diagnostik yang menggunakan ultrasonik seperti gelombang suara dengan frekuensi melebihi kisaran pendengaran manusia dan merambat melalui suatu medium. Ketika medium berupa pasien , maka interaksi gelombang dengan berbagai jenis jaringan sebagai dasar untuk pencitraan diagnosis USG. Pemeriksaan USG menguntungkan, karena biaya murah dan memberikan citra jaringan lunak yang lebih jelas dibandingkan foto rontgen konvensional. USG lebih aman dibanding dengan pemeriksaan CT scan (computed tomography scanning dan magnetic resonance imaging (MRI). Pasien yang akan melakukan USG biasanya akan diminta untuk berbaring telentang. Sonografer kemudian akan mengoleskan cairan khusus guna mencegah terjadinya gesekan yang keras antara kulit dan transducer. Cairan tersebut juga berfungsi memudahkan pengiriman gelombang suara ke dalam tubuh. Transducer yang biasanya menyerupai mikrofon sebesar sabun akan digerak-gerakkan di wilayah yang diolesi cairan khusus. Gerakan ini diperlukan agar gelombang suara yang dikirim mampu memantul kembali dan memunculkan gambar yang baik. Quality control (QC) secara berkala perlu dilakukan untuk memastikan alat ini bekerja dengan maksimal. Citra USG dapat diolah secara digital. Pada pengolahan citra digital diperlukan keseragaman citra. Prosedur Qc pada keseragaman citra dilakukan dengan cara menscanning phantom dan freeze citra pada saat transduser bergerak. Prosedur ini dilakukan untuk menguji citra dari streaking. Secara visual, apabila terdapat citra streak, maka dilakukan pengulangan scan sehingga meyakinkan adanya streak pada citra tersebut. Indikator keseragaman citra merupakantingakt tindakan yang disarankan perbaikan apabila ketidakseragaman citra bernilai 4 dB dan merupakan tingkat kerusakan apabila ketidakseragaman citra bernilai 6 dB. Dengan menganalisis keseragaman citra pada pesawat USG berarti melakukan program QC yang berefek pada pelayanan kesehatan.