Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

OLEH:
AAN DWI PRASETIO
201410401011014

SMF LAB RADIOLOGI RSUD JOMBANG


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
Saturday, December 30, laporan kasus 1
2017
ANAMNESIS DAN RPS
• Nama: Ny. S
• Umur : 56 th
• Alamat: Ploso kerep, Sumobito, Kab.
Jombang
• Pasien datang ke poli syaraf tgl 17 juli
2014 diantar keluarga
• Keluhan utama:
• nyeri pinggang bawah seperti ditusuk
• sejak 1 bulan yang lalu
• Nyeri pinggang terus menerus, Nyeri
sedikit membaik bila istirahat.
Saturday, December 30, laporan kasus 2
2017
• nyeri bertambah hebat saat beraktivitas
• Terkadang nyeri terasa sampai ke paha
belakang
• Belum pernah mendapat terapi
sebelumnya.
• Tidak ada keluhan lain; demam (-), BAK
dan BAB normal.

Saturday, December 30, laporan kasus 3


2017
ANAMNESIS RPD
• Riwayat trauma disangkal
• Riwayat demam dan batuk kronis
disangkal
• Riwayat alergi obat disangkal
• Riwayat kelainan kongenital disangkal

Saturday, December 30, laporan kasus 4


2017
ANAMNESIS RPK
• Riwayat keluarga pernah sakit yang sama
dengan pasien disangkal
• Riwayat alergi disangkal
• Riwayat hipertensi (+)
• Riwayat keluarga DM disangkal

Saturday, December 30, laporan kasus 5


2017
ANAMNESIS RPsos
• Riwayat merokok (-)
• Kebiasaan olahraga (jarang), pasien
menganggap kegiatan bersih-bersih
rumah adalah olahraga
• Pasien sudah mengalami menopause
sejak usia 45 tahun atau 11 tahun yll.

Saturday, December 30, laporan kasus 6


2017
STATUS GENERALIS
• Vital sign :
• HR 140/90 mmHg, RR 24x/menit, nadi
60 x/menit, suhu 37 derajat
• Kepala dan leher:
• Anemis (-), jaundice (-), ikterus (-),
dipsnue (-)
• Pembesaran KGB leher (-)
• Jejas (-)

Saturday, December 30, laporan kasus 7


2017
• Thorak- pulmo :
• inspeksi: simetris RR 24 x/menit,
perkusi sonor, auskultasi : wheezing (-),
ronki (-)
• Thorak- cor:
• Inspeksi: iktus tidak terlihat, palpasi:
iktus tidak kuat angkat, perkusi: batas
jantung dex/ sin normal, auskultasi : S1
=S2 normal tunggal reguler, murmur (-)
• Abdomen:
• Inspeksi: flat, palpasi: soepel, perkusi:
timpani, auskultasi: bising usus normal
(+) 8x / menit.
• Ekstrimitas:
• Akral hangat merah, CRT < 2 detik
Saturday, December 30, laporan kasus 8
2017
Status neurologis
• Kekuatan otot dan tonus otot ekstrimitas
normal
• Kaku kuduk (-), meningeal sign (-)
• Refleks patologis; hoffmen dan trommer (-)

Saturday, December 30, laporan kasus 9


2017
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan penunjang yang pertama
diminta adalah foto polos lumbalis lateral
• DL

Saturday, December 30, laporan kasus 10


2017
Clue and cue
• Wanita 56 tahun
• Low back pain selama 1 bulan
• Hipertensi stage 1 ( 140/90 mmHg)
• Menopause sejak usia 45 tahun
• Trauma (-)
• Kelainan kongenital (-)
• Status neurologis normal

Saturday, December 30, laporan kasus 11


2017
Problem list
• Low back pain
• Hipertensi stage 1 (140/90 mmHg)

Saturday, December 30, laporan kasus 12


2017
Initial Dx
• Spondilolistesis lumbalis
• Spondilosis lumbalis

Saturday, December 30, laporan kasus 13


2017
Planning Dx
• Foto polos Vertebrae Lumbalis lateral
• DL (leukosit, trombosit, eritrosit , Hb, LED,
Hct)
• Faal ginjal (ureum, kreatinin)

Saturday, December 30, laporan kasus 14


2017
Saturday, December 30, laporan kasus 15
2017
Deskipsi hasil foto polos
• Foto polos vertebrae lumbal lateral :
1. Spondilosis lumbalis
2. Sakralisasi bilateral incompleted
3. Spondilolistesis corpus L5 ke posterior
terhadap L4
4. penyempitan L5-S1 (+)
5. Garis weight bearing di depan
promontorium
6. Sudut ferguson membesar >36 derajat
(unstable lumbosakral joint (+))
7. Soft tissue normal
Saturday, December 30, laporan kasus 16
2017
Planning terapi
• Terapi konservatif:
• Bed rest
• NSAID (meloksikam
• Konsul spesialis syaraf

• Terapi bedah (bila):


• terapi konservatif tidak adekuat
• Pergeseran semakin berat > 50 %

Saturday, December 30, laporan kasus 17


2017
Edukasi
• Edukasi mengenai penyakit yang dialami
• Menjelaskan prognosis dan pemeriksaan
penunjang yang akan dilakukan
• Menjelaskan efek samping terapi yang
bisa muncul (gangguan GIT)
Tinjauan pustaka

SPONDILOLISTESIS

Saturday, December 30, laporan kasus 19


2017
pengertian
Spondilolistesis adalah subluksasi
ke depan dari satu korpus vertebrae
terhadap korpus vertebrae lain
dibawahnya.

Hal ini karena terjadi defek pada pars


interartikularis.

Saturday, December 30, laporan kasus 20


2017
Klasifikasi spondilolistesis
1. Dysplastik
• Kelainan kongenital pada sakrum
bagian atas dengan L5 disertai dengan
spina bifida.
2. Ismik (paling sering)
• Disebabkan lesi pada pars
interartikularis. Dibagi 3 tipe:
a) Lytic : pemisahan dari pars,
karena fracture banyak pada
usia <50 thn

Saturday, December 30, laporan kasus 21


2017
a) Elongated pars interartikularis :
terjadi karena mikro fraktur dan
tanpa pemisahan pars.
b) Akut pars fractur: terjadi pada
trauma hebat
3. Degeneratif
• Merupakan proses degenerasi, sering
pada L4-L5 dari pada L5-S1. sering
pada usia >40 tahun. Wanita 4X>>
pria.

Saturday, December 30, laporan kasus 22


2017
4. Traumatik
• Karena proses trauma sesudah 1
minggu atau lebih dari trauma.
5. Patologis
• Terjadi penipisan atau destruksi pars
interartikularis, pedikel, dan terjadi
pergeseran vertebrae. Ada 2 tipe:
a) Generalized: gambaran
patologisnya bersifat umum, pada
penyakit: osteoporosis, hypertyroid,
sifilis.
b) Lokal: gambaran patologisnya
bersifat lokal, terjadi karena infeksi
lokal, tumor dan destruksi lokal.

Saturday, December 30, laporan kasus 23


2017
Etiologi spondilolistesis
• Belum diketahui pasti
• Hipotesis sementara menyatakan terjadi
karena faktor predisposisis yakni
kongenital dan trauma.

dr. Iskandar Japardi, FK USU dalam


jurnal ilmiah elektronik Spondilolistesis
2010. Departemen Ilmu Bedah FK USU
Saturday, December 30, laporan kasus 24
2017
Gejala klinis:
• Gambaran klinis sangat bervariasi,
tergantung usia dan tipe spondilolistesis.
• Gejala yang sering :
1. Low back pain, bisa menjalar ke
hamstring dan gluteus maksimus.
2. Nyeri terasa hebat saat aktivitas.
3. Terbatasnya pergerakan tulang
belakang

Saturday, December 30, laporan kasus 25


2017
Planning diagnosis
1. Foto polos vertebrae lumbal posisi AP,
lateral dan obligue (pemeriksaan awal
standar), namun posisi lateral dapat
melihat defek pada pars
interartikularisnya
2. MRI, untuk identifikasi soft tissue. Lebih
dianjurkan pada pasien spondilolistesis
grade II.

Saturday, December 30, laporan kasus 26


2017
Saturday, December 30, laporan kasus 27
2017
Penatalaksanaan
A. Non operativ (konservatif)
dilakukan pada pasien tanpa defisit
neurologis, yakni dengan cara:
• Menurunkan BB
• Bed rest 1-2 hari, hindari
mengangkat beban berat
• Pemakaian brace
• Tx NSAID ( asam mefenamat 3x
500 mg atau ibuprofen 2-3 x 400
mg atau K-diclofenac 2x 50 mg atau
celecoxib 2x 200 mg)
Saturday, December 30, laporan kasus 28
2017
Saturday, December 30, laporan kasus 29
2017
Saturday, December 30, laporan kasus 30
2017
Saturday, December 30, laporan kasus 31
2017
Saturday, December 30, laporan kasus 32
2017
B. Operativ
indikasi:
• Usia muda
• pasien dengan defisit neurologis yang
menganggu aktivitas
• Tx konservatif gagal
• Progresifitas ≥ grade II (> 50 %)

Saturday, December 30, laporan kasus 33


2017
edukasi posisi selama recovery

Saturday, December 30, laporan kasus 34


2017
Daftar pustaka
Cotler. 2000. Spinal fusion. Springer-Verlag,
270-279
Japardi, I. 2010. Spondilolistesis, Medan.
Jurnal digital fakultas kedokteran
universitas sumatera utara, departemen
ilmu bedah
Stephen I. 1995. text book of spinal disorder.
Philadelphia: J.B. Lippincott, 203-213

Saturday, December 30, laporan kasus 35


2017

Anda mungkin juga menyukai