Anda di halaman 1dari 8

BAHAN BERBAHAYA

• Kelompok :
• - Andra Mahendra
• - Dida Mas Dhiya Ulhaq
• - Figo Arsyil Putranto
• - Hamdan Faisal Muslih
• - Mohammad Fadly
• - Muhammad Haekal
• - Reyhan Alvanesa
PENGERTIAN BAHAN BERBAHAYA

• Menurut Permenkes RI No.472/Menkes/Per/V/1996


• Yang dimaksud bahan berbahaya adalah zat atau bahan kimia dan biologi, baik
dalam bentuk tunggal maupun campuran, yang dapat membahayakan kesehatan
dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat
beracun, karsinogenik ( zat yang menyebabkan penyakit kanker), teratogenik
(Dalam istilah medis, berarti perkembangan tidak normal dari sel selama
kehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio), mutagenik (sifat bahan
yang dapat menyebabkan perubahan kromosom yang dapat merubah genetika),
korosif, dan iritasi
SIFAT DAN CONTOH BAHAN BERBAHAYA

No Sifat Contoh
1 Racun Akonitin, sianida, dan atropin
2 Karsinogenik Rodamin B, dan kuning metanil

3 Teratogenik dan iritasi Diametilformida


4 Mutagenik dan karsinogenik Benzo(a)piren/alfa benzopiren pada
asap rokok
5 Korosif dan racun Amonium biflorida,dan fenol
6 Iritasi dan racun Nitrogen dioksida
7 Racun dan karsinogenik Anilin, dan boraks
8 Iritasi dan karsinogenik Formaldehida
9 Racun, iritasi, dan karsinogenik Karbondisulfida
10 Racun, iritasi, mutagenik, dan karsinogenik Etilen dioksida
PERSYARATAN DISTRIBUTOR/PENGELOLA
DAN PENANDAAN

• Setiap badan usaha atau perorangan yang mengelola bahan berbahaya diharuskan
membuat, menyusun, dan memiliki Lembaran Data Pengaman (LDP) atau Material
Safety Data Sheet (MSDS), yaitu lembar petunjuk yang berisi informasi sifat fisika dan
kimia bahan berbahaya, jenis bahaya yang dapat ditimbulkan, cara penanganan, dan
tindakan khusus yang berhubungan dengan keadaan darurat dalam penanganan bahan
berbahaya. LDP harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat dan dibaca untuk
memudahkan tindakan pengamanan apabila diperlukan.
• Bahan berbahaya yang diedarkan harus diberikan kemasan dan wadah yang baik. Pada
kemasan dicantumkan nama sediaan/nama dagang,nama bahan aktif, kalimat peringatan,
dan simbol bahaya P3K. Penandaan tersebut harus mudah dilihat, dibaca, dimengerti,dan
tidak mudah rusak karena pegaruh cuaca ataupun sinar.
PELAPORAN

• Laporan dibuat berkala setiap 3 bulan yang memuat tentang penerimaan, penyaluran, dan
penggunaan bahan berbahaya serta yang berkaitan dengan insiden yang terjadi. Importir
khusus bahan berbahaya seperti boraks. Formalin, raksa,kuning metanil sianida dan
garamnya harus segera melapor pemasukan dan penerimaan kepada Badan POM selambat
lambatnya 2 minggu setelah penerimaan barang. Laporan harus memuat tentang :
• 1).Nama dan alamat jelas pemesan/pengguna
• 2).Jumlah bahan berbahaya yang diserahkan ,dan
• 3).Untuk keperluan apa bahan berbahaya tersebut digunakan serta nama importirnya
ZAT WARNA TERTENTU SEBAGAI BAHAN BERBAHAYA

• Adalah zat warna tertentu yang digunakan untuk memberikan atau


memperbaiki warna suatu bahan atau barang. Untuk melindungi
masyarakat dari bahaya yang ditimbulkan oleh zat warna tertentu Menteri
Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.239/Menkes/Per/V/85 tentang zat warna terntentu yang dianggap
sebagai bahan berbahaya. Zat warna yang dinyatakan sebagai bahan
berbahaya dalam obat, makanan, dan kosmetik adalah Jingga K1, Merah K3,
Merah K4, Merah K10, Merah K11.
PENANDAAN DAN PELAPORAN ZAT WARNA
TERTENTU

• Ditandakan pada wadah dan bungkus zat berupa tanda peringatan


“DILARANG DIGUNAKAN DALAM OBAT, MAKANAN, DAN KOSMETIK”
atau “DILARANG DIGUNAKAN DALAM OBAT DAN MAKANAN” dengan
huruf latin besar berwarna merah dan dapat di baca dengan jelas.
• Badan usaha/perorangan yang mendapat izin dapat memproduksi,
mengimpor, dan mengedarkan zat warna tertentu dengan syarat harus
mendaftarkan bahan tersebut kepada Dirjen POM serta membuat laporan
khusus tentang produksi, impor, dan peredarannya.

Anda mungkin juga menyukai