Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 2

OBESITAS PADA ANAK


24 AGUSTUS 2017
Obesitas merupakan masalah kesehatan
dunia yang semakin sering ditemukan di
berbagai dunia. Prevalensinya di dunia
diperkirakan akan mencapai 9,1% di tahun 2020.

Obesitas itu sendiri dapat terjadi karena


ketidakseimbangan antara asupan energi dengan
pengeluaran energi.
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan metode yang berguna
untuk menilai massa tubuh dan diukur dengan cara berat badan
dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan (dalam cm) kuadrat.
IMT = /2 (kg/2 )

Klasifikasi yang digunakan untuk anak dan remaja:


CDC 2000 usia anak 2-18tahun
overweight (z-scores >+2)
obesity (z-scores>+3)
WHO 2006 usia anak < 2 tahun
overweight (BMI percentil 85 persentil 95)
obesity (BMI persentil >95)
Obesitas dapat terjadi karena faktor INTERNAL
dan EKSTERNAL. Antaranya adalah :
1. Internal
Genetik
Endokrin
2. Eksternal (lingkungan)
Lingkungan
Status sosial & ekonomi
Psikologis
Wajah membulat

Pipi tembem

Dagu rangkap

Leher relatif pendek

Dada yang membusung

Perut membuncit
Prinsip tatalaksana gizi lebih dan obesitas pada anak
:
pola makan yang benar
aktivitas fisis yang benar
modifikasi perilaku dengan orangtua sebagai panutan

Penurunan berat badan mencapai 20% di atas berat badan


ideal
Pemberian diet seimbang sesuai requirement daily
allowances (RDA) dengan metode food rules :

1. Terjadwal dengan pola makan besar 3x/hari dan camilan


2x/hari yang terjadwal (camilan diutamakan dalam bentuk
buah segar), diberikan air putih di antara jadwal makan utama
dan camilan, serta lama makan 30 menit/kali.

2. Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak untuk


mengonsumsi makanan tertentu dan jumlah makanan ditentukan
oleh anak.

3. Pemberian makan sesuai dengan kebutuhan kalori


Pola aktivitas yang benar pada anak dan
remaja obes dilakukan dengan melakukan
latihan dan meningkatkan aktivitas harian
karena aktivitas fisis berpengaruh terhadap
penggunaan energi.

Dapat menurunkan napsu makan dan


meningkatkan laju metabolisme.
1. Aktivitas aerobik
Aktivitas aerobik merupakan latihan fisis yang dapat
dilakukan setiap hari selama 60 menit atau lebih. Aktivitas
aerobik terdiri dari aktivitas aerobik dengan intensitas sedang
(misalnya jalan cepat) atau aktivitas aerobik dengan intensitas
bugar (misalnya berlari). Aktivitas aerobik dengan intensitas
bugar dilakukan paling sedikit tiga kali dalam satu minggu.

2. Penguatan otot (muscle strengthening)


Aktivitas penguatan otot, seperti senam atau push-up,
dilakukan paling sedikit tiga kali dalam satu minggu sebagai
bagian dari total latihan fisis selama 60 menit atau lebih.

3. Penguatan tulang (bone strengthening)


Aktivitas penguatan tulang, seperti lompat tali atau
berlari, dilakukan paling sedikit tiga kali dalam satu minggu
sebagai bagian dari total latihan fisis selama 60 menit atau lebih.
Pengawasan sendiri terhadap berat badan,
masukan makanan dan aktivitas fisis, serta
mencatat perkembangannya.

Kontrol terhadap rangsangan/stimulus, misalnya


pada saat menonton televisi diusahakan untuk
tidak makan karena menonton televisi dapat
menjadi pencetus makan.
Mengubah perilaku makan, misalnya belajar
mengontrol porsi dan jenis makanan yang
dikonsumsi, serta mengurangi makanan
camilan

Orangtua dianjurkan untuk memberikan


dorongan, pujian terhadap keberhasilan atau
perilaku sehat yang diperlihatkan anaknya
- Sibutramin
- Orlistat
- Rekombinan leptin

TERAPI BEDAH
Prinsipnya adalah
- mengurangi asupan makanan (retriksi) atau
memperlambat pengosongan lambung
- mengurangi absorbsi makanan
PENCEGAHAN
Pencegahan terdiri dari 3 tahap:
Pencegahan primer dilakukan menggunakan dua
strategi pendekatan yaitu strategi pendekatan
populasi untuk mempromosikan cara hidup sehat
pada semua anak dan remaja beserta orang tuanya,
serta strategi pendekatan pada kelompok yang
berisiko tinggi mengalami obesitas.
Pencegahan sekunder dengan mendeteksi early
adiposity rebound, Waktu terjadinya adiposity
rebound merupakan periode kritis untuk
perkembangan obesitas pada masa anak.
Adiposity rebound yang terjadi lebih dini dan
cepat (<5 tahun) berhubungan dengan
peningkatan risiko obesitas.
Pencegahan tersier dengan mencegah
terjadinya komorbiditas yang dilakukan
dengan menatalaksana obesitas pada anak dan
remaja . Tata laksana obesitas pada anak dan
remaja dilakukan dengan pengaturan diet,
peningkatan aktivitas fisis, mengubah pola
hidup (modifikasi perilaku), dan terutama
melibatkan keluarga dalam proses terapi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai