Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS KEBIJAKAN PERIKANAN

TANGKAP
PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT
NOMOR 9 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 59/PERMEN-KP/2014

OLEH :
NUR ALIMAH AKHMAD
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 59/PERMEN-KP/2014

TENTANG

LARANGAN PENGELUARAN IKAN HIU KOBOI (Carcharhinus longimanus)


DAN HIU MARTIL (Sphyrna spp.) DARI WILAYAH NEGARA REPUBLIK
INDONESIA KE LUAR WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 10 Desember 2014
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
Tt ttd.

SUSI PUDJIASTUTI
INPUT
Perlunya mengatur larangan pengeluaran ikan Hiu
Koboi (Carcharhinus longimanus) dan Hiu Martil
(Sphyrna spp.) dari wilayah negara Republik
Indonesia ke luar wilayah negara Republik Indonesia;

Ikan Hiu Koboi (Carcharhinus longimanus) dan Hiu


Martil (Sphyrna spp.) telah mengalami penurunan
populasi.

Masuk dalam daftar Appendik II CITES pada


Conference of the Parties CITES ke-13 di Bangkok
PROSES
Menteri

Sekjen Perikanan Tangkap

Unit Hukum Sekjen Perikanan Tangkap

Sekjen Perikanan Tangkap

Menteri
OUTPUT
Setiap orang dilarang mengeluarkan ikan Hiu
Koboi (Carcharhinus longimanus) dan Hiu
Martil (Sphyrna spp.) serta produk
pengolahannya dari wilayah Negara Republik
Indonesia ke luar wilayah Negara Republik
Indonesia.

Ikan Hiu Martil (Sphyrna spp.) sebagaimana


dimaksud terdiri dari 3 (tiga) spesies, yaitu:
a. Sphyrna lewini;
b. Sphyrna mokarran; dan
c. Sphyrna zygaena.
DAMPAK
Perbaikan populasi dan perbaikan
manajemen pengelolaan perikanan hiu di
Indonesia.

Sumberdaya ikan hiu terjaga kelestariannya


sehingga dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan oleh generasi sekarang dan
generasi yang akan datang
PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT
NOMOR 9 TAHUN 2012

TENTANG

LARANGAN PENANGKAPAN IKAN HIU, PARI MANTA DAN JENIS-JENIS


IKAN TERTENTU DIPERAIRAN LAUT RAJA AMPAT

Ditetapkan di Waisai
Pada tanggal 22 Oktober 2012
BUPATI RAJA AMPAT

CAP/TTD
MARCUS WANMA
INPUT
Perlunya menjaga dan menjamin keberadaan,
ketersediaan, dan kesinambungan jenis ikan dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragaman sumber daya ikan dan lingkungannya
guna menunjang pariwisata bahari yang berkelanjutan

Penurunan kualitas dan kuantitas Ikan


Hiu, Ikan Pari Manta, Duyung dan Penyu
dikarenakan kemampuan reproduksi
yang rendah perburuan yang semakin
meningkat;
Meningkatnya intensitas konflik
kepentingan antar nelayan lokal dan
nelayan luar yang berdampak
terganggunya pembangunan perikanan
berkelanjutan serta pengembangan
wisata bahari di Kabupaten Raja Ampat
JENIS HIU YANG DILINDUNGI
FAMILI LAMNIDAE
FAMILI WHALE SHARKS

FAMILIALOPIIDAE FAMILI PRISTIDAE


FAMILI SCYLIORHINIDAE FAMILI RHINIDAE

FAMILI RHYNCOBATIDAE FAMILI GINGLYMOSTOMATIDAE


FAMILI STEGOSTOMATIDAE FAMILI SPHYRNIDAE

FAMILI CARCHARHINIDAE FAMILI HEMISCYLLIDAE


JENIS PARI YANG DILINDUNGI
FAMILI MYLIOBATIDAE

FAMILI MOBULIDAE

FAMILI ORECTOLOBIDAE

FAMILI DASYATIDAE
JENIS IKAN HIAS YANG DILINDUNGI

KALYPTATHERINA HELODES CHROMIS ATHENA EVIOTA RAJA VANDERHORSTIA WAYAG

PSEUDOCHROMIS MATAHARI PSEUDOCHROMISAMMERI APOGONICHTHYOIDES ERDMANNI


PROSES
Bupati Raja Ampat menerbitkan Surat
Edaran Bupati Nomor 430/407/2010 Surat Edaran tersebut hanya bersifat
tanggal 13 Oktober 2010 tentang administratif
larangan penangkapan Ikan

Pemerintah Daerah dan DPRD melakukan


evaluasi terhadap Surat Edaran tersebut
dengan melibatkan masyarakat serta
pemangku kepentingan lainnya

Dewan perwakilan rakyat daerah


kabupaten raja ampat dan bupati raja
ampat menetapkan peraturan daerah
tentang “larangan penangkapan ikan
hiu, pari manta dan jenis-jenis ikan
tertentu di perairan laut raja ampat “
tanggal 22 Oktober 2012 di Waisai
OUTPUT
Setiap orang dan/atau Badan Hukum dilarang
melakukan kegiatan penangkapan, perburuan,
melukai, membunuh, menyimpan, memiliki,
memelihara, mengangkut, dan memperniagakan
jenis-jenis ikan dan hewan laut yang dilindungi
dalam keadaan hidup atau mati.

Setiap orang dan /atau Badan Hukum dilarang


melakukan kegiatan mengambil, merusak,
memusnahkan, memperniagakan, menyimpan
atau memiliki telur dan/atau sarang ikan yang
dilindungi.

Setiap orang dan /atau Badan Hukum dilarang


melakukan kegiatan memperniagakan,
menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, sirip atau
bagian-bagian lain jenis ikan yang dilindungi atau
barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian
ikan tersebut
Ketentuan Pidana

Setiap orang dan/atau Badan Hukum yang dengan


sengaja melakukan, menyuruh melakukan, turut
serta melakukan kegiatan penangkapan sehingga
dapat mengurangi jumlah populasi jenis-jenis ikan
tertentu dan jenis-jenis ikan endemik diancam
dengan pidana kurungan paling lama 6 bulan
dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah).

Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


disetorkan ke Kas Daerah dan merupakan
penerimaan daerah. Sarana/alat yang digunakan
untuk melakukan penangkapan ikan disita dan
dimusnahkan oleh Pemerintah Daerah.

Sanksi sosial oleh masyarakat setempat


DAMPAK
Pemerintah Daerah memberikan ruang kepada masyarakat adat dalam menjaga
kearifan lokalnya dengan menerapkan sanksi adat atas pelanggaran terhadap
pengelolaan kawasan pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil di dalam kawasan
perairan laut Raja Ampat.

Tidak memberi ruang bagi orang lain untuk melakukan kegiatan penangkapan dan
perburuan jenis-jenis ikan tertentu dan jenis-jenis ikan endemik dalam wilayah adat
lautnya;

Mempertahankan nilai-nilai budaya dan/atau tradisi serta jasa lingkungan sebagai


sumber penghidupan, yang telah berlangsung secara turun temurun sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Curah Pendapat

SETUJU dengan adanya aturan


pelarangan penangkapan hiu
dan pari, sebab populasi nya
semakin berkurang .

Anda mungkin juga menyukai