Anda di halaman 1dari 50

GANGGUAN BICARA DAN BAHASA PADA ANAK

Disusun oleh:
Dewa Ayu Rina Wiana Dewi, S.Ked 16710032
Hieronimus Christopher Wayne, S.Ked 16710048

Pembimbing:
dr. Lasmadu Suyanto, Sp.A
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD dr. M. SALEH KOTA PROBOLINGGO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2017
LATAR BELAKANG

Bahasa adalah dasar untuk proses belajar, interaksi sosial dan perkembangan
diri. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak
karena kemampuan berbahasa mempengaruhi perkembangan lainnya seperti
kemampuan kognitif, psikologi, emosi, dan lingkungan di sekitar anak.
EPIDEMIOLOGI

Shevell et al., (2000) dalam penelitiannya terhadap 224 anak berumur kurang
dari lima tahun didapatkan 44,2 % anak mengalami gangguan perkembangan
umum, 32,1% mengalami gangguan perkembangan bicara dan bahasa, 13%
dengan autisme, 7,2% menderita cerebral palsy, 7,2 gangguan motorik.
RUMUSAN MASALAH

1.Apa saja anatomi yang terlibat dalam berbahasa dan berbicara?


2.Apa etiologi dari gangguan berbahasa dan bicara pada anak?
3.Bagaimana fisiologi bahasa dan bicara pada anak?
4.Bagaimana patofisiologi terjadinya gangguan bicara ?
5.Bagaimana tahap perkembangan berbahsa dan bicara pada anak?
6.Apa saja manifestasi klinis dari gangguan bahasa dan bicara pada anak?
7.Bagaimana cara mendiagnosis adanya gangguan berbahasa dan bicara pada
anak?
8.Bagaimana tatalaksana pada gangguan berbahasa dan bicara pada anak?
9.Bagaimana skrinning atau deteksi pada gangguan berbahasa dan bicara pada
anak?
10.Bagaimana stimulasi yang diberikan untuk perkembangan bicara dan bahasa
pada anak?
TUJUAN
1.Untuk mengetahui anatomi yang terlibat dalam berbahasa dan berbicara
2.Untuk mengetahui etiologi dari gangguan berbahasa dan bicara pada anak
3.Untuk mengetahui fisiologi bahasa dan bicara pada anak
4.Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya gangguan bicara
5.Untuk mengetahui tahap perkembangan berbahsa dan bicara pada anak
6.Untuk mengetahui manifestasi klinis dari gangguan bahasa dan bicara pada
anak
7.Untuk mengetahui cara mendiagnosis adanya gangguan berbahasa dan bicara
pada anak
8.Untuk mengetahui tatalaksana pada gangguan berbahasa dan bicara pada
anak
9.Untuk mengetahui skrinning atau deteksi pada gangguan berbahasa dan
bicara pada anak
10. Untuk mengetahuin stimulasi yang diberikan untuk perkembangan bicara
dan bahasa pada anak
ANATOMI

Titik artikulator titik yang dapat digerakkan ke


TITIK ARTIKULATOR
segala arah sehingga dapat menempati berbagai posisi

Titik artikulasi bagian tertentu dari alat ucap


TITIK ARTIKULASI
yang dituju atau yang disentuh oleh artikulator
Alat ucap yang tergolong artikulator adalah (1) ujung lidah (apiko), (2) daun lidah
(lamino), (3) bibir (labial), dan (4) punggung lidah/belakang lidah (dorsum).

Alat ucap yang tergolong artikulasi adalah (1) bibir atas (labial), (2) gigi atas (denta), (3)
pangkal gigi atas (alveolum), (4) langit-langit keras (palatum), dan 5 langit-langit lunak
(velum)
ETIOLOGI
Penyebab kelainan berbahasa ada bermacam-
macam yang melibatkan berbagai faktor yang
dapat saling mempengaruhi; antara lain
kemampuan lingkungan, pendengaran,
kognitif, fungsi saraf, emosi psikologis dan lain
sebagainya.
Penyebab Efek pada perkembangan bicara
Tabel faktor gangguan berbicara.1
1. Lingkungan
a. Sosial ekonomi kurang Terlambat
b. Tekanan keluarga Gagap
c. Keluarga bisu Terlambat pemerolehan bahasa
d. Di rumah menggunakan bahasa
bilingual Terlambat pemerolehan struktur bahasa
2. Emosi
a. Ibu yang tertekan Terlambat pemerolehan bahasa
Terlambat atau gangguan perkembangan
b. Gangguan serius pada orang tua bahasa
Terlambat atau gangguan perkembangan
c. Gangguan serius pada anak bahasa
3. Masalah pendengaran

a. Kongenital Terlambat/gangguan bicara yang permanen


FISIOLOGI BAHASA

BUNYI BAHASA Bunyi bahasa disebut juga dengan istilah


fon. Proses terjadinya bunyi bahasa adalah
sebagai berikut: udara dihisap ke dalam paru-
paru dan dihembuskan keluar bersama-sama
waktu sedang bernapas. Saat mengeluarkan
udara itulah terdapat hambatan dari
berbagai tempat alat bicara dengan berbagai
cara, sehingga terjadilah bunyi bahasa.

FONEM VOKAL DIFTONG KONSONAN


Bunyi vokal dibentuk dengan cara
membebaskan udara yang mengalir ke luar
VOKAL
melalui alat bicara, tanpa penyempitan dalam
saluran udara

Bunyi vokal tersebut adalah fonem /a/, /i/, /u/,


/e/, dan /o/.

Dalam Bahasa Indonesia ada tiga buah diftong,


DIFTONG yakni [ai], [au], dan [oi], yang masing-masing
dapat dituliskan [ay], [aw], dan [oy].

kedua huruf vokal pada diftong melambangkan


satu bunyi vokal yang tidak dapat dipisahkan
Diftong : /ay/ /cukay/ cukai, /aw/ /harimaw/
harimau, /oy/ /sekoy/ sekoi (semacam gandum),

Deretan biasa : /ai/ /gulai/ diberi gula, /au/


/mau/ mau, /oi/ /menjagoi/ menjagoi
Konsonan dibentuk dengan cara merintangi
KONSONAN
udara yang me-ngalir keluar melalui alat bicara.

konsonan dalam bahasa Indonesia dapat


dikategorikan berdasarkan tiga faktor, (i)
keadaan pita suara, (ii) daerah artikulasi, dan (iii)
cara artikulasinya

Berdasarkan keadaan Berdasarkan daerah Berdasarkan cara


artikulasinya, bersifat
pita suara, konsonan artikulasinya, hambat,
bilabial, labio dental,
bersuara dan tak alveolar, palatal, velar, frikatif, nasal, getar,
bersuara. atau glotal atau lateral
PATOFISIOLOGI
penjalaran sinyal-
sinyal dari area
sinyal bunyi mula-
lalu diinterpretasikan Wernicke ke area
mula diterima oleh
area auditorik primer
di area Wernicke Broca melalui
penentuan buah fasikulus arkuatus
yang nantinya akan
pikiran dan kata-kata
menyandikan sinyal
yang akan diucapkan
tadi dalam bentuk aktivitas program
juga terjadi di dalam
kata-kata keterampilan motorik
area Wernicke
yang terdapat di area
Broca untuk mengatur
pembentukan kata

penjalaran sinyal yang


sesuai ke korteks motorik
untuk mengatur otot-otot
bicara
ASPEK SENSORIS PADA KOMUNIKASI

BICARA : NORMAL
PENGULANGAN : TERGANGGU BERAT
Afasia Wernicke dan PEMAHAMAN : TERGANGGU BERAT
Afasia Global

BICARA : TERGANGGU BERAT


PENGULANGAN : TERGANGGU BERAT
PEMAHAMAN : TERGANGGU BERAT
ASPEK MOTORIK KOMUNIKASI

BICARA : SANGAT MENURUN


AFASIA BROCA PENGULANGAN : TERGANGGU BERAT
PEMAHAMAN : NORMAL
PERKEMBANGAN BERBAHASA DAN
BERBICARA PADA ANAK
FASE SATU KATA ATAU HOLO FRASE

Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang
kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa
perbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bagi anak dapat berarti saya mau
duduk

FASE LEBIH DARI SATU KATA

Fase dua kata muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat
membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang
terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek
dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, munculah kalimat dengan tiga
kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya.
FASE DIFERENSIASI

Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua
setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai
lancar dan berkembang pesat. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya,
menjawab, memerintah, memberitahu dan bentuk-bentuk kalimat lain
yang umum untuk satu pembicaraan
3 TAHAP PERKEMBANGAN BICARA PADA ANAK

TAHAP EKSTERNAL terjadi ketika anak berbicara secara


eksternal dimana sumber berpikir
berasal dari luar diri anak yang
memberikan pengarahan, informasi
dan melakukan suatu tanggung jawab
dengan anak.
TAHAP EGOSENTRIS
dimana anak berbicara sesuai dengan
jalan pikirannya dan dari pola bicara
orang dewasa.

TAHAP INTERNAL
dimana dalam proses berpikir anak
telah memiliki suatu penghayatan
kemampuan berbicara sepenuhnya.
MANIFESTASI KLINIS
Klasifikasi kelainan bahasa menurut Rutter.

Keterlambatan akuisisi dari bunyi kata-kata, bahasa


Ringan Dislalia
normal

Sedang Keterlambatan lebih berat dari akuisisi bunyi kata-kata Disfasia ekspresif

dan perkembangan bahasa terlambat

Berat Keterlambatan lebih berat dari akuisis dan bahasa, Disfasia reseptif

gangguan pemahaman bahasa dan tuli persepsi

Sangat berat Ganggauan pada seluruh kemampuan bahasa Tuli persepsi dan

tuli sentral
Rapin dan Allen

2 primer ekspresif:
disfraksia verbal
gangguan defisit produksi fonologi
defisit represif dan ekspresif
gangguan campuran ekspresif- represif
disfasia verbal auditori agnosia
2 defisit bahasa yang lebih berat
gangguan leksikal-sintaksis
gangguan semantik-pragmatik
DIAGNOSIS
American Psychiatric Associations Diagnostic
and Statistical Manual of MentalDisorder (DSM
IV) membagi gangguan bicara dan bahasa dalam
4 tipe:

1. Gangguan bahasa ekspresif


2. Gangguan bahasa reseptif ekspresif
3. Gangguan phonological
4. Gagap
1. GANGGUAN BAHASA EKSPRESIF

Gejala:
Pembendaharaan kata terbatas
Salah kosa kata
Sulit mengingat kata-kata
Pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh.
Gangguan menjadi jelas pada kira-kira usia 18 bulan,
Riwayat keluarga
2. GANGGUAN BAHASA EKSPRESIF-RESEPTIF

Gejala:
Gejala yang ditemukan pada gangguan bahasa ekspresif
Gangguan pemahaman bahasa
Tampak sebelum usia 4 tahun
Tidak mampu memproses simbol visual (arti suatu gambar)
4. Gangguan Phonological

Anak mengalami kegagalan dalam menggunakan kata


untuk berbicara dan apa yang ia bicarakan tersebut
sulit dipahami orang lain

4. GAGAP

terjadi pengulangan atau perpanjangan suara, kata,


atau suku kata
Anamnesa
Keluhan utama
RPD (infeksi susunan saraf, trauma kepala, kejang,
obat-obatan)
riwayat keluarga
riwayat kehamilan ibu (infeksi TORCH, penyakit ibu)
riwayat perinatal (trauma perinatal, infeksi atau asfiksia,
perdarahan intrakranial)
Riwayat imunisasi
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Perkembangan bicara pada anak dikategorikan
dalam kondisi terlambat, bila ditemukan:
PEMERIKSAAN FISIK

Ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar,


otitis media yang berulang, celah palatum
Gangguan oromotor : menyuruh anak
menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan
lidah, dan mengulang suku kata
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Audiometri
2. Brainstem Evoked Response Audiometry
3. Timpanometri
4. Otoacoustic Emission
Terapi
Stimulasi floor bicara
time Terapi
artikulasi

Fisioterapi TATALAKASANA
Terapi
prilaku

Sensori
integrasi Okupasi
DETEKSI DINI
GANGGUAN BICARA
Metode Skrinning untuk deteksi dini gangguan
bicara:

1. Denver Development Screening Test


(DENVER-II)
2. Early Languange Milestone Scale (ELMS)
3. CAPUT SCALE (COGNITIVE ADAPTIF Clinical
Linguistic and Milestone Scale (CLAMS)
DENVER II TEST

SKOR PENILAIAN
P: Pass/lewat
F: Fail/ gagal
N.O: no opportunity/ tidak
ada kesempatan
R: Refuse/ menolak
Bila seorang anak pass di kiri garis umur
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan uji coba disebelah
Normal kanan garis umur

Bila seorang anak gagal atau menolak uji coba, garis


Caution umus terletak pada persentil 75 dan 90

Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan uji


Delayed coba yang terletak lengkap disebelah kiri garis umur

Tidak ada kesempatan uji coba


No opportunity
INTERPRETASI DENVER II

NORMAL

SUSPEK

TIDAK DAPAT DI UJI

UJI ULANG DALAM 1-2 MINGGU


Menilai
perkembangan
bahasa pada
anak umur < 3
tahun
INTERPRETASI CAT-CLAMS

Normal: kemampuan
bahasa dan visual Suspek: jika DQ satu atau
motor DQ > 85 kedua aspek 75-85
FSDQ> 85
Interpretasi

Gangguan komunikasi:
Retardasi Mental: kedua jika aspek bahasa
aspek dengan DQ < 75 terlambat tetapi aspek
visual motor DQ> 85
STIMULASI
PERKEMBANGAN BAHASA
USIA STIMULASI YANG DIBERIKAN

0-3 bulan Mengajak bayi bicara, menirukan ocehan bayi sesering


mungkin, mengenalkan berbagai jenis suara

3-6 bulan Melanjutkan stimulasi yang dilakukan pada usia 0-3 bulan,
mengajarkan bayi mencari sumber suara dengan
membantu memalingkan wajah kearah sumber suara,
mengulangi beberapa kata beberapa kali ketika bicara
dengan bayi, seperti kata mama.

6-9 bulan Melanjutkan stimulasi yang telah dilakukan sebelumnya,


menyebutkan nama gambar-gambar pada buku atau
majalah setiap hari selama beberapa menit, membantu
bayi menunjukkan suatu gamabr dan menuntun bayi
mengulangi nama gambar tersebut
9-12 Melanjutkan stimulasi bicara, menjawab pertanyaan, dan
bulan menyebutkan nama gambar di buku atau majalah, menyebutkan kata-
kata yang diketahui artinya oleh bayi, tuntun bayi mengulangi kata-
kata tersebut dan beri reinforcement positif ketika bayi menirukannya,
menyanyikan lagu dan bersemandung kepada bayi

12-15 Melanjutkan stimulasi bicara mengenalkan nama bagian tubuh dan


bulan menuntun anak menyebutkannya kembali; mulai ajari anak
mengucapkan frase dua kata misalnya ketika ingin minum susu,
reinforcement positif

15-18 stimulasi menunjukkan gambar di buku, bernyanyi, dan mengajarkan


bulan berkata-kata dalam menyatakan keinginannya; bercerita tentang
gambar buku atau majalah dan meminta anak menceritakannya
kembali; mengajak anak bermain telpon-telponan; menyebutkan
berbagai nama barang misalnya ketika ke pasar

18-24 stimulasi bernyanyi, bercerita dan membaca, bicara pada anak dengan
bulan kalimat pendek dan anak menceritakan hal-hal yang dilihat atau
dikerjakannya; melihat acara televisi dengan tayangan bermutu tidak
lebih dari satu jam sehari; menuntun anak mengerjakan suatu perintah
sederhana; meminta anak menceritakan apa yang dilihat
24-36 Melanjutkan stimulasi membacakan buku cerita, meminta
bulan anak bercerita apa yang dilihatnya, mengajarkan anak tentang
realita apa yang ditontonnya; mengajarkan anak
menyebutkan nama lengkapnya, menceritakan tentang diri
anak; menyebutkan nama berbagai jenis makanan

36-48 Melanjutkan stimulasi membacakan buku cerita, bernyanyi,


bulan
mendorong anak menceritakan diri, menyebutkan nama dan
mengerti waktu, membantu dan memantau aktivitas anak
nonton televisi maksimal dua jam; mendorong anak untuk
bertanya; mendorong anak bercerita; mengenal album foto;
mengenalkan huruf
48-60 Melanjutkan stimulasi sebelumnya, melakukan permainan
bulan mengingat nama benda; mengenal huruf dan simbol; mengenal
angka dan berhitung; membaca majalah; mengenalkan musim;
mengajarkan membuat buku kegiatan keluarga; mengunjungi
perpustakaan; belajar melengkapi kalimat; bercerita ketika
saya masih kecil; mengajak anak membantu pekerjaan di
dapur
RANGKUMAN
1. Alat ucap : dikategorikan menjadi dua, yaitu (1) titik artikulator dan (2)
titik artikulasi.
tergolong artikulator adalah (1) ujung lidah (apiko), (2) daun lidah (lamino),
(3) bibir (labial), dan (4) punggung lidah/belakang lidah (dorsum).
tergolong artikulasi adalah (1) bibir atas (labial), (2) gigi atas (denta), (3)
pangkal gigi atas (alveolum), (4) langit-langit keras (palatum), dan 5 langit-
langit lunak (velum).

2. Penyebab kelainan berbahasa : kemampuan lingkungan, pendengaran,


kognitif, fungsi saraf, emosi psikologis

3. Bunyi sebagai getaran udara dapat pula merupakan hasil yang dibuat oleh
alat ucap manusia, seperti pita suara, lidah, dan bibir.
4. Aspek untuk berkomunikasi: a. aspek sensorik (input bahasa), yang
melibatkan telinga dan mata, dan kedua
b. aspek motorik (output bahasa), yang melibatkan vokalisasi dan
pengaturannya, apabila terjadi kelainan pada salah satu jalan impuls ini
maka akan terjadi gangguan bicara.

5. Perkembangan bahasa terbagi dua periode besar, periode Prelinguistik (0-


1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai
hasrat anak mengucapkan kata kata yang pertama
6. Kelainan bicara menurut rutter dibagi menjadi ringan,sedang,berat,dan
sangat berat. Sedangkan Rapin dan Allen berdasar patofisiologi, membagi
kelainan bahasa pada anak mejadi 6 subtipe, yaitu 2 primer :ekspresif
disfraksia verbal, gangguan defisit produksi fonologi. defisit represif dan
ekspresif: gangguan campuran ekspresif- represif, disfasia verbal auditori
agnosia. 2 defisit bahasa yang lebih berat: gangguan leksikal-sintaksis,
gangguan semantik-pragmatik

7. Untuk mendiagnosis gangguan berbahasa dan berbicara pada anak


dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang
seperti pemeriksaan audiometri, BERA, timpanometri, otoacoustic emission.
8. Tatalaksana yang diberikan bertujuan untuk menghindari atau
memperkecil kelaianan dimasa sekolah. Tatalaksana yang diberikan seperti
terapi bicara, terapi artikulasi, terapi prilaku, terapi sensori integrasi, terapi
okupasi dan fisioterapi serta stimulasi floor time.

9. Tahapan kemampuan bicara sesuai usia bisa diperhatikan oleh orang tua
sebagai deteksi dini/ skrinning adanya gangguan bicara pada anak. Selain
itu, terdapat beberapa metode untuk deteksi dini gangguan bicara seperti
Denver Development Screening Test- II, ELSM dan CLAMS

10. Stimulasi sebagai kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6
tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap aspek
perkembangan anak membutuhkan stimulasi dari lingkungan sekitarnya
termasuk pada aspek perkembangan bicara dan bahasa.

Anda mungkin juga menyukai