Anda di halaman 1dari 13

PENGGALIAN NILAI-NILAI PANCASILA DAN

IMPLEMENTASINYA DALAM BIDANG TEKNIK


GEOFISIKA DI INDONESIA

• Refita Khumayroh (115.170.036)


• Diva Alghany P.rima Haska (115.170.040)
• Fachrezky Novalsyah (115.170.041)
• Fawwaz Byru Fitrianto (115.170.045)
• Amrupranadi Muhammad (115.170.049)
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM
MENUMBUHKEMBANGKAN KESADARAN MASYARAKAT

 Pancasila adalah landasan idiil dalam menjalankan kehidupan nasional.


Pancasila yang ditemukan formulasinya pada pembukaan UUD 1945 adalah
suatu pandangan atau nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang
bagaimana cara sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil,
mengatur tingkahlaku bersama dalam berbagai kehidupan nasional.
 Nilai-nilai luhur sebagai nilai instrinsik yang dikandungnya diperoleh dari hasil
penggalian terhadap nilai-nilai budaya yang terkandung pada bangsa
Indonesia sejak jaman dulu secara turun temurun yang disebut dengan
Bhinneka.
 Sebagai basis moralitas dan haluan kebangsaan-kenegaraan, Pancasila
memiliki landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang kuat. Setiap
sila memiliki justifikasi historis, rasionalitas, dan aktualitasnya, yang jika
dipahami, dihayati, dipercayai, dan diamalkan secara konsisten dapat
menopang pencapaian- pencapaian agung peradaban bangsa.
Pokok moralitas dan haluan kebangsaan-kenegaraan menurut alam
Pancasila dapat dilukiskan sebagai berikut:
1. Pertama, nilai-nilai Ketuhanan (religiositas) sebagai sumber
etika dan spiritualitas (yang bersifat vertikal transendental)
dianggap penting sebagai fundamen etik kehidupan bernegara.
2. Kedua, nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari
hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat-sifat sosial manusia dianggap
penting sebagai fundamen etika-politik kehidupan bernegara
dalam pergaulan dunia.
1. Ketiga, aktualisasi nilai-nilai etis kemanusiaan itu terlebih dahulu
harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan kebangsaan
yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang
lebih jauh.
2. Keempat, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-
cita kebangsaan itu dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat dalam semangat permusyawaratan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
3. Kelima, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita
kebangsaan, serta demokrasi permusyawaratan itu memperoleh
kepenuhan, artinya sejauh dapat mewujudkan keadilan sosial.
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
PENGEMBANGAN IPTEK
Salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak lepas dari teknologi adalah
kebutuhan bahan bakar migas. Pada umumnya, produk kilang minyak bumi
dapat dibagi menjadi beberapa golongan, menurut Hardjono (985: 41), yaitu
:
1. Produk-produk yang mudah menguap;
2. Minyak ringan bensin, bahan bakar jet, zat energi, kerosin;
3. Distilat - bahan bakar diesel dan minyak gas;
4. Minyak pelumas macam-macam minyak pelumas
5. Gemuk, bermacam-macam gemuk;
6. Malam parafin;
7. Residu minyak bakar residu, kokas dan aspal.
ETIKA LINGKUNGAN
bersikap tanggung jawab terhadap alam. Tanggung jawab itu mengenai
keutuhan biosfer maupun generasi-generasi yang akan datang
Perkembangan teknologi yang semakin pesat membutuhkan unsur-unsur
yang menurut Franz Magnis Suseno, (1991: 152), adalah sebagai berikut.
1. Kita harus belajar untuk menghormati alam.
2. Kita harus membatinkan suatu perasaan tanggung jawab khusus
terhadap lingkungan lokal kita sendiri.
3. Kita harus merasa bertanggung jawab terhadap kejadian biosfer.
4. Etika lingkungan hidup baru memuat larangan keras untuk merusak,
mengotori dan meracuni.
5. Solidaritas dengan generasi-generasi yang akan datang.
ANALISIS SILA KEEMPAT PANCASILA
DALAM BIDANG GEOFISIKA DI
INDONESIA
Bunyi butir-butir Pancasila sila ke-4:
 Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama.
 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
 Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
 Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
 Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan permusyawaratan.
Makna sila keempat pancasila antara lain:
 Kerakyatan
Berasal dari kata ‘rakyat’, berarti sekelompok orang yang bertempat tinggal di
suatu wilayah. Hal ini menjelaskan bahwa pancasila menganut paham bahwa kekuasaan
tertinggi berada di tangan rakyat/sistem demokrasi di mana segala sesuatunya berasal
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
 Hikmat Kebijaksanaan
Berarti penggunaan rasio/akal sehat yang selalu mengedepankan persatuan dan
kesatuan bangsa. Kepentingan rakyat dilaksanakan bersama secara sadar, jujur,
bertanggung jawab, serta didorong oleh niat yang baik.
 Permusyawaratan
Suatu cara yang secara khas dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk mengambil
keputusan berdasarkan pendapat bersama sehingga kebulatan pendapat/mufakat dapat
tercapai.
 Perwakilan
Suatu sistem yang mengusahakan peran rakyat untuk mengambil bagian-bagian
dalam kehidupan berbangsa serta bernegara. Perwakilan dalam hal ini dilakukan melalui
badan-badan perwakilan seperti MPR dan DPR.
 Makna Simbol

Simbol sila keempat pancasila adalah kepala banteng. Banteng


berasal dari bahasa latin Bos Javanicus atau biasa disebut dengan lembu liar
adalah hewan sosial yang hidup secara berkelompok. Kepala banteng dipilih
mewakili sila keempat karena dianggap dapat mewakili tenaga rakyat.
Contoh Kasus (Pengamalan dalam merealisasikan sila ke empat
pancasila dalam bidang geofisika khususnya pada bidang migas)
 Penyidik Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal
Polri menduga adanya tindak pidana korupsi dan pencucian uang dalam
penjualan kondensat dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melalui PT Trans-Pacific
Petrochemical Indotama (PT TPPI).
KESIMPULAN
 Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan, sila ke-empat
Pancasila mencerminkan Negara Indonesia merupakan Negara yang
menganut sistem demokrasi. Tetapi, dalam realisasi sila ke-empat
Pancasila sendiri Negara Indonesia masih belum dapat merealisasikannya
secara utuh karena masih terjadi penyimpangan-penyimpangan terutama
dalam bidang geofisika khususnya pada bidang migas. Dengan
menanamkan nilai pancasila dalam diri kita, kita sebagai eksplorasionis
harus bisa memanfaatkan sumber daya alam khususnya sumber daya
mineral yang ada di Indonesia ini untuk kepentingan negara serta
masyarakat Indonesia tanpa merugikan pihak manapun.

Anda mungkin juga menyukai