3. Tanda
Pemotongan untuk • Tanda potongan
Potongan sebagian berupa garis
Sebagian/Sobekan tipis kontinu bebas (garis
tipis bergelombang), dan
tidak diberi anak panah.
Kegunaannya untuk
potongan sebagian.
4. Tanda
• Tanda pemotongan meloncat berupa garis
Pemotongan
bergores tipis yang dipertebal pada ujung-
Meloncat atau
ujung garis dan pada perubahan arahnya.
Melompat
Pada ujung garis yang ditebalkan diberi abak
panah. Kegunaan tanda ini untuk gambar
potongan meloncat.
• Tanda potongan menyudut atau putar
5. Tanda Pemotongan berupa garis bergores tipis yang
Menyudut atau dipertebal. Pada ujung-ujung garis, pada
Potongan Putar perubahan arah sudut putarnya, dan pada
ujung-ujung garis yang ditebalkan diberi
tanda anak panah. Kegunaannya untuk
potongan menyudut atau potongan putar.
Tanda arah anak panah menunjukkan arah bagian yang dijelaskan atau
ditampilkan dari bidang potong yang berlubang. Pada tanda anak panah diberi
keterangan A-A apabila hanya satu bidang potong. Kalau terdapat dua atau tiga
bidang potong, keterangan bidang potongnya menjadi B-B, C-C, dan seterusnya. Pada
proyeksi eropa bidang potongnya terletak didepan tanda anak panah. Adapun pada
proyeksi sudut ketiga (proyeksi Amerika) bidang potongnya terletak di belakang tanda
anak panah.
D. ARSIRAN PADA GAMBAR POTONGAN
Arsiran adalah garis-garis tipis miring yang ditarik sejajar dengan sudut 45
derajat terhadap garis sumbu benda atau garis benda horizontal atau vertikal dan
dibatasi oleh garis benda. Arsiran berfungsi untuk menjelaskan bagian yang berongga
dengan yang tak berongga. Pada gambar potongan, juga untuk membedakan antara
gambar pandangan dengan gambar potongan.
1. Ketentuan Garis Arsir
Ketentuan garis arsir, yaitu sebagai berikut :
a. Arsir digambar dengan garis tipis miring sampai garis batas benda.
b. Kemiringan garis arsir 45 derajat terhadap garis sumbu atau garis horizontal
atau vertikal benda.
c. Jarak garis arsir harus sama dan disesuaikan dengan besar atau kecilnya benda.
d. Bagian penampang yang luas dapat diarsir bagian kelilingnya saja atau arsir
terbatas.
e. Bagian potongan yang berpasangan sudut arsirnya dibuat berlawanan arah.
f. Jika angka atau garis ukuran mengenai arsir, bagian yang dikenai angka dan
garis ukuran dapat dihilangkan.
g. Untuk potongan melompat garis arsirnya dibuat berselang-selang dan dibatasi
oleh garis bergores tipis (garis bertitik).
h. Bagian lubang/berongga, poros, pasak, baut, ruji, paku keliling tidak boleh
diarsir, kecuali untuk potongan sebagian atau melintang.
2. Arsiran Bahan pada Gambar Potongan
Pada konstruksi mesin digunakan bermacam-macam logam, sesuai
persyaratan fungsional bagian-bagian mesin tersebut. Untuk menyatakan jenis
logam pada gambar potongan digunakan garis arsir (arsiran). Garis arsir
menurut jenis logam yang banyak dgunakan ada beberapa macam, yaitu
sebagai berikut :
a. Arsiran untuk logam baja.
b. Arsiran untuk logam besi tuang.
c. Arsiran untuk logam alumunium dan paduannya.
d. Arsiran untuk logam tembaga dan paduannya seperti perunggu, kuningan,
dan sebagainya.
e. Arsiran untuk logam putih.
f. Arsiran untuk logam besi atau baja tuang yang dapat ditempa.
Dalam pembuatan gambar kerja, juru gambar harus memahami betul
tentang jenis logam gambar komponen. Jika logamnya kuningan atau
perunggu, arsiran potongan digunakan arsiran tembaga, begitu juga kalau
logamnya baja dipakai arsiran baja.