Anda di halaman 1dari 14

PENYAKIT HASHIMOTO

(HASHIMOTOS DISEASE)

Rizky Herdina Putri (20144074A)


Ais Korbindra S. (20144096A)
Hilda Khairunnisa S. (20144157A)
Desi Ratna Permatasari (20144258A)
PENYAKIT HASHIMOTO
(HASHIMOTOS DISEASE)

Nama lain penyakit ini adalah tiroiditis


limfostik kronik, hashimotos struma,
struma limfomatosa atau tiroiditis
autoimun.
Penyakit ini ditemukan pada tahun
1912 oleh dr. Hakaru Hahimoto.
DEFINISI

Hashimoto (Chronic Lymphocytic Thyroiditis) adalah


sebuah penyakit autoimun yang menyerang kelenjar
tiroid. Terjadinya autoimun pada chronic lymphocytic
thyroiditis diperkirakan oleh karena infiltrasi limfosit ke
glandula tiroid, autoantibodi terhadap sel folikuler tiroid,
kelainan media sel imun terhadap tiroid, berhubungan
dengan adanya autoantibodi pada islet pancreas, sel
parietal gaster, dan kelenjar adrenal, biasanya
berhubungan dengan HLA.
GEJALA DAN TANDA
MANIFESTASI KLINIK

Gejala dan tanda yang berkaitan dengan goiter


Tanda pertama : ditemukan pembengkakan tidak nyeri pada leher
depan bagian bawah. Kedua lobus kelenjar tiroid membesar dan
dapat terpalapsi dengan batas ireuler, konsistensi keras (firm),
permukaan licin, ikut bergerak saat menelan dan tidak nyeri.
Pembesaran kelenjar getah bening lokal jarang ditemukan pada
penyakit ini.
Gejala lain efek penekanan lokal pada leher ( trakea, esofagus dan
nervus lalyngeal reccurent), akibat pembesaran kelenjar tiroid.
EPIDEMIOLOGI

Penyebab hipotiroid tersering adalah di Amerika Serikat.


Insidensinya 4 dari 1000 wanita dan 1 dari 1000 pria. Lebih
sering terjadi pada populasi di jepang, kemungkinan
disebabkan oleh faktor genetik danpejanan kronik terhadap
diet tinggi iodin. Usia rata-rata penderita saat terdiagnosis 60
tahun, dan prevalensinya meningkat seiring dengan
bertambahnya umur. Wnita beresika 7 x >> Pria
PATOFISIOLOGI

Proses autoimun berawal dari terakumulasinya APC (antigen presenting


cells) pada organ sasaran, yang dipicu oleh berbagai stimulus inflamasi non-
spesifik seperti nekrosis sel-sel sasaran oleh virus atau toksin, di samping
perubahan metabolisme dan per-tumbuhan sel-sel sasaran itu sendiri.
LANJUTAN PATOFISIOLOGI

Proses autoimun berlangsung dalam tiga tahap, yaitu tahap aferen


(afferent stage), tahap sentral (central stage), dan tahap eferen
(efferent stage). Pada tahap aferen terjadi peningkatan presentasi
autoantigen, diikuti kemudian dengan tahap sentral yang ditandai oleh
ekspansi dan maturasi yang berlebihan dari sel-sel autoreaktif T dan B,
serta akhirnya masuk pada tahap eferen yang memperlihatkan
pengaruh dari sel-sel autoreaktif T dan B tersebut pada organ/jaringan
sasaran. Jaringan sasaran menjadi sangat rentan terhadap pengaruh
auto-imun yang disebabkan sel-sel T autoreaktif dan autoantibodi yang
terakumulasi dalam jumlah banyak di jaringan sasaran. Akibatnya,
terjadi destruksi jaringan atau hambatan fungsi atau pertumbuhan,
seperti yang terjadi pada tiroiditis Hashimoto.
DIAGNOSIS

Anamnesis
Pemeriksaan fisis : tanda hipotiroidisme dan
goister
Pemeriksaan laboratorium : TSH, FT4, TPOAb,
T3
Biopsis : Histopatologi, FNAB
Imaging : Ultrasonografi tiroid
Diagnosa Banding

Karsinoma tiroid : nodul keras, imobile,


didapatkan pembesaran kelenjar getah bening
regional. Kopresi terhadap nervus laryngeal
reccurent yang menyebabkan suara serak
(hoarseness) merupakan patognomonik untuk
karsinoma.
Struma nodular non toksik : nodul lebih
lunak.
Pengobatan

Penanganan dengan hormon tiroid sintetik


(levothyroxine) yang mirip dengan hormon tiroid dan
membantu mengurangi gejala tiroiditis hashimoto.
Penatalaksanaan

Terapi penggantian hormon tiroid : untuk mengatasi


difisiensi tiroid serta mengecilkan ukuran nodul goister.
Diberikan levotiroksin dengan dosis pengganti (0,05-0,2
mg/hari per oral). Levotiroksin sintetik
(levotiroid,levoxyl,synthroid)
Simvastatin (20 mg/ hari per oral) selama 8 minggu
meningkatkan fungsi kelenjar tiroid.
Selenium selenite (200 mscg/hari per oral) selama 3 bulan,
kadar antiperoksidase antibodi serum turun pada 49
%populasi studi berbanding 10% yang diberikan plasebo.
Namun efeksifikasi statint dan selenium jika digunakan
jangka panjang masih belum diketahui.
Pronogsis

11 % pasien dengan hipotiroid ringan akibat


penyakit hashimoto mengalami remisi.
Pengobatan hipotirodisme dini, memperbaiki
gambaran klinis dan fungsi mental.
Hipotiroid dengan myxedema yang tidak
dikoreksi mortality ratenya mencapai 100 %.
Bahkan dengan pengobatan yang optimal,
pasien dengan krisis myxedema memiliki
mortality rate sebesar 20-50 %
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai