Anda di halaman 1dari 28

KEJANG DEMAM PADA

ANAK
Dr. Hendra Wijaya
Identitas pasien
 Nama : An. A
 No. Reg : 078909
 Umur : 3,3 tahun
 Alamat : jl. Sultan syahrir 023/008
 Agama : islam
 Suku : Indonesia
 Pekerjaan :-
Keluhan Utama
 Anamnesis dilakukan dengan cara Alloanamnesis
 Os datang dengan keluhan Kejang ± 5 menit SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
 An. A 3,3th kejang tiba – tiba ± 5 menit sebelum
dibawa kerumah sakit, saat kejang mata mendilik
keatas, kejang pada seluruh tubuh dan setelah
kejang pasien sadar. Pasien demam tinggi sejak
tadi siang, mual – muntah -, BAB/BAK tidak ada
keluhan. Batuk / pilek -\
 Riwayat kejang demam -
Pemeriksaan fisik
 KU : Tampak sakit sedang
 Tanda Vital :
 Kesadaran : Compos Mentis, lemah
 Tekanan darah : -
 Nadi : 108 x/menit
 Nafas : 28 x / menit
 Suhu : 39,5 C
 BB : 13 kg
 Kulit : dalam batas normal
 Mata : Conjungtiva anemis -/-
 Leher : Pembesaran KGB -
 Dada : dalam batas normal
 Paru :
 Inspeksi : simetris kanan dan kiri
 Palpasi : vokal fremitus kanan = kiri
 Perkusi : sonor kanan dan kiri
 Auskultasi : suara napas vesikuler +/+ , rh -/- wh -/-
 Jantung : dalam batas normal
 Ekstremitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang

 Laboratorium
 Hb : 11,6 gr% ;
 Leukosit : 6.690/uL ;
 Trombosit : 229.000/uL
Diagnosa Kerja
 Kejang Demam Simpleks
Terapi IGD
 IVFD Rl 15 tpm
 Injeksi Cefotaxime 650 mg / 8 jam
 Injeksi Ranitidine 13 mg / 8 jam
 Injeksi Antrain 130 mg / 8 jam
 Injeksi Diazepam 4 mg jika kejang ( bolus pelan )
 Stesolid 5 mg – kejang berhenti
Pembahasan
Diagnosis
 Keluhan Pasien :
 Kejang ± 5 menit smrs, saat kejang mata mendelik
keatas, kejang pada seluruh tubuh dan pasien sadar
setelah kejang
 Demam tinggi sejak tadi siang

 Riwayat kejang demam -

 Pemeriksaan Fisik
 Suhu: 39,5
 Kaku kuduk –

 Penunjang : dalam batas normal


 Diagnosis tegak  Kejang Demam Simpleks
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38,5o
C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium
Epidemiologi
 Kejadian kejang demam diperkirakan 2 % - 4 % di
Amerika Serikat, Amerika Selatan dan Eropa Barat.
Di Asia dilaporkan lebih tinggi. Kira – kira 20 %
kasus merupakan kejang demam kompleks.
Umumnya kejang demam timbul pada tahun kedua
kehidupan (17 – 23 bulan) kejang demam sedikit
lebih sering pada laki – laki(2).
Etiologi
 Hingga kini belum diketahui dengan pasti. Demam

sering disebabkan infeksi saluran pernapasan atas,


otitis media, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi
saluran kemih
Klasifikasi
 Kejang demam sederhana (simple febrile seizure)
 Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari
15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri.
 Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa
gerakan fokal.
 Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.

 Kejang demam sederhana merupakan 80 % diantara


seluruh kejang demam
 Kejang demam kompleks (complex febrile
seizure)
 Kejang lama lebih dari 15 menit.
 Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial.
 Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium
tidak rutin, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi
sumber infeksi penyebab demam
 Pungsi lumbal
 Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk
menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan
meningitis. Oleh karena itu, pungsi lumbal dianjurkan
pada :
 Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan.
 Bayi antara 12 – 18 bulan dianjurkan.
 Bayi lebih dari 18 bulan tidak rutin. Bila yakin bukan
meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.
 Elektroensefalografi
 tidak direkomendasikan. Pemeriksaan EEG masih dapat
dilakukan pada keadaan kejang demam yang tidak khas.
Misalnya kejang demam kompleks pada anak usia lebih dari
6 tahun atau kejang demam fokal.
 Pencitraan
 Foto X – ray kepala dan pencitraan seperti computed
tomography scan (CT – scan) atau magnetic resonance
imaging (MRI) jarang sekali dikerjakan, tidak rutin dan
hanya atas indikasi seperti :
 1. Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)
 2. Paresis nervus VI
 3. Papiledema
Diagnosis Banding
 Kelainan di dalam otak biasanya karena infeksi,
misalnya :
 Meningitis

 Ensefalitis

 Abses otak
Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan Saat Kejang
 Diazepam intravena, Dosis 0,3 – 0,5 mg/kgBB
perlahan – lahan dengan kecepatan 1 – 2 mg/menit
atau dalam waktu 3 – 5 menit,dengan dosis maksimal
20 mg.
 Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin
secara intravena dengan dosis awal 10 –
20mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1
mg/kgBB/menit atau kurang dari 50 mg/menit.
 Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4 – 8
mg/kgBB/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal.
 Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien
harus dirawat di ruang rawat intensif.
 Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya
tergantung dari jenis kejang demam apakah kejang demam
sederhana atau kompleks dan faktor resikonya.
 Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua
atau di rumah adalah diazepam rektal. Dosis diazepam
rektal adalah 0,5 – 0,75 mg/kgBB atau diazepam rektal
5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg
dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg.
 Pemberian Obat Pada Saat Demam (4)
 Antipiretik
 Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10 – 15
mg/kgBB/kali diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5
kali.
 Dosis ibuprofen 5 – 10 mg/kgBB/kali, 3 – 4 kali sehari.
Meskipun jarang, asam asetilsalisilat dapat menyebabkan
sindrom Reye terutama pada anak kurang dari 18 bulan,
sehingga penggunaan asam asetilsalisilat tidak dianjurkan.
 Antikonvulsan
 Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kgBB setiap 8 jam
pada saat demam menurunkan resiko berulangnya kejang
pada 30 % - 60 % kasus, begitu pula dengan diazepam
rektal dosis 0,5mg/kgBB setiap 8 jam pada suhu > 38,5 o
C.
 Pemberian Obat Rumat
 Pengobatanrumat hanya diberikan bila kejang demam
menunjukkan ciri sebagai berikut (salahsatu) :
 Kejang lama > 15 menit.
 Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya hemiparesis, paresis todd, cerebral palsy,
retardasi mental, hidrosefalus.
 Kejang fokal.
 Pengobatan rumat dipertimbangkan bila :
 Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam.
 Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan.
 Kejang demam > 4 kali per tahun.
Edukasi Pada Orang Tua
 Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya
mempunyai prognosis baik.
 Memberitahukan cara penanganan kejang.

 Memberikan informasi mengenai kemungkinan


kejang kembali.
 Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang
efektif tetapi harus diingat adanya efek samping
obat.

Anda mungkin juga menyukai