Anda di halaman 1dari 39

Laporan Kasus

KEJANG DEMAM
KOMPLEKS

Disusun oleh :
Dewa Ayu Rina Wiana Dewi, S.Ked
16710032

Pembimbing :
dr. Dwi Agustina, Sp. A
PENDAHULUAN
Kejang demam (KD) merupakan bangkitan kejang yang terjadi
pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami
kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 380C) yang tidak
disebabkan oleh proses intrakranial. Kejang demam dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu kejang demam
sederhana dan kejang demam kompleks

Di Asia sekitar 70%-90% dari seluruh kejang demam merupakan


kejang demam sederhana dan sisanya merupakan kejang
demam kompleks.

Terjadinya kejang merupakan peristiwa yang selalu


menakutkan bagi orang tua atau orang yang melihatnya,
Pengetahuan tentang kejang demam di masyarakat masih
rendah. sehingga dokter dituntut untuk dapat mengatasi
kejang dengan cepat dan tepat.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana etiologi dari kejang demam?
2. Bagaimana patofisiologi dari kejang demam?
3. Apa saja faktor resiko dari kejang demam?
4. Bagaiamana klasifikasi dari kejang demam?
5. Bagaimanan manifestasi dan diagnosis dari
kejang demam?
6. Apa saja diagnosis banding dari kejang
demam?
7. Bagaimanana tatalaksana dari kejang
demam?
8. Bagaimana prognosis dan edukasi dari kejang
demam?

TUJUAN
Untuk mengetahui dan mempelajari tentang kejang demam
pada anak.
TINJAUAN PUSTAKA

KEJANG
DEMAM
BATASAN

Kejang demam bangkitan kejang yang terjadi


pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun
yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di
atas 380C, yang tidak disebabkan oleh proses
intrakranial
PATOFISOLOGI KEJANG
Kenaikan Suhu

Perubahan Keseimbangan
(membran sel neuron)

Difusi ion Kalium dan


Natrium

Lepasnya muatan listrik

KEJANG
KLASIFIKASI

KEJANG DEMAM
KEJANG DEMAM
KOMPLEKS
SEDERHANA
A. Berlangsung lama
A. Berlangsung singkat
B. > 15 menit
B. <15 menit
C. Kejang fokal atau
C. Bangkitan kejang
kejang fokal yang
tonik, tonik-klonik,
didahului kejang
tanpa gerakan fokal
umum
D. Tidak berulang dalam
D. Kejang berulang
waktu 24 jam
dalam 24 jam
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, dan
lama kejang
Riwayat kejang demam pada anggota
keluarga lainnya
Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi dalam
24 jam, interval, keadaan anak pasca kejang,
penyebab demam diluar infeksi susunan
saraf pusat
PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : apakah terdapat penurunan


kesadaran
Suhu tubuh : apakah terdapat demam
Pemeriksaan neurologis : tonus, motorik,
reflek fisiologis, reflek patologis. Tanda
rangsang meningeal
Tanda infeksi diluar SSP : ISPA, OMA, ISK,
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pungsi Lumbal
Elektroenselofalografi
Pemeriksaan
Neuroimaging
DIAGNOSIS BANDING

Meningitis
Reaksi radang yang mengenai
satu/semua lapisan selaput otak
Gejala : panas, menggigil,
muntah, nyeri kepala, kejang dan
gangguan kesadaran
Tanda rangsang meningeal (+) :
kaku kuduk, brudzinski & kernig
Ensefalitis
Inflamasi yang terjadi pada
parenkim otak
Penyebab terbanyak adalah karena
Herpes Simpleks Virus (HSV)
Gejala : demam, nyeri kepala,
kejang, muntah, kelemahan otot
fokal, hilangnya memori, gangguan
status mental, fotofobia, dan
kelainan gerakan
TATALAKSANA
PEMBERIAN OBAT SAAT DEMAM
Antipiretik
parasetamol 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam.
ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari

Antikonvulsan Intermiten
1. Kelainan neurologis berat
2. Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
3. Usia < 6 bulan
4. Kejang terjadi pada suhu tubuh < 39 derajat Celsius
5. Pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh
meningkat dengan cepat
PEMBERIAN OBAT ANTIKONVULSI RUMAT

Indikasi pengobatan :
1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis

Asam valproat 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis


Fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis

Pengobatan diberikan selama 1 tahun, penghentian pengobatan


rumat untuk kejang demam tidak membutuhkan tapering off,
namun dilakukan pada saat anak tidak sedang demam
PROGNOSIS
Prognosis kejang demam
secara umum sangat baik.

Faktor risiko berulangnya kejang demam :

Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga


Usia kurang dari 12 bulan
Suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius saat kejang
Interval waktu yang singkat antara awitan demam dengan
terjadinya kejang.
Apabila kejang demam pertama merupakan kejang
demam kompleks.
EDUKASI

Meyakinkan orang tua bahwa kejang demam


prognosisnya baik
Memberitahukan cara penanganan kejang
Memberikan informasi mengenai kemungkinan
kejang kembali
Pemberian obat profilaksis untuk mencegah
berulangnya kejang memang efektif, tetapi harus
diingat adanya efek samping obat.
RHINO
FARINGITIS
Rhinofaringitis (juga dikenal sebagai nasofaringitis,
coryza akut, atau common cold) adalah penyakit
menular virus dari sistem pernapasan bagian atas

ETIOLOGI

Penyakit yang disebabkan oleh lebih dari 200 agen virus yang
berbeda secara serologis. Agen utamanya adalah
RHINOVIRUS
GEJALA KLINIS

Batuk
Sakit tenggorokan
Pilek
Demam

TATALAKSANA

MEDIKAMENTOSA
NON MEDIKAMENTOSA
STATUS PASIEN RAWAT INAP
IDENTITAS

Nama : An. AM
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 2 tahun 6 bulan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Desa Curah Grinting 3/2
Nama Ayah : Tn. S
Nama Ibu : Ny. H
Tanggal Masuk : 04 November 2017
Tanggal Keluar : 07 November 2017
SUBJEKTIF
Keluhan utama : Kejang
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke IGD dibawa oleh orang tuanya dengan
keluhan kejang 3x. Kejang ke I jam 11.00, kejang ke II jam
14.00, kejang ke III jam 17.30. Ibu pasien mengatakan
kejang kaku pada kedua tangan dan kaki, mata melirik
keatas lama setiap kejang berlangsung 5 menit.
Setelah kejang pasien sadar menangis. Sebelum kejang
pasien demam sejak pagi harinya saat bangun tidur.
Batuk (+) berdahak tapi tidak bisa keluar, pilek (+), batuk
dan pilek sejak kemarin, BAB (+) mecret (-), BAK (+)
normal. Nafsu makan menurun sejak kemarin, minum
masih mau, minum air putih. Mual (-), Muntah (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah kejang sebelumnya, tidak ada
riwayat alergi obat-obatan maupun makanan, riwayat
asma dan sesak (-) Riwayat trauma (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga tidak ada yang sedang demam atau habis
demam. Dikeluarga tidak ada yang memiliki riwayat
kejang. Riwayat diabetes mellitus (-) Riwayat hipertensi
(-) Riwayat alergi obat/makanan (-) Riwayat asma dan
sesak (-)
Riwayat Pengobatan

saat ini belum diobati dan langsung dibawa ke IGD

Riwayat Imunisasi

Hepatitis B (+), Polio (+), BCG (+), DPT (+), Campak (+)

Riwayat Kehamilan Ibu


Ibu hamil 9 bulan, tidak ada masalah dengan kehamilan
ibu, pasien merupakan anak kedua
Riwayat Kelahiran
Lahir secara spontan belakang kepala di bidan, berat
badan lahir 3000 gram

Riwayat Tumbuh dan Kembang

tidak ada keterlambatan dalam tumbuh kembang

Riwayat Sosial- Ekonomi


Ayah bekerja sebagai buruh bangunan dan ibu sebagai
ibu rumah tangga.
OBJEKTIF Kepala / Leher :
PEMERIKSAAN FISIK A/I/C/D : -/-/-/-
Mata Cowong (-)
PCH (-)
Keadaan Umum : Lemas Stomatits (-), mukosa lembab, faring
Kesadaran : Compos Mentis hiperemis (+), tonsil T1T1
Antropometri : Pembesaran KGB (-)
Berat badan : 11 kg Thorax :
Panjang badan : 87 cm - Simetris (+/+)
Berat badan ideal : 12,2 kg - Retraksi (-/-)
Status Gizi : 0SD s/d -1 SD - Pulmo
(Normal) Suara napas paru vesikuler (+/+)
Tanda vital : Rhonki (-/-)
Nadi : 140 x/menit Wheezing (-/-)
Suhu : 38,9 C - Cor
Respirasi : 30 x/menit S1S2 tunggal regular
Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen : ASSESMENT
Supel (+)
KEJANG DEMAM KOMPLEKS
Bising usus (+)
Turgor kulit normal PLANNING
Meteorismus (-)
Nyeri tekan (-) Dx: DL
Tx:
Ginjal/hepar/lien tidak IVFD D5 NS 1050cc/ 24 jam
teraba pembesaran Inj Sanmol 3x 150mg
Inj Ranitidin 2x10 mg
Inj Diazepam 3,5 mg bolus iv (bila kejang)
Ekstremitas : Inj Ceftriaxon 2x350 mg iv
Akral hangat kedua tangan Po: Lapifed Expectorant Syrup 3 x cth
dan kaki Po: Xanda Syr 1 x cth 1

CRT <2 detik


HASIL LAB DL
Edema (-)

Status Neurologi :
Meningeal sign (-)
FOLLOW UP
Tanggal 5 November 2017
Sakit hari ke 2
S Panas naik turun, (+), kejang (-) batuk(+), dahak(+), pilek (+), pusing (-), mual (-), muntah (-), nyeri telan (-), nyeri perut (-), makan (+)
hanya 2-3 sendok, minum (+) banyak, BAB (+) normal, tidak cair, BAK (+) banyak, mual (-), muntah (-)
O Keadaan Umum : Cukup Cor
Kesadaran : Compos Mentis o S1S2 tunggal regular
Tanda vital : o Murmur (-), Gallop (-)
Suhu : 38,3C Abdomen :
Nadi : 140x/menit RR : 24x / menit Supel (+), Bising usus (+), Turgor dbn, Meteorismus (-), Nyeri
Kepala / Leher : tekan (-)
A/I/C/D : -/-/-/- Ginjal/hepar/lien tidak teraba pembesaran
Mata Cowong (-), PCH (-), Stomatits (-), Faring Hiperemis Ekstremitas :
(+), Pembesaran KGB (-) Akral hangat kedua tangan dan kaki, CRT <2 detik, Edema (-)
Thorax : Status Neuorologis
Simetris (+/+), Retraksi (-/-) Meningeal sign (-)
Pulmo
o Suara napas paru vesikuler (+/+)
o Rhonki (-/-)
o Wheezing (-/-)

A Kejang Demam Kompleks +RFA


P Tx : IVFD D5 NS 1050 cc/24 jam
Inj. Ceftriaxon 2 x 500 mg iv
Inj. Diazepam 4 mg (jika kejang)
Inj Sanmol 4 x 150 mg iv
Inj Ranitidin 2 x 10 mg iv
Po: Lapifed Exp 3 x cth
Tanggal 6 november 2017
Sakit hari ke 3
S Panas naik turun (+), kejang (-), batuk(+) berkurang, dahak (+), pilek (+), pusing (-), mual(-), muntah (-), nyeri telan
(-), nyeri perut (-), makan sudah mulai mau (+), minum air putih (+) banyak, BAB (+), tidak cair, BAK (+) banyak

O Keadaan Umum : Cukup Cor


Kesadaran : Compos Mentis o S1S2 tunggal regular
Tanda vital : o Murmur (-), Gallop (-)
Suhu : 37,7C Abdomen :
Nadi : 120x/menit RR : 28x / menit Supel (+), Bising usus (+), Turgor dbn, Meteorismus (-), Nyeri
Kepala / Leher : tekan (-)
A/I/C/D : -/-/-/- Ginjal/hepar/lien tidak teraba pembesaran
Mata Cowong (-), PCH (-), Stomatits (-), Faring Hiperemis Ekstremitas :
(+), Pembesaran KGB (-) Akral hangat kedua tangan dan kaki, CRT <2 detik, Edema (-)
Thorax : Status Neuorologis
Simetris (+/+), Retraksi (-/-) Meningeal sign (-)
Pulmo
o Suara napas paru vesikuler (+/+)
o Rhonki (-/-)
o Wheezing (-/-)

A Kejang Demam Kompleks +RFA


P Dx: UL
Tx : IVFD D5 NS 1050 cc/24 jam
Inj. Ceftriaxon 2 x 500 mg iv
Inj. Diazepam 4 mg (jika kejang)
Inj Sanmol 4 x 150 mg iv
Inj Ranitidin 2 x 10 mg iv
Po: Lapifed Exp 3 x cth
Po: Ikalep syrup 2x cth1
Hasil UL tanggal 6 november 2017

Albumin (-)
Bilirubin (-)
Eritrosit 2-3/ LP
Kristal (-)
Leukosit 0-2 L/P
Reduksi (-)
Silinder (-)
Urobilin (-)
Kesan: Normal
Tanggal 7 november 2017
Sakit hari ke 3
S Panas masih naik turun (+), kejang (-), batuk(+) berkurang, dahak (+), pilek (+), pusing (-), mual(-),
muntah (-), nyeri telan (-), nyeri perut (-), makan sudah mulai mau (+), minum air putih (+) banyak,
BAB (+), tidak cair, BAK (+) banyak
O Keadaan Umum : Cukup Cor
Kesadaran : Compos Mentis o S1S2 tunggal regular
Tanda vital : o Murmur (-), Gallop (-)
Suhu : 37,5C Abdomen :
Nadi : 120x/menit RR : 24x / menit Supel (+), Bising usus (+), Turgor dbn, Meteorismus (-), Nyeri
Kepala / Leher : tekan (-)
A/I/C/D : -/-/-/- Ginjal/hepar/lien tidak teraba pembesaran
Mata Cowong (-), PCH (-), Stomatits (-), Faring Hiperemis (- Ekstremitas :
), Pembesaran KGB (-) Akral hangat kedua tangan dan kaki, CRT <2 detik, Edema (-)
Thorax : Status Neuorologis
Simetris (+/+), Retraksi (-/-) Meningeal sign (-)
Pulmo
o Suara napas paru vesikuler (+/+)
o Rhonki (-/-)
o Wheezing (-/-)

A Kejang Demam Kompleks +RFA


P Tx : IVFD D5 NS 1050 cc/24 jam
Inj. Ceftriaxon 2 x 500 mg iv
Inj. Diazepam 4 mg (jika kejang)
Inj Sanmol 4 x 150 mg iv
Inj Ranitidin 2 x 10 mg iv
Po: Lapifed Exp 3 x cth
Po: Ikalep syrup 2x cth1

Pasien PP
ANALISIS KASUS
Penegakan Dx KDK perlu Ax, Pem fisik dan penunjang penunjang
Ax : Kejang 3 kali, kejang kaku pd kedua tangan dan kaki, kejang
berlangsung 5 menit, setelah kejang px sadar menangis, &
sebelumnya px demam, batuk pilek (+)
RPD : Tdk pernah kejang sebelumnya
Pem. Fisik : suhu 38,9oC dan faring hiperemi.
Pem. Penunjang : leukosit 15.280/mm3

Dx : Kejang Demam kompleks + rhinofaringitis akut

Kriteria Kejang Demam Kompleks :


1. Kejang dapat terjadi berulang dalam waktu 24 jam
2. Adanya kejang fokal atau parsial
3. Adanya kejang lebih dari 15 menit
ANALISIS KASUS(lanjutan)
Px datang ke IGD dlm keadaan tidak kejang pemberian
antikonvulsan tidak disarankan
Bila terjadi kejang lagi diberikan Diazepam IV (0,2-0,5 mg/kgBB)

Indikasi Tx rumatan :
1. Kejang fokal
2. Kejang lama > 15 menit
3. Kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang
misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis.

Tx rumatan : asam valproat d 15-40 mg/kgBB/hari


dibagi 2 dosis (selama 1 tahun)
ANALISIS KASUS(lanjutan)

Tx : antipiretik untuk gx hipertermi.

Meski tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan


antipiretik mengurangi resiko terjadinya kejang
demam, namun dokter neurologi anak di Indonnesia
sepakat bahwa antipiretik tetap diberikan.1
ANALISIS KASUS(lanjutan)

Tx : Antibiotik (ceftriaxon) krn terjadi leukosit

Antibiotik ceftriaxon gol. cephalosporin yg memiliki


aktifitas broads pectrum luas terhadap kuman gram negatif
dan gram positif. Lama pemberian antibiotik secara intravena
dapat diberikan 2-3 hari, paling aman 3 hari kemudian pada
hari ke 4 diganti dengan oral.

Tx : Lapifed Expectorant diberikan untuk mengatasi gejala


batuk pilek
ANALISIS KASUS(lanjutan)

Hari-4 MRS kondisi An. AM demam masih naik turun, namun


selama MRS anak tidak mengalami kejang lagi, dan pada
tanggal 7 November 2017 orang tua pasien meminta KRS.

Pasien dipulangkan dan memberikan edukasi terhadap orang


tua untuk segera memberi obat penurun panas jika anak
demam dan segera membawa anak ke pusat pelayanan
kesehatan terdekat jika anak mengalami kejang lagi.
KESIMPULAN
KD : kejang yg terjadi pada anak usia 6 bln- 5 th yang
mengalami kenaikan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh
proses intrakranial.
Kejang pada An. AM terjadi 3x dalam periode kurang dari 24
jam, dan sebelumnya tidak pernah kejang tanpa didahului
oleh demam, jadi dapat diklasifikasikan ke dalam kejang
demam kompleks
Pada Ax ditemukan adanya batuk dan pilek dimana salah satu
kemungkinan penyebab timbulnya demam. Pada pem. faring
tampak hiperemi. Dari pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan adanya kelainan yang signifikan.
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik An AM didiagnosa
mengalami kejang demam kompleks dan rhinofaringitis akut.
KESIMPULAN(lanjutan)
Tx : infus D5 NS maintenance, Ceftriaxon, paracetamol (bila
perlu), diazepam (bila perlu), serta syrup lapifed.

Pada follow up pasien, An AM menunjukkan adanya demam yang


masih naik turun dihari ke 4. Orang tua pasien ingin KRS dihari ke
4 MRS. Anak dipulangkan dengan edukasi terhadap orang tua
untuk segera memberi obat penurun panas jika anak demam dan
segera membawa anak ke pusat pelayanan kesehatan terdekat
jika anak mengalami kejang lagi.
RHINO
FARINGITIS
Rhinofaringitis (juga dikenal sebagai nasofaringitis,
coryza akut, atau common cold) adalah penyakit
menular virus dari sistem pernapasan bagian atas

ETIOLOGI

Penyakit yang disebabkan oleh lebih dari 200 agen virus yang
berbeda secara serologis. Agen utamanya adalah
RHINOVIRUS
GEJALA KLINIS

Batuk
Sakit tenggorokan
Pilek
Demam

TATALAKSANA

MEDIKAMENTOSA
NON MEDIKAMENTOSA

Anda mungkin juga menyukai