Anda di halaman 1dari 81

GEJALA, TANDA DAN PEMERIKSAAN

PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

Heryanto Syamsuddin
Pendahuluan
Penentuan Diagnosis pasien :
 Anamnesis : KeluhanUtama-onset(sjk
kpn), KeluhanTambahan, Riwayat
 P. fisik  Status Dermatologis
 P. penunjang
Pemeriksaan Fisik

Inspeksinya adekuat :
1. Pasien sama sekali tak berpakaian,
hanya dengan pakaian pemeriksaan
2. Penyinaran adekuat, dari cahaya natural
atau terang sampai cahaya untuk
fluoresen
3. Dipersiapkan untuk melihat penyakit.
• Pemeriksaan mukosa pemeriksaan
mulut.
• Pemeriksaan kuku.
• Kelainan penyakit sistemik.
• Lampu Wood
• Kaca pembesar
• Lokalisasi
- Warna
- Bentuk
- Ukuran
- Penyebaran
- Batas
- Efloresensi (ruam kulit)
Palpasi kulit 
1. Menilai tekstur dan konsistensi lesi kulit
2. Tanda-tanda radang akut, nyeri
3. ada tidaknya indurasi, fluktuasi
4. Meyakinkan pasien bahwa kita tidak
takut menyentuh lesi kulit mereka,
dimana mereka tidak mempunyai
penyakit menular yang menakutkan
Efloresensi atau ruam : gambaran

; kelainan kulit dan selaput

lendir yang dapat dilihat secara

obyektif
PRAKKEN (1966) membagi atas :
• Efloresensi primer (keakutan
suatu pnykt) :
Makula, papula, plak, urtika,
nodus, nodulus, vesikel, bula,
pustul dan kista.

b. Efloresensi sekunder ;
skuama, krusta, erosi, ulkus dan
sikatriks.
Defenisi beberapa efloresensi

• Makula : kelainan kulit berbatas tegas berupa


kelainan warna
• Urtika : edema setempat yang timbul mendadak
dan hilang perlahan
• Vesikel : gelembung berisi cairan jernih,
berukuran < 1 cm.
• Pustula : Versikel yang berisi nanah
• Papula : peonjolan di atas permukaan kulit,
konsistensi keras, batas tegas, <1 cm
• Bulla : vesikel yang berukuran lebih besar
• Nodus : massa padat sirkumskrip, terletak
di kutan atau subkutan, jika < 1 cm disebut
nodulus
• Kista : ruangan yang berdinding dan berisi cairan, sel
maupun sisa sel
• Abses : kumpulan nanah dalam jaringan
• Sikatriks : terdiri atas jaringan yang tak utuh, relief
kulit tidak normal, permukaan kulit licin, dan tak
terdapat adneksa, dapat atrofik atau hipertrofik, bila
hipertrofik patologis disebut: Keloid
• Erosi : Kehilangan jaringan kulit yang tidak
melampaui stratum basal
• Ekskoriasi : bila garukan lebih dalam sampai ujung
papil, terlihat darah dan serum
• Ulkus : Hilangnya jaringan yang lebih dalam dari
ekskoriasi.
Ulkus mempunyai tepi, dinding, dasar dan isi.
• Skuama : lapisan stratum korneum yang terlepas dari
kulit. Terdiri dari : ptiriasiformis (halus),
psoriasiformis (berlapis-lapis), iktiosiformis (seperti
sisik ikan), kutikular (tipis), dan lamelar (berlapis)
• Krusta : cairan badan yang mengering, dapat
bercampur dengan jaringan nekrotik atau benda
asing
• Tumor : istilah umum untuk benjolan
yang berdasar pada pertumbuhan sel
maupun jaringan
• Infiltrat : tumor yang terdiri atas
kumpulan sel radang
• Vegetasi : pertumbuhan berupa
penonjolan bulat atau runcing yang
menjadi satu
• Anetoderma : kulit yang kehilangan
elastika, tanpa kerusakan bagian kulit
yang lain
• Likenifikasi : penebalan kulit disertai relief
kulit yang makin jelas
• Guma : infiltrat sirkumskrip, menahun,
destruktif, biasanya lunak
• Eksantema : kelainan kulit yang timbul
serentak dalam waktu singkat, tidak
berlangsung lama, umumnya didahului
demam
• Monomorf : kelainan kulit pada satu ketika
yang hanya terdiri dari satu ruam.
• Polimorf : kelainan kulit yang sedang
berkembang, terdiri atas bermacam-macam
ruam
• Telangiektasi : pelebaran pembuluh darah
kapiler pada kulit
• Roseola : eksantem yang lentikuler, warna
merah tembaga (sipils dan frambusia)
• Eksantema Skarlatiniformis : erupsi yang
difus dapat generalisata atau lokalisata,
berbentuk eritema numuler
• Eksantema Morbiliformis : Erupsi
berbentuk eritema yang lentikuler

• Galopans : proses yang sangat cepat


meluas (ulkus diabetik)
Berbagai istilah untuk ukuran, susunan,
kelainan/bentuk serta penyebaran dan
lokalisasi

1. Ukuran
• Miliar : sebesar kepala jarum pentul
• Lentikular : Sebesar biji jagung
• Numular : Sebesar uang logam
• Plakat : Lebih besar dari numular
2.Susunan kelainan/bentuk
• Liniar : seperti garis lurus
• Sirsinar anular : seperti lingkaran
• Arsinar : berbentuk bulan sabit
• Polisiklik : bentuk pinggiran yang sambung
menyambung
• Korimbiformis : susunan seperti induk ayam
yang dikelilingi anak-anaknya
3. Bentuk

• Teratur : misalnya bulat, lonjong, dsb

• Tidak teratur
4. Penyebaran dan Lokalisasi
• Sirkumskrip : berbatas tegas
• Difus : tidak berbatas tegas
• Generalisata : tersebar pada sebagian besar
badan
• Universalis : seluruh atau hampir seluruh badan
• Solitar : hanya satu lesi
• Herpetiformis : vesikel berkelompok seperti
pada H. Zoster
• Konfluens : 2 atau lebih lesi yang menjadi
satu
• Diskret : terpisah satu dengan yang lain
• Serpiginosa : proses yang menjalar ke satu
jurusan, diikuti oleh penyembuhan bagian
yang ditinggalkan
• Irisformis : Eritema yang berbentuk bulat
lonjong dengan vesikel yang berwarna lebih
gelap di tengahnya
• Simetrik : mengenai kedua belah badan
yang sama

• Bilateral : mengenai kedua belah badan

• Unilateral : mengenai sebelah badan


Makula:kelainan kulit berbatas tegas berupa
kelainan warna
Plakat: peninggian permukaan kulit yang luas di atas level
kulit
Nodul: massa padat sirkumskrip, terletak di kutan
atau subkutan, jika < 1 cm disebut nodulus
Pustula: vesikel berisi nanah
Vesicle : fluid-filled lesion (blister) < 0.5 cm diameter
Bula:vesikel yang berukuran lebih besar
Skuama :lapisan stratum korneum yang
terlepas dari kulit.
Krusta: cairan badan yang mengering, dapat
bercampur dengan jaringan nekrotik atau benda
asing
Erosi :
Kehilangan jaringan kulit yang tidak
melampaui stratum basal
Eksoriasi :bila garukan lebih dalam sampai
ujung papil, terlihat darah dan serum
Fissura : goresan tipis yang linear pada dermis
Urtika :udema setempat yang timbul
mendadak dan hilang perlahan-lahan
Angioedema

Dok.subbag AI-IK3
Pemfigus Vulgaris Bulla intra epidermal

Pemfigoid Bullosa Bulla sub epidermal


Bulla Intraderm

Bulla : fluid-filled lesion > 0.5 cm diameter


Nodule : circumscribed palpable mass
Pemfigus vulgaris
Pemeriksaan Mikroskopis yang sering dilakukan

1. KOH (potassium hidroksida)  infekasi


dermatophyta dan Infeksi Kandida

2. Pewarnaan Gram
Ada 2 indikasi pewarnaan gram,
1. Mendiagnosa impetigo bulosa dengan memeriksa
cairan pada bulla yang intak
2. Menentukan penyebab apakah karena bakteri,
jamur, virus ataukah steril.
3. Sediaan Tzanck
Sediaan Tzanck dapat digunakan untuk
mendiagnosa dini infeksi herpes

4. Kerokan Skabies
Ditemukannya skabies dibawah mikroskop
merupakan diagnosa sekaligus dapat
ditentukan perawatannya. Terowongan yang
ditemukan merupakan diagnosa skabies
5. Pemeriksaan Lapangan Gelap
Lebih sering digunakan pada klinik
peny,kelamin yang dapat dengan cepat
mendiagnosa infeksi sifilis aktif.

6. Kultur dan resistensi


7. Biopsi kulit
Biopsi kulit tidak perlu untuk mendiagnosa
kebanyakan kelainan kulit

8. Tes Imunoflurosens
Untuk memeriksa kulit yang melepuh seperti
pemfigus, pemfigoid bulosa dan dermatitis
herpetiformis digunakan tes ini.
Tes ini mendeteksi kelainan antibodi yang
merusak kulit.
PRICK TEST
• Pem. penunjang utk D/
penyakit2 atopi, urtikaria dan
rinitis alergi
• Prinsip : membuktikan adanya
suatu IgE yg spesifik thd alergen
yg diuji, berdasarkan rx
hipersensitif tipe I
Allergen yang digunakan :
• Alergen makanan
• Alergen hirup
• Kontrol negatifbuffer pelarut
gliserin utk menyingkirkan
kemungkinan rx dermografisme
akibat tusukan jarum
• Kontol positif  larutan
histamin 1% untuk memastikan
peranan histamin serta tidak
adanya pengaruh obat thp hasil
uji kulit shg hasilnya dpt
dipercaya
Keuntungan :
• Tdk terasa nyeri dan aman
• Sdkt risiko efek samping
• Informasi bagi penderita
• Kesediaan pdrt untuk uji tinggi
• Tersedia di pusat2 kes. sederhana
Kerugian :
• AH topikal & sistemik  menekan
rx yg diharapkan
• Alergen makanan krg
terstandarisasi baik dibanding
dgn alergen hirup
• Rasa gatal yg tdk nyaman di
tempat uji
• Interpretasinya sukar pada pend.
dgn eksema / dermografisme
Syarat-syarat :
• Usia > 3 thn
• Hindari AH  3 hr sblm pem,
KS sebaiknya 1 hr, AH long
acting ± 2-3 minggu
• Tdk ada riw syok anafilaktik
• Tdk ada rx dermografisme
• Tdk ada peny.kulit di tempat
uji tusuk.
CARA
• Test permukaan blkg or volar
lengan.
• Kulit  dibersihkan dgn alkohol
steril
• Prick testing  extrak
diteteskan dgn konsentarasi
tertentu.
• Stlh 20 mnt hapus lihat reaksi
dan catat.
Patch Test
• Berguna untuk mengidentifikasi pasien
dengan dermatitis kontak causa alergi
• Tes ini mendeteksi respon delayed
hipersentivity (tipe IV) pada kontak alergi dan
sangat berbeda dengan Scratch Test
• Tes ini sebaiknya dilihat kembali setelah
tambahan waktu 48 jam karena respon
delayedhipersensitivity seringkali nampak
setelah 48 jam
CARA
1. Tes  fleksor lengan bawah
punggung atas.
2. Kulit  harus bersih dan
kering.
3. Kain kasa & selofan
impermeable dan ditempelkan
beberapa hari.
4. Reaksi dinilai sesudah 24 jam.
Penyakit kelamin
Efloresensi / Ruam kulit :

• Eritem : perubahan warna kulit yg berwarna merah


mis : Gonore  OUE
Kandidosis Vulvovaginalis
• Vesikel : gelembung yg berisi cairan serosa < 1 cm
mis : Herpes genitalis
• Papul : penonjolan padat diatas permukaan kulit,
batas tegas, ukuran < 1 cm. Kadang
membesar dan berjonjot.
mis : Kondiloma akuminata (jengger ayam)
Molluskum kontagiosum
Erosi : kerusakan kulit sampai stratum spinosum.
Kulit tampak menjadi merah dan keluar
cairan serosa.
mis : Sifilis stad.I

Guma : efl. sekunder berupa kerusakan kulit yg


destruktif, kronik dg penyebaran serpiginosa.
mis : Sifilis gumosa
Ulkus : kerusakan kulit (epidermis & dermis) yg
memiliki dasar,dinding,tepi dan isi.
mis : Sifilis stad.I  ULKUS DURUM
(tunggal,tepi teratur,bersih,tdk nyeri)
Ulkus Mole
(Multiple, lunak, btk cawan, tepi tdk
rata,kotor, nyeri)
Granuloma inguinale
(Ulkus Granulomatosa)
Herpes genetalis
(Ulkus herpatikum)
Duh Tubuh : keluarnya cairan melalui OUE / vagina,
bukan urine.

Hampir semua peny. Kelamin ditandai dng keluarnya


duh tubuh.
Mis :
- Gonore : duh tubuh purulen / mukopurulen
- Trikomoniasis : duh tubuh vagina berbau
- Vaginosis : duh tubuh vagina putih homogen,
melekat pd dinding vagina
- Kandidosis : duh tubuh vagina putih, kental, spt
kepala susu.
Pemeriksaan Penunjang :
• Gonore : a. Sediaan langsung ( Pewarnaan Gram)
b. Biakan dg media Thayer-Martin
c. Tes Thomson
d. Tes Resistensi / Sensitivitas

• Trichomoniasis : Sediaan basah dg lar. NaCl fisiologis

• Vaginosis : a. Pewarnaan Gram clue cells


b. Sediaan basah dg lar. NaCl

• Kandidosis : a. Sediaan apus Pewarnaan Gram


b. Sediaan basah dg lar. KOH 10%
• H. Genitalis : Pemeriksaan serologik antibodi

• Sifilis : Tes serologik sifilis (T S S)


a. Nontreponemal
- V D R L (pemeriksaan
darah) tdk spesifik. Deteksi trefonemanya aja.
-RPR
b. Treponemal
- T P H A (spesifik utk
sifilis)
-TPI

• Ulkus Mole : Sediaan apus Pewarnaan Gram /


Unna Pappanheim

• Limfogranoloma : a. Tes Frei


venerum b. Tes ikatan komplemen

Anda mungkin juga menyukai