PENCEGAHAN
PENGENDALIAN
DEMENSIA
3/1/18 demensia 1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Ruang Lingkup
Sasaran Pedoman
Dasar Hukum
Terminologi
3/1/18 demensia 2
BAB III GANGGUAN PERILAKU DAN PSIKOLOGIS
PADA DEMENSIA
Pencegahan Demensia
Pengendalian Demensia
Dukungan bagi Caregiver
Kerjasama Terpadu Lintas Sektor
3/1/18 demensia 3
BAB V. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan
Pelaporan
LAMPIRAN
Lampiran 1: Instrumen AD8
Lampiran 2: Instrumental Activities of Daily Living
(IADL)
Lampiran 3: Modifikasi HVLT versi 2009
Lampiran 4: Tes menggambar jam / Clock Drawing Test (CDT)
Lampiran 5: NPI (neuro psikiatri inventori)
Lampiran 6: Pemeriksaan problem perilaku / neuro-Psikiatri pada
Demensia (behaviour and psychological symptoms of
demensia – bpsd)
Lampiran 7: GDS (Geriatric Depression Scale)
Lampiran 8: Panduan Penilaian GDS (Geriatric Deppression
Scale)
3/1/18 demensia 4
PENDAHULUAN
Peningkatan pelayanan kesehatan berkontribusi pada peningkatan
Umur Harapan Hidup. Dampak UHH yang meningkat adalah
terjadinya peningkatan jumlah penderita penyakit tidak menular;
DEMENSIA.
Jumlah penderita Demensia (dunia) tahun 2015 sekitar 46,8 juta jiwa
dan kecenderungannya akan terus meningkat....(131,5 juta jiwa pada
tahun 2050)
Prevalensi Demensia di Indonesia berjumlah 1,2 juta jiwa (2015) dan
kecenderungan juga meningkat (4 juta jiwa di tahun 2050)
Kesadaran dan pengertian demensia di masyarakat masih kurang...
Dampaknya Stigmatisasi dan Hambatan dalam Dx, asuhan dan
menjadi beban bagi caregivers, keluarga, dan komunitas secara fisik,
psikologis, dan ekonomi.
3/1/18 demensia 5
TUJUAN
Tujuan Umum:
Memberikan panduan/acuan untuk menyelenggarakan program
Pencegahan dan Pengendalian Demensia kepada petugas kesehatan
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup orang dengan Demensia
(ODD) melalui keluarga dan masyarakat.
Tujuan Khusus:
Memberikan panduan dalam deteksi dini dan rujukan pasien
demensia di layanan primer.
Memberikan panduan terlaksananya Komunikasi Informasi
Edukasi (KIE) mengenai faktor risiko demensia
Memberikan panduan evaluasi Gejala Perilaku dan Psikososial
Demensia (GPPD) pada layanan primer
Memberikan panduan tatalaksana nonfarmakologis pada pasien
demensia
3/1/18 demensia 6
RUANG LINGKUP
Masalah Demensia
Gangguan Perilaku dan Psikososial ODD
Pencegahan dan Pengendalian Demensia
Pencatatan dan Pelaporan
Pembinaan dan Pengawasan
Sasaran Pedoman
Langsung:
Dinkes provinsi dan kabupaten/kota
Tenaga Kesehatan Fasyankes tingkat primer
Tenaga profesional lain
Tidak Langsung:
Kader kesehatan
Pekerja sosial masyarakat
Organisasi masyarakat dan kelompok lansia
Caregivers (pelaku rawat) dan keluarga ODD
3/1/18 demensia 7
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
3. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
5. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
7. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
3/1/18 demensia 8
Cont’d
Undang Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
Permenkes RI No 104/Menkes/PER/II/1999 tentang Pemeliharaan dan
Peningkatan Derajat Kesehatan dan Kemampuan lanjut Usia
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan
3/1/18 demensia 9
Cont’d
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan
Masyarakat
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Kepmenkes RI No 1114/Menkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah.
Kepmenkes RI No 1193/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan
Kepmenkes RI No 587/Menkes/SK/VII/2009 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Peningkatan Kesehatan Intelegensia Pada Usia Lanjut
dan Anak
Kepmenkes RI No 264/Menkes/SK/II/2010 tentang Pedoman
3/1/18 demensia 10
TERMINOLOGI
1. PENCEGAHAN
Pencegahan adalah upaya promotif dan preventif dalam rangka
mengurangi risiko terjadinya demensia berdasarkan pendekatan siklus
hidup (upaya pemeriksaan, pemantauan, dan pemeliharan kesehatan
otak sejak kandungan dan di setiap tahap perkembangan manusia hingga
meninggal dunia).
2. PENGENDALIAN
Pengendalian adalah upaya perlindungan dengan mengelola berbagai
risiko yang mempengaruhi terjadinya demensia. Dengan demikian yang
menjadi target sasaran dari pengendalian adalah mereka yang sudah
memiliki faktor risiko demensia, mengalami Hendaya Kognitif Ringan
(HKR), dan terdiagnosis demensia
3/1/18 demensia 11
PRA DEMENSIA
Pra-Demensia adalah kondisi seseorang
menunjukkan gejala Hendaya Kognitif Ringan
(HKR) atau Mild Cognitive Impairment (MCI)
namun belum mengalami Demensia. HKR ditandai
dengan adanya: (1) keluhan memori subyektif, yang
dapat dikonfirmasi oleh informan; (2) adanya
hendaya (ketidakmampuan) untuk mengingat
memori obyektif sesuai usia dan tingkat
pendidikannya, namun (3) fungsi kognitif secara
umum masih baik; (4) aktivitas harian masih
mandiri dan belum memenuhi kriteria diagnostik
Demensia (Petersen, 1999).
3/1/18 demensia 12
DEMENSIA
Demensia adalah kumpulan gejala defisit kognitif
(daya ingat dan daya pikir lainnya) yang
berlangsung terus menerus dan progresif, meliputi
penurunan daya ingat, kemunduran kemahiran
berbahasa, kemunduran intelektual, dan fungsi –
fungsi otak lainnya sehingga mengganggu
aktivitas sehari – hari dan umumnya disertai
perubahan perilaku dan psikologis.
3/1/18 demensia 13
ORANG DENGAN DEMENSIA (ODD)
Orang dengan demensia adalah orang yang
mengalami demensia. Istilah ini dipergunakan
untuk semua penderita demensia jenis apapun.
CAREGIVERS (PELAKU RAWAT)
Pelaku rawat atau lebih dikenal dengan istilah
caregivers adalah orang yang memberikan
perawatan dan bantuan bagi ODD dalam
melakukan aktivitas sehari-harinya. Caregiver ada
yang digaji untuk melakukan pekerjaan tersebut
(profesional) maupun yang tidak digaji (keluarga).
3/1/18 demensia 14
GEJALA PERILAKU DAN PSIKOLOGIS PADA
DEMENSIA
Gejala Perilaku dan Psikologis pada Demensia
(GPPD) atau Behavioural and Psychological
Symptoms of Dementia(BPSD) menurut
Konsensus IPA (International Psychogeriatric
Association) pada tahun 1999 didefinisikan
sebagai gejala gangguan persepsi, isi pikir, mood
atau perilaku yang sering terjadi pada pasien
dengan Demensia.
3/1/18 demensia 15
PROMOSI
Promosi adalah upaya komunikasi, informasi dan
edukasi tentang Demensia kepada ODD, keluarga
dan masyarakat sekitarnya.
3/1/18 demensia 16
BAB II
MASALAH DEMENSIA
A. DEFF:
Demensia adalah suatu sindroma progresif yang
ditandai dengan adanya penurunan kemampuan
beberapa aspek fungsi otak. International
Classification of Diseases(ICD) mendefinisikan
Demensia sebagai gejala yang dialami ≥ 6 bulan
pada seseorang yang tidak memiliki gangguan
kesadaran.
3/1/18 demensia 17
B. Tipe dan Patogenesis
Demensia Alzheimer (DA)
Merupakan penyebab pada 50-75% kasus Demensia
Demensia Vaskular (DV)
Demensia Vaskular merupakan tipe kedua terbanyak setelah DA
yaitu 20-30% dari seluruh kasus Demensia
Demensia Frontotemporal (DF) atau Penyakit Pick
(Pick’s Disease)
Demensia jenis ini mencakup 5-10% dari seluruh kasus demensia,
yang ditandai dengan degenerasi sel saraf di lobus frontal dan
temporal otak.
Demensia Lewy Body
Demensia Lewy Body hanya mencakup5% dari seluruh kasus
demensia, dan lebih sering terjadi pada pria.
3/1/18 demensia 18
Penyebab lain
Korsakoff Syndrome, trauma kepala, cedera otak, Huntington’s
disease, HIV dementia dan mixed dementia
C. Faktor Risiko
1. NON-MODIFIABLE RISK FACTORS
a. USIA
b. GENETIK
2. MODIFIABLE RISK FACTORS
Merokok
Kadar kolesterol tinggi tak terkontrol
Hipertensi tidak terkontrol
Kegemukan
Diabetes Melitus tipe 2
Kurang gerak badan
Depresi
Tingkat pendidikan rendah
3/1/18 demensia 19
D. Gejala dan Tahapan Demensia
1. Gangguan daya ingat
2. Sulit melakukan kegiatan yang familiar
3. Gangguan berkomunikasi
4. Disorientasi waktu dan tempat
5. Salah membuat keputusan
6. Kesulitan memahami visuospasial
7. Menaruh barang tidak pada tempatnya
8. Perubahan suasana hati dan perilaku
9. Perubahan kepribadian
10. Menarik diri dari pergaulan
3/1/18 demensia 24
B. Pencetus GPPD
3/1/18 demensia 25
C. Pemeriksaan/Skrining GPPD
Pemeriksaan awal GPPD dapat menggunakan
Neuropsychiatric Inventory (NPI)
Setiap pertanyaan dinilai dengan memberikan tanda
ada atau tidak ada (perilaku). Setiap perilaku (behavior)
akan dinilai tingkat keparahan dan kesulitan yg
ditimbulkan:
Keparahan: 1(ringan) – 3(parah).
Kesulitan yang ditimbulkan : 0(tidak ada kesulitan) –
5(sangat menyulitkan)
NPI diperiksa setiap 6 bulan atau bila ada keluhan
GPPD yang bertambah buruk.
3/1/18 demensia 26
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DEMENSIA
Penyakit Alzheimer, yang merupakan penyebab
tersering dari demensia, risikonya dapat dikurangi
dengan:
1. Menjaga kesehatan jantung
2. Bergerak, berolahraga produktif
3. Mengkonsumsi sayur/buah (gizi seimbang)
4. Menstimulasi otak (fisik-mental-spiritual)
5. Bersosialisasi dan beraktivitas positif
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah
mengeluarkan slogan CERDIK sebagai strategi
pencegahan penyakit tidak menular (PTM).
3/1/18 demensia 27
CONT’D
1. C- Cek kesehatan rutin, termasuk fungsi otak
2. E-Enyahkan asap rokok
3. R-Rajin aktivitas fisik, spiritual, dan stimulasi otak
4. D-Diet seimbang
5. I-Istirahat cukup
6. K-Kelola stress dan bersosialisasi
3/1/18 demensia 28
B. PENGENDALIAN DEMENSIA
Pengendalian demensia adalah upaya perlindungan
dengan mengelola berbagai risiko yang mempengaruhi
terjadinya Demensia.
TARGET :
1. Orang yang memiliki faktor risiko Demensia
2. ODD
3/1/18 demensia 29
Pengendalian pada orang yang memiliki faktor risiko
demensia mencakup faktor-faktor risiko yang dapat diubah
(modifiable risk factors):
VASKULER
Rokok
Kadar kolesterol tinggi
Hipertensi
Obesitas
Diabetes mellitus (DM) tipe 2
Sedentary lifestyle
NON VASKULER
Depresi
Pendidikan rendah dan kurangnya aktifitas mental
3/1/18 demensia 30
Skrining Demensia di Layanan Kesehatan Primer
Skrining/penapisan demensia dapat dilakukan oleh tenaga medis
dokter. Pemeriksaan dilakukan pada:
Subyek dengan gangguan memori dan gangguan kognitif,
baik yang dilaporkan oleh pasien itu sendiri maupun oleh
orang lain
Gejala pikun yang progresif
Subyek Subyek yang dicurigai memiliki gangguan perilaku
saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter pada saat
pemeriksaan, walaupun subyek tidak mengeluhkan
adanya keluhan kognitif atau memori
berusia 45 tahun ke atas yang memiliki minimal 2 faktor
risiko demensia atau ada riwayat keluarga inti dengan
demensia
Subyek berusia 60 tahun ke atas
3/1/18 demensia 31
Pemeriksaan meliputi:
Anamnesis:
Gangguan memori (10 tanda Demensia)
Riwayat keluarga dengan demensia
Riwayat penyakit dahulu terkait sistem kardiovaskular
(adakah: stroke, penyakit jantung koroner, gagal jantung)
Riwayat cedera kepala berat/berulang atau infeksi otak
Riwayat asupan gizi (adakah penurunan asupan
makanan/cairan selama beberapa hari terakhir)
Riwayat konsumsi obat-obatan
3/1/18 demensia 32
Cont’d
Adanya keluhan yang timbul mendadak bersamaan atau
dalam waktu berdekatan dengan munculnya keluhan
gangguan memori, seperti:
kelemahan anggota gerak sesisi
kelemahan otot-otot wajah sesisi
3/1/18 demensia 33
Pemeriksaan fisik ;
Sistem CV
Adanya bunyi jantung tambahan (murmur, gallop) atau gangguan
irama jantung
Neurologi
Pemeriksaan motorik:
Periksa tonus otot (adakah rigiditas)
Bandingkan kekuatan dan refleks fisiologis anggota gerak kiri dan kanan
Pemeriksaan sensorik
Periksa
adanya keluhan baal atau perbedaan sensasi antara wajah kiri
dan kanan serta anggota gerak kiri dan kanan
Koordinasi
Periksa
adanya gangguan keseimbangan, tremor, dan gangguan
koordinasi lainnya
3/1/18 demensia 34
PEMERIKSAAN FISIK ;
Neuro-psychiatric Inventory (NPI)
Gejala-gejala GPPD dapat diketahui dan dipantau
menggunakan NPI. NPI ditanyakan kepada
informan yang terpercaya, yaitu caregiver atau
orang yang tinggal bersama ODD.
Geriatric Depression Scale (GDS)
Untuk penapisan adanya depresi, dapat
dipergunakan GDS-4 yang merupakan komponen
pertanyaan nomor 1, 3, 6, dan 7 dari GDS-15
3/1/18 demensia 35
INSTRUMEN PEMERIKSAAN FUNGSI KOGNITIF;
Hopkins Verbal Learning Test (HVLT) Modifikasi
2009
Skor normal HVLT adalah 15 sampai dengan 36.
HVLT dapat digunakan baik pada subyek yang dapat
membaca maupun yang buta huruf.
Tes Menggambar Jam (Clock Drawing Test)
Skor CDT dikategorikan abnormal bila skor < 4.
3/1/18 demensia 36
Instrumen Pemeriksan Kapasitas Fungsional
AD8 Indonesia
AD8 ditanyakan pada keluarga/caregiver dari subyek, dan
berguna untuk menilai penurunan kapasitas fungsional
terkait memori, orientasi, judgment.
Skor 0-1 menandakan kemampuan kognitif normal, skor
> 2 mengindikasikan kemungkinan adanya gangguan
kognitif.
Instrumental Activities of Daily Living (IADL)
IADL ditanyakan pada caregiver atau ODD sendiri.
Instrumen ini digunakan untuk mengevaluasi
kemampuan subyek dalam melakukan aktivitas sehari-
hari secara mandiri. Hasil skor total < 24
mengindikasikan adanya gangguan kognitif.
3/1/18 demensia 37
Pengendalian tehadap ODD:
Tatalaksana farmakologis
Belum ada obat definitif untuk demensia. Obat yang
saat ini ada hanya bersifat memperlambat perjalanan
penyakit. Pemberian obat-obatan untuk kontrol faktor
risiko tetap diteruskan.
Tatalaksana nonfarmakologis
Tatalaksana nonfarmakologis lebih bermanfaat untuk
mengatasi gejala-gejala demensia, terutama GPPD.
Dalam pemberian tatalaksana nonfarmakologis ini,
prinsip-prinsip person-centred care atau asuhan
berbasis individu serta strategi komunikasi yang baik
harus selalu diterapkan. Berikut ini adalah beberapa
cara tatalaksana nonfarmakologis.
3/1/18 demensia 38
Reminiscence
Mengenang hal-hal di masa lampau merupakan aktivitas yang
menarik bagi ODD, karena memberikan rasa tenang dan
memperbaiki mood ODD. Memori masa lampau biasanya masih
lebih diingat oleh ODD. Ajak ODD melihat foto-foto atau benda-
benda lama, minta ia bercerita tentang foto/benda itu.
Modifikasi lingkungan dan aktivitas
Jaga lingkungan rumah agar rapi dan tidak banyak barang
berceceran
Cat pintu WC, lemari, dan pintu-pintu penting lainnya dengan
warna kontras dari tembok.
Samarkan pintu keluar rumah – misalnya dengan
mengecat/menutupi dengan korden berwarna sejenis dengan
tembok, untuk mengurangi impuls yang memancing ODD untuk
wandering.
3/1/18 demensia 39
Cont’d
Tidur:
Usahakan WC atau pispot dapat terlihat dari kamar tidur
Hindari menggantung pakaian di tembok yang dapat menimbulkan bayangan
mandi.
Selalu memberitahu ODD apa yang Anda akan lakukan (misalnya: membantu
misalkan dengan menunjukkan 2 buah baju, dan bertanya mana yang ia ingin
kenakan.
Jejerkan pakaian yang akan ODD pakai sesuai urutannya (dari terdalam ke
3/1/18 demensia 42
Asuhan Berbasis Individu (Person-centred Care)
Menekankan Pada:
Selalu menghormati ODD
Mempelajari dan memahami riwayat, aktivitas,
keyakinan dan identitas kultural ODD
Melibatkan ODD dalam memutuskan hal-hal
yang menyangkut dirinya
Mendukung ODD untuk tetap mandiri
Memahami GPPD sebagai upaya komunikasi dari
kebutuhan ODD yang tak terpenuhi
3/1/18 demensia 43
DUKUNGAN BAGI CAREGIVER
Caregiver ODD rentan mengalami distress karena
menghadapi GPPD pada ODD.
Dukungan bagi caregiver dari layanan kesehatan primer
dapat diselaraskan dengan program yang telah berjalan.
Mi
Puskemas dapat memfasilitasi pertemuan sesama
caregiver selama para lansia beraktivitas. Dengan
demikian, para caregiver dapat saling memberi
dukungan dengan berbagi pengalaman dan tips
merawat ODD.salnya dalam Posyandu Lansia.
3/1/18 demensia 44
KERJASAMA TERPADU LINTAS SEKTOR
Program pencegahan dan pengendalian demensia
ini membutuhkan peran serta multisektor dan
multidisiplin baik dalam maupun luar negeri.
Upaya mewujudkan hal tersebut memerlukan
koordinasi para pemangku kepentingan yang
meliputi: Komisi Nasional Lanjut Usia (Komnas
Lansia), pemerintah (melalui koordinasi
Kemenkokesra) dan keterlibatan masyarakat
untuk menghasilkan dan menjalankan kegiatan
yang bersifat lintas sektor dan lintas program.
3/1/18 demensia 45