Anda di halaman 1dari 55

MANAJEMEN

PENANGGULANGAN TB HIV

MI-3 1
PEMETAAN WILAYAH

1. Peta wilayah
= gambaran situasi epidemiologi TB dan HIV
di suatu area tertentu.
wilayah kerja puskesmas
Dapat dilakukan oleh Puskesmas, sedangkan
klinik pratama dan fasyankes tingkat lanjut
tidak mempunyai wilayah kerja.

2
Peta wilayah

MI-3 3
2. Data Demografi
konfigurasi kependudukan di suatu wilayah
kerja:
• jumlah penduduk,
• jenis kelamin,
• usia,
• pendidikan, dan
• pekerjaan.

MI-3 4
3. Jumlah Kasus
Hasil kegiatan satu tahun:
• pasien TB terkonfirmasi bakteriologis,
• pasien TB terdiagnosis secara klinis,
• kasus TB dengan HIV positif,
• kasus TB dengan komorbid DM/ penyandang DM,
• pasien TB ekstraparu.

MI-3 5
4. Jumlah Kader TB
5. Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) HIV
6. Buddies HIV

MI-3 6
5. Jarak Tempuh ke Wilayah Berisiko TB HIV
• Jarak yang ditempuh dan dapat dilakukan
dalam kegiatan active case finding dalam
suatu wilayah tertentu .
• Dapat berupa active case finding masif untuk
komunitas yang kontak dengan pasien TB
terkonfirmasi bakteriologis, komunitas
penyandang DM, HIV, dan atau gizi buruk.

7
Perencanaan Program
Penanggulangan TB HIV
1. Target
• Keberhasilan program penanggulangan TB
ditandai dengan tercapainya sasaran yang
telah direncanakan berdasarkan evidence
based data (data epidemiologi).
• Target, ditentukan dengan metode modeling
secara nasional, dan dijabarkan sampai ke
kabupaten/ kota.
• Target Puskesmas diberi oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota.
MI-3 8
2. Logistik
• Logistik sebagai bahan pendukung
dalam tatalaksana pasien TB HIV

• Terjaminnya ketersediaan logistik


mulai dari pencegahan,
penemuan, pengobatan, dan
pemantauan

9
Contoh Logistik
:
1. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
2. Obat HIV (ARV)  di RS / Puskesmas
3. Logistik non Obat : reagen ZN, kaca
sediaan, mikroskop, pot dahak, minyak
imersi, ether alkohol, tisu, ose/aplikator
bambu, lampu spiritus/bunsen, rak
pengering, lysol, kertas lensa.
4. Formulir, kartu dan buku register
5. dll

10
Sarana dan Prasarana

Dalam memberikan tatalaksana TB-HIV yang baik


diperlukan:
1.Sistem ventilasi/ ruangan sesuai standar PPI
2.Sistem pembuangan limbah darah dan dahak
3.Tempat mendahak (sputum booth)
4.Cuci tangan (hands rub) dengan antiseptik.

MI-3 11
Sumber Daya Manusia (SDM)
– Dokter
– Paramedis (perawat/ bidan)
– Petugas laboratorium
– Tenaga non kesehatan
• Kualitas pelayanan tatalaksana TB ditingkatkan
kompetensi pelaksananya: pelatihan, on the job
training (OJT), workshop, studi banding, dll
 swadana/ koordinasi dengan puskesmas
setempat/ dinas kesehatan
MI-3 12
Rencana Kerja (Plan of Action)

A. Jenis kegiatan yg bisa dilakukan:


1. Active case finding masif dilakukan pada:
a. Kontak dengan pasien TB terkonfirmasi bakteriologis
b. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
c. Penyandang DM
d. Gizi buruk
e. Daerah kumuh
f. Populasi padat (pengungsi, imigran, lapas)
g. Daerah perbatasan

MI-3 13
2. Passive case finding, promotif aktif,
program TB terintegrasi dengan HIV,
PTM, PAL, MTBS yang sifatnya rutin.

3. Membuat jadwal kegiatan:


a. Di dalam gedung
b. Di luar gedung (kunjungan ke desa)

MI-3 14
B. Penanggung jawab

C. Sumber dana

D. Evaluasi dengan menggunakan indikator


program

E. Rencana Tindak Lanjut

MI-3 15
Sistem Informasi

MI-3 16
Sistem Informasi P2TB

MI-3 17
1. Surveilans TB HIV
• Pemantauan dan analisis sistematis terus menerus
terhadap data dan informasi tentang kejadian
penyakit TB HIV , masalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhinya untuk mengarahkan
tindakan penanggulangan yang efektif dan efisien.

• Salah satu kegiatan utk mendapatkan data


epidemiologi yang perlu untuk sistem informasi
program penanggulangan TB HIV.
MI-3 18
a. Berbasis indikator
• Dilaksanakan dengan menggunakan data
layanan rutin yang dilakukan pada pasien
• Merupakan sistem yang mudah, murah
dan masih bisa dipercaya .
• Perlu divalidasi secara periodik atau
surveilans sentinel.

MI-3 19
Sistem Informasi: Jenis Surveilans TB

• Data yang dikumpulkan harus memenuhi standar:


1) Lengkap, tepat waktu dan akurat.
2) Data sesuai dengan indikator program.
• Data diperoleh dari sistem pencatatan-pelaporan .
Pencatatan menggunakan formulir baku.
• Pencatatan dan pelaporan dimulai secara manual
dan bertahap ke arah elektronik, sesuai dengan
ketersediaan sumber daya.

MI-3 20
Sistem Informasi: Jenis Surveilans TB
b. Surveilans Berbasis Kejadian
1) Surveilans Berbasis Kejadian Khusus
• Dilakukan melalui kegiatan survei baik secara
periodik maupun sentinel yg bertujuan utk
mendapatkan data yg tidak diperoleh dari kegiatan
pengumpulan data rutin.

• Kegiatan ini dilakukan secara cross-sectional pada


kelompok pasien yg dianggap mewakili suatu
wilayah tertentu.
21
Sistem Informasi: Jenis Surveilans TB

2) Surveilans Berbasis Kejadian Luar Biasa


• Surveilans untuk kasus-kasus TB HIV lintas
Negara terutama bagi WNI yang berangkat
dan kembali ke Indonesia (haji dan TKI).

• Pasien calon haji atau TKI yg akan berangkat


ke luar negeri/ kembali ke Indonesia
memerlukan sistem surveilans
yang tepat.
MI-3 22
Surveilans

Pengembangan
kegiatan
kolaborasi
TB-HIV
Diseminasi

Analisis dan
interpretasi
Pengumpulan data
data
secara sistematis
Surveilans HIV di antara
pasien TB
• HIV akan memberikan dampak besar terhadap
upaya penanggulangan TB dan TB merupakan
penyebab kematian utama pada ODHA
• Prevalensi HIV di antara pasien TB
• Indikator sensitif dari penyebaran HIV ke
populasi umum
• Upaya meningkatkan komitmen pelayanan
secara terpadu (komprehensif) layanan HIV
dan TB
Surveilans HIV di antara pasien TB

Pada semua keadaan prevalens HIV :


• Untuk menginformasikan target kebutuhan sumber
daya & rencana kegiatan bagi pasien koinfeksi TB-
HIV serta monitoring efektifitas kegiatan tsb
• Untuk meningkatkan kesadaran para pemangku
kebijakan, profesional dan masyarakat umum
terhadap situasi tsb.
• Utk menilai perlunya kerja sama antara
program HIV AIDS dan TB dalam rangka
perumusan dan pelaksanaan strategi TB-
HIV secara bersama.
• Untuk memberikan informasi tentang
epidemi HIV AIDS dan dampaknya pada
pasien TB.
• Untuk mengetahui besarnya kebutuhan
ARV pd pasien TB.
26
PENCATATAN DAN PELAPORAN

27
Pencatatan dan Pelaporan

a. TB Sensitif Obat
Formulir : TB.06, TB.05, TB.04, TB.01, TB.02, TB.09,
TB.10, TB.03 Faskes, TB.12 Faskes, TB.14 Faskes,
TB.15 , TB.16
b. TB RO
1) Di Faskes satelit
Formulir : TB.06, Buku Rujukan Pasien Terduga RO,
formulir Rujukan pasien terduga RO, TB.01 MDR,
TB.02 MDR, TB.13A MDR

MI-3 28
Pencatatan dan Pelaporan

2) Di fasyankes TB RO
Formulir TB.06, Formulir data dasar, TB.05,
TB.01 MDR, TB.02 MDR, TB.03 MDR, Formulir
rujukan/pindah pasien TB MDR.

3) Pencatatan di Laboratorium rujukan TB RO


Register laboratorium untuk Rujukan TCM
(TB.04 Rujukan)

MI-3 29
Mekanisme Pencatatan TB HIV

MODEL LAYANAN PARALEL

PDP / MEKANISME
RUJUKAN
DOTS
Tes HIV
Formulir Formulir TB
Formulir Rujukan
HIV ke Klinik DOTS
atau Klinik KTHIV/
PDP
Mekanisme Pencatatan TB HIV
MODEL LAYANAN TERINTEGRASI

Formulir TB Formulir HIV


1.Formulir tes HIV
DOTS 2.Ikhtisar
[TIPK, PPK, ART perawatan HIV
selama dan ART
pengobatan TB] 3.Register Pra ART
4.Register ART
2. Mekanisme Pencatatan

MODEL LAYANAN TERINTEGRASI


Formulir HIV Formulir TB

1.TB.06
PDP 2.TB.05
[tes dan
diagnosa TB,
3.TB.01
OAT dan 4.TB.02
pemantauanya]
5.TB.03 Faskes
Pencatatan dan Pelaporan HIV

1. Formulir skrining
gejala dan tanda
TB dan penilaian
kriteria pasien
untuk pemberian
PP INH

MI-3 33
Bagan alur formulir KTIP (Permenkes 74/2014)

Form Inform Consent

Form KTHIV

Form rujukan ke Lab

Form Rujukan ke HIV

Catatan :
Pencatatan TB01 di bagian Informasi Layanan dan
Konseling HIV selama Pengobatan TB
PENCATATAN

No.RM : 10 digit ( 4 digit nama, 6 digit :


tahun/bulan/tgl lahir
Contoh penulisan kode :
Nama : ariel, tgl lahir 28 januari 1977
Penulisan : Arie770128.
FORMULIR PERMINTAAN DIAGNOSIS HIV
INFORMED
CONSENT

Informed
Consent
diberikan jika
pasien menolak
FORMULIR RUJUKAN
FORMULIR RUJUKAN PASIEN KE KLINIK DOTS ATAU KLINIK HIV
No. Register TB atau HIV :________________________
Tanggal rujukan :___/___/____ % FORMULIR JAWABAN RUJUKAN DARI KLINIK DOTS ATAU KLINIK HIV
Institusi pengirim :________________________ Institusi yang dituju :________________________ (Untuk diisi dan dikembalikan ke Unit Pengirim)
Alamat :________________________ Alamat :________________________
No. Telp. :________________________ No. Telp. :________________________ Kepada Sejaw at yang terhormat,
Kami sampaikan bahw a, klien/pasien:
Kepada Sejawat yang terhormat,
Bersama ini kami sampaikan pasien/klien tersebut dibawah ini: Nama :___________________________
Usia : ____thn Jenis kelamin: L P
Nama :________________________ Usia : :________ tahun Jenis kelamin: L P Alamat :___________________________
Alamat :________________________ No. Telp. :________________________ dengan hasil:
tanggal bulan tahun
Untuk dilakukan:
Tes HIV Hasil : R NR I
Konseling HIV Diagnosis TB
Tes HIV (pasien telah/ belum menandatangani Pengobatan TB Diagnosis TB Tipe Diagnosis : Terkonfirmasi Bakteriologis Terdiagnosis Klinis
pernyataan persetujuan* - terlampir) Klasifikasi (lokasi) : TB Paru TB Ekstraparu
Peraw atan dan pengobatan HIV Lainnya _________________

Dengan bahan pertimbangan kondisi pasien/klien saat ini: Lainnya _________________


Status HIV tanggal: ________ Hasil : Pos/Neg* Dalam pengobatan TB, OAT kat _____
Kotrimoksasol Terduga TB yang masih dalam proses diagnosis
Telah dilakukan: Dimulai
tanggal bulan tahun
ARV Selesai pengobatan TB Pengobatan TB Paduan OAT ____________
Keadaan lain yang perlu perhatian / Catatan Klinis: Selesai
Ada faktor
pengobatan
risiko HIVTB
Pengobatan Pencegahan Kotrimoksasol Dosis ____________
Terapi ARV Paduan ARV ____________
Pemberian PP INH Dosis ____________

Mohon umpan balik Saudara dengan menggunakan formulir di bawah. _____________, tgl __________________
Bila memerlukan penjelasan lebih lanjut silahkan hubungi kami pada alamat di atas.
Terimakasih atas kerjasama yang diberikan Hormat kami

*Coret yang tidak perlu _____________, tgl __________________


___________________________________
Hormat kami, Instansi dan Unit:
Alamat: _____________
No.Telp: ____________
__________________

%
Gambar alur pelaporan (Permenkes 74/2014)
Indikator Kolaborasi TB HIV
Utk menilai kemajuan / keberhasilan kegiatan kolaborasi TB-HIV di tingkat
fasyankes akan menekankan kepada hasil kegiatan yang ada di mekanisme
kolaborasi bagian B dan C:

PENURUNAN BEBAN HIV


B PENURUNAN BEBAN TB
PADA ODHA & INISIASI
C PADA PASIEN TB
1. % pasien TB yang
PEMBERIAN ART DINI
1. % ODHA yang dikaji mengetahui status
TB pada kunjungan HIV
terakhir. 2. % pasien TB-HIV
2. % ODHA dengan TB yang mendapatkan
yang mendapatkan PPK selama
pengobatan TB pengobatan TB
sesuai standar 3. % pasien TB-HIV
3. % ODHA baru yang yang mendapatkan
menerima PP ART selama
INH/thn
pengobatan TB
INDIKATOR MENURUNKAN BEBAN TB PADA ODHA
 INDIKATOR B

ODHA

TIDAK DIKAJI
B1 DIKAJI TB
TB

TB POSITIF TB NEGATIF

MENDAPAT
B2 PENGOBATAN MENDAPAT PP B3
SESUAI INH
STANDAR
INDIKATOR MENURUNKAN BEBAN HIV PADA
PASIEN TB  INDIKATOR C

PASIEN TB

PASIEN TB
DIKAJI STATUS
HIV
MENGETAHUI C1
STATUS HIV

HIV POSITIF HIV NEGATIF

MENDAPAT
C3 MENDAPAT C2
ARV SESUAI
PPK
STANDARD
Pemantapan Mutu
Lab Mikroskopis TB
• Jejaring laboratorium mikroskopis TB terdiri dari:
a. Laboratorium mikroskopis TB di faskes
b. Laboratorium Rujukan Uji Silang Pertama/ RUS
tingkat kabupaten/ kota (lab intermediate)
c. Laboratorium Rujukan Uji Silang Kedua / RUS
tingkat provinsi (LRP)
d. Laboratorium Rujukan TB nasional untuk
pemeriksaan mikroskopis.

MI-3 44
Pemantapan Mutu Lab Mikroskopis TB

Dgn adanya mikroskopis & tenaga lab, maka


puskesmas tidak lagi dikelompokan dalam KPP
(kelompok puskesmas pelaksana terdiri dari
Pusk Rujukan Mikroskopis, Pusk Satelit), dan
Pusk Pelaksana Mandiri
secara bertahap akan jadi hanya FKTP
Mikroskopis.
Pelatihan untuk tenaga lab tetap
direncanakan oleh dinas kab/ kota atas usulan
semua FKTPM di wilayahnya.
MI-3 45
JEJARING TB-HIV
Jenis jejaring dalam program TB HIV terdiri dari:
1. Jejaring Penyedia Layanan
2. Jejaring Laboratorium
3. Jejaring Logistik
4. Jejaring Pencatatan dan Pelaporan
manual/elektronik dalam SITT TB dan e-TB Manager
dan SIHA HIV
5. Jejaring Pembinaan

MI-3 46
Jejaring Layanan TB HIV

MI-3 47
TCM Tes Cepat Molekuler
• Diperlukan sebanyak 2 buah contoh uji untuk
TCM.
• Kalau hasil TCM M.TB negatif, rujuk untuk
pemeriksaan foto toraks.

MI-3 48
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI
1. Pilar-pilar PPI
Di dalam melaksanakan PPI terdapat 4 pilar yaitu:
a. Pilar pertama: Pengendalian Manajerial
Komitmen, kepemimpinan, dukungan manajemen
PP
b. Pilar kedua: Pengendalian administratif
upaya untuk mencegah/mengurangi pajanan
kepada petugas kesehatan, pasien, pengunjungdan
lingkungan sekitarnya.

MI-3 49
c) Pilar ketiga: Pengendalian lingkungan

Sistem ventilasi ada 3 jenis, yaitu:


1) Ventilasi Alamiah
2) Ventilasi Mekanik
3) Ventilasi campuran

MI-3 50
d) Pilar keempat: Pemanfaatan Alat Pelindung Diri
(APD)
• Masker N95 Respirator partikulat = health
care-particular respirator
• Masker bedah

MI-3 51
PILLAR ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)

MI-3 52
Contoh ruang berdahak
MI-3 54
55

Anda mungkin juga menyukai