterjejuni,
Salmonella spp
Diagnosis :
Pasien diare akut Banyak leukosit di tinja
disertai demam atau (patogen invasif),
tinja darah Kultur tinja untuk
Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia,
Darah tebal untuk
malaria
Diagnosis Banding
Patogen : Etec, Giardia
lamblia, Rotavirus, S.
Aureus, Clostridium
perfringens, Vibrio
cholera, Bahan toksik
Pasien diare akut pada makanan
tanpa demam Diagnosis :
ataupun darah tinja Tidak ada leukosit
dalam tinja
Kultur tinja
Pemeriksaan parasit
untuk tinja segar.
DIAGNOSIS

Algoritme
untuk
evaluasi
pasien diare
akut
Penatalaksanaan Diare akut antara lain:

1. Dehidarasi
Bila pasien keadaan umum baik tidak dehidrasi, asupan cairan yang adekuat dapat dicapai dengan banyak minum
Bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan dehidrasi, penatalaksanaan yang agresif seperti cairan intravena atau
rehidrasi oral dengan cairan isotonik mengandung elektrolit dan gula atau starch harus diberikan.
Cairan diberikan 50-200 ml/KgBB/24 jam tergantung kebutuhan dan status hidrasi.

Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari tubuh:
BJ plasma dengan rumus :

Metode Pierce berdasarkan Klinis :


Dehidrasi ringan , kebutuhan cairan = 5% X Berat Badan(kg)
Dehidrasi Sedang, kebutuhan cairan = 8 X Berat Badan(kg)
Dehidrasi Berat, kebutuhan cairan = 10 X Berat Badan(kg)
Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis:
Tahap Pemberian cairan pada dehidrasi
1. Dua jam pertama ( tahap rehidrasi inisial ): jumlah total kebutuhan
cairan menurut rumus BJ plasma atau skor Daldiyono diberikan
langsung dalam 2 jam ini agar tercapai rehidrasi optimal secepat
mungkin.
2. Satu jam berikut/jam ke-3 ( tahap kedua ) pemberian diberikan
berdasarkan kehilangan cairan selama 2 jam pemberian cairan
rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor Daldiyono
kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral.
3. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan
cairan melalui tinja dan Insensible water loss (IWL)
Penatalaksanaan Diare akut antara lain:
2. Diet (Asupan Makanan)
Pasien diare tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah-muntah hebat.
Pasien dianjurkan justru minum minuman sari buah, teh, minuman tidak bergas, makanan mudah dicerna seperti pisang.
Untuk sebagian orang susu sapi harus dihindarkan karena adanya defisiensi laktase transien yang disebabkan oleh infeksi
virus dan bakteri.
Minuman berkafein dan alkohol harus dihindari karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.

3. Obat Anti Diare


Yang paling efektif yaitu derivat opioid misal loperamide, difenoksilat-atropin dan tinktur opium. Loperamide paling disukai
karena tidak adiktif dan memiliki efek samping paling kecil.
Obat yang mengeraskan tinja: atapulgite 4X 2 tab/hari, smectite 3X 1 saset diberikan tiap diare/BAB encer sampai diare
berhenti.
Obat anti sekretorik atau anti enkephalinase: Hidrasec 3 x 1 tab/hari.
Indikasi pemberian antibiotic pada diare akut antara lain:
Penatalaksanaan Diare akut antara lain:
Daftar Pustaka
1. Boediarso A. Pendekatan diagnostik-etiologik diare kronik.In : Suharyono Sunoto-Firmansyah . Penanganan mutakhir
beberapa penyakit Gastrointestinal anak. Pendidikan tambaha Berkala IKA ke XVI FKUI.
2. Daldiyono. Diare.Dalam : Sulaiman HA. Gastroenterologi Hepatologi.Jakarta
3. Gangarosa RE, Glass RI, Lew JF Boring JR. Hospitalization involving gastroenteritis in the United States,1985.
4. Gartrigt WE, Archer DL, Kvenberg JE, Estimates of incidence and cost of Intestinal Infection disease in The United States.
Public Health Rep. 1998; 103 15.
5. WHO. Persistent diarrhea in children in developing countries: memorandum from a WHO meeting. Bull World Health Organ.
1988; 66: 709-17
6. Subagyo B. Nurtjahjo NB. Diare Akut, Dalam: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS, penyunting.
Buku ajar Gastroentero-hepatologi:jilid 1. Jakarta : UKK Gastroenterohepatologi IDAI 2011; 87-120
7. Soenarto Y. Diare kronis dan diare persisten. Dalam: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS,
penyunting. Buku ajar Gastroentero-hepatologi:jilid 1. Jakarta : UKK Gastroenterohepatologi IDAI 2011; 121-136
8. Pickering LK, Snyder JD. Gastroenteritis in Behrman, Kliegman, Jenson eds. Nelson textbook of Pediatrics 17ed. Saunders.
2004 : 1272-6
9. WHO, UNICEF. Oral Rehydration Salt Production of the new ORS. Geneva. 2006
10. Bhutta ZA. Persistent diarrhea in developing countries. Ann Nestle. 2006; 64: 39-47
11. Field M. Intestinal ion transport and the pathophysiology of diarrhea. J. Clin Invest. 2003; 111(7): 931-943
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai