PULAU SUMATERA
Disusun oleh:
Abadi Raksapati, S.S., M.Sc
Manajemen Destinasi Pariwisata
LAPORAN AKHIR
TAHUN 2018
Pulau Sumatera sebagai satu kesatuan destinasi pariwisata selama ini belum mampu saling
mendukung antara destinasi di satu provinsi dengan destinasi di provinsi lainnya. Oeh karena itu
perlu dilakukan kajian terhadap potensi serta isu-siu strategis yang melandasi pengembangan
seluruh destiansi yang ada di Pulau Sumatera. hal ini sangat penting agar seluruh daya tarik wisata
yang ada di Pulau Sumatera dan sekitarnya dapat dimobilisasi sebagai satu kesatuan destiansi
pariwisata yang saling mendukung satu sama lain. Untuk mewujudkan keterpaduan tersebut maka
Kementerian Pariwisata dalam hal ini Deputi Pengembangan Destinasi, Asisten Deputi
Pengembangan Destinasi Regional I melakukan kajian Rencana Aksi Pembangunan Kepariwisataan
Terpadu Pulau Sumatera.
Kajian ini dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pariwisata yang ada di
regional 1 Pulau Sumatera baik dari kalangan pemerintahan, swasta, maupun asosiasi profesi
kepariwisataan. Hasil dari kegiatan ini dihimpun dalam sebuah laporan akhir yang terdiri dari Bab
Satu Pendahuluan, Bab Dua Kebijakan Pengembangan Produk Pariwisata, Bab Tiga Tema Produk
Pariwisata, Bab Empat Daya Tarik Wisata Unggulan, dan Bab Lima Jalur Wisata Tematik di Pulau
Sumatera.
Dengan disusunnya laporan akhir rencana aksi pembangunan kepariwisataan terpadu di regional I
Sumatera diharapkan dapat memberikan panduan dalam pengembangan kepariwisataan Pulau
Sumatera dan sekitarnya pada khususnya dan Indonesia secara umum. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih atas partisipasi seluruh pihak yang telah membantu proses penuyusunan laporan ini.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................................................... 1-1
1.2 TUJUAN DAN SASARAN .............................................................................................................. 1-3
1.3 RUANG LINGKUP ........................................................................................................................ 1-4
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah...................................................................................................... 1-4
1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan .................................................................................................... 1-6
1.4 KELUARAN .................................................................................................................................. 1-7
1.5 TAHAPAN PENENTUAN PRODUK PARIWISATA UNGGULAN PULAU SUMATERA ..................... 1-7
1.6 SISTEMATIKA LAPORAN ............................................................................................................. 1-8
ii
2.11 FOKUS DAN ARAH PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PULAU SUMATERA DALAM
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI .................................................................................... 2-33
BAB 5 JALUR WISATA TEMATIK PULAU SUMATERA SEBAGAI PRODUK PARIWISATA UNGGULAN
PULAU SUMATERA
5.1 PENGERTIAN JALUR WISATA TEMATIK PULAU SUMATERA ...................................................... 5-1
5.2 DASAR PERTIMBANGAN PENYUSUNAN JALUR WISATA TEMATIK PULAU SUMATERA ............ 5-2
5.3 TEMA JALUR WISATA TEMATIK PULAU SUMATERA ................................................................. 5-3
5.3.1 Tema Jalur Wisata Tematik Pulau Sumatera Berdasarkan Keunggulan Pariwisata
Pulau Sumatera ............................................................................................................... 5-3
5.3.2 Tema Jalur Wisata Tematik Pulau Sumatera Berdasarkan Produk Pariwisata Dalam
Rencana tata Ruang Pulau Sumatera ............................................................................. 5-5
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perwilayahan Pariwisata di Pulau Sumatera dan Sekitarnya.................... 1-4
Tabel 2.1 Daya Tarik Wisata di Pulau Weh dan sekitarnya ...................................... 2-4
Tabel 2.2 Daya Tarik Wisata di Provinsi Bengkulu Berdasarkan Wilayah................. 2-18
Tabel 2.3 Daya Tarik Wisata di Provinsi Jambi ......................................................... 2-23
Tabel 2.4 Destinasi Pariwisata dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi ............. 2-27
Tabel 2.5 Arahan Kebijakan Pengembangan Pariwisata dalam RTRW Pulau
Sumatera ................................................................................................... 2-28
Tabel 2.6 Kawasan Wisata Unggulan Provinsi dan Kabupaten ................................ 2-29
Tabel 2.7 Daya Tarik Wisata Primer di taman Nasional Way kambas dan Sekitarnya 2-31
Tabel 2.8 Daya Tarik Wisata di Kabupaten Lampung Timur ..................................... 2-31
Tabel 2.9 Tema Kegiatan Wisata di Taman Nasional Way Kambas .......................... 2-32
Tabel 2.10 Fokus dan Arah Pembangunan Kepariwisataan Pulau Sumatera per
Provinsi ...................................................................................................... 2-35
Tabel 3.1 Daftar Gunung di Pulau Sumatera ............................................................ 3-2
Tabel 3.2 Daftar Taman Nasional di Pulau Sumatera ............................................... 3-5
Tabel 3.3 Hutan Lindung di Pulau Sumatera ............................................................ 3-10
Tabel 3.4 Lalu Lintas Penumpang di Bandar Udara di Pulau Sumatera ................... 3-18
Tabel 3.5 Lalu Lintas Wisatawan di Pelabuhan Laut di Pulau Sumatera .................. 3-19
Tabel 3.6 Tema Produk Pariwisata per Provinsi se Pulau Sumatera ........................ 3-22
Tabel 4.1 Kriteria dan Indikator Daya Tarik Wisata Unggulan .................................. 4-2
Tabel 4.2 Tema Produk Pariwisata per Provinsi se Pulau Sumatera ........................ 4-3
Tabel 5.1 Jalur Wisata Tematik Berdasarkan Keunggulan Pariwisata Pulau Sumatera 5-3
Tabel 5.2 Jalur Wisata Tematik Berdasarkan Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera . 5-8
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahapan Penentuan Produk Pariwisata Unggulan Pulau Sumatera .... 1-7
Gambar 2.1 Sebaran Daya Tarik Wisata di KSPN Weh dan Sekitarnya .................... 2-3
Gambar 2.2 Peta Perwilayahan Pariwisata Sumatera Utara ................................... 2-8
Gambar 2.3 Peta KSPN Toba dan Sekitarnya ........................................................... 2-9
Gambar 2.4 Delineasi KSPN Kawasan Singkarak dan Sekitarnya ............................. 2-11
Gambar 2.5 Peta Sebaran Daya Tarik Wisata di KSPN Rupat dan Sekitarnya ......... 2-14
Gambar 2.6 Peta Sebaran Daya Tarik Wisata di KSPN Pulau Alang dan Sekitarnya 2-16
Gambar 2.7 DPN Jambi-Kerinci dan Sekitarnya ....................................................... 2-24
Gambar 3.1 Peta Sebaran Taman Nasional di Pulau Sumatera ............................... 3-17
Gambar 4.1 Peta Taman Wisata Alam Laut Weh ..................................................... 4-5
Gambar 4.2 Peta Danau Toba .................................................................................. 4-6
Gambar 4.3 Peta Ngarai Sianok ............................................................................... 4-8
Gambar 4.4 Peta Istana Siak .................................................................................... 4-9
Gambar 4.5 Peta Taman Wisata Kepualauan Anambas .......................................... 4-11
Gambar 4.6 Peta Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ......................................... 4-12
Gambar 4.7 Peta Pulau Enggano .............................................................................. 4-14
Gambar 4.8 Peta Sungai Musi .................................................................................. 4-15
Gambar 4.9 Peta Tanjung Kelayang ......................................................................... 4-17
Gambar 4.10 Peta Taman Nasional Way Kambas ...................................................... 4-19
Gambar 5.1 Peta Jalur Geowisata Pegunungan Bukit Barisan ................................ 5-3
Gambar 5.2 Peta Jalur Ekowisata Tropical Rainforest Heritage of Sumatera.......... 5-4
Gambar 5.3 Peta Jalur Geopark Sumatera .............................................................. 5-5
Gambar 5.4 Peta Jalur Ekowisata Danau ................................................................ 5-6
Gambar 5.5 Peta Jalur Ekowisata Bahari ................................................................. 5-7
Gambar 5.6 Peta Jalur Budaya Melayu ................................................................... 5-8
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam konteks pariwisata, Indonesia memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri. Keunikan
dan kekhasan ini tidak saja dilihat dari beragamnya potensi daya tarik wisata yang dimiliki
baik alam maupun budayanya akan tetapi juga dilihat dari sisi geografis. Data BPS (2017)
menunjukan bahwa Indonesia memiliki pulau sebanyak 17.504 buah pulau termasuk lima
buah pulau utama di dalamnya yaitu Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Pulau
Papua. Secara administratitif saat ini Indonesia dibagi menjadi 34 provinsi dan 542
kabupaten/kota (Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian dalam Negeri, 2014).
Banyaknya daerah administratif dan sebaran pulau yang membentang dari Pulau Rondo
hingga Merauku, dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote mengharuskan perencanaan
pembangunan kepariwisataan di Indonesia dilaksanakan secara terpadu dan
1-1
berkesinambungan. Keterpaduan dan kesinambungan ini pada akhirnya diharapkan dapat
mewujudkan visi pembangunan kepariwisataan Indonesia, yaitu terwujudnya Indonesia
sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu
mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat (Peraturan Pemerintah Nomor
50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-
2025).
Saat ini, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota banyak yang telah menyusun
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan di tingkatannya masing-masing yang
merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Sementara itu untuk menjabarkan berbagai strategi pembangunan kepariwisataaan secara
kewilayahan maka Kementerian Pariwisata juga sudah menyusun Rencana Induk dan
Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan Kawasan Pengembangan
Pariwisata Nasional (KPPN) yang berada di wilayah provinsi maupun kabupaten/kota. Oleh
karena itu, perencanaan yang sudah disusun di tingkat kabupaten/kota dan provinsi
maupun KSPN dan KPPN harus diintegrasikan untuk mewujudkan Indonesia sebagai satu
kesatuan destinasi pariwisata yang utuh sehingga akan mempercepat terwujudnya
keterpaduan pembangunan kepariwisataan di segala bidang, dukungan lintas sektor yang
tepat sasaran, serta peningkatan daya saing pariwisata yang semakin tinggi di dunia.
1-2
internasional sekaligus memberikan dampak bagi peningkatan kualitas kesejahteraan
masyarakatnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut tersebut, sasaran yang harus dicapai adalah:
1-3
1.3 LINGKUP KEGIATAN
1.3.1 Lingkup Wilayah
2) DPN Nias Simeulue dan 3) KPPN Simeulue dan sekitarnya 2) KSPN Teluk Dalam-
2. SUMATERA sekitarnya 4) KPPN Nias Barat dan sekitarnya Nias dan sekitarnya
UTARA
3) DPN Medan-Toba dan 5) KPPN Medan Kota dan sekitarnya 3) KSPN Tangkahan-
sekitarnya Leuser dan
sekitarnya
6) KPPN Bukit Lawang dan 4) KSPN Toba dan
sekitarnya sekitarnya
7) KPPN Sibolga dan sekitarnya
3. SUMATERA 4) DPN Mentawai-Siberut dan 8) KPPN Sipora dan sekitarnya 5) KSPN Siberut dan
BARAT sekitarnya 9) KPPN Pagai Utara dan sekitarnya sekitarnya
5) DPN Padang – Bukittinggi 10) KPPN Padang dan sekitarnya 6) KSPN Bukittinggi dan
dan sekitarnya sekitarnya
11) KPPN Sawahlunto dan sekitarnya 7) KSPN Singkarak dan
sekitarnya
12) KPPN Pesisir Selatan dan 8) KSPN Maninjau dan
sekitarnya sekitarnya
4. RIAU 6) DPN Pekanbaru-Rupat dan 13) KPPN Muara Takus-Kampar dan 9) KSPN Rupat-
sekitarnya sekitarnya Bengkalis dan
14) KPPN Pekanbaru Kota dan sekitarnya
sekitarnya
15) KPPN Pulau Jemur – Rokan Hilir
dan sekitarnya
16) KPPN Siak Inderapura dan
sekitarnya
17) KPPN Bukit Tiga Puluh – Rengat
dan sekitarnya
5. KEPULAUAN 7) DPN Batam-Bintan dan 18) KPPN Nagoya-Batam Centre dan 10) KSPN Nongsa –
RIAU sekitarnya sekitarnya Pulau Abang dan
sekitarnya
19) KPPN Panyengat dan sekitarnya 11) KSPN Lagoi-Bintan
dan sekitarnya
8) DPN Natuna-Anambas dan 20) KPPN Anambas dan sekitarnya 12) KSPN Natuna dan
sekitarnya sekitarnya
6. JAMBI 9) DPN Jambi –Kerinci Seblat 21) KPPN Jambi Kota dan sekitarnya 13) KSPN Muaro Jambi
dan sekitarnya dan sekitarnya
22) KPPN Berbak dan sekitarnya 14) KSPN Kerinci Seblat
1-4
Provinsi Destinasi Pariwisata Nasional Kawasan Pengembangan Pariwisata Kawasan Strategis
Nasional Pariwisata Nasional
dan sekitarnya
7. KEPULAUAN 10) DPN Palembang-Babel dan 23) KPPN Pangkal Pinang-Sungai Liat 15) KSPN Tanjung
BANGKA sekitarnya dan sekitarnya Kelayang – Belitung
BELITUNG 24) KPPN Belinyu dan sekitarnya dan sekitarnya
25) KPPN Punai-Belitung dan
sekitarnya
8. SUMATERA 16) KSPN Palembang
SELATAN kota dan sekitarnya
17) KSPN Pagaralam dan
sekitarnya
9. BENGKULU 11) DPN Bengkulu – Enggano 26) KPPN Bengkulu Kota dan 18) KSPN Enggano dan
dan sekitarnya sekitarnya sekitarnya
27) KPPN Pantai Panjang dan
sekitarnya
28) KPPN Rejanglebong dan
sekitarnya
10. LAMPUNG 12) DPN Krakatau – 29) KPPN Danau Ranau dan 19) KSPN Way Kambas
Ujungkulon dan sekitarnya sekitarnya dan sekitarnya
30) KPPN Bandar Lampung dan 20) KSPN Krakatau-Selat
sekitarnya Sunda dan sekitarnya
31) KPPN Krui-Tanjung Setia dan
sekitarnya
32) KPPN Bukit Barisan Selatan dan
sekitarnya
33) KPPN Kalianda dan sekitarnya
2. merumuskan dan menyepakati visi, misi, tujuan, dan sasaran dalam mewujudkan
pembangunan kepariwisataan terpadu di regional I Sumatera;
1-5
d. Diskusi terfokus 2 untuk:
1. merumuskan dan menyepakati strategi utama dan road map dalam mewujudkan
pembangunan kepariwisataan terpadu di regional I Sumatera;
2. merumuskan dan menyepakati daya tarik wisata unggulan dan quick win dalam dua
tahun;
3. merumuskan dan menyepakati indikasi program dan kegiatan prioritas
pembangunan kepariwisataan terpadu di regional I Sumatera;
e. Penyusunan dokumen Rencana Aksi Pembangunan Kepariwisataan Terpadu Regional I
Sumatera.
1.4 KELUARAN
2. Berita Acara Kesepakatan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi Utama,
Indikasi Program dan Kegiatan;
1-6
1.5 TAHAPAN PENENTUAN PRODUK PARIWISATA UNGGULAN PULAU
SUMATERA
Penentuan produk pariwisata unggulan di Pulau Sumatera akan dilakukan dengan melalui
beberapa tahap sebagai berikut:
RTRW PULAU
SUMATERA
MEKANISME INVENTARISASI
PENENTUAN
PRODUK PENENTUAN
PRODUK
PENENETUAN PRODUK PRODUK
RIRD KSPN
PARIWISATA PRODUK
PARIWISATA
PARIWISATA UNGGULAN PARIWISATA
PARIWISATA PULAU MASING-MASING UNGGULAN PULAU
UNGGULAN PULAU
RIPPARPROV SUMATERA
UNGGULAN PULAU SUMATERA PROVINSI SE- SUMATERA
SUMATERA
SUMATERA RPJPD DAN
RPJMD
1. Inventarisasi produk pariwisata Pulau Sumatera yang terdapat di dalam Rencana Tata
Ruang dan Wilayah (RTRW) Pulau Sumatera, Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional (Ripparnas), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD), Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov), Serta
Master Plan KSPN yang terdapat di masing-masing provinsi yang termasuk kedalam
wilayah Pulau Sumatera;
2. Menentukan produk pariwisata unggulan untuk masing-masing provinsi di Pulau
Sumatera dari data yang telah ada dan yang paling banyak masuk di dalam berbagai
dokumen perencanaan terkait kepariwisataan di provinsi tersebut. Penentuan produk
pariwista unggulan ini kemudian disepakat olehseluruh pemangku kepentinganyang
tertuang adalam berita acara kesepakatan;
3. Menentukan produk pariwisata unggulan yang dapat mengikat dan mewakili seluruh
provinsi yang terdapat di kawasan Pulau Sumatera. Produk pariwiata unggulan pulau
Sumatera yang telah disepakati oleh seluruh pemangku kepantingan dan dituangkan
dalam berita acara kesepakatan.
1-7
1.6 SISTEMATIKA LAPORAN
Bab Satu Pendahuluan, bab ini akan menjelaskan latar belakang kegiatan termasuk juga
tujuan dan sasaran kegiatan. Selain itu di dalam bab ini akan dijelaskan pula ruang
lingkup kegiatan baik dari sisi wilayah maupun substansi serta keluaran yang akan
dihasilkan. Pada bagian akhir bab satu ini akan diberikan gambaran mengenai
sistematika penulisan dalam laporan pendahuluan ini.
Bab Dua Kebijakan Pengembangan Produk Pariwisata Pulau Sumatera Dalam Rencana
Induk Dan Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Dan Kebijakan
Pembangunan Kepariwisataan Provinsi, bab ini akan memaparkan produk
pariwisata yang terdapat di seluruh Provinsi se-Pulau Sumatera dalam dokumen
kebijakan pembangunan di masing-masing provinsi dai mulai Provinsi Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi,
Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan dan Lambung. Selain itu di dalam
bab ini juga akan dibahas mengenai fokus dan arah pembangunan Kepariwisataan
Pulau Sumatera dalam Kebijakan Pembangunan diseluruh Provinsi yang ada di
Pulau Sumatera.
Bab Tiga Tema Produk Pariwisata Pulau Sumatera, bab ini akan menguraikan keunggulan
pariwisata Pulau Sumatera serta tema produk pariwisata di masing-masing
provinsi yang ada di Pulau Sumatera.
Bab Empat Daya Tarik Wisata Unggulan Pulau Sumatera, bab ini akan menjelaskan
mengenai kriteria penentuan daya tarik wisata unggulan di Pulau Sumatera
termasuk juga bagaimana penilain yang dilakukan. Dibagian akhir bab ini akan di
paparkan gambaran daya tarik wisata unggulan Pulau Sumatera yang sudah
dilakukan penilaian tersebut.
Bab Lima Jalur Wisata Tematik Pulau Sumatera sebagai Produk Unggulan Pariwisata Pulau
Sumatera, bab ini akan menjelaskan mengenai pengertian jalur wisata tematik
Pulau Sumatera, dasar pertimbangan penyusunan jalur wisata tematik Pulau
Sumatera dan tema jalur wisata tematik Pulau Sumatera.
1-8
BAB 2
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PRODUK PARIWISATA PULAU SUMATERA
DALAM RENCANA INDUK DAN RENCANA
DETIL KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA
NASIONAL DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
PROVINSI
Kebijakan kepariwisataan Pulau Sumatera secara lebih jelas dapat dilihat dari Rencana Induk
dan Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Selain itu, di dalam Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) dimuat skala prioritas pembangunan
kepariwisataan di masing-masing provinsi sesuai dengan potensi dan keragaman daya tarik
wisata yang dimilikinya. Akan tetapi sampai saat ini belum semua provinsi di Pulau Sumatera
memiliki dokumen kebijakan terkait pembangunan kepariwisataan khususnya peraturan
daerah mengenai Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) yang
menjadi amanat Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Belum adanya keseragaman instrumen peraturan daerah di setiap provinsi terkait dengan
pembangunan kepariwisataan tentu saja sangat menghambat proses pembangunan
kepariwisataan Pulau Sumatera secara keseluruhan. Oleh karena itu setiap provinsi perlu
didorong untuk segera melakukan penyusunan rencana pembangunan kepariwisataan serta
mensahkannya dalam bentuk peraturan daerah sebagai landasan kuat pelaksanaan
pembangunan kepariwisataan di masing-masing provinsi.
2-1
kebijakan pengembangan produk pariwisata yang berasal dari dokumen Rencana Induk dan
Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional serta Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan di masing-masing provinsi di Pulau Sumatera.
Provinsi Aceh sebagai pintu gerbang kawasan Indonesia dari arah barat dan jalur laut
memegang peranan yang sangat penting dalam menampilkan citra pariwisata Indonesia
yang indah, ramah sekaligus memiliki kekhasan budaya. Sebagai provinsi yang menerapkan
syariat Islam dalam setiap sendi kehidupannya, maka pariwisata yang ditampilkan di
kawasan ini juga harus tetap mengacu pada syariat Islam agar tidak bertentangan. Dalam
penerapannya setiap peraturan di Provinsi Aceh dituangkan dalam bentuk qanun atau
peraturan daerah yang bersendikan syariat Islam, tidak terkecuali dengan peraturan terkait
dengan kepariwisataan.
Provinsi Aceh saat ini telah memiliki Qanun Nomor 8 Tahun 2013 tentang Kepariwisataan
yang mengatur secara umum mengenai kepariwisataan di Provinsi Aceh. Dalam qanun
tersebut Pemerintah Provinsi Aceh membagi daya tarik wisata (dalam qanun terminologi
yang digunakan adalah obyek dan daya tarik wisata) menjadi dua yaitu:
1. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Allah yang berwujud alam, flora dan fauna;
2. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia seperti museum, peninggalan
purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru,
wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.
Selain daya tarik wisata tersebut Pemerintahan Provinsi Aceh dapat menetapkan daya tarik
wisata lainnya sesuai dengan perkembangan pariwisata di lapangan.
Qanun Aceh mengenai pembangunan kepariwisataan atau yang biasa disebut dengan
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (ripparprov) Aceh masih dalam tahap
pembahasan dan belum disahkan sebagai qanun resmi di provinsi ini. Saat ini kajian terkait
rencana induk pembangunan kepariwisataan Provinsi Aceh sudah memasuki tahap evaluasi
oleh Pemerntiah Provinsi Aceh dalam hal ini Dinas Pariwisata Provinsi Aceh.
2-2
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) Aceh sangat diperlukan
agar pembangunan kepariwisataan di Provinsi Aceh dapat berjalan secara terkoordinasi dan
terprogram dengan baik melalui pelibatan berbagai pemangku kepentingan. Lebih jauh,
Ripparprov juga sangat penting dalam rangka mengintegrasikan seluruh pembangunan
kepariwisataan di Pulau Sumatera dimana Provinsi Aceh menjadi bagian yang tidak
terpisahkan di dalamnya.
Sementara itu, dalam dokumen Rencana Induk dan Rencana Detil Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional Weh dan sekitarnya, telah dipetakan produk pariwisata unggulan
kawasan diantaranya adalah adanya 80 (delapan puluh) daya tarik wisata yang terdiri dari
daya tarik wisata alam, budaya dan buatan manusia.
Gambar 2.1 Sebaran Daya Tarik Wisata di KSPN Weh dan sekitarnya
Dari 80 (delapan puluh) daya tarik wisata yang ada di Kawasan Weh dan sekitarnya
sebagaian besar merupakan daya tarik wisata yang berbasis alam bahari. Oleh karena itu
Kawasan Weh dan sekitarnya memiliki produk pariwisata yang lebih berat pada produk
pariwisata berbasis bahari.
2-3
Tabel 2.1 Daya Tarik Wisata di Pulau Weh dan sekitarnya
2-4
NO DAYA TARIK WISATA JENIS WISATA LOKASI
33 Hutan Mangrove Jaboi DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata Gp Jaboi
34 Hutan Pulau Rubiah DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata P. Rubiah, Gp Iboih
35 Air Terjun Pria Laot DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata Gp Pria Laot
36 Gunung Berapi Jaboi DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata Gp Jaboi
37 Goa Sarang Iboih DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata Gp Iboih
38 Pemandian Air Panas Keunekai DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata Gp Keunekai
39 Danau Aneuk Laot DTW Alam, wisata petualangan dan ekowisata Gp Aneuk Laot
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
40 Tugu Nol Kilometer Gp Iboih
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
41 Bangunan Asrama Haji Gp Iboih
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
42 Bunker Jepang Gp Anoi Itam
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
43 Benteng ex Jepang Gp. Anoi Itam
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
44 Benteng ex Jepang Gp. Le Meulee
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
45 Benteng ex Jepang Gp. Ujoeng Kareung,
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
46 Benteng ex Jepang Gp. Balohan
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
47 Benteng ex Jepang Gp. Keuneukai,
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
48 Benteng ex Jepang Gp. Cot Ba’U
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
49 Makam Keramat Gp. Ie Meulee,
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
50 Makam Keramat Gp. Ujoeng Kareung,
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
51 Makam Keramat Gp. Anoe Itam,
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
52 Makam Keramat Gp. Beurawang
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
53 Makam Keramat Gp. Keuneukai.
Sejarah
Gudang Senjata ex Jepang DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
54 Gp. Le Meulee
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
55 Gudang Senjata ex Jepang Gp. Anoe Itam
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
56 Gudang Senjata ex Jepang Gp. Balohan
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
57 Tugu Depan SMPN 2 Gp. Ie Meulee;
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
58 Terowongan Gp. Cot Ba’U;
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
59 Tapak Bangunan Gp. Balohan.
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
60 Tapak Bangunan Gp. Anoe Itam
Sejarah
61 Sabang Fair DTW Buatan manusia, wisata even Sabang Kota
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
62 Sabang Hill Sabang Kota
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
63 Cot Abeuk Gp Cot Abeuk
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
64 Situs Abattoir Gp Kuta Timu
Sejarah
Masjid Kampung Haji DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
65 Gp Kuta Timu;
Sejarah
2-5
NO DAYA TARIK WISATA JENIS WISATA LOKASI
Benteng Pengintai DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
66 Gampong Kuta Barat
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
67 Benteng Pengintai Gampong Kuta Timu,
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
68 Benteng Pengintai Gp Paya Seunara
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
69 Benteng Pengintai Gampong Batee Shoek
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
70 Benteng Pertahanan Gampong Kuta Barat
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
71 Benteng Pertahanan Gampong Kuta Timu
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
72 Benteng Pertahanan Gp Paya
Seunara
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
73 Benteng Pertahanan Gp Batee Shoek
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
74 Makam Keramat Gp Kuta Timu;
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
75 Makam Keramat Gp Batee Shoek
Sejarah
Tugu Pemancungan DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
76 Gp Batee Shoek;
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
77 Bangunan Pompa Air Brown Gp Aneuk Laot;
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
78 Bangunan Swim Bath Gp Aneuk Laot;
Sejarah
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
79 Terowongan Gp Kuta Ateuh
Sejarah
Gudang
DTW Buatan manusia, wisata Budaya dan
80 Senjata/Amunisi/Peluru Gp Kuta Timu.
Sejarah
Sumber: Dokumen Rencana KSPN Weh dan sekitarnya (2015)
Mengacu pada daya tarik wisata yang ada di Kawasan Weh dan sekitarnya maka produk
pariwisata yang berbasis bahari dan ekowisata menjadi sangat menonjol untuk
dikembangkan lebih lanjut. Pengembangan produk pariwisata berbasis ekowisata bahari di
Provinsi Aceh, khususnya Kawasan Strategis pariwisata Nasional Weh dan sekitarnya harus
terintegrasi dengan pengembangan pariwisata di seluruh Pulau Sumatera agara tercipta
destinasi pariwisata Pulau Sumatera yang beragam dan saling menguatkan antar daerah.
2-6
tarik wisata yang tersebar tersebut tentu saja perlu pengelolaan dari sisi peraturan yang
dapat menjembatani antara kepentingan wisatawan, masyarakat, industri dan pemerintah.
Oleh karena itu peraturan daerah terkait dengan pengelolaan pembagnunan kepariwisataan
di Provinsi Sumatera Utara mutlak diperlukan untuk memperlancar proses pembangunan
kepariwisataan yang tengah gencar dilakukan oleh pemerintah tersebut.
Hingga saat ini Sumatera Utara belum mempunyai Peraturan Daerah mengenai Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov). Padahal Ripparprov merupakan
amanat dari Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 mengenai Kepariwisataan. Dalam pasal
8 dan 9 undang-undang tersebut jelas tertulis bahwa setiap daerah baik provinsi maupun
kabupaten/kota wajib menyusun rencana induk pemabangunan kepariwissataan di
daerahnya masing-masing.
2-7
8. DPD Tobasa, Asahan dan sekitarnya;
9. DPD Sibolga dan sekitarnya;
10. DPD Kepulauan Nias;
11. DPD Batang Toru dan sekitarnya.
Sumber: dokumen kajian Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Utara (2017)
Dari sebelas DPD tersebut tiga DPD diantaranya beririsan di wilayah Danau Toba, yaitu DPD
Daeri dan sekitarnya, DPD Sedang Bedagai, Simalungun dan sekitarnya serta DPD Tapanuli
Utara, Samosir,Tobasa, Asahan dan sekitarnya. Hal ini menunjukan bahwa kawasan Danau
Toba merupakan kawasan yang penting dan memiliki potensi pariwisata yang besar
sehingga memerlukan penanganan dan strategi khusus untuk pengembangannya.
Danau Toba dengan sejarah pembentukanya dan juga budaya yang ada disekitarnya telah
menjelma menjadi ikon pariwisata Sumatera Utara. Penempatan Danau Toba sebagai
destinasi pariwisata unggulan Sumatera Utara bahkan Nasional sangat tepat mengingat nilai
yang dimiliki oleh Danau Toba yang memiliki skala internasional.
2-8
Gambar 2.3 Peta KSPN Toba dan sekitarnya
Provinsi Sumatera Barat merupakan provinsi memiliki nilai-nilai budaya yang khas dan telah
dikenal secara luas. Nilai-nilai ini diantaranya adalah bangunan adat, tata cara dan tradisi
serta yang tidak kalah menonjol dan dikenal luas yaitu kulinernya. Kuliner khas sumatera
barat atau masyarakat secara umum lebih mengenalnya sebagai kuliner Padang, telah
menjelma sebagai salah satu kuiner yang digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat
dari berbagai macam latar belakang. Hal ini tentu saja menjadi modal yang sangat besar bagi
pariwisata Sumatera Barat dalam memperkenalkan berbagai daya tarik yang ada di kawasan
ini.
Daya tarik wisata di Sumatera Barat selama ini belum begitu dikenal dibandingkan dengan
kekayaan kulinernya. Tidak banyak yang dikenal luas oleh masyarakat selain dengan rumah
gadang dan jam gadangnya. Oleh karena itu upaya untuk memperkenalkan berbagai daya
tarik yang ada harus terus ditingkatkan agar pariwisata Sumatera Barat dapat lebih dikenal
2-9
masyarakat luas yang pada akhirnya dapat mendatangkan keuntungan ekonomi bagi
Sumatera Barat.
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera barat Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera barat Tahun 2014-2025 menyebutkan
bahwa Perwilayahan pariwisata di Suamtera Barat dibagi menjadi 5 (lima) Kawasan Utama
Pariwisata Provinsi (KUPP), 9 (sembilan) Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) dan 8
(delapan) Kawasan Potensial Pariwisata Provinsi (KPPP). Lebih jauh 5 (lima) KUPP yang telah
ditetapkan tersebut adaah sebagai berikut:
1. KUPP I dengan pusatnya Kota Padang, yang terdiri dari KSPP Kabupaten Pesisir Selatan
dan Kabupaten Padang Pariaman serta KPPP Kota Pariaman ;
2. KUPP II dengan pusatnya Kota Bukittinggi, yang terdiri dari KSPP Kabupaten Agam dan
Kabupaten 50 Kota serta KPPP Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat dan KPPP
Kota Payakumbuh;
3. KUPP III dengan pusatnya Kabupaten Tanah Datar yang terdiri dari KSPP Kota Padang
Panjang dan Kabupaten Solok serta KPPP Kota Solok dan KPPP Kabupaten Solok Selatan;
4. KUPP IV dengan pusatnya Kota Sawahlunto, yang terdiri dari KSPP Kabupaten Sijunjung
dan KPPP Kabupaten Dharmasraya; dan
5. KUPP V dengan pusatnya Tua Pejat, yang terdiri dari KSPP Sipora dan KSPP Siberut serta
KPPP Pagai Utara dan sekitarnya.
Sementara itu dalam dokumen Rencana Induk dan Rencana Detil Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional Kawasan Singkarak dan sekitarnya disebutkan bahwa inti KSPN Kawasan
Singkarak dan sekitarnya yang meliputi Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kota
Sawahlunto, Kota Padang Panjang merupakan kawasan Danau Singkarak yang berada
diketinggian kurang lebih 363 mdpl. Dengan demikian bentang alam pegunungan menjadi
kekuatan utama Sumatera barat dalam upaya pengembangan daya tarik wisata. Selain itu
Kawasan Provinsi Sumatera Barat yang sebagian besar merupakan punggungan dari deretan
Bukit Barisan memperkukuh kawsan ini sebagai kawasan dengan potensi alam pegunungan
yang sangat besar dan potensial untuk terus dikembangkan sebagai daya tarik wisata
berbasis ekologi atau ekowisata.
2-10
Gambar 2.4 Delienasi KSPN Kawasan Singkarak dan sekitarnya
Provinsi Riau merupakan provinsi yang secara geografis berbatasan dengan Malaysia.
Letaknya yang strategis ini menempatkan Provinsi Riau sebagai salahsatu pintu gerbang
pariwisata di kasawan Pulau Sumatera. secara tradisional masyarakat kawasan ini telah
terbiasa melintas batas dengan emnggunakan kapal laut ke negara tetangga Malaysia begitu
juga sebaliknya. Potensi perpindahan wisatawan yang relatif mudah ini menjadikan Provinsi
Riau harus mempersiapkan berbagai macam infrasturktur untuk mendukung pemabngunan
kepariwisataanya. Salah satu yang sangat penting adalah terkait dengan kesiapan peraturan
daerah mengenai Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) Riau.
Provinsi Riau saat ini telah memiliki peraturan daerah terkait dengan pembangunan
kepariwisataan yaitu Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2004 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Daerah Riau.
2-11
Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2004 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Daerah Riau secara legal masih mengacu kepada Undang-undang Nomor 9
Tahun 1999 sehingga secara substansi banyak penomena pariwisata yang berkembang
dewasa ini belum termuat. Oleh karena itu kedepan perlu didorong revisi terhadap
peraturan daerah ini agar pemabngunan kepariwisataan yang dilakukan oleh Provinsi Riau
dapat sejalan dengan cita-cita pembangunan kepariwisataan secara nasional yang tertuang
di dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 dan peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional. Namun
demikian ada beberapa substansi terkait dengan rencana pemabgnunan kepariwisataan di
Provinsi Riau yang dapat diselaraskan dengan pembangunan kepariwisataan Pulau Sumatera
secara keseluruhan diantaranya adalah sebagai berikut:
Sementara itu perwilayahan pariwisata di Provinsi Riau yang kemudian di sebut sebagai Unit
Pengembangan Wilayah Pariwisata (UPWD) dibagi menjadi tiga wilayah yaitu:
a. UPWD A yang terdiri dari Kabupaten/kota: Pekanbaru, Kampar, Rokan, Hulu, Pelelawan;
b. UPWD B yang terdiri dari Kabupaten/Kota: Bengkalis, Siak, Dumai, Rokan Hilir;
c. UPWD C yang terdiri dari Kabupaten/Kota: Kuantan Senginggi, Indragiri Hulu, dan
Indragiri Hilir.
UPWD tersebut lebih jauh dikembangkan menurut kekhasan dan keunikan daya tarik wisata
dan potensi daya tarik wisatanya masing-masing yaitu:
2-12
4. Kabupaten Pelalawan, diarahkan untuk pengembangan wisata budaya. sejarah,
perairan, alam dan bahari.
b. Unit Pengembangan Wilayah Pariwisata B, pengembangannya diarahkan pada:
1. Bengkalis diarahkan untuk pengembangan wisata rekreasi kota, alam, buatan, bahari
dan budaya.
2. Siak diarahkan untuk Pengembangan wisata sejarah, budaya, alam dan perairan.
3. Dumai diarahkan untuk Pengembangan wisata budaya, alam, rekreasi kota, bahari dan
alam buatan.
4. Rokan Hilir diarahkan untuk pengembangan wisata budaya, alam dan bahari.
c. Unit Pengembangan Wilayah Pariwisata C, pengembangannya diarahkan pada:
1. Kuantan Singingi diarahkan untuk Pengembangan Wisata sejarah, Budaya, alam.
2. Indragiri Hulu diarahkan untuk Pengembangan wisata cagar alam, budaya, alam,
sejarah, petualangan.
3. Indragiri Hilir diarahkan untuk Pengembangan wisata budaya, alam, sejarah dan
bahari.
Tiga UPWD yang terdapat di Riau di dalamnya diarahkan untuk pengembangan beberapa
kawasan yang semua kawasan tersebut mengembangkan tema budaya didalamnya. Oleh
karena itu budaya menjadi kekuatan utama pengembangan pariwisata di Provinsi Riau.
Kedepan tema budaya harus terus di elaborasi baik dari sisi substansi maupun
pengemasannya agar lebih menarik banyak wisatawan utnuk datang ke Provinsi Riau.
Sementara itu dalam dokumen Rencana Induk dan Rencana Detil Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional Rupat dan sekitarnya disebutkan bahwa daya tarik wisata budaya
mendominasi daya tarik wisata yang ada di KSPN Rupat dan sekitarnya disamping daya tarik
wisata alam. Daya tarik wisata yang terdapat di KSPN Rupat dan sekitarnya diantaranya
adalah:
2-13
7. Wisata Hutan Mangrove;
8. Wisata Burung Migrasi;
9. Adat Kebudayaan Masyarakat Tradisonal Melayu Kecamatan Rupat Utara;
10. Permainan Tradisional Masyarakat Melayu Kecamatan Rupat Utara;
11. Tarian Mak Yong Desa Putri Sembilan Kecamatan Rupat Utara;
12. Budaya Suku Akit Desa Titi Akar dan Desa Hutan Ayu Kecamatan Rupat Utara;
13. Zapin Api-Api di Kecamatan Rupat Utara;
14. Makam Putri Sembilan Desa Putri Sembilan Kecamatan Rupat Utara;
15. Perayaan Cak Go Meh di Kecamtan Rupat Utara;
16. Kelenteng Cin Heng Keng Desa Tanjung Medang Kecamatan Rupat Utara;
17. Kelenteng Vidya Sagara Desa Kadur Kecamatan Rupat Utara;
18. Kelenteng Cin Bu Kiong Desa Titi Akar;
19. Mandi Safar Desa Tanjung Punak Kecamatan Rupat Utara;
20. Festival Pantai Rupat.
Pengembangan budaya khas Melayu sebagai salah satu daya tarik utama pariwisata Riau
dan sekitarnya sangat menjanjikan mengingat Riau dianggap sebagai negeri asal peradaban
Melayu berasal. Meski demikian pengemasan budaya sebagai salah satu daya tarik wisata
perlu dilakukan mengingat tidak semua hal yang terkait budaya dapat menarik wisatawan.
Gambar 2.5 Peta Sebaran Daya Tarik Wisata di KSPN Rupat dan sekitarnya
2-14
2.5 Produk Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau dalam Kebijakan
Pembangunan Kepariwisataan
Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terdiri dari
gugusan kepulauan. Dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau dan sebagian
besar merupakan lautan serta menjadi garis terdepan perbatasan negara dengan negara
tetangga, maka Provinsi Kepulauan Riau memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan
dengan provinsi lain di Kawasan Sumatera. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata di
Provinsi Kepulauan Riau perlu dilakukan dengan mengedepankan dan mengeksplorasi
kekayaan pulau-pulau tersebut sebagai bagian dari upaya melakukan konservasi sekaligus
mengukuhkan batas negara. Hal ini tidak terlepas dari isu strategis regional yang
menempatkan batas Provinsi Kepulauan Riau sebagai salah satu titik sentral keamanan
negara.
2-15
1. Pengembangan KPD Batam sebagai kawasan Wisata Kota, Wisata Bahari dan Wisata
MICES (meeting, incentive, convention, exhibition, and sports) ;
2. Pengembangan KPD Bintan sebagai kawasan Wisata Terpadu Eksklusif, Kawasan Wisata
Terbuka Umum, dan Wisata Minat Khusus;
3. Pengembangan KPD Karimun sebagai kawasan Wisata Alam, Wisata Minat Khusus dan
Wisata Agro;
4. Pengembangan KPD Tanjungpinang sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata Budaya dan
Wisata Kreatif;
5. Pengembangan KPD Natuna sebagai kawasan Wisata Bahari, Minat Khusus dan
Ekowisata;
6. Pengembangan KPD Anambas sebagai kawasan Wisata Bahari dan Ekowisata; dan
7. Pengembangan KPD Lingga sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata Budaya, Wisata
Alam dan Wisata Bahari.
Secara komparatif ketujuh KPD yang ada di Kepulauan Riau memiliki kekahsan dan
keunikannya masing-masing sehingga optimalisasi seluruh potensi yang dimiliki oleh
masing-masing pulau tersebut diharapkan dapat memperkuat citra pariwista Kepualaun
Riau sebagai salah satu destinasi pariwisata yang berbasis kekayaan dan keindahan pulau-
pulau kecilnya.
Gambar 2.6 Peta Sebaran Daya Tarik Wisata di KSPN Pulau Alang dan Sekitarnya
Sumber: Dokumen Rencana Induk dan Rencana Detil KSPN Pulau Alang dsk
2-16
2.6 Produk Pariwisata Provinsi Bengkulu dalam Kebijakan Pembangunan
Kepariwisataan
Provinsi bengkulu merupakan provinsi yang memiliki perkembangan pariwisata realtif paling
lambat dibandingkan dengan provinsi lainnya di Kawasan Sumatera. namun demikian hal ini
bukan berarti Provinsi Bengkulu tidak memiliki daya tarik wisata yang berskala nasional
maupun internasional. Sebut saja Pulau Enggano yang telah menjadi salah satu destinasi
pariwisata yang dikenal wisatawan mancanegara karena keindahan alam dan deburan
ombaknya. Selain itu berbagai peninggalan sejarah yang ikut menjadi saksi perjalanan
sejarah abngsa juga terdapat di kawsan ini, sebut saja tempat pengasingan Bung Karno dan
juga Benteng Marlborough yang menjadi bukti peninggalan Inggris di Sumatera.
1. Wilayah I : yang terdiri dari Kota Bengkulu dan Bengkulu Tengah dengan Kota Bengkulu
sebagai pusatnya.
2. Wilayah II : yang terdiri dari Rejang Lebong, Kepahiang dan Lebong dengan Rejang
Lebong sebagai pusatnya;
3. Wilayah III : yang terdiri dari Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur dengan Bengkulu
Selatan sebagai pusatnya;
4. Wilayah IV : yang terdiri dari Bengkulu Utara dan Muko-muko dengan Bengkulu Utara
sebagai pusatnya.
Dari komposisi perwilayahan tersebut terlihat dengan jelas bahwa pembagian perwilayahan
yang dilakuan masih berbasis administratif bukan berbasis daya tarik dan potensi daya tarik
wisata yang dimiliki oleh suatu kawasan. Namun demikian secara umum Provinsi Bengkulu
mengandalkan potensi pariwisata petualangan untuk dapat menarik wisatawan datang.
Salah satu yang sudah dikenal luas oleh wisatawan terutama wisatawan mancanegara
terkait dengan wisata petualangan di Bengkulu yaitu Pulau enggano yang berada di wialyah
administrastif bengkulu Utara meskipun secara jarak lebih denat ke wialyah Bengkulu
2-17
Selatan atau Kaur. Lebih jauh daya tarik wisata yang terdapat di keempat wilayah
pengembangan pariwisata di bengkulu adalah sebagai berikut:
Wahan Surya
Danau Gedangdan Bukit Menghijau
Wisata Alam Family
Wisata Alam Pantai Pekik Nyaring
Wisata Alam Pantai Lot/Merah Putih
Makam Raja Balai Buntar
Makam Putri Gading Cempaka
Prasasti Sumur
Pagar Besi
Masjid Padang Betuah
Makam Pendiri Lembak III
Pantai Gg Banyu
Pantai Betuah
Pantai Harapan
Kec. Merigi Sakti Gunung Bungkuk
Bukit Kandis
Air Terjun Datar Lebar
Air Terjun Siang
Bukit Sebaya
Air Terjun Bambu Temiangka
Air Terjun Genap Curup Tes
Curug Layang
PLTA Musi
Makam Panglima Sakti
Keramat Nibung
Meriam dan Kelambu Sakti
Kec. Taba Penanjung Pegunungan Liku Sembilan
Bungker Coa Sako
Bunga Rafflesia Arnoldi
Lubuk Serigo
Air Terjun Peh
2-18
SKALA WILAYAH SKALA KAWASAN SKALA DTW KETERANGAN
Makam Raja Gogok
Prasasti Batu Jung
Air Terjun Penejun
Kec. Talang Empat Danau Cik Dam
Curup Embun
Kec. Pagar Jati Air Terjun Telutung
Air Terjun Segeak
Sungai Curup Gembilia
Labu Anak Dalam
Injakan Kaki Anak Dalam
Bangunan Rumah Tradisional
Bateu Jemua
Kec. Karang Tinggi Batu Balai
Bangunan Belanda
Bangunan Lojok
Ritual Tejor
II A. Rejang Lebong KPPN Rejang
Kec. Selupu Rejang Danau Mas Harun Bestari Lebong dan
sekitarnya
Bendungan Musi Kelajo
Agropolitan
Kec. Padang Ulak Tanding Air Terjun Kepala Curup
Cek Dam (Danau Buatan)
Lubuk Beso - Apur
Peninggalan Benda Sejarah Desa Apur
Air Terjun / Gua Curup Beraput
Air Terjun Sekudun
Air Terjun Sungai Napal
Kota Curup Suban Air Panas
Bukit Kaba
Monumen Perjuangan
Masjid Agung
Rumah Adat
Kec. Sindang Kelingi Air Terjun Tri Muara Karang
Air Terjun Sindang Kelingi
Air Terjun Cawang
Air Terjun Desa Cahaya Negeri
Air Terjun Desa Beringin Tiga
Pemandian Air Panas Sindang Jati
Kec. Kota Padang Air Terjun Curug Embun
Air Terjun Angin
Air Terjun dan Gua La Desa Suka
Merindu
Stasiun Kereta Api Kota Padang
B. Kepahiang Kec. Kabawetan Wisata Kebun Teh
Kawasan Air Panas Bukit Hitam
Air Terjun Bukit Hitam
Kec. Kepahiang Taman Hutan Raya Sehasen Konak
Taman Kota Lapangan Santoso
Air Terjun Air Kelapa
Air Terjun Babakan
Air Terjun Betingkat
Air Terjun okoaah
Air Terjun karang Endah
Air Panas Taba Padang
Anggrek Hutan
Kec. Bermani Ilir Air Terjun Curug Gayung
2-19
SKALA WILAYAH SKALA KAWASAN SKALA DTW KETERANGAN
Air Terjun Air Bimbing
Kec. Tebat Karai Air Terjun Curup Layak
Air Terjun Curup Embun
Air Terjun Temdak
Air Terjun Suka Sari
Kec. Ujan Mas Air Terjun Air Durian
Air Terjun Sterambun
Air Terjun Pering
C. Lebong Rimbo Pengadang Telaga 7 Warna
Air Terjun Tebing Serai
Arung Jeram Air Ketaun
Topos Arum Jeram
Lebong Selatan Danau Tes
Danau Lupang
Danau Blue
Pemandian Air Panas
Bingin kuning Sabo Dam
Beringin Kuning Pasir Lebar
Lebong Sakti Air Terjun Bioa Bates
Air Terjun Blau
Air Terjun Siampang
Lebong Tengah Air Terjun Taman Peri
Suban Gergok
Air Terjun Siapang
Uram Jaya Air Terjun Paliak
Air Tejun Tik Gumaceak
Air Terjun Pok Putiak
Bioa Panes
Lebong Utara Lobang Kaca Mata
Pinang Belapis Air Terjun Ketenong
Air Panas Bioa Putiak
Pelabai Danau Picung
Lebong Atas Air Terjun Saten
III A. Bengkulu Utara Kecamatan Enggano KPPN Enggano
Mangrove Kahyapu
dan sekitarnya
Pantai Pulau Dua
Pantai Pulau Merbau
Pantai Podipo Kahyapu
Teluk Merpas Kahyapu
Pulau Satu
Pantai Teluk Kioyo
Pantai Kaana
Pantai Bablau Meok
Teluk Berhau
Pantai Pup
Pantai Koomang
Pantai Koomang air terjun
Jelajah Gua
Teluk Berhau
Kec. Padang Jaya Air Terjun Curug Sembilan
Kec. Putri Hijau Pantai Air Petai
Pantai Kota Bani
Pusat Pelatihan Gajah
Kec. Ketahun Pantai Urai
Pantai Ketahun
Pantai Pulau Mega
Kec. Batik Nau Pantai Bintunan
2-20
SKALA WILAYAH SKALA KAWASAN SKALA DTW KETERANGAN
Pantai Serangai
Kec. Arma Jaya Air Terjun Palak Siring
Kec. Air Napal Pantai Tapak Balai
Tebing pasar palik
Kec.Hulu Palik Air Terjun Batu Layang
Kec. Air Besi Pantai Kota Agung
Kec. Lais Pasar Lais
B. Muko-Muko Kec. Mukomuko Utara Padang Penaek
Benteng Anna
Pantai Indah Pasar Mukomuko
Pantai Pandan Wangi
Pantai Batung Badoro
Pantai Air Punggur (abrasi)
Danau Nibung
Danau Lebar
Kec. Mukomuko Selatan Pantai Pasar Ipuh
Pantai Air Rami
Teramang Jaya Pantai Pasar Bantal
Air Rami Konservasi Penyu Retak Ilir
Pondok Suguh Air Terjun Mandiangin
Manjunto Bendungan Air Manjunto
Selagan Raya Bendungan Selagan
A. Seluma Kec. Air Periukan Pantai Muara Kungkai
Air Terjun Kroya
Meriam Kuno
Kec. Ilir Talo Pantai Pandan Sari (Penago 1)
Pantai Muara Talo
Kec.Ulu Talo Air Terjun Gunjingan
Kec. Talo Air Terjun Metangur
Kec. Seluma Utara Air Terjun Cughup Embun
Air Terjun Palau Ijang
Air Terjun Suruman
Kawasan wisata Lubuk Resam
Kec. Seluma Selatan
Kec. Seluma Pantai Seluma
Bendungan Seluma
Kec. Semidang Alas Air Terjun Melancar
Bendungan Alas
Gerincing
Puyang Penjago
Kec. SAM Pantai Ancol
Pantai Ketapang Baru
Pantai Tedunan
Pantai Muara Maras
B. Bengkulu Selatan Kec. Pasar Manna Pantai Wisata Pasar Bawah
Tebat Rukis (Alam Tirta)
Kolam Renang
Tebat Gelumai
Kec. Ulu Manna Air Terjun Geluguran
Air Terjun Tiga Tingkat
Arum Jeram Air Manna
Kec. Bunga Mas Pantai Muara Kedurang
Kec. Semidang Alas Maras Goa Suruman
Kec. Seginim Danau Ulu Seginim
Kec. Pino Raya Pantai Mengkudun
Tebat Besar
Air Terjun Padang Lakaran
2-21
SKALA WILAYAH SKALA KAWASAN SKALA DTW KETERANGAN
Tebat Niniak
Kec. Air Nipis Bendungan Air Nipis
Danau Ilir
Kec. Kota Manna Sirkuit Balap
Pantai Ketaping
Pantai Bengkenang
Kec. Kedurang Air Terjun Cawang
Telaga Royak Besi
Keramat Bujang Bandar
C. Kaur Kec. Nasal Pantai Manungla
Air Terjun Curug Perpah Tebing
Rambutan
Kec. Maje Pantai Linau
Pantai Benteng Harapan
Pantai Bunga Karang
Kec. Kaur Selatan Pantai Muara Sambat
Pantai Sekunyit
Taman BINEKA
Kec.Tetap Air terjun Curup Nibung Babat
Pondok Pusaka
Kec. Luas Pantai Tanjung Pandan
Kec. Semidang Gumay Pantai Hili
Pantai Muara Kinal
Kec. Muara Sahung Air terjun satu panggung desa Tri
Tunggal Bhakti
Air terjun tiga panggung
Jil Penjara
Kec. Padang Guci Hulu Arung jeram
Situs telapak kaki
Sumber :Buku Kajian Ripparpov Bengkul,2017
Dari daftar daya tarik wisata Provinsi Bengkulu terlihat bahwa daya tarik berbasis alam
mendominasi daya tarik wisata Provinsi Bengkulu di seluruh wilayah. Oleh karena itu perlu
pengelolaan yang memperhatikan aspek lingkungan dan ekologi untuk mengembangkan
berbagai daya tarik wisata tersebut. Hal ini terkait dengan keberadaan Provinsi Bengkulu
yang diapit oleh dua taman nasional yaitu Taman nasional Kerinci Seblat (TNKS) di barat dan
Tmaan Nasional Bukit barisan Selatan (TNBBS) di sebelah timur. Kedua taman nasional ini
oleh Unesco telah di tetapkan sebagai Trofical Rainforest of Sumatera (TRHS) yang memiliki
nilai sangat signifikan terhadap ekosistem hutan hujan tropis khususnya dan
keberlangsungan ekosistem hutan dunia pada umumnya.
2-22
2.7 Produk Pariwisata Provinsi Jambi dalam Kebijakan Pembangunan
Kepariwisataan
Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi di Sumatera yang memiliki kawasan hutan
yang cukup luas dan sebagian besar merupakan bagian dari Taman Nasional, baik itu Taman
Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Berbak (TNB), Taman Nasional Bukit Dua
Belas (TNBDB), Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBTG) dan Taman Hutan Raya Senami
dan Sekitar Tanjung . Oleh karena itu strategi pembangunan kepariwisataan di Jambi juga
harus menyesuaikan dengan potensi dan karakteristik dayatarik wisata yang ada. Karena
sebagiaan besar dayatarik wisata di Provinsi Jambi berada pada kawasan lindung atau
taman nasional bahkan beberapa diantaranya meruapakan berada di kawasan cagar
budaya.
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jambi yang mengutip Rencana tata
Ruang dan Rencana Wilayah (RTRW) Jambi menyebtkan bahwa setidaknya ada 24 (dua
puluh empat) daya tarik wisata di Provinsi Jambi. Ke dua puluh empat daya tarik wisata
tersebut terbagi menjadi daya tarik wisata alam, budaya dan buatan.
2-23
Secara perwilayahan Provinsi Jambi membagi wilayahnya menjadi lima Destinasi Pariwisata
Provinsi (DPP), yaitu DPP Kerinci Seblat dan sekitarnya, DPP Merangin dan sekitarnya, DPP
Muarao Jambi dan sekitarnya, DPP Bukit Tiga Puluh dan sekitarnya serta DPP Berbak dan
sekitarnya. Sementara itu Kawasan Strategis pariwisata Provinsi di Provinsi Jambi dibagi
menjadi lima yaitu, KSPP Kerinci Seblat dan sekitarnya, KSPP Geopark Merangin dan
sekitarnya, KSPP Kawasan Candi Muaro Jambi dan sekitarnya, KSPP Taman Nasional Bukit
Tiga Puluh dan sekitarnya, dan KSPP Taman Nasional Berbak dan sekitarnya.
Provinsi jambi dalam kontek perencanaan pariwisata telah memiliki dua Kawasan Strageis
Pariwisata Nasional sebagaimana telah disebutkan dalam Peraturan Presiden Nomor 50
tahun 2011, yaitu KSPN Muaro Jambi dan sekitarnya serta KSPN Kerinci Seblat dan
sekitarnya. dua KSPN ini menunjukan bahwa Jambi memiliki nilai strategis dalam kontek
pariwisata nasional, baik dari segi konservasi keanekaragaman hayati maupun konservasi
budaya.
2-24
2.8 Produk Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Kebijakan
Pembangunan Kepariwisataan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi di Sumatera yang saat ini
tengah mendorong pembangunan kepariwisataan. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
selama ini dikenal sebagai daerah penghasil timah terbesar di Indonesia. Namun seiring
dengan ebrjalannyawaktu, sektor pertambangan disadari oleh masyarakat Kepualauan
bangka Belitung tidak bisa memberikan jaminan keberlanjutan. Lebih jauh sektor
pertambangan telah menyisakan begitu banyak permasalahan lingkungan yang tidak jarang
mengancam kelangsungan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pariwisata di pilih oleh
pemerintah daerah Kepulauan bangka Belitung sebagai alternatif yang diharapkandapat
memberikan sumber penghidupan yang layak, ramah terhadap lingkungan dan
berkelanjutan.
Keseriusan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam mendorong sektor
pariwisata diwujudkan dengan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2016-2025. Didalam Perda Ripparprov tersebut di jelaskan bahwa salah satu
strategi untuk kebijakan pembangunan destinasi pariwisata adalah pembangunan daya tarik
wisata alam dan budaya berbasis pesisir, pantai, pulau-pulau kecil, formasi geologis batuan
granit, perkebunan lada, dan adat istiadat khas. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung berusaha mengembangkan tema terkait dengan fenomena
geologis sebagai salah satu tema utama pembangunan kepariwisataanya. Bahkandalam
salahsatu butir didalam perda Ripparprov di sebutkan bahwa salah satu strategi
pengembanganday atarik wisata adalah dengan mengembangkan program geowisata pada
daya tarik wisata alam berbasis pesisir, pantai, pulau-pulau kecil dan formasi geologis
batuan granit. Selain itu pengembangan wisata minat khusu bahari berupa wisata selam,
snorkeling¸ memancing di tengah laut menjadi salah satu produk pariwisata yang didorong
untuk dikembangkan selain tentunyawisata edukatif terkait dengan budaya, agrowisata lada
dan sejarah khas Belitung.
Sementara itu untuk mengefektifkan pembangunan kepariwisataan, Pemerintah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung membagi wilayahnya menjadi dua destinasi pariwisata provinsi,
yaitu DPP Wilayah Utara Kepulauan Bangka Belitung dan DPP Wilayah Selatan Kepulauan
2-25
Bangka Belitung. Lebih jauh dalam Ripparprov disebutkan bahwa ada empat Kawasan
Strategis Pariwisata Provinsi, yaitu KSPP Muntok dan sekitarnya, KSPP Belinyu-Sungailiat dan
sekitarnya, KSPP Pangkal Pinang-Mendo Barat-Bangka Tengah dan KSPP Pulau Belitung. dari
perwilayahan yang dibuat jelas terlihat ahwa strategi pengembangan pariwisata di
Kepaualaun Bangka Belitung menjadkan Belitung sebagai satu kesatuan utuk destinasi
pariwisata. Hal ini tentu saja sangat positif untuk mengefektifkan pembangunan dan
pemasaran pariwisata kedepan.
2.9 Produk Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan dalam Kebijakan
Pembangunan Kepariwisataan
Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Sumatera yang memiliki
komitmen terhadap pembangunan kepariwisataan yang sangat tinggi. Berbagai upaya
dilakukansecara simultan oleh Pemerintah ProvinsiSumatera Selatan dalam rangka
mendorong pembangunan kepariwisataan Sumatera Selatan yang lebih maju. Dalam
Ripparnas disebutkan bahwa Sumatera Selatan termasuk kedalam tiga Destinasi Pariwisata
Nasional (DPN), yaitu DPN Krakatu-Ujungkulon dan sekitarnya, DPN Palembang-Bangka
Belitung dan sekitarnya serta DPN Bengkulu-Enggano dan sekitarnya. Dengan banyaknya
DPN yang menjadi irisan dengan wilayah Sumatera Selatan menunjukan bahwa Sumatera
Selatan memiliki potensi pengembangan pariwisata yang sangat besar, terlebih dari tiga
DPN tersebut Sumatera Selatan juga memiliki dua Kawasan Strategis pariwisata Nasional
(KSPN) yaitu KSPN Pagar Alam dan sekitarnya serta KSPN Palembong Kota dan sekitarnya.
2-26
Tabel 2.4 Destinasi Pariwisata Provinsi dan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi
Terkait dengan event yang didorong penyelenggaraannya oleh Sumatera Selatan, maka
salah satu event yang di saar adalah penyelenggaraan even olah raga. Halini
kemudianditindak lanjuti dengan melakukan pembangunan masif berbagai fasilitas olahraga
di Sumatera Seatan khususnya di Kota Palembang dan sekitarnya. Fasilitas ini digunakan
untuk menyelenggarakan berbagai pesta olah raga baik tingkat nasional, regional bahkan
hingga ketingkat Asia. Namun demikian wisata olahraga dengan penyelenggaraan berbagai
2-27
even ini tidak dapat berlangsung sepanjang tahun dan berkelanjutan, oleh karena itu perlu
upaya dan strategi lain guna meningkatkan kepariwisataan di Sumatera Selatan.
Dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah Pulau Sumatera posisi Sumatera Selatan juga
memiliki peran yang sangat penting khususnya dalam pembangunan kepariwisataan. Lebih
jauh terkait kebijakan kepariwisataan yang termuat dalam RTRW Pulau Sumatera khusus
untuk Sumatera Selatan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.5 Arahan Kebijakan Pengembangan Pariwisata Dalam RTRW Pulau Sumatera
NO KEBIJAKAN PUSAT/LOKASI
1 Pusat Pariwista Cagar Budaya, Pariwisata Bahari, dan Ilmu 1. PKN Palembang;
Pengetahuan serta MICE 2. PKW Lahat
2 Pusat kegiatan pariwisata dalam satu kesatuan tujuan wisata 1. PKN Palembang
3 Rehabilitasi dan Pemantapan fungsi cagar alam untuk pariwisata 1. Musi Rawas
pada TamanNasional Kerinci Seblat
4 Pengembangan Pengelolaan dan Pemertahanan fungsi Suaka 1. Suaka Margasatwa Gumai Pasemah
Margasatwa (Lahat)
2. Suaka Margasatwa Gunung Raya (OKU)
3. Suaka Margasatwa Isau-isau Pasemah
(Lahat danMuara Enim);
4. Suaka Margasatwa bentayan (Musi
Banyuasin);
5. Suaka Margasatwa Dangku (Musi
Banyuasin);
6. Suaka Margasatwa Padang Sugihan
(Banyuasin dan OKI).
5 Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi KawasanPantai HutanBakau 1. Kab. Musi Banyuasin;
untuk Pariwisata 2. Kab. Banyuasin;
3. Kab. OKI
6 KawasanPeruntukan Ekowisata pada Danau Ranau Kab. OKU Selatan
7 Ekowisata Karst Kab. Musi Rawas
8 Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Peruntukan Berbasis 1. SitusMegalitik Batu Gajah (Kab. Lahat);
Cagar Budaya danIlmu Pengetahuan 2. Komplek Makam Sabo Kingking
(KotaPalembang);
3. Komplek Makam Kesultanan Palembang
(Kota Palembang);
4. Komplek Makam Gede Ing Suro (Kota
Palembang);
5. Komplek Percandian Bumi Ayu (Kab.
Muara Enim);
6. Situs Megalitik Tinggihari (Kab. Lahat);
7. SitusMegalitik Tegurwangi (Kab. Pagar
Alam);
8. Situs Megalitik Belumai (Kab. Pagar
Alam);
9. Benteng Kuto Besak (Kota Palembang)
10. MICE dan Sport (Kota Pelambang)
2-28
2.10 Produk Pariwisata Provinsi Lampung dalam Kebijakan Pembangunan
Kepariwisataan
Provinsi lampung sebagai provinsi yang paling dekat dengan Jawa memiliki berbagai
keuntungan dari sisi aksesibilitas. Jarak yang relatif dekat dengan pintu masuk wisatawan
(Jakarta) menjadikan Lampung memiliki posisi yang sangat strategis dalam pengembangan
kepariwisataan.
2-29
NO KAWASAN WISATA LOKASI KAWASAN WISATA LOKASI
UNGGULAN PROVINSI UNGGULAN KABUPATEN
KecamatanPesisir
Selatan.
3 Taman Nasional Way Taman NasionalWa 3. Lampung Barat Krui, Tanjung Setia
Kambas Kambas, dan TNBBS
PerkebunanBergen,
Situs Purbakala Pugung
Raharjo, Perkebunan
Lada.
4 Teluk Kilauan Gugusan Cangkalik, 4. Kabupaten Lampung Krakatu, Pulau
Cuku Kementara. Selatan Sebesi dan Menara
Siger.
5 Gunung Krakatau dan Gunung Krakatau dan 5. KabupatenLampung Air Terjun Curup
Pulau Sebesi Pulau Sebesi. Tangah Tujuh
6 Bakauheni dan Menara Bakauheni dan Menara 6. Kabupaten Lampung TN Way Kambas dan
Siger Siger. Timur Pugung Raharjo
7 Taman Nasional Bukit Taman Nasional Bukit 7. Kabupaten Lampung Bendungan Way
Barisan Selatan Barisan Selatan. Utara Rerem
8. Kabupaten Mesuji Wisata Bahari
Wiralaga
9. Kabupaten Pesawaran Pantai Mutun dan
Pulau Puhuwang
10. Kabupaten Pringsewu Goa Maria, Makam
Kyai Ghalib
11. Kabupaten Tanggamus Teluk Kilauan dan
TNBBS II
12. Kabupaten Way Kanan Air Terjun Curup
Gangsa
13. Kabupaten Tulang Kampung Tradisional
Bawang Barat Pagar Dewa
Lebih jauh, Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (Rippda) Provinsi Lampung
mengamanatkan prisoritas pembangunan kawasan wisata unggulan yang dikaitkan dengan
isu pengurangan ketimpangan wilayah Lampung adalah kawasan wisata unggulan minat
khusus Taman Wisata Way kambas dan kawasan wisata unggulan Taman Nasional bukit
Barisan Selatan. Sementara prioritas pembangunan kawasan wisata unggulan provinsi yang
dikaitkan dengan peran pengembangan pariwisata dalam menyelesaikan isu/masalah yang
dihadapi kawasan maka prioritas pengembangan kawasan wisata unggulan prioritas adalah
kawasan wisata unggulan Krui dan Tanjung Setia, Kawasan Wisata Unggulan Taman Nasional
Way Kambas, Kawasan Wisata Unggulan Teluk Kilauan, Kawasan Wisata Unggulan Gunung
Krakatau dan Pulau Sebesi, Kawasan wisata unggulan Menara Siger dan Bakauheni serta
kawasan wisata unggulanTaman Nasional Bukit Barisan Selatan.
2-30
Sementara itu dalam rencana detil Kawasan Strategis pariwisata nasinoanl (KSPN) Way
Kambas dan sekitarnya telah diidentifikasi beberapa daya tarik wisata primer dan sekunder
yang ada di kawasan TN Way kambas dan sekitarnya.
Tabel 2.7 Daya Tarik Wisata Primer di Taman Nasional Way Kambas dan sekitarnya
Sementara itu daya tarik wisata sekunder yang dapat menjadi alternatif dan pendukung
daya tarik wisata di TN Way Kambas dan sekitarnya, khususnya yang ada di Kabupaten
Lampung timur antara lain adalah:
2-31
Sementara itu tema-tema yang dikembangkan untuk kegiatan pariwisata di TN Way Kambas
telah disesuaikan dengan lokus dan juga minat wiatawan yang datang berkunjung. Beberapa
tema yang telah dikembangkan di berbagai daya tarik wisata di TN Way Kambas dan
sekitarnya adalah sebagai berikut:
2-32
2.11 Fokus dan Arah Pembangunan Kepariwisataan Pulau Sumatera dalam
Kebijakan Pembangunan Provinsi
2-33
2-34
Tabel 2.30 Fokus dan Arah Pembangunan Kepariwisataan Pulau Sumatera per Provinsi
2-35
NO PROVINSI RTRW RPJMD/RPJPD RIPPARPROV
kesenian daerah sehingga dapat meningkatkan
atraksi wisata di Provinsi Riau;
3. Pengembangan museum daerah sebagai pusat
pengembangan ilmu pengetahuan dan informasi
budaya, seni tradisi, serta benda cagar budaya;
dan
4. Pembinaan dan pengembangan potensi
pariwisata sehingga layak dijual kepada
wisatawan.
4 Sumatera Barat Mengembangkan pariwisata sesuai dengan Rterwujudnya Sumatera Barat sebagai 1. mengembangkan destinasi pariwisata yang
pembagian DPP daerah tujuan wisata alam dan budaya berbasis agama dan budaya dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi yang berwawasan
lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat;
2. mengembangkan pemasaran pariwisata secara
selektif, fokus, sinergis, efektif dan efisien
berdasarkan keunggulan kompetitif dan
komparatif produk wisata;
3. mengembangkan industri pariwisata yang
professional dan berdaya saing, mampu
menggerakkan kemitraan usaha yang
berwawasan lingkungan;dan
4. mengembangkan kelembagaan kepariwisataan
dengan pola kemitraan, kualitas manajemen,
regulasi yang efektif dan efisien dalam
mewujudkan kepariwisataan yang berkelanjutan.
5 Bengkulu Mengembangkan wisata alam, wisata bahari , wisata Mewujudkan pembangunan kepariwisataan 1. Membangun aksesibilitas dan fasilitas pariwisata
budaya dan wisata buatan di lokasi-lokasi yang telah yang tangguh dan pengelolaan sumber daya untuk mendukung pengembangan dan
ditetapkan alam serta lingkungan yang berkeadilan dan pengelolaan obyek wisata unggulan pada 10
berkelanjutan berbasis keunggulan lokal kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu secara
terpadu dan lintas sektor.
2. Membangun industri pariwisata yang
bertanggungjawab (sosial-budaya dan
lingkungan), tangguh dan berdaya saing tinggi.
3. Mengembangkan promosi pariwisata secara
terpadu, intensif tapi berkualitas untuk
mendukung peningkatan jumlah kunjungan
2-36
NO PROVINSI RTRW RPJMD/RPJPD RIPPARPROV
wisatawan mancanegara dan wisatawan
domestik.
4. Mengembangkan citra pariwisata dengan
karakteristik potensi dan budaya khas masyarakat
di Provinsi Bengkulu.
5. Membangun destinasi pariwisata yang aman,
nyaman, dan menarik dengan memanfaatkan
kekayaan dan keragaman potensi daya tarik
wisata berbasis masyarakat dan berwawasan
lingkungan.
6. Mengembangkan kelembagaan kepariwisataan,
kemitraan pembangunan dan pengembangan
kepariwisataan, menciptakan regulasi dan
mekanisme pengelolaan kepariwsataan yang
kondusif untuk mendorong percepatan kemajuan
sektor kepariwisataan dan memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
daerah dan kesejahteraan masyarakat.
7. Meningkatkan kapasistas (kuantitas dan kualitas)
sumberdaya manusia pada sektor kepariwisataan
sesuai dengan kebutuhan guna mendukung
percepatan kemajuan pembangunan
kepariwisataan.
8. Mengembangkan berbagai kegiatan kajian,
penelitian dan penguatan perencanaan yang
terkait dengan eksplorasi, utilisasi dan
pengelolaan potensi sumberdaya wisata alam,
wisata budaya dan wisata minat khusus di
Provinsi Bengkulu.
6 Jambi 1. Pemanfatan potensi alam dan budaya Peningkatan penerimaan daerah dan 1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas destinasi
masyarakat sesuai daya dukung dan daya peningkatan nilai tambah produk-produk pariwisata Provinsi Jambi
tampung lingkungan ekonomi kreatif, dengan tetap berpegang 2. Mewujudkan media pemasaran yang efektif dan
2. Perlindungan terhadap situs peninggalan padaprinsip-prinsip pembenguan dan tata efisien dalam neingkatkan citra destinasi
kebudayaan masa lampau kelola pemerintahan yang baik. pariwisata;
3. Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk 3. Mewujudkan industri pariwisata yang mampu
2-37
NO PROVINSI RTRW RPJMD/RPJPD RIPPARPROV
menuinjang kegiatan pariwisata menggerakan perekonomian daerrah melalui
investasi di bidang pariwisata, kerjasama antar
usaha pariwisata, memperluas lapangan kerja,
dan melaksanakan kegiatan yang mendukung
pemberdayaan masyarakat dan pelestarian
lingkungan;
4. Mewujudkan tata kelola serta kelembagaan
kepariwisataan yang mampu mengkoordinasikan
dan mensinergikan pembangunan kepariwisataan
Provinsi Jambi.
7 Sumatera Selatan Melakukan pemanfaatan potens keindahan alam Meningkatkan jumlah wisatawan, kesempatan 1. pemanfaatan dan pengelolaan terhadap sumber
dan budaya guna mendorong perkemabngan kerja, nilai tambah obyek wisata, pendapatan daya Kepariwisataan
pariwisata dnegan memperhatikan kelestarian nilai- masyarakat dan meningkatnya pendapatan sehingga dapat berdaya saing dalam upaya
nilai budaya adat istiadat, mutu dan keindahan asli daerah. meningkatkan kinerja
lingkungan alam untuk mewujudkan pembangunan ekonomi daerah serta peningkatan taraf hidup
yang berkelanjutan masyarakat;
2. optimalisasi potensi sumber daya alam, budaya,
dan SDM sebagai
pendukung terciptanya Pariwisata Sumatera
Selatan yang berwawasan
lingkungan bertanggung jawab dan
berkelanjutan;
3. pengembangan Daerah tujuan Wisata yang
aman, nyaman, menarik,
mudah dicapai, dan berwawasan lingkungan
sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
4. pengembangan pemasaran Pariwisata yang
sinergis, unggul, dan
bertanggung jawab untuk meningkatkan
kunjungan Wisatawan baik
nusantara maupun mancanegara;
5. pengembangan Industri Pariwisata yang berdaya
saing, kredibel,
mampu menggerakkan kemitraan usaha, dan
bertanggung jawab atas
2-38
NO PROVINSI RTRW RPJMD/RPJPD RIPPARPROV
kelestarian dan keseimbangan lingkungan alam
dan sosial budaya;
6. pengembangan SDM, regulasi, dan mekanisme
operasional yang efektif
dan efisien dalam rangka mendorong
terwujudnya Kepariwisataan yang
berkelanjutan; dan
7. penciptaan masyarakat yang mandiri,
bertanggung jawab, dan berdaya
8. saing untuk mendukung tercapainya Pariwisata
Sumatera Selatan
9. sebagai Destinasi Pariwisata unggulan
Indonesia.
8 Lampung Mengembangkan potensi wisata alam dengan Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata 1. melestarikan dan mengembangkan kebudayaan
menekankan kegiatan perjalanan wisata yang aktif pada perekonomian daerah dengan cara dan kesenian darah untuk mengisi dan mewarnai
dan pengkayaan wawasan pengetahuan (gaining meningkatkan jumlah wisatawan nusantara pembangunan;
insght) dan mancanegara. 2. melestarika alam dan mengembangkan obyek
wisata alam yang dapat mendukung
pembangunan daerah;
3. meningkatkan sumber daya manusia yang
beriman, bertaqwa dan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi;
4. meningkatkan kegitan promosi, pemasaran
pariwista aygn didukung sarana dan prasarana
promosi yang handal;
5. mengembangkan produk/obyek dandaya tarik
wisata yang unggul dan berdaya saing, mampu
menarik minat dan memberikan kenaymanan
bagi wisatawan;
6. meningkatkan keterpaduan, kesinergian dan
keharmonisan pembangunan kebudayaan dan
pariwisata anta sektor, antar pemangku
kepentingan pusa t dan daerah;
7. mewujudkan kelembagaan dan pelayanan
masyarakat dengan prinsip tata pemerintahan
yang baik.
2-39
NO PROVINSI RTRW RPJMD/RPJPD RIPPARPROV
9 Kepulauan Riau Mengembangkan pembangunan pariwisata Meningkatkan Daya Saing Daerah Agar 1. Mendukung kegiatan pelestarian dan
berdasarkan konsep Koridor Pariwisata Daerah Mampu Melaksanakan Pembangunan Dalam pengembangan kebudayaan sebagai daya tarik
(KPD) yang berjumlah tujuh KPD dengan tema dan Perekonomian Nasional dan Global wisata untuk mendukung terwujudnya visi
keunggulannya maisng-masing Khususnya Dalam Bidang Industri pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sebagai
Pengolahan, Perikanan dan Kelautan serta Bunda tanah melayu yang sejahtera, berakhlak
Pariwisata mulia dan berwawasan ramah lingkungan”;
2. Pengembangan destinasi pariwisata yang
aman, nyaman, menarik, mudah dicapai,
berwawasan lingkungan, meningkatkan
pendapatan nasional, daerah dan masyarakat;
3. Pengembangan pemasaran pariwisata yang
sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara
dan mancanegara;
4. Pengembangan industri pariwisata yang
berdaya saing, kredibel, menggerakkan
kemitraan usaha, dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan alam dan sosial budaya;
dan
5. Pengembangan organisasi pemerintah,
pemerintah daerah, swasta dan masyarakat,
sumber daya manusia, regulasi, dan
mekanisme operasional yang efektif dan efisien
dalam rangka mendorong terwujudnya
Pembangunan Kepariwisataan yang
berkelanjutan
10 Kepulauan Bangka Mengembangkan pembangunan pariwisata berbasis 1. Mewujudkan Pulau Belitung sebagai 1. membangun destinasi pariwisata yang
Belitung alam, buday adan buatan dengan cakupan wilayah daerah pariwisata internasional; memadukan potensi sumber daya bahari dan
yang telah ditetapkan 2. Pengembangan Desa Wisata; budaya khas untuk meningkatkan
3. Pengembangan Destinasi Wisata kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan
Unggulan. lingkungan yang berkelanjutan;
2. membangun industri pariwisata yang
bertanggung jawab, beridentitas lokal, dan
berstandar internasional;
3. membangun pemasaran pariwisata terpadu
dan bertanggung jawab untuk membentuk
2-40
NO PROVINSI RTRW RPJMD/RPJPD RIPPARPROV
4. citra sebagai destinasi pariwisata bahari dan
budaya berdaya saing global; dan
5. membangun kelembagaan kepariwisataan
dalam mewujudkan keterpaduan
pembangunan dan percepatan perwujudan
sebagai destinasi pariwisata berdaya saing
global.
2-41
BAB 3
TEMA PRODUK PARIWISATA
PULAU SUMATERA
Secara geografis Pulau Sumatera merupakan pulau paling barat dari gugusan kepulauan
Indonesia. Pulau ini hanya dipisahkan oleh Selat Malaka dengan Benua Asia. Selat Malaka
sendiri merupakan selat yang menjadi alur pelayaran internasional dengan arus pelayaran
yang tertinggi di dunia baik pelayaran barang maupun orang. Secara administratif Pulau
Sumatera terdiri dari sepuluh Provinsi dengan jumlah kabupaten/kota mencapai 154 yang
tersebar dari Provinsi Aceh hingga ke Lampung. Besarnya jumlah daerah administrasi yang
ada di seluruh Sumatera dan sekitarnya menunjukan bahwa wilayah ini memiliki luas
kawasan yang sangat besar dengan potensi yang besar pula. Namun demikian potensi yang
ada di Pulau Sumatera dan sekitarnya selama ini belum maksimal dimanfaatkan sebagai
keunggulan kompetitif dan komparatif kawasan. Keunggulan kompetitif dan komparatif
yang dimiliki oleh kawasan Pulau Sumatera dan sekitarnya tidak hanya terkait dengan letak
geografis akan tetapi juga dengan kualitas bentang alam dan potensi hutan yang khas dan
sangat luas.
Beberapa keungggulan pariwisata Pulau Sumatera yang mempunyai nilai signifikansi tinggi
bagi pengembangan pariwisata di kawasan diantaranya adalah:
Pulau Sumatera secara geologi memiliki nilai signifikansi yang sangat penting bagi dunia. Hal
ini tidak terlepas dari pengaruh pergerakan lempeng bumi yang berada di sisi barat Pulau
Sumatera yang memiliki pengaruh cukup besar bagi dunia. Hal ini dibuktikan dengan adanya
3-1
contoh paling mutakir pergerakan lempeng Sumatera di tahun 2004 yang kemudian memicu
bencana alam tsunami di pesisir barat Sumatera yagn dikenal dengan tsunami aceh.
Tsunami Aceh tahun 2004 ini tidak saja meluluh lantakan kawasan Aceh dan sekitarnya,
akan tetapi juga berimbas pada kawasan tetangga seperti Thailand, India bahakan terasa
hingga ke pesisir timur Afrika.
Keberadaan Pulau Sumatera tepat di Lempeng yang bergerak aktif bukanlah satu-satunya
yang menjadikan pulau ini kemudian menjadi sangat khas dan rentan. Keberadaan deretan
gunung api aktif di kawasan ini menjadikan Pulau Sumatera unik secara geologi. Gunung api
ini berderat sepanjang pulau yang kemudian membentuk cincin api aktif yang melingkari
seluruh kepulauan Indonesia dari Sumatara, Jawa, Sunda kecil hingga ke Maluku.
3-2
Nama Provinsi Nama Gunung Tinggi Status Letusan Terakhir
(mdpl)
Bengkulu Bapagat 2.817 Tidak Diketahui Tidak Diketahui
Sumber: Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG pada tanggal 29 juni 2018
Deretan gunung di Pulau Sumatera sebagian besar merupakan gunung api aktif. Namun
demikian terdapat pula sebagian gunung api yang sudah tidak aktif. Gunung Kerinci
merupakan gunung api aktif tertinggi yang ada di Pulau Sumatera, tepatnya di Perbatasan
Provinsi Sumatera Barat dan Jambi. Ketinggian Gunung Kerinci mencapai 3.805 mdpl dan
dilaporkan meletus terakhir kali pada tahun 2016. Sementara gunung api aktif yang paling
pedek adalah gunung krakatau yang memiliki ketinggian 813 mdpl yang terletak di Provinsi
Lampung dan terakhir meletus pada tahun 2009. Gunung yang tidak aktif di Pulau Sumatera
yang paling tinggi yaitu Gunung Bandahara yang terdapat di Provinsi Nangroe Aceh
Darusalam yang memiliki ketinggian 3030 mdpl. Sementara itu untuk gunung api yang tidak
aktif dan memiliki ketinggian paling pendek adalah Gunung Ranai yang terletak di Provinsi
Kepulauan Riau yang memiliki ketinggian 1035 mdpl .
Keberadaan gunung berapi di Pulau Sumatera sangat terkait dengan ikon pariwisata Pulau
Sumatera saat ini yaitu Danau Toba. Danau Toba merupakan kawah gunung yang terbentuk
akibat letusan gunung api sekitar 74.000 tahun yang lalu, yang memuntahkan material
vulkanik sebanyak 2.800 km3 (Dossier Geopark Toba for Unesco Global Geopark), bahkan
letusan gunung purba ini dilaporkan merubah kehidupan dan iklim dunia saat itu. Kawah
yang terbentuk kemudian mempunyai panjang sekitar 90 km dan lebar 30 km. Kawah inilah
3-3
kemudian yang terisi air dan menjadi Danau Toba saat ini. Pada perkembangannya Danau
Toba kemudian memunculkan pulau Samosir yang berada ditengah-tengah danau.
Keindahan dan nilai geologis yang melekat pada sejarah terbentuknya Danau Toba
menjadikan kawasan ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata
yang mampu mengundang wisatawan untuk datang berkunjung. Lebih jauh kemudian
Danau Toba dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata Pulau Sumatera dengan
keanekaragaman hayati, keindahan alam, keunikan budayanya serta nilai sejarah
geologinya.
Keunikan lainnya dari Pulau Sumatera adalah keberadaan deretan bukit barisan yang
membentang dari Aceh di bagian utara hingga ke lampung di bagian selatan. Bahkan
deretan bukit barisan ini merupakan bagian dari rangakaian bukit Mediteranian yang
dimulai dari Pegunungan Pirenina di Spanyol-Prancis, Alpen, di Eropa Barat, Kaukasus di
Eropa Timur, Zagros di utara Irak-Iran, Himalaya, terus hingga melewati utara Myanmar,
menyeberangi Laut Andaman sampai ke Sumatera di utara Aceh. Derertan bukit ini
terbentuk akibat pergerakan lempeng tektonik Australia.
Keberadaan bukit barisan di sepanjang Pulau Sumatera telah menciptakan bentang alam
yang khas di kawasan ini. perbukitan yang terjal dan jurang-jurang yang curam menjadi
pemandangan yang menghiasi daratan Pulau Sumatera. selain itu sungai-sungai yang lebar
dan khas dengan alurnya yang meliuk-liuk juga menjadi daya tarik tersendiri.
Sebagian Pulau Sumatera, tepatnya Kepulauan Riau dan Kepulauan Bangka Belitung telah
lama dikenal sebagai daerah penghasil timah terbesar di dunia. Keberadaan sabuk granit
yang membentang dari mulai Myanmar, Thailand, Malaysia hingga ke deretan Kepulauan
Riau dan Kepulauan Bangka Belitung menjadikan kawasan ini sangat kaya akan kandungan
timah yang telah dieksploitasi selama ratusan tahun hingga saat ini. keberadaan sabuk
granit di kawasan ini juga memunculkan fenomena batuan granit yang muncul kepermukaan
dengan bongkahan yang sangat besar. Bongkahan-bongkahan batuan granit yang telah
melalui serangkaian pengikisan dan proses alam menjadi batuan dengan beragam bentuk
yang khas dan indah. Dalam konteks pariwisata saat ini, beragam bentang alam dan
fenomena geologi tersebut sangat menarik untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai salah
satu daya tarik wisata.
3-4
3.1.2 Ekosistem Hutan Hujan Tropis Sumatera (tropical rainforest heritage of Sumatera)
Salah satu keunggulan Pulau Sumatera secara nasional bahkan intenasional adalah
keberadaan hutan tropis yang terbentang dari Aceh hingga Lampung. Hutan kawasan
Sumatera yang terdiri dari Taman nasional Gunung Leuser, Taman nasional Kerinci Seblat,
dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, bahkan telah ditetapkan oleh United Nations,
Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Tropical Rain Forest
Heritage of Sumatera (TRHS) atau hutan hujan tropis warisan dunia yang ada di Pulau
Sumatera. Penetapan kawasan tiga taman nasional yang ada di Sumatera sebagai TRHS
UNESCO membuktikan bahwa kawasan ini memiliki keunggulan dan peran strategis dalam
ekosistem dunia.
Tinginya nilai keberadaan hutan hujan tropis yang ada di Sumatera dalam konteks
pariwisata dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata yang memiliki keunggulan dan
kekhasan. Hal ini tidak terlepas dari fungsi hutan di kawasan Sumatera sebagai habitat
berbagai hewan dan tumbuhan langka yang hanya ada di Pulau Sumatera, sebut saja Orang
Utan Sumatera, Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, Bunga Bangkai dan juga Raflesia
Arnoldi. Hutan di Sumatera selama ini berfungsi sebagai paru-paru dunia yang dapat
menjaga keseimbangan bumi dengan kemampuannya menyerap karbon secara global.
Disamping itu, hutan di kawasan Sumatera selama beberapa generasi menjadi tempat
masyarakat di kawasan ini menggantungkan hidupnya dengan selaras dan berkelanjutan.
3-5
Nama Taman Keanekaragaman
Luas (Ha) Lokasi Aksesibilitas
Provinsi Nasional Hayati
Sekunder (Roda Empat ± Anggrek Sepatu
150 km ± 3 Jam 30 Imus/semacam
menit) mangga
Medan- Tapaktuan Duku
(Roda Empat ± 260 km Rukem
± 10 Jam) Payung raksaksa
Sumaera Batang 72.150 Sinunukan II, Jalur Udara: Fauna:
Utara Gadis Sinunukan, Jakarata- Medan Harimau Sumatera
Mandailing ( Pesawat ± 2 jam 30 Kambing hutan
Natal Regency, menit)- Panyabungan Tapir
Sumatra Utara (roda empat ± 420 km ± Beruag madu
12jam Rusa
Jakarta- Padang (Pesawat Kijang
± 1 jam 45 menit)- Kucing Emas
Panyabungan (roda empat Rusa Sambar
± 210 km ± 7 jam ) Burung Tohtor
Flora:
Bunga Padma
Bunga Jarum
Nepenthes sp
Amorphaphalus sp
Kantung Semar
Meranti Merah
Sumatera Siberut 190.500 Bojakan, Jalur Udara: Fauna:
Barat Siberut Utara, Jakarta- Padang (Pesawat Bilou
Kabupaten ± 1 jam 45 menit) Somokabau
Kepulauan Bokkoi
Mentawai, Joja
Sumatera Jalur Darat: Flora:
Barat Padan/ Bandara Vatica
Minangkabau- Muara Alungium Ridleyi
Padang (roda empat ± 25 Santria
km ± 1 jam)- Muara Tetramerisata
Siberut/ Muara Glabra
Sikabaluan/ Muara Saibi Drypetes
(kapal cepat ± 4 jam) Subsymmetrica
Padang/ Bandara Litsea Tomentosa
Minangkabau- Pelabuhan
Bungus (roda empat ±
45km ± 1jam 30 menit) –
Muara Siberut/ Muara
Sikabaluan/ Muara Saibi (
kapal reguler ± 10 jam)
Riau Teso Nilo 81.793 Indragiri Hulu, Jalur Udara: Fauna:
Segati, Jakarta- Pekanbaru Tapir
Pelalawan, (pesawat ± 2 jam) Rusa
Kabupaten Ular hitam
Pelalawan, Sanca sawah
Riau Jalur Darat: Ternggiling
Pekanbaru- Pangkalan Kera hutan
Kerinci (roda empat ± 64 Ular kopi
km ± 1 jam 30 menit) Beo sumatera
Pangkalan Kerinci- Ukui-
Lubuk Kembang Bunga
3-6
Nama Taman Keanekaragaman
Luas (Ha) Lokasi Aksesibilitas
Provinsi Nasional Hayati
(roda empat ± 3jam) Flora:
Kayu bata
Jelutung
Kempas
Kayu kulim
Gaharu
Tembesu
Ramin
keranji
Bukit Tiga 1.227 Batang Gansal, Jalur Udara: Fauna:
Puluh Kabupaten Jakarta- Pekanbaru Harimau Sumatera
Indragiri Hulu, (pesawat ± 2 jam) Simpai
Riau Monyet ekor
Jalur Darat: panjang
Pekanbaru Pematang Beruk
Reba ( roda empat ± 180 Ungko
km ± 4 jam) – Seberida Siamang
(roda empat ± 60 km ± 1 Kokah
jam 30 menit) - Resort Fauna:
Siambul (± 15 km ±1 jam Getah Merah
30 menit, roda empat + Kempas
jalan kaki)
Rumbai
Jambi- Pematang Reba
Medang
(roda empat ± 255 km ± 6
Kulit sapat
jam)- Camp Granit 9 roda
empat ± 70 km ± 2 jam Bayur
Keyu kelat
Jalur Laut: Kasai
Pelabuhan Tembilang-
Pematang Reba (roda
empat ± 180 km ± 3 jam)
– Camp Granit (roda
empat ± 70 km ± jam)
Jambi Berbak 162.700 Kab. Tanjung Jalur Udara: Fauna:
Jabung, Jakarta- Jambi (Pesawat Harimau Sumatera
Tanjung ± 1 jam) Tapir
Jabung, Kota Beruang Madu
Jambi, Jambi Jalur Darat: Beruk
Jambi- Suak Kandis (roda Kera Ekor Panjang
empat ± 60 km ± 1jam 30 Buaya Muara
menit) Air Hitam dalam Arwana Putih
(speed Boat ± 30 menit) Flora:
Celogyne
Jalur Laut: Pohon meranti
Jambi- Air Hitam Dalam Cymbidium
(speed boat 3 jam 30 Pohon jelutung
menit)
Pohon pulai
Jambi- Suak Kandis (roda
Pohon ramin
empat ± 60 km 1 jam 30
Batang, buhan
menit) – Nipah Panjang
bungan pohon
(speed boat ± 1 jam 30
ramin
menit) – Air Hitam Llaut (
speed boat ± 2 jam)
Jambi- Nipang Panjang-
Air Hitam Laut (speed
3-7
Nama Taman Keanekaragaman
Luas (Ha) Lokasi Aksesibilitas
Provinsi Nasional Hayati
boat ± 5- 8 jam _ Sei
Cemara roda dua ±
1jam)
Bukit 54.780,40 Batu Sawar, Jalur Udara: Fauna:
Duabelas Maro Sebo Jakarta- Jambi (Peswat 1 Kucing hutan
Ulu, Kabupaten jam) Ayam hutan
Batang Hari, Jakarta- Padang ( Kuau
Jambi 36654 pesawat ± 1jam ) Murai batu
Jalur Darat: Rusa sambar
Jambu- Pauh (roda empat Harimau sumatera
± 157 km ± 4 jam- )- Flora:
Pematang Kabau (roda Rotan
empat ± 80 km ± 3 jam). Kantog semar
Muara Bungo- Tanaman obat-
Margoyoso- Air Hitam Ulu- obatan
Pematang Kabau (roda Meranti
empat ± 400 km ± 12 Jelutung
jam)
Anggrek
Bambu
3-8
Nama Taman Keanekaragaman
Luas (Ha) Lokasi Aksesibilitas
Provinsi Nasional Hayati
speed boat ± 2 jam) Jelutung
Nibung
Waru laut
Pandan
Paku gajah
Bruguiera
gimnorrhiza
Bakau
3-9
Berdasarkan data Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Pulau Sumatera terdapat 11 Taman
Nasional di Pulau Sumatera yang memeliki luas ± 3.332.685,627 Ha, yang tersebar dari
Provinsi Aceh sampai dengan Provinsi Lampung. Taman Nasional terbesar di Pulau Sumatera
yaitu Taman Nasional Krinci Seblat dengan luas 1.389.509,867 Ha yang terdapat di Provinsi
Jambi. Flora dan fauna yang terdapat Di Taman Nasional Kerinci Seblat sangat beragam
diantaranya , Badak Sumatera, Gajah Sumatera, dan Harimau Sumatera yang merupakan
hewan endemik dari Samatera. Jenis fauna yang terdapat di Taman Nasional Krinci Seblat
diantaranya Raflesia Arnoldi, Bommacaceae, dan Mytraceae. Sedangakan taman nasional
terkecil yaitu Taman Nasional Bukit Duabelas dengan luas 54.780,40 Ha yang terdapat di
Provinsi Jambi. Jenis flora dan fauna yang terdapat di Taman Nasional Bukit Duabelas, Rusa
sambar, Harimau sumatera, Rotan, Kantong semar,Tanaman obat.
Jalur Darat:
Banda Aceh Taman
Hutan Raya Pocut Merah
(roda empat ± 75.5 km ±
1 jam 33 menit
3 - 10
Nama Hutan Luas Lokasi Aksesibilitas Keanekaragaman hayati
Provinsi Lindung (Ha)
Gunung 876.460 Provinsi Aceh Jalur Udara: Fauna
Leuser dan Provinsi Jakarata- Medan Mawas/Orang Utan
Sumatera Utara (± 2 jam 30 menit) Siamang
Gajah Sumatera
Jalur Darat: Badak Sumatera
Medan- Kutancane Harimau Sumatera
(Roda Empat ± 240 km Kambing Hutan
± 7 Jam) Rangkong
Gurah/Ketambe Rusa Sambar
(Roda Empat ± 35 km ± Kucing Hutan
30 menit )
Medan Bahorok atau Flora :
Bukit Lawang (Roda Ekosistem mangrove
Empat ± 60 km ± 2,5 (bakau)
Jam) Pohon
Medan – Sei Betung atau Dipterocarpaceae
Sekunder (Roda Empat ± Anggrek Sepatu
150 km ± 3 Jam 30 Imus/semacam
menit) mangga
Medan- Tapaktuan Duku
(Roda Empat ± 260
Rukem
km ± 10 Jam)
Rawa 79.842 Jl. Teuku Umar, Jalur Udara: Fauna:
Singkil Penanggalan, Jakrta- Kualanamu Orangutan sumatera
Lapahan Buaya, (pesawat ± 2 jam 5 Harimau sumatera
Kota Baharu menit) Gajah suamatera
Beruk
Jalur Darat: Monyet ekor panjang
Medan- Rawa Singkil Gibbon siaman
(roda empat ± 256 km ±6
jam 55 menit) Flora:
Kayu meranti
Damar
Kapur
Kerwing
Kayu
Sumaera Dolok 11.032 Sibuntuon, Jalur Udara: Fauna:
Utara Surungan Habinsaran, Bandara Soekarno Hatta – Kambing hutan
Kabupaten Bandra Kualanamu Rusa
Toba Samosir, (pesawat ± 2 jam 15 menit Babi hutan
) Harimau sumatera
Landak
Elang
Jalur Darat: Siamang
Pematang Siamtar- Dolok Dan burung
Surungan (roda empat ± rangkong
159 km ± 4 jam 27 menit ) Tapit
Flora:
Anturmangan
Mayang
Haundolok
Medang
Nephelium
Angrek
3 - 11
Nama Hutan Luas Lokasi Aksesibilitas Keanekaragaman hayati
Provinsi Lindung (Ha)
Aglonema rotundum
Lubuk Raya 3.048 adangsidimpuan Jalur Udara: Fauna:
Hutaimbaru Bandara Soekarno Hatta – Pelanduk
Padang Bandra Kualanamu Kijang
Sidempuan City (pesawat ± 2 jam 15 menit Trenggiling
North Sumatra ) Beruang madu
Siamang
Jalur Darat: Kucing batu
Medan- lubuk raya (roda Ungko
emapat ± 393 km ± 9 jam Burung jambul putih
55 menit)
Flora
Pinus
Kecing tanduk
Hapas- hapas
Sengon
beringin
Batang 108.397 Sinunukan II, Jalur Udara: Fauna:
Gadis Sinunukan, Jakarata- Medan Harimau Sumatera
Kabupaten ( Pesawat ± 2 jam 30 kambing hutan
Mandailing menit)- Panyabungan tapir
Natal (roda empat ± 420 km ± Beruag madu
12jam Rusa
Jalur Darat: Kijang
Jakarta- Padang
(Pesawat ± 1 jam 45 Flora:
menit)- Panyabungan Bunga Padma
(roda empat ± 210 km ± Bunga Jarum
7 jam ) Nepenthes sp
Amorphaphalus sp
Sumatera - - - -
Barat
Riau Bukit Suligi 3000 Kecamatan Jalur Udara: Fauna:
Tandun dan Jakarta- Pekanbaru Rusa
Kecamatan (pesawat ± 1 jam 40 menit Kijang
Rokan IV Koto, ) Beruang madu
Kabupaten Flroa:
Kampar, Jalur Darat: Pekanbaru- -
Provinsi Riau Bukit Seligi (roda empat ±
133 km ± 3 jam 12 menit)
Bukit 12.810 Tj. Alai, XIII Jalur Udara: Fauna:
Bungkuk Koto Kampar, Jakarta- Pekanbaru Beruang madu
Kabupaten (pesawat ± 1 jam 40 menit Harimau loreng
Kampar ) sumatera
Rusa
Jalur Darat: Kancil
Pekanbaru- Bukit Bungkuk Kera ekor panjang
(roda empat ± 78,2 km ± Ayam hutan
2 jam 9 menit Flora:
Meranti
Bintangur
Kempas
Keruing
Balam
Durian hutan
3 - 12
Nama Hutan Luas Lokasi Aksesibilitas Keanekaragaman hayati
Provinsi Lindung (Ha)
Kulim
Suntai
Rengas
Flora:
Keruing
Kantong
semar
Anggrek
merpati
Jambi Bukit 61.011 Batu Sawar, Jalur Udara: Fauna:
Duabelas Maro Sebo Ulu, Jakarta- Jambi (Peswat 1 Kucing hutan
Kabupaten jam) Ayam hutan
Batang Hari, Jakarta- Padang ( Kuau
Jambi 36654 pesawat ± 1jam ) Murai batu
Rusa sambar
Jalur Darat: Harimau sumatera
Jambu- Pauh (roda Flora:
empat ± 157 km ± 4 Rotan
jam- )- Pematang Kabau Kantog semar
(roda empat ± 80 km ± Tanaman obat-
3 jam). obatan
Muara Bungo- Meranti
Margoyoso- Air Hitam Jelutung
Ulu- Pematang Kabau
Anggrek
(roda empat ± 400 km ±
Bambu
12 jam)
Bengkulu Hutan 83.000 Desa Tebat Jalur Udara: Fauna:
Lindung Monok yang Jakrarta – Bengkulu Harimau sumatera
Bukit Daun tinggal di sekitar (pesawat ± 1 jam 10 Ungko gunugn
kawasan Hutan menit )
Lindung Bukit Flora:
Daun Jalur Darat: Paku Gajah
Kepahiang Kepahing- Bukit Daun Kemiri
(roda empat ± 83 km ± 2 Unnji
jam 19 menit) Pinang
Lantung
Rotan
Paku Tiang
Pakis
3 - 13
Nama Hutan Luas Lokasi Aksesibilitas Keanekaragaman hayati
Provinsi Lindung (Ha)
Gunung 47.494 South Warkuk Jalur Udara: Fauna:
Raya ranau Bandung- Lampung Rusa
(pesawat ± 1 jam) Tapir
Beruang
Jalur Darat : Beruang madu
Bandar lampung - Gunung Kambing hutan
Raya ( roda empat ± 46,7 Monyet ekor
km ± 1 jam 25 menit) panjang
Kukang
Babi hutan
Flora:
Lumut
Rumput
Paku- pakun
Semak
Berkayu
Mangrove
Kepulauan Hutan 1.540 Parit Padang, Jalur Udara: Fauna:
Bangka lindung Sungai Liat, Jakarta- Pangkal Pinang( Rusa
Belitung sungailiat Bangka pesawat ± 50 menit) Beruk
Regency, Jalur Darat: Monyet
Bangka Belitung Pangkal pinang- Hutan Lutung
Sungai liat (kendaraan Babi Hutan
roda empat ± 31, 1 km ± Tringgiling
43 menit) Musang
Elang
Ayam Hutan
Flora:
Kayu Meranti
Ramin
Mambolong
Mandura
Bulin
Kerengas
Kapuk
Jelatung
Pulai
Hutan 260 Desa Namang, Jalur Udara: Fauna:
pelawan Kabupaten Jakarta- Pangkal Pinang( Burung rajaudang
Bangka Tengah, pesawat ± 50 menit) Tarsius
Provinsi Bangka Tarsius bangka
Belitung Jalur Darat: Flora
Pangkal pinang- Hutan Pohon rempudang
Pelawan ± 29,9 km ± 39 Nyatoh
menit) Jamur pelawan
3 - 14
Nama Hutan Luas Lokasi Aksesibilitas Keanekaragaman hayati
Provinsi Lindung (Ha)
Kakaktua
Flora:
Medang
Rasamala
Merawan
Angrrek
Rotan
Paku pakuan
Raflesia
Way 12.8911 Kabupaten Jalur Udara: Fauna:
Kambas Lampung Timur, Jakarta- Tanjung Karang Sempidan biru
(pesawat ± 45 menit) Biawak
Lele
Jalur Darat: Troides sp
Bandar Lampung- Metro- Mentok rimba
Way Jepara (roda empat Tembakang
± 120km ± 2jam) Parides coon
Branti- Metro- Way Gajah sumatera
Jepara (roda empat ± Flora:
100 km ± 1 jam 30 Aren
menit) Kelapa
Bakauhuni- Panjang- Nyamplung
Sribawono – Way Jepara
Cemara pantai
(roda empat ± 170 km ±
Pandan
3 jam)
Bakauhuni- Labuan Ketapang
Meringgai- Way Kambas Mamgrove pantai
(roda empat ± 170 km ±
3 jam
Sumber: www.eyesontheforest.or.id diakses tangggal 2 juli 2018
Berdasarkan data kementrian lingkungan hidup luas hutan lindung di Pulau Sumatera
memiliki luas 2.840.831,75 ha. Hutan lindung terbesar di Pulau Sumatera yaitu gunung
leuser dengan luas mencapai 876.460 ha. Flora dan fauna yang terdapat di gunung leuser
diantaranya, mangrove, anggrek sepatu, duku, serta fauna yang terdapat di gunung leuser
yaitu orang utan, siamang, gajah sumatera dan harimau sumatera. Luas hutan lindung yang
terkecil yaitu hutan Hutan Lindung Bukit Kucing yang terletak di Provinsi Riau dengan luas
hutan 54,80 ha. Flora dan fauna yang terdapat di Hutan Lindung sangat beragam Bukit
Kucing yaitu keruing, kantong semar dan anggrek merpati. Fauna yang terdapat di Hutan
Lindung Bukit Kucing yaitu burung madu, pijantung kecil, tiong emas dan alap- alap capung.
Pulau Sumatera selama ini juga dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya yang sangat
berlimpah. Sebut saja minyak dan batu bara yang banyak dieksploitasi guna kepentingan
ekonomi. Namun demikian kekayaan alam tersebut tentu tidak dapat menopang
3 - 15
perekonomian Pulau Sumatera selamanya, oleh karena itu upaya memaksimalkan potensi
lainnya serta menjaga agar eksploitasi terhadap berbagai kekayaan alam yang ada selama ini
tetap memperhatikan lingkungan harus terus didorong agar masyarakat di Pulau Sumatera
dan sekitarnya dapat mendapatkan manfaat ekonomi dari setiap kekayaan alam yang ada
secara berkelanjutan.
Letak yang sangat strategis dan potensi kekayaan alam yang berlimpah menempatkan Pulau
Sumatera sangat potensial untuk terus didorong pembangunannya agar mampu merespon
kebutuhan pembangunan saat ini sekaligus juga dapat merespon perkembangan
pembangunan di masa yang akan datang. Salah satu respon pembangunan yang dinilai
dapat mengangkat kualitas kehidupan masyarakat tanpa memberikan dampak kerusakan
yang masif terhadap lingkungan adalah dengan mengembangkan sektor pariwisata.
Pariwisata selama ini dianggap sektor yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan
karena pariwisata tidak melakukan eksploitasi berlebihan terhadap berbagai kekayaan alam
yang ada, namun justru melakukan berbagai upaya perlindungan agar seluruh potensi
kekayaan alam tersebut dapat terus dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
3 - 16
3.1.3 Pusat Keanekaragaman Hayati Bernilai Tinggi Di Indonesia
Daratan Pulau Sumatera memiliki luas sekitar 473.481 Km2. Dengan luasnya ini Pulau
Sumatera mampu menampung sekitar 210 spesies mamalia, dimana 16 spesies diantaranya
merupakan spesies endemik Sumatera. Selain itu, Sumatera juga merupakan rumah bagi
sekitar 582 spesies burung yang sebagian besar merupakan spesies burung menetap (465
spesies) dan 14 spesies diantaranya merupakan endemik Sumatera. Fakta ini menempatkan
Pulau Sumatera sebagai pulau dengan kekayaan keanekaragaman hayati terbesar kedua
setelah Pulau Papua di Indonesia (CEPF,2001).
Besarnya keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat di kawasan Pulau Sumatera
menunjukan bahwa kawasan ini memiliki sumber daya alam yang berlimpah sehingga flora
fauna yang ada dapat tumbuh dan berkembang.
Pintu gerbang kedatangan wisatawan mancanegara ke indonesia melalui udara salah satu
yang tertinggi adalah Batam setelah Bali dan Jakarta. Selain itu beberapa pelabuhan laut
yang ada di Sumatera juga turut berperan dalam memfasilitasi pergerakan wisatawan dari
dan menuju Pulau Sumatera.
3 - 17
Tabel 3. 4 Lalu Lintas Penumpang di Bandar Udara di Pulau Sumatera
Jumlah Wisatawan Jumlah Wisata
Nama Provinsi Nama Bandara Domestik Mancanegara
(orang) (orang)
Nangroe Aceh Bandara Internasional Sultan Iskandar 379.216 75.461
Darussalam Muda
Sumaera Utara Bandara Internasional Kualanamu 3.476.909 819.332
International Airport
Bandar udara yang terdapat di Pulau Sumatera merupakan gerbang yang dapat digunakan
untuk memasuki wilayah di Pulau Sumatera, baik untuk tujuan berwisata maupun untuk
kegiatan lainnya. Bandara di Sumatera yang menjadi pilihan terbanyak wisatawan
mancanegara untuk memasuki Sumatera adalah Bandara Internasional Kualanamu yang
terdapat di Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah wisatawan mancanegara yang tibadi
bandara ini mencapai 819.332 orang sedangkan jumlah wisatawan domestik berjumlah
3.476.909 orang. Sementara bandaradengan jumlah wisatwan terendah adalah Bandara
Internasional Raja Haji Fisabilillah dengan jumlah wisatawan mancanegara hanya 413 orang
dan wisatawan domestik hanya 140.475 orang .
3 - 18
Tabel 3. 5 Lalu Lintas Wisatawan di Pelabuhan Laut di Pulau Sumatera
Jumlah
Jumlah Wisata
Wisatawan
Nama Provinsi Nama Pelabuhan Mancanegara
Domestik
(orang)
(orang)
Nangroe Aceh Darussalam Pelabuhan Sabang 294.648 5.323
Pelabuhan Tanjung Balai Asahan 16.323 70.726
Sumaera Utara
Pelabuhan Belawan * 1.789
Pelabuhan Teluk Bayur 24 *
Sumatera Barat
Pelabuhan Muara 39.861 *
515.471
Sri Bintan Pura Tanjung Pinang 597.255
Kepulauan Riau
Pelabuhan Tanjung Balai Karimun 330.515
710.943
Riau Dumai 100.864 94.194
Jambi Selat Panjang 7.047 7.888
Bengkulu Pelabuhan Bengkulu 5.758 *
Sumatera Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api 31.215 *
Pelabuhan Tanjung Pandan 28.465 *
Kepulauan Bangka Belitung
Pelabuhan Pangkal Balam 34.903 *
Lampung Pelabuhan Bakauheni * *
Jumlah 1.785.522 1.036.964
Sumber: Statistik Transportasi Laut 201; tanggal 4 Agustus 2018; * tidak ada data
Pelabuhan yang terdapat di Pulau Sumatera merupakan gerbang yang dapat digunakan
sebagai gerbang wisata baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pelabuhan yang menjadi
sarana perlintasan utama wisatawan mancanegara yaitu Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjung
Pinang yang terdapat di Provinsi Kepuluan Riau dengan jumlah wisata mancanegara
mencapai 597.255 orang, sedangkan jumlah wisatawan domestik yang melalui pelabuhan ini
mencapai 515.471 orang. Pelabuhan yang paling sedikit melayani pergerakan wisatawan
yaitu Pelabuhan Sabang yang terletak di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dengan jumlah
wisata mancanegara sebesar 5.323 orang dan jumlah wisatawan domestik mencapai
294.648 orang .
Pulau Sumatera sebagai kawasan yang terdiri dari 10 Provinsi, 154 kab/kota serta ratusan
kecamatan didalamnya tentu memiliki permasalahan dan tantangan dalam pembangunan.
Selain itu, latar belakang budaya yang berbeda diantara satu wilayah dengan wilayah
lainnya tentu memberikan tantangan tersendiri dalam merumuskan dan menjalankan
3 - 19
strategi pembangunan yang tepat untuk setiap wilayah. Terlepas dari batas administrasi dan
perbedaan budaya tersebut, Pulau Sumatera memiliki beragam daya tarik wisata yang saling
beririsan satu provinsi dengan provinsi lainnya. Oleh karena itu perlu strategi yang dapat
menggabungkan keunggulan di setiap wilayah tersebut agar pembangunan pariwisata yang
dilakukan dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat. Isu-isu strategis
pengembangan kepariwisataan Pulau Sumatera disusun berdasarkan beberapa
pertimbangan. Pertimbangan tersebut diantaranya adalah:
Berdasarkan kondisi obyektif dan pertimbangan yang ada tersebut maka dapat dirumuskan
isu strategis pengembangan kepariwisataan di Pulau Sumatera sebagai berikut:
3 - 20
5. Melaksanakan program strategis bersama yang berkesinambungan dalam jangka
menengah dan jangka panjang mengacu pada rencana pembangunan kepariwisataan
yang sudah ditetapkan di tingkat provinsi, nasional, dan internasional;
Seluruh isu strategis tersebut bukan merupakan urutan namun saling mempengaruhi satu
sama lain sehingga pemecahan dan penanganannya memerlukan keterpaduan dan
koordinasi dari seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan
kepariwisataan di seluruh Pulau Sumatera, tidak hanya dari pemerintah daerah akan tetapi
juga dari pihak swasta, masyarakat dan tentu saja perguruan tinggi.
Dengan memperhatikan isu strategis dan potensi daya tarik wisata yang ada di Pulau
Sumatera, maka dapat dirumuskan beberapa tema produk yang dapat dikembangkan di
Pulau Sumatera yaitu:
1. Tema produk pariwisata yang terkait dengan hutan dan upaya konservasi menjadi
sangat penting dalam upaya menjadikan pariwisata sebagai jembatan pembangunan
berkelanjutan di kawasan Pulau Sumatera dan sarana konservasi hutan dan
keanekaragaman hayati yang ada di Pulau Sumatera;
2. Tema produk pariwisata yang terkait dengan keunikan dan keragaman formasi geologi
yang ada di Pulau Sumatera;
3. Tema produk pariwisata yang terkait dengan kekayaan alam bawah laut Pulau Sumatera,
terutama kelestarian terumbu karang dan potensi ship wreck;
4. Tema produk pariwisata yang terkait dengan keberadaan Danau Toba yang merupakan
danau hasil letusan gunung api purba terbesar di dunia dan dampaknya mendunia;
5. Tema produk pariwisata yang terkait dengan keberadaan pulau-pulau kecil di sekitar
kawasan Pulau Sumatera yang jumlahnya mencapai ribuan buah dan beberapa
diantaranya bernilai strategis karena menjadi pulau terluar perbatasan negara;
6. Tema produk pariwisata yang terkait dengan budaya khas masyarakat Pulau Sumatera
yang telah mempengaruhi peradaban kawasan, tidak hanya Indonesia akan tetapi juga
Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, Thailand hingga kebeberapa negara tetangga
lainnya.
3 - 21
Dengan memperhatikan tema produk pariwisata Pulau Sumatera secara umum tersebut,
maka dapat di turunkan kedalam tema-tema produk pariwisata yang dapat di kembangkan
di masing-masing provinsi sebagai berikut:
Masing-masing tema produk pariwisata hasil analisis tersebut merupakan tema produk
pariwisata yang dianggap mewakili identitas pariwisata masing-masing provinsi di kawasan
Pulau Sumatera. penjelasan lebih jauh terkait tema produk pariwisata tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Pariwisata Bahari, adala pariwisata yang menitik beratkan produk pariwisatanya pada
berbagai aktivitas yang terkait dengan kelautan (bahari) baik dipermukaan maupun di
bawah permukaan laut yang memanfaatkan seluruh potensi sumber daya laut dan
masyarakat sekitarnya. Bahari sendiri dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang terkait
dengan lingkungan fisik maupun non fisik di sekitar lingkungan laut. Dalam kontek
Provinci Aceh maka pariwisata bahari adalah pariwisata yang menitikberatkan berbagai
aktivitas pariwisata di Taman Wisata Alam Laut Weh dan sekitarnya.
2. Ekowisata Danau, dalam kontek Sumatera Utara maka ekowisata danau adalah kegiatan
perjalanan ke kawasan Danau Toba yang dikemas secara profesional, terlatih dan
memuat unsur pendidikan, sebagai suatu sektor usaha ekonomi yang
mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta
3 - 22
upaya-upaya konservasi sumberdaya alam dan lingkungan yang dilakukan secara
bertanggung jawab dan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.
3. Pariwisata Budaya, Pariwisata Budaya adalah jenis wisata minat khusus yang dilakukan
oleh seseorang atau kelompok dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik budaya dengan
memanfaatkan potensi budaya dari tempat yang dikunjungi tersebut. Dalam kontek
Sumatera dan khususnya Provinsi Riau, pariwisata budaya yang dikembangkan adalah
pariwisata yang terkait dengan budaya melayu.
4. Ekowisata Pegunungan dalam kontek Sumatera barat adalah kegiatan perjalanan ke
kawasan Pegunungan Bukit Barisan (termasuk juga kawasan Ngarai Sianok ) yang
dikemas secara profesional, terlatih dan memuat unsur pendidikan, sebagai suatu sektor
usaha ekonomi yang mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan
penduduk lokal serta upaya-upaya konservasi sumberdaya alam dan lingkungan yang
dilakukan secara bertanggung jawab dan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk
setempat.
5. Petualangan Alam, adalah kegiatan wisata yang menitikberatkan pada aktivitas
petualangan di alam bebas dengan tetap memperhatikan nilai-nilai konservasi dan
kelestarian lingkungan. Provinsi Bengkulu memiliki potensi pengembangan produk
pariwwisata petualangan di sekitar kawasan Pulau Enggano dan sekitarnya.
6. Ekowisata Hutan, kegiatan perjalanan ke kawasan hutan (khususnya Taman Nasional
Kerinci Seblat) yang dikemas secara profesional, terlatih dan memuat unsur pendidikan,
sebagai suatu sektor usaha ekonomi yang mempertimbangkan warisan budaya,
partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya konservasi sumberdaya
alam dan lingkungan yang dilakukan secara bertanggung jawab dan dapat meningkatkan
kesejahteraan penduduk setempat
7. Pariwisata Sungai, adalah pariwisata yang menitikberatkan aktivitas wisatanya di sungai
dan kawasan sekitanya dengan memanfaatkan berbagai potensu sumber daya baik alam
maupun budaya. Provinsi Sumatera Selatan memiliki Sungai Musi sebagai ikon yang
cukup dikenal dan dapat mewakili citra pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.
8. Pariwisata Pendidikan Satwa merupakan wisata yang memiliki ceruk pasar yang sangat
spesifik. Pariwisata pendidikan satwa adalah pariwisata yang memanfaatkan aktivitas
3 - 23
upaya konservasi terhadap satwa dalam hal ini Gajah Sumatera yang berada di kawasan
Taman Nasional Way Kambas.
9. Pariwisata Pulau-pulau Kecil di Provinsi Kepulauan Riau merupakan aktivitas wisata yang
memanfaatkan berbagai potensi sumber daya alam baik diatas permukaan maupun di
bawah permukaan serta budaya yang ada di kawasan Kepulauan Anambas, Kepulauan
Natuna, Kepulauan Barelang, Penyengat dan sekitarnya.
10. Geowisata Batuan Granit erupakan tema produk apriwisata yang sangat spesifik dan
khas untuk Kepulauan bangka Belitung yang selama ini dikenal dengan keindahan
batuan granitnya. Geowisata batuan granit adalah bentuk penyelenggaraan pariwisata
yang memanfaatkan seluruh aspek geologi sebagai daya tarik utamanya, dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan alam, nilai-nilai sosial budaya dan nilai kearifan
lokal, serta upaya meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.
3 - 24
BAB 4
DAYA TARIK WISATA UNGGULAN PULAU
SUMATERA
Daya tarik wisata unggulan adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan yang menjadi keunggulan suatu daerah
dengan skala regional, nasional maupun internasional. Proses penilaian daya tarik wisata
menjadi unggulan atau tidak unggulan dilakukan untuk mengetahui daya saing dan daya
tawar daya tarik wisata itu sendiri dalam kontek regional, nasional maupun intenasional.
Dengan mengetahui keunggulan daya tarik wisata maka pemangku kepentingan dapat
merumuskan kebijakan dan strategi dalam pengembangan daya tarik wisata tersebut
kedepan.
Dalam kontek Pulau Sumatera dan sekitarnya, penentuan daya tarik wisata unggulan
bertujuan untuk memperkuat positioning pariwisata Pulau Sumatera dengan kawasan lain di
Indonesia. Selain itu dengan menetapkan daya tarik wisata unguulan maka Kawasan Pulau
Sumatera dapat lebih terarah dalam pengembangan pariwisata sekaligus dapat lebih selektif
memilik pangsa pasar wisatawan yang dituju.
Kriteria-kriteria utama yang dipergunakan sebagai alat untuk menentukan keunggulan suatu
daya tarik wisata menjad unggulan atau tidak di Kawasan Pulau Sumatera dan sekitarnya
adalah sebagai berikut:
1. Daya tarik wisata tersebut telah ditetapkan sebagai daya tarik wisata unggulan
provinsi/nasional dalam dokumen perencanaan kepariwisataan baik itu dalam Rencana
4-1
Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Ripparnas), Rencana Induk dan Rencana
Detil (RIRD) Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan atau dalam Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (Ripparprov) di sepuluh provinsi yang ada
di Pulau Sumatera dan sekitarnya.
2. Daya tarik wisata tersebut merupakan daya tarik wisata yang merepresentasikan tema
keunggulan pariwisata di masing-masing provinsi yang ada di Kawasan Sumatera dan
sekitarnya. Kesesuaian antara daya tarik wisata unggulan dan tema keunggulan
pariwisata provinsi mutlak diperlukan untuk memperkuat positioning provinisi tersebut
dalam kontek Kawasan Sumatera, nasional dan internasional.
KRITERIA INDIKATOR
Ditetapkan sebagai daya tarik wisata unggulan Terdapat dalam dokumen Rencana Induk Pembangunan
Provinsi/nasional Kepariwisataan Nasional (Ripparnas);
Terdapat dalam dokumen Rencana Tata Ruang dan
Wilayah Pulau Sumatera (RTRW Pulau Sumatera);
Terdapat dalam dokumen Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional Provinsi (Ripparprov);
Terdapat dalam dokumen Rencana Pembangunan Daerah
(RPJPD/RPJMD).
Daya tarik wisata sesuai tema pengembangan Sesuai dengan tema pengembangan pariwisata per
pariwisata provinsi provinsi yang sudah disepakati.
4-2
Tabel 4.2 Tema Produk Pariwisata per Provinsi se Pulau Sumatera
Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh merupakan kawasan wisata yang meliputi
Pulau Weh dan pulau-pulau kecil disekitarnya dan secara administrasi terdapat di Provinsi
Aceh. TWAL Pulau Weh secara geografis terdapat di barat laut Pulau Sumatera tepatnya
sekitar 32 km dari Ibu Kota Provinsi Aceh, Banda Aceh dan dapat di tempuh selama 2 jam
perjalanan dengan menggunakan Ferry menyeberangi selat Aceh. Pulau Weh sendiri
merupakan gugusan pulau vulkanik kecil yang masih aktif hingga saat ini dan memilki luas
wilayah mencapai 2.600 Ha.
Secara geologi Pulau Weh pernah terhubung dengan Pulau Sumatera yang kemudian
terpisah oleh laut akibat meletusnya gunung berapi yang terdapat di pulau ini pada zaman
Pleistosen. Secara umum Pulau Weh dibentuk dari dua jenis batuan, yaitu tuff marina dan
4-3
batuan inti. Tuf marina dijumpai hampir sepanjang pantai sampai pada ketinggian 40 sampai
50 meter. Lapisan tuff yang terlebar didapat di sekitar kota Sabang, di bagian pantai berlapis
sempit. Batuan sempit adalah batuan vulkanik yang bersifat andesitik.
Bentang alam Pulau Weh pada umumnya berbukit-bukit dengan kemiringan sedang
sampai curam. Sementara itu kondisi pantai di kawasan ini secara umum penuh dengan
batu-batuan. Rata-rata curah hujan di kawasan ini mencapai 1.745-2.232 mm/tahun,
dengan angka terendah pada bulan Maret sebesar 18 mm dan angka tertinggi pada bulan
September sebesar 276 mm. Sementara itu peralihan musim kemarau ke musim
penghujan rata-rata terjadi pada bulan September dan Oktober.
TWAL Pulau Weh memiliki beragam aktifitas wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan
diantaranya adalah aktivitas olahraga air seperti berselancar, berenang, memancing,
menjelajah dengan perahu, snorkeling dan menyelam. Menyelam merupakan salah satu
keunggulan wisata di Pulau Weh, karena di kawasan ini wisatawan disuguhi oleh beragam
jenis ikan dan keindahan terumbu karangnya, baik terumbu karang yang keras maupun
terumbu karang yang lunak dari berbagai jenis, bentuk dan warna, selain tentu saja adanya
ship wreck.
Dalam kontek negara kesatuan Republik Indonesia Pulau Weh juga memegang peranan
sangat penting. Di Pulau Weh terdapat tugu nol kilometer yang menggambarkan bahwa dari
titik inilah negarakesatauan Republik Indonesia dihitung, meskippun secara de pacto nol
kilometer sesungguhnya berada di Pulau Rondo. Dari tugu nol kilometer ini kita akan
disuguhi pemandangan hutan dan sekaligus lautan lepas yang sangat indah.
4-4
Gambar 4.1 Peta Taman Wisata Alam Laut Weh
Danau Toba merupakan danau yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Secara
administrasi Danau Toba menjadi bagian dari tujuh kabupaten yaitu, Kabupaten Karo,
Simalungun, Dairi, Toba Samosir, Samosir, Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara
dengan luas mencapai kurang lebih 113.000 Ha. Akses menuju Danau Toba dapat ditempuh
melalui perjalanan selama 3 jam dari Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang dan 20
menit dari Bandara Silangit, Tapanuli Utara. Sementara dari Kota Brastagi berjarak sekitar 40
km yang dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda empat ataupun roda dua.
Secara geografis Danau Toba terletak di ketinggian sekitar 906 meter dpl (di atas permukaan
laut) (van Bemmelen, 1994 dalam Tumiar, 2004). Danau Toba merupakan danau terbesar di
Indonesia dan danau kedua terbesar di dunia setelah Danau Kaspia. Dari tipe danaunya
Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar di dunia dengan panjang 100 km dan lebar
30 km. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik yaitu Pulau Samosir dengan luas
640 km2. Pulau Samosisr sendiri pada awalnya menyatu dengan daratan Sumatera, namun
kemudian pada masa penjajahan Belanda dibangunlah kanal yang memotong sisi timur dan
barat sepanjang 300m, sehingga sejak saat itu Pulau Samosir terpisah dengan daratan
4-5
Sumatera. yang menarik adalah keberadaan dua danau di PulauSamosir yaitu Danau
Sidihoni dan Danau Aek Natonang. Kedua danau ini bahkan mendapat julukan danau diatas
danau karena letaknya berada di tengah-tengah Danau Toba.
Dalam kontek pariwisata, Danau Toba merupakan daya tarik wisata utama bagi wisatawan
baik nusantara maupun mancanegara yang datang berkunjung ke Provinsi Sumatera Utara.
Keindahan alam serta sejarah pembentukannya menjadi daya tarik tersendiri bagi
wisatawan. Selain itu, Danau Toba terletak di ketinggian yang merupakan bagian dari Bukit
Barisan Sumatera dan dikelilingi oleh masyarakat yang memiliki budaya yang sangat khas,
yaitu masyarakat Batak, Simalungun, dan Tapanuli. Keindahan alam yang dibalut dengan
budaya masyarakat sekitar yang khas menjadi daya tarik yang tidak ditemui di tempat lain.
Danau Toba saat ini ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata sebagai salah satu dari sepuluh
destinasi unggulan nasional, yang tentu saja menambah kesitimewaan Danau Toba sebagai
destinasi pariwisata.
4-6
4.3.3 Ngarai Sianok
Ngarai Sianok merupakan lembah curam yang memanjang dan menjadi pembatas antara
Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam di Sumatera Barat. Pemandangannya yang indah dan
bentang alamnya yang khas menjadikan Ngarai Sianok sebagai salah satu daya tarik wisata
unggulan di Sumatera Barat. Aksesibilitas menuju Ngarai Sianok dapat ditempuh dengan
perjalanan darat selama dua jam dari kota Padang sampai Kota Bukittinggi. Perjalanan dua
jam ini akan kontan terbayar dengan suguhan keindahan alam yang ada di kawasan Ngarai
Sianok.
Ngarai Sianok merupakan Jurang dengan kedalaman sekitar 100 m yang membentang
sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m. Ngarai Sianok merupakan bagian dari patahan
yang memisahkan Pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (Patahan Semangko).
Patahan ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah
yang hijau – hasil dari gerakan turun kulit bumi (sinklinal) – yang dialiri Batang (sungai)
Sianok yang airnya jernih. Sungai inilah yang kemudian sering digunakan untuk berbagai
aktifitas pariwisata diantaranya arung jeram, kayak dan kano. Dengan mengikuti aktifitas
pariwisata menyusuri Batang Sianok wisatawan akan disuguhi pemandangan Ngarai Sianok
dari sudut pandang yang berbeda dan tentu saja menambah pengalaman berwisata ke
kawasan ini. Ngarai Sianok pada masa belanda bahkan sering disebut sebagai kerbau sanget,
karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai, meskipun pemandangan
tersebut sudah tidak kita temui lagi saat ini.
Bentang alam yang berupa jurang menjadikan berbagai flora dan fauna di kawasan ini relatif
terjaga karena tidak bersentuhan langsung dengan aktifitas manusia yang merusak. Di
sepanjang Ngarai Sianok masih bisa kita jumpai tumbuhan langka seperti bunga rafflesia dan
berbagai tumbuhan obat-obatan. Sementara fauna yang dapat dijumpai di kawasan ini
adalah monyet ekor panjang, siamang, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul, serta tapir.
4-7
Gambar 4.3 Peta Ngarai Sianok
Istana Siak merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Siak Sri Indrapura yang merupakan
kerjaaan Melayu Islam terbesar di Riau, bahkan salah satu kerajaan Melayu Islam terbesar di
Tanah Melayu. Istana Siak atau juga disebut sebagai Istana Asserayah Hasyimiah atau Istana
Matahari Timur mulai dibangun pada tahun 1889 dan selesai dibangun pada tahun 1893
pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim sebagai kediaman resmi Sultan Siak dan
keluarganya.
Istana Siak dibangun dengan memadukan arsitektur Melayu, Arab, dan Eropa. Perpaduan
tiga arsitektural ini menghasilkan corak bangunan yang khas dan kaya akan ornamen dari
ketiga unsur tersebut. Bangunan Istana Siak sendiri secara arsitektural terdiri dari dua lantai
yang masing-masing lantai memiliki ruangan-ruangan tersendiri. Lantai satu terdiri dari
enam ruangan yaitu ruangan tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-
laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan di samping kanan adalah ruang sidang
kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta. Sementara lantai dua terdiridari sembilan
ruangan, yaitu ruangan untuk istirahat Sultan Siak serta para tamu istana. Enam patung
burung elang terdapat di puncak bangunan sebagai lambang keberanian Kerajaan Siak dan
4-8
di halaman istana hingga saat ini masih terdapat delapan meriam yang menghadap ke
delapan penjuru mata angin. Melengkapi bangunan utama Istana Siak, di belakang
bangunan utama terdapat bangunan kecil yang pada awalnya digunakan sebagai penjara
sementara.
Aksesibilitas menuju istana Siak bisa di tempuh dengan perjalanan selama kurang lebih 2,5-3
jam dari Kota Pekanbaru atau berjarak sekitar 121 km. Akses menuju Siak sendiri dapat
ditempuh melalui jalur darat maupun jalur sungai.
Berbagai benda bersejarah yang terdapat di istana Siak diantaranya adalah kursi emas
singgasana sultan, senjata kerajaan melayu, replika mahkota, bendera Kerajaan, setanggi
pembakar, tombak kerajaan, brankas, alat musik asal Jerman dengan piringan berukuran
diameter 90 cm berisi lagu Mozart dan Bethoven, lampu kristal, berbagai bentuk
senjata, dan aneka koleksi cinderamata dari negeri sahabat lainnya. Bahkan cermin ratu
yang dijuluki sebagai cermin Ratu Agung masih tersimpan dengan rapi hingga saat ini.
4-9
4.3.5 Taman Wisata Kepulauan Anambas
Taman Wisata Kepulauan (TWK) Anambas merupakan taman wisata perairan yang terdapat
di Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau dengan luas mencapai
1,262,686.20 ha.
Aksesibilitas menuju TWK Anambas dapat ditempuh dengan menggunakan kapal KM Bukit
Raya milik Pelni yang berlabuh di pelabuhan Terempa anambas setiap minggu. Selain itu
kawasan ini juga dapat ditempuh dengan menggunakan pesawat reguler yang melayani rute
Tanjung Pinang – Matak Base (Anambas) dan Batam – Matak Base (Anambas). Jadual
penerbangan setiap hari dengan jadual yang bergantian dari rute reguler yang tersedia,
yaitu Tanjung Pinang – Anambas dan Batam – Anambas. Di saat tertentu penerbangan
khusus (extra flight) dapat juga dimanfaatkan untuk menjangkau kawasan ini. penerbagnan
ini biasanya digunakan oleh perusahan penambangan minyak yang beroperasi di sana, yaitu
Conoco Philips, Star Energy dan Premier Oil.
Keunggulan daya tarik wisata di Taman Wisata Kepulauan Anambas adalah adanya deretan
pulau-pulau berbukit yang rimbun yang sangat cocok untuk berbagai aktifitas wisata
diantaranya snorkeling, berenang dan bersampan (kano) atau bahkan berjemur dipantai dan
menikmati pemandangan pantai dengan pasir putih dan halusnya. Salah satu pulau yang
menjadi ikon TWK Anambas adalah Pulau Penjalin. Pulau Penjalin merupakan pulau dengan
pantai yang berpasir putih dan dikelilingi pulau-pulau kecil disekitar perairan yang juga
dihiasi bermacam bebatuan yang unik. Kawasan Pulau Pejalin ini sangat cocok untuk
aktifitas olahraga air seperti menyelam, snorkeling, renang maupun bersampan (kano).
Sementara itu gugusan pulau lainnya yang terdapat di TWK Anambas adalah gugusan Pulau
Bawah. Gugusan Pulau Bawah terdiri dari empat gugusan pulau kecil dengan luas
keseluruhan 99,739 Ha. Perjalanan mencapai Gugusan Pulau bawah ini dapat ditempuh
dengan menggunakan perahu motor (pompong) selama tujuh jam perjalanan. Sementara
jika menggunakan speed boat jarak tempuh bisa mencapai sekitar 4 jam perjalanan. Di
kawasan ini berbagai aktifitas wisata dapat dilakukandiantaranya adalah menyelam,
Snorkeling, memancing, berenang, bersampan (kano) dan tentau saja menikmati
pemandangan pulau-pulau kecil yang indah.
4-10
Gambar 4.5 Peta Taman Wisata Kepulauan Anambas (TWKA)
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) merupakan salah satu Taman Nasional di Indonesia
dengan luas mencapai 1.368.000 hektar. Secara administratif TNKS berada di empat
wilayah provinsi yaitu Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Bengkulu dan
Provinsi Sumatera Selatan. Letaknya yang memanjang di sepanjang punggungan Bukit
Barisan menjadikan TNKS berada diwilayah empat provinsi dan mencakup tidak kurang 436
desa. Kondisi ini menjadikan TNKS sebagaisalah satu taman nasional yang memiliki fungsi
strategis antar wilayah di Sumatera. Lebih jauh, TNKS merupakan satu dari tiga taman
nasional di Sumatera bersama Taman Nasional Bukit BarisanSelatan (TNBBS) dan Taman
Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang telah ditetapkan oleh Unesco sebagai trofical
rainforest heritage of Sumatera (TRHS). Status sebagai world heritage menunjukan bahwa
kawasan TNKS memiliki nilai dan fungsi yang sangat signifikan dalam peradaban manusia
khususnya dalam upaya menjaga keseimbangan ekosistem dunia.
Kawasan hutan TNKS merupakan habitat bagi sejumlah populasi satwa langka seperti
harimau sumatera, gajah sumatera, badak sumatra, kijang sumatera dan lebih dari 372 jenis
4-11
burung termasuk 16 jenis burung endemik. Ekosistem didalamnya mewakili berbagai tipe
ekosistem yang khas dan unik diantaranya hutan dataran rendah (low land forest), hutan
bukit (hill forest), hutan sub-montana (sub-montane forest) hutan montana rendah (lower
montane forest), hutan montana sedang (mid-montane forest), hutan montana tinggi (upper
montane forest), padang rumput sub-alpine (sub-alpine thicket), dan lahan basah lain pada
wilayah berawa.
Aksesibilitas menuju TNKS sangat mudah dan dapat dijangkau dari pintu masuk di empat
provinsi, yaitu dari Jambi dan Sumatera Barat bisa melalui pintu masuk di Sungai Penuh atau
Melalui Solok Selatan. Sementara dari Bengkulu bisa melalui Muara Aman dan dari
Sumatera Selatan melalui pintu masuk di Lubuk Linggau. Jarak pintu masuk dari Ibu Kota
Provinwsi masing-masing sangat beragam namun berkisar antara 4-10 jam perjalanan
tergantung rute yang dipilih. Sementara itu, aktifitas wisata yang dapat dilakukan di
kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat sebagaian besar merupakan aktifitas wisata ekogi
atau ekowisata. Aktifitas ini diantaranya adalah pengamatan burung dan satwa langka
lainnya termasuk harimau sumatera. pendakian Gunung Seblat dan beberapa gunung
lainnya yang terdapat di kawasan ini.
4-12
4.3.7 Pulau Enggano
Pulau Enggano merupakan pulau yang berada di garis batas negara dan terletak di Provinsi
Bengkulu. Secara administratif Pulau Enggano termasuk wilayah Bengkulu Utara dan
memiliki luas sekitar 44,6 Km2 dengan jumlah desa mencapai enam desa yaitu Desa
Kahyapu, Ka’ana, Apoho, Malakoni, Meok dan Banjarsari.
Meski berpenghuni namun secara umum Pulau Enggano masih sangat alami dan belum
banyak mendapatkan sentuhan dari manusia. Keistimewaan pulau ini adalah memiliki
panorama indah dengan pantainya yang masih sangat bersih. Sementara di perairan sekitar
pulau kita dapat dengan mudah menjumpai berbagai jenis ikan karang yang khas. Bahkan
karena kualitas airnya masih sangat bersih keberadaan ikan-ikan di sekitar pulau dapat kita
lihat dan amati dengan mata talanjang dan tanpa harus menyelam kedasar laut. Pantai yang
cukup terkenal di pulau ini adalah Pantai Koomang dan Pantai Humo.
Pantai yang paling terkenal di Pulau Enggano adalah Pantai Koomang. Pantai ini terletak di
ujung utara pesisir pulau dan merupakan sebuah tanjung yang terdiri dari batuan dan
karang-karang yang membentuk tebing-tebing yang terjal. Pantai Koomang memiliki karang
yang berlubang dan didalamnya terdapat laguna berupa kolam kecil dengan air yang jernih.
Laguna di pantai komang inilah yang sangat diminati oleh wisatawan ayng datang untuk
menikmati PantaiKomang dengan cara berendam dan berenang. Selain pantai Koomang ada
juga Pantai Humo yang memiliki keistimewaan tidak kalah indah dengan PantaiKoomang. Di
PantaiHuo kita akandisuguhi pantaidengan pasir putih halus yang ditinggali oleh kepiting
dan berbagai jenis siput pantai. Di pantai inipula kita akan menemui tumpukan karang yang
membentuk titian yang memanjang ke laut.
Aksesibilitas untuk mencapai Pulau Enggano dapat menggunakan jalur laut maupun udara.
Perjalanan melalui laut memakan waktu sekitar 12-18 jam dari Pelabuhan Baai di Bengkulu
dengan menggunakan KMP Raja Enggano atau KMP Perintis Sabuk Nusantara. Jadwal
keberangkatan kapal ke Pulau Enggano hanya terjadwal dua kali seminggu dan waktu
tempuh serta jadwal keberangkatan sangat bergantung pada keadaan cuaca, karena
perairan Pulau Enggano berbatasan langsung dengan Samudera Hindia yang memiliki arus
dan ombak dan sangat kuat. Perjalanan ke Pulau Enggano juga dapat dilakukan dengan
menggunakan pesawat udara perintis dari Bandara Patmawati Bengkulu menuju Pulau
Enggano dengan memakan waktu sekitar 30-40 menit perjalanan udara.
4-13
Gambar 4.7 Peta Pulau Enggano
Sungai Musi merupakan sungai yang membelah Kota Palembang Sumatera Selatan menjadi
dua bagian yaitu Seberang Ilir di Utara dan Seberang Ulu di bagian Selatan dan mempunyai
hulu di Kepahiang Bengkulu dan bermuara di Kota Sungsang Palembang. Panjang Sungai
Musi mencapai 750 km yang menjadikan Sungai Musi sebagai sungai terpanjang di
Sumatera. Sungai Musi disebut juga sebagai Sungai Batanghari Sembilan karena menjadi
muara bagi sembilan sungai yang ada di Sumatera Selatan yaitu Sungai Komering, Lawas,
Leko, Lakitan, Kelingi, Lematang, Semangus dan Ogan.
Sejarah Sungai Musi telah dimulai sejak masa Kerajaan Sriwijaya yang menggunakan Sungai
Musi sebagai sarana transportasi utama kerajaan yang menghubungkan pedalaman
kerajaan dengan muara atau laut. Hingga saat ini Sungai Musi masih dipergunakan oleh
masyarakat Palembang sebagai salah satu alternatif transportasi menuju berbagai lokasi di
sepanjang alirannya. Bahkan beberapa perahu banyak yang digunakan sebagai transportasi
wisata oleh masyarakat untuk menikmati suasana Sungai Musi serta menyaksikan matahari
4-14
terbenam. Salah satu yang menjadi ciri khas Sungai Musi adalah keberadaan Rumah Rakit
yang banyak ditemui di sepanjang Sungai Musi. Rumah rakit ini adalah rumah tradisional
Palembang yang didirikan diatas air di tepian Sungai Musi dengan cara menancapkan
pondasi bangunan hingga kedasar Sungai sehingga bangunan tidak akan bergeser meski
arus sungai deras. Karena posisinya mengapung diatas permukaan sungai maka disebut
dengan rumah rakit.
Pada saat hari-hari tertentu Sungai Musi akan banyakdikunjungi oleh masyarakat dan
wisatawan karena pada hari tersebut akan diadakan berbagai festival, seperti perlombaan
perahu (bidar), kontes menghias perahu, perlombaan berenang menyeberangi sungai dan
lain-lain.
Karena letaknya tepat membelah Kota Palembang maka tidak sulit menjangkau Sungai Musi.
Dari arah kota maupun dari Bandar Udara Sultan Mahmud Badarudin II. Angkutan kota
benyak tersedia untuk menuju kawasan Sungai Musi, sehingga wisatawandapat dengan
leluasa mengunjungi kawasan ini.
4-15
4.3.9 Pantai Tanjung Kelayang
Pantai Tanjung Kelayang merupakan salah satu pantai di PulauBelitung. Keindahan pantai ini
dapat dilihat dari hamparan pasir putiy yang menghiasi sepanjang garis pantainya. Pantai
Tanjung Kelayang selain memiliki pasir pantai yang putih dan halus juga memiliki berbagai
pulau kecil di sekitarnya. pulau-pulau ini bahkan ada yang muncul musiman (gosong pasir).
Beberapa pulau tersebut bahkan dapat disinggahi oleh wisatawan dengan emnggunakan
perahu nelayan yang sudah dimodifikasi menjadi perahu pengantar wisatawan. selain itu
Pantai Tanjung kelayang merupakan titik keberangkatan bagi wisatawan yang ingin
mengunjungi Pulau Lengkuas dan pulau-pulau lainnya di sekitar kawasan ini.
Pantai ini terletak 27 Km di Utara kota Tanjungpandan dan berjarak sekitar 35 km dari
bandara HAS Hanandjoeddin, dan dapat ditempuh dengan perjalanan darat selama kurang
lebih 30-45 menit perjalanan. Namun demikian untuk menjangkau pantai ini wisatawan
harus menyewa kendaraan karena belum ada angkutan umum reguler yang melayani rute
menuju berbagai daya tarik wisata di Pulau Belitung.
Tanjung Kelayang sudah dikenal oleh masyarakat setempat sebagai tempat untuk rekreasi
sejak dahulu, sehingga ketika musim liburan atau akhir pekan kawasan ini akan dibanjiri oleh
masyarakat sekitar belitung untuk menikmati keindahan pantai dan bahkan melakukan
perjalanan kebeberapa pulau kecil yang tersebar di sekitar kawasan ini. Dari bibir pantai kita
disuguhi pemandangan pulau-pulau kecil yang terbentuk dari batu-batu granit besar dengan
bentuknya yang unik dan beragam. salahsatu batu yang cukup terkenal adalah batu Garuda
yang berbentuk mirip seperti kepala burung garuda.
4-16
Gambar 4.9 Peta Tanjung Kelayang
Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan salah satu taman nasional yang terletak di
Provinsi Lampung. TNWK mempunyai luas lebih kurang 125,631.31 ha dan berada pada
ketinggian antara 0—50 m dpl dengan topografi datar sampai dengan landai, kawasan ini
mempunyai 4 (empat) tipe ekosistem utama yaitu, ekosistem hutan hujan dataran rendah,
ekosistem hutan rawa, ekosistem mangrove, ekosistem hutan pantai. Pada awalnya TNWK
ditetapkan untuk melindungi keberadan berbagai sata liar yang hidup di habitat hutan
sekitar TNWK, yaitu tapir (Tapirus indicus), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus),
enam jenis primata, rusa sambar (Cervus unicolor), kijang (Muntiacus muntjak), harimau
Sumatera (Panthera tigris), dan beruang madu. Namun demikian, TamanNasinal Way
Kambas sempat mengalami masa sulit dan kerusakan yang sangat parah sehingga banyak
hewan liar yang hidup di habitat hutan ini punah. Hingga saat ini beberapa hewan yang
dapat diselamatkan dan masih bertahan enjadi penghuni TNWK diantaraya yang dikenal
dengan The Big Five mammals yaitu tapir (Tapirus indicus), gajah Sumatera (Elephant
maximus sumatranus), harimau Sumatera (Panthera tigris), badak Sumatera (Diserohinus
sumatranus) dan beruang madu (Helarctos malayanus).
4-17
Di sebelah barat kawasan TNWK ekosistem hutan hujan dataran rendah mendominasi
kawasan karena daerah ini terletak pada daerah yang paling tinggi dibandingkan dengan
lain. Flora yang mendominasi daerah ini adalah meranti (Shorea sp), rengas (Gluta renghas),
keruing (Dipterocarpus sp), puspa (Schima walichii) dan banyak jenis lain. Ekosistem
tersebut rata-rata mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, dengan
stratum tajuk yang lengkap, sehingga jenis flora dan faunanya cukup beragam.
Ekosistem riparian di way kambas dikenal sebagai ekowistam pada zona peralihan antara air
dan darat, sehingga belum dikategorikan kedalam ekosistem yang ada. Beberapa jenis flora
yang biasa terdapat pada zona peralihan di TNWk antara lain putat, dan beberapa jenis
tanaman merambat/liana.
TNWK memiliki ekowistem pantai yang memanjang di sepanjang pantai timur Taman
Nasional Way Kambas. Salah satu ciri hutan pantai di TNWK adalah adanya pohon ketapang
(Terminalia cattapa) dan cemara laut (Casuarina equisetifolia).
Ekosistem hutan mangrove di TNWK terletak disepanjang pantai timur kawasan dan
mempunyai peran atau manfaat menjaga keseimbangan ekosistem untuk mendukung
sumber kehidupan manusia. Ekowistem mangrove merupakan haitat bagi hidup dan
berkembang biaknya berbagai jenis ikan dan udang laut yang menjadi makanan bagi ikan
dan biota laut linnya.
Ekosistem hutan rawa di TNWK berada di wilayah timur kawasan yang tebentuk akibat
adanya daerah atau wilayah yang tergenang air tawar relatif lama karena wilayah tersebut
lebih rendah dari wilayah sekitarnya. kawasan ini memiliki tingkat keasamantanah yang
relatif tinggi akibat proses dekomposisi yang berlangusng cukup lama. Tingkat
keanekaragaman hayati di kawasan ini cukup tinggi karena menjadi habitat burung-burung.
Sementara itu, jenis flora dominan di kawasan ini adalah Nephenthes atau Kantung Semar,
Palm Merah, Pandan dan Nibung.
4-18
Gambar 4.10 Peta Taman Nasional Way Kambas
4-19
BAB 5
5-1
alam dan budaya, serta komponen pendukungnya untuk membangun tema tertentu yang
menjadi unggulan destinasi Pulau Sumatera, untuk mewujudkan keterpaduan
pembangunan destinasi pariwiata yang berdaya saing. Berdaya saing yang dimaksud disini
adalah memiliki nilai jula dan dapat bersaing dengan daya tarik wisata lainnya di tingkat
nasional, regional maupun internasional.
5-2
5.3.1 Tema Jalur Wisata Tematik Pulau Sumatera Berdasarkan Keunggulan Pariwisata
Pulau Sumatera
Jalur wisata yang dikembangkan berdasarkan keunggulan produk pariwisata Pulau Sumatera
terdiri dari tiga jalur yaitu:
1. Jalur Geowisata Pegunungan Bukit Barisan
Jalur Geowisata Pegunungan Bukit Barisan merupakan jalur wisata tematik yang
dikembangkan dengan memunculkan kesamaan tema pegunungan dengan
menitikberatkan pada potensi geowisata didalamnya. Beberapa daya tarik wisata
utama yang terdapat di jalur wisata Geowisata Pegunungan Bukit barisan yang
membentang dari Provinsi Aceh hingga Ke Lampung adalah sebagai berikut, Dataran
Tinggi Gayo di Aceh; Kaldera Toba di Sumatera Utara; Ngarai Sianok di Sumatera
barat; Bukit Tiga Puluh di Riau; Gunung Seblat di Bengkulu; Gunung Dempo dan
Sungai Musi di Sumatera Selatan; Gunung Pasagi dan Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan di Lampung.
Sementara itu daya tarik wisata pendukung di jalur Geowisata Pegunungan Bukit
Barisan adalah Pariwisata Sejarah Tambang Sawahlunto dan pariwisata cagar budaya
di Kota Bukittinggi di Sumatera Barat; Istana Siak di Riau dan kawasan perkotaan
Palembang di Sumatera Selatan.
Gambar 5.1 Peta Jalur Geowisata Pegunungan Bukit Barisan
5-3
2. Jalur Ekowisata Tropical Rainforest Heritage of Sumatera
Jalur wisata ini membentang dari Taman Nasional Gunung Leuser (mencakup seluruh
daya tarik wisata di dalamnya) di Provinsi Aceh, Taman Nasional Kerinci Seblat di
Propinsi Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Taman Nasional
Bukit Berisan Selatan di wilayah Bengkulu dan Lampung. Selain itu jalur wisata ini
juga didukung oleh daya tarik wisata budaya yaitu keberadaan kawasan cagar
budaya Kota Bengkulu di Provinsi Bengkulu.
Gambar 5.2 Peta Jalur Ekowisata Tropical Rainforest Heritage of Sumatera
5-4
Daya tarik wisata pendukung di jalur jelajah GeoparkSumatera diantaranya adalah
cagar budaya Muaro Jambi di Jambi, kawasan perkotaan Medan serta pariwisata
cagar budaya Kota Kapur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Gambar 5.3 Peta Jalur Geopark Sumatera
Tiga jalur wisata yang disusun berdasarkan keunggulan produk pariwisata Pulau Sumatera
lebih jelasny dapat dilihat pada tabel 6.x sebagai berikut:
Tabel 5.1 Jalur Wisata Tematik Berdasarkan Keunggulan Pariwisata Pulau Sumatera
JALUR GEOWISATA JALUR EKOWISATA TROPICAL
JALUR JELAJAH GEOPARK
PEGUNUNGAN RAINFOREST HERITAGE OF
SUMATERA
BUKIT BARISAN SUMATERA
• Aceh (Dataran Tinggi Gayo) • Aceh (semua DTW di TN • Sumatera Utara (semua DTW di
• Sumatera Utara (Kaldera Toba) Gunung Leuser) Geopark Nasional Toba)
• Sumatera Barat (Ngarai Sianok) • Jambi, Bengkulu, Sumatera • Jambi (semua DTW di Geopark
• Riau (Bukit Tiga Puluh) Barat, Sumatera Selatan Nasional Merangin)
• Jambi (Gunung Kerinci) (semua DTW di TN Kerinci • Kepulauan Bangka Belitung
• Bengkulu (Gunung Seblat) Seblat) (semua DTW di Geopark
• Sumatera Selatan (Gunung • Lampung, Bengkulu (semua Nasional Belitung)
Dempo, Sungai Musi) DTW di TN Bukit Barisan
• Lampung (Gunung Pesagi, TN Selatan, TN Way Kambas)
BBS)
5-5
JALUR GEOWISATA JALUR EKOWISATA TROPICAL
JALUR JELAJAH GEOPARK
PEGUNUNGAN RAINFOREST HERITAGE OF
SUMATERA
BUKIT BARISAN SUMATERA
• Sumatera Barat (Pariwisata • Bengkulu (Kawasan Cagar • Pariwisata cagar budaya Muaro
sejarah tambang Sawahlunto, Budaya Kota Bengkulu) Jambi
pariwisata cagar budaya • Kawasan Perkotaan Medan
Bukittinggi) • Pariwisata cagar budaya Situs
• Riau (Istana Siak) Kota Kapur
• Sumatera Selatan (Kawasan • Pariwisata cagar budaya Muntok
Perkotaan Palembang) • Hutan Lindung Namang, Bangka
Tengah
5.3.2 Tema Jalur Wisata Tematik Pulau Sumatera Berdasarkan Produk Pariwisata Dalam
Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera
Jalur wisata yang dikembangkan dari produk pariwisata yang terdapat di dalam rencana
Tata Ruang Pulau Sumatera adalah sebagai berikut:
1. Jalur Ekowisata Danau
Jalur ekowisata dau merupakan jalur wisata yang menghubungkan beberapa daya
tarik wisata yang ada di Pulau Sumatera, diantaranya Danau Laut tawar di aceh,
Danau Toba di Sumatera Utara, Danau Singkarak di Sumatera barat, Danau Kerinci di
Jambi, serta Danau ranau di perbatasan antara Lampung dan Sumatera Selatan.
Sementara itu daya tarik wisata pendukungnya yaitu pariwisata sejarah tambang
Sawahlunto dan pariwisata cagar budaya Bukittinggi di Sumatera Barat.
Gambar 5.4 Peta Jalur Ekowisata Danau
5-6
2. Jalur Ekowisata Bahari
Jalur ekowisata bahari pulau Sumatera menghubungkan daya tarik wisata berbasis
bahari yang ada di Pulau Sumatera yaitu, Taman Wisata alam Laut Pualu Weh dan
Museum Tsunami di Aceh, pariwiata bahari di Pulau Nias Provinsi Sumatera Utara,
Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat, Taman Wisata Alam Laut Pulau Enggano di
Bengkulu, Taman Wisata Laut Anambas dan Kepulauan Bintan di Kepulauan Riau,
Taman Wisata Alam Perairan Belitung di Kepulauan Bangka Belitung, serta Taman
Wisata Alam Laut Lampung Barat di Lampung.
Daya tarik wisata pendukung di jalur ekowisata bahari diantaranya adalah pariwisata
vagar budaya Nias di Sumatera Utara dan Kapardu Pulau Bintan dan Batam di
Kepulauan Riau.
Gambar 5.5 Peta Jalur Ekowisata Bahari
5-7
Gambar 5.6 Peta Jalur Budaya Melayu
Dalam Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera tiga jalur wisata di Pulau Sumatera lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 5.1 Jalur Wisata Tematik Berdasarkan Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera
JALUR EKOWISATA DANAU JALUR EKOWISATA BAHARI JALUR WISATA BUDAYA MELAYU
• Aceh (Danau Laut Tawar) • Aceh (TWA Laut Pulau Weh • Riau (Siak)
• Sumatera Utara (Danau Sabang, Museum Tsunami, Pulau • Kepulauan Riau (Lingga,
Toba) Banyak Singkil, Pulau Simeulue, Penyengat-Tanjung Pinang)
• Sumatera Barat (Danau Mangrove di Langsa) • Kepulauan Bangka Belitung
Singkarak) • Sumatera Utara (Pariwisata (Muntok)
• Jambi (Danau Kerinci) Bahari Pulau Nias)
• Lampung dan Sumatera • Sumatera Barat (Kepulauan
Selatan (Danau Ranau) Mentawai)
• Bengkulu (TWA Laut Enggano)
• Kepulauan Riau (TN Laut
Anambas, Pulau Bintan)
• Kepulauan Bangka Belitung
(TWA Perairan Belitung)
• Lampung (TWA Laut Pesisir
Barat Lampung)
• Sumatera Barat (Pariwisata • Sumatera Utara (Pariwisata cagar
sejarah tambang Sawahlunto, budaya Nias)
pariwisata cagar budaya • Kepulauan Riau (Kapardu Pulau
Bukittinggi) Bintan, Batam Center)
5-8
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 tahun 2014 Tentang Rencan Induk
Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014-2025
Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 tahun 2012 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Daerah tahun 2012-2022
Peraturan Daerah Lampung Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata
Daerah Provinsi Lampung
Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah Riau
Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Rencana induk
Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016-2025
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014-2025
Qanun Aceh Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh Tahun
2012 – 2017
Dokumen Teknis Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Bengkulu Tahun 2017
Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 10 tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jambi Tahun 2013-2033
Dokumen Teknis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jambi Tahun 2016-2021
Dokumen Teknis Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Jambi Tahun 2015
Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034
Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017-2037
Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Lampung Tahun 2009 -2029
Dokumen Teknis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Riau Tahun 2014-2019
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012-2032
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015
Dokumen Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2019
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-
2018
Peraturan daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018
Internet:
http://pariwisata.karokab.go.id/id/tujuan-wisata/objek-wisata-alam/4-danau-toba
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/46344/Chapter%20II.pdf?sequence=4
&isAllowed=y
http://www.gosumatra.com/ngarai-sianok/
https://wisatasumatera.wordpress.com/wisata-sumatera-barat/ngarai-sianok-bukit-tinggi/
http://www.gosumatra.com/nuansa-melayu-di-kerajaan-siak-sri-indrapura/
https://www.kompasiana.com/dy_cante/5714488d339373f9055a57b9/keindahan-alam-dan-
pesona-surga-bawah-laut-taman-wisata-perairan-kepulauan-anambas-yang-menggoda
http://tfcasumatera.org/bentang_alam/ekosistem-kerinci-seblat/
https://www.tempat.me/wisata/Taman-Nasional-Kerinci-Seblat
https://www.garudacitizen.com/wisata-pulau-enggano-surga-tersembunyi-di-laut-bengkul
https://wisatasumatera.wordpress.com/wisata-sumatera-selatan/wisata-sungai-musi/
https://www.belitungisland.com/new/_destination.php?id=2
http://waykambas.org/sejarah-taman-nasional-way-kambas/
ASISTEN DEPUTI PENGEMBANGAN DESTINASI REGIONAL I
DEPUTI PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA
KEMENTERIAN PARIWISATA