Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

“ABORTUS INKOMPLIT”

Oleh:
Ni kadek Risa Astria (1302006003)
Made Paramartha Kesuma (1302006093)
Ni Putu Dharmi Lestari (1302006207)

Pembimbing: dr Ketut Suardana Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA


TAHUN 2018
Definisi
 Abortus : pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. (WHO : berat janin < 500 gram, u.k < 20 mggu)

 Abortus Inkomplit : Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian


hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dan masih ada
sisa yang tertinggal di dalam uterus
Epidemiologi • 60% dari wanita hamil
• 80% abortus terjadi dalam 12 minggu
pertama kehamilan
• 20-30% pada trimester kedua
• 5-10 % pada trimester ketiga
• Frekuensi abortus bertambah dari 12%
pada wanita yang berusia kurang dari 20
tahun, menjadi 26% pada wanita yang
berumur di atas 40 tahun
Etiologi  Perkembangan Zigot yang Abnormal
Abnormalitas kromosom merupakan
penyebab dari abortus spontan(49%)
Trisomi autosomal (52%), poliploidi (21
%) dan monosomi X (13%)
 Faktor Paternal
translokasi kromosom(sperma) zigot
mendapat bahan kromosom terlalu
sedikit atau terlalu banyak abortus
 Faktor Maternal
 Infeksi
 Penyakit-Penyakit Kronis yang
Melemahkan
 Pengaruh Endokrin
 Nutrisi
 Obat-Obatan dan Toksin Lingkungan
 Faktor-faktor Imunologis
 Gamet yang Menua
 Laparotomi
 Trauma Fisik dan Trauma Emosional
 Kelainan Uterus
 Inkompetensi serviks
Patogenesis
• Pertama = perdarahan pada desidua basalis  nekrosis jaringan sekitarnya
 pelepasan hasil konsepsi dari implantasi

• Umur kehamilan < 8 minggu : pelepasan dapat terjadi secara sempurna 


abortus komplit
• Umur kehamilan > 8 minggu : pelepasan tidak sempurna  sisa jaringan 
kontraksi uterus terganggu  perdarahan  abortus inkomplit
Gambaran • Perdarahan derajat sedang sampai berat

Klinis • Kram pada perut bagian bawah, bahkan


sampai ke punggung
• <10 mg → Janin kemungkinan sudah
keluar bersama-sama plasenta
• >10 minggu→ pengeluaran janin dan
plasenta akan terpisah
• Bila Plasenta seluruhnya atau sebagian
tetap tertinggal dalam uterus →
perdarahan
• Abortus dalam usia kehamilan yang lebih
lanjut, pendarahan berlangsung amat
banyak(masif) hipovelemis berat
Diagnosis • Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
Diagnosis • Abortus iminens

Banding • Abortus insipien


• Abortus komplit
• KET
• Abortus mola
Penatalaksanaan
• Perbaikan keadaan umum pasien
• Kuretase dengan atau tanpa digital plasenta pre kuretase
• Medikamentosa
• Metilergometrin 3 kali 5 mg per oral selama 5 hari
• Amoksisilin 3 kali 500 mg per oral selama 5 hari
Komplikasi • Perdarahan
• Perforasi
• Infeksi
• Syok
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Nengah Sukaningsih
• Alamat : Kebon Sari
• Jenis Kelamin : Perempuan
• TTL : Buleleng, 3 April 1993
• Usia : 25 tahun
• No CM : 302705
• Pekerjaan : Pedagang
• Pendidikan : SMP
• Agama : Hindu
• Kebangsaan : Indonesia
• Status : Menikah
• Tanggal MRS : Kamis, 10 Mei 2018
Keluhan Utama Anamnesis
• Keluar darah dari kemaluan (9/5/2018)

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien datang dalam kondisi sadar diantar oleh suaminya ke
RSUD Buleleng pada tanggal 10 Mei 2018 pukul 17.30 WITA
dengan keluhan keluar darah dari vagina sejak pukul 16.00
WITA, sehari sebelum masuk rumah sakit (9 Mei 2018).
Perdarahan dikatakan berupa flek-flek kemerahan disertai
dengan gumpalan darah berwarna merah kehitaman.
Keluhan perdarahan dikatakan cukup banyak sehingga
membuat pasien harus mengganti pembalut sebanyak dua
kali sebelum berangkat ke UGD RSUD Buleleng. Perdarahan
dikatakan berlanjut meskipun pasien sedang beristirahat.
Selain itu, pasien juga mengeluh nyeri pada perut bagian
bawah sejak pukul 14.00 WITA 3 jam SMRS.
• Keluhan nyeri dikatakan menetap
hingga pasien tiba di rumah sakit.
Pasien mengatakan tidak ada minum
obat untuk mengurangi rasa nyeri.
Keluhan lain seperti mual, muntah,
nyeri hebat pada perut, pusing, lemas,
maupun demam disangkal oleh pasien.
BAK dan BAB dikatakan normal. Pasien
pernah melakukan tes kehamilan di
bidan dan didapatkan hasil positif.
• Riwayat Menstruasi
• Menarche : 14 tahun
• Siklus menstruasi : teratur, 28-30 hari.
• Banyaknya : normal
• Lamanya : ±4 hari
• Keluhan saat menstruasi : tidak ada
• Pernah keluar darah diluar siklus haid : (-)
• HPHT : 17 Februari 2018
• Taksiran persalinan : 24 November 2018
Riwayat Perkawinan
• Pasien mengatakan menikah sebanyak 1 kali dengan suami
pasien saat ini dan sudah berlangsung selama 5 tahun. Pasien
menikah pada tahun 2013 pada saat usia 20 tahun.
Riwayat Kehamilan

• Pasien mengatakan ini merupakan kehamilan kedua. Anak pertama pasien


berjenis kelamin laki-laki, aterm dengan berat badan lahir 3500 gram,
partus normal, ditolong oleh dokter dan usia sekarang 4 tahun 6 bulan.

Riwayat Antenatal Care


Untuk kehamilan ini, pasien belum pernah memeriksakan kandungannya
ke bidan maupun dokter spesialis. Pasien mengatakan belum pernah
mendapatkan vaksin Tetanus Toxoid.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit sistemik seperti tekanan darah tinggi,
kencing manis, penyakit jantung, asma, penyakit ginjal
disangkal oleh pasien. Riwayat alergi terhadap
makanan maupun obat-obatan disangkal oleh pasien.

Riwayat Sosial dan Keluarga


Penyakit sistemik lainnya di keluarga seperti hipertensi,
diabetes melitus, asma, penyakit disangkal. Pasien sehari-hari
lebih banyak beraktivitas sebagai pedagang di pasar. Pasien
tinggal di rumah keluarga bersama dengan suaminya. Suami
pasien bekerja sebagai buruh. Permasalahan dalam keluarga
disangkal oleh pasien. Keadaan ekonomi dikatakan cukup.
Riwayat merokok maupun minum minuman beralkohol
disangkal oleh pasien.
Pemeriksaan Status Present

Fisik Keadaan umum


Kesadaran
: Baik
: E4V5M6(CM)

St. Present :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu tubuh : 36,5 °C
Tinggi badan: 160 cm
Berat badan : 56kg
BMI : 21, 8 kg/m2
Status General
• Kepala : normocephali
• Mata : anemia -/-, ikterus -/-, reflex pupil +/+ isokor
• THT : Kesan Tenang
• Leher : pembesaran KGB (-)
• Thoraks : simetris (+), retraksi (-)
Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur(-)
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
• Extemitas : akral hangat + +, oedema - -
• + + - -
• Status Ginekologi
Abdomen : Distensi abdomen (-) Bising usus (+) normal, TFU tidak
teraba, nyeri tekan perut bagian bawah (+).

Vagina :
• Inspeksi Vulva/Vagina : Fluksus (+), Fluor (-), Pembukaan(+), terlihat
sisa jaringan OUE
• Vaginal Toucher : Fleksus (+), Fluor (-), Teraba jaringan di OUE,
Pembukaan (+) 2 cm, Slinger Pain (-) CUAF b/c normal AP : nyeri -/-,
massa -/- CD : bulging (-)
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap (10/05/2018)

Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

Leukosit 14.10 4.0-10.0 10ˆ3/uL

Hb 13.10 12.0 – 16.0 gr/dl

Hct 38.50 37.0 – 47.0 %

Trombosit 280 150 – 400 10ˆ3/uL

BT 2’ 30’’ 1 – 5 menit

CT 8’ 30’’ 5 – 15 menit

Tes Kehamilan (+)


Diagnosis

• Abortus Inkomplit
Penatalaksanaan

• Terapi : Kuretase
• Monitoring : Keluhan pasien, tanda vital, dan tanda perdarahan
aktif
• KIE : Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi
pasien, rencana tindakan yang akan dilakukan beserta risiko
tindakan yang mungkin muncul.
Follow Up
• Folow Up
• Jumat 11/5/2018 pukul 06.00 WITA
• S : Pasien tidak mengeluh nyeri, perdarahan dari vagina sedikit.
• O : St. Present
• KU : Baik
• TD : 110/70 mmHg
• HR : 88x/menit
• Tax : 36,5°C
• RR : 20x/menit
St. General
• Kepala : normocephali
• Mata : anemia -/-, ikterus -/-, reflex pupil +/+ isokor
• THT : Kesan Tenang
• Thorak : simetris (+), retraksi (-)
• Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
• Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
• Extemitas : akral hangat + +, oedema - -
++ --
• St. Ginekologi
• Abdomen : Distensi abdomen (-) Bising usus (+) normal , TFU
tidak teraba.
• Vagina : Perdarahan aktif (-)
• A : Abortus inkomplit post kuretase hari-1
• P : Cefadroxil 500 mg tiap 12 jam PO

• Asam Mefenamat 500 mg tiap 8 jam PO


• Metilergometrin 0,125 mg tiap 8 jam PO
• Sulfas Ferosus 300 mg tiap 12 jam PO
• BPL kontrol tanggal 18/5/2018 atau bila ada
keluhan
PEMBAHASAN
Teori Kasus
1. Anamnesis • Berdasarkan Anamnesis:

• Adanya 3 gejala utama (post abortion • Seorang pasien 25 tahun datang ke


triad) pada abortus adalah nyeri di RSUD buleleng tanggal 10 Mei 2018.
Pasien datang mengeluh:
perut bagian bawah terutamanya di
bagian suprapubik yang bisa menjalar 1. Keluar darah pervaginam berupa
ke punggung,bokong dan perineum, flek-flek kemerahan dengan
keluarnya gumpalan darah
perdarahan pervaginam dan demam
berwarna merah kehitaman 1 hari
yang tidak tinggi.
SMRS (09/05/2018)
• adanya amenore pada masa 2. Nyeri perut di bagian bawah hilang
reproduksi kurang 20 minggu dari timbul yang dirasakan bersamaan
HPHT.10 Perdarahan pervaginam dengan keluhan keluar darah
dapat tanpa atau disertai jaringan (10/03/2018).
hasil konsepsi. 3. HPHT 17 Februari 2018 dan TP 24
November 2018.
Teori Kasus
II. Pemeriksaan Fisik • Pada pemeriksaan fisik
– Ditemukan bercak darah didapatkan :
– Palpasi abdomen dengan – Pada pemeriksaan fisik
pemeriksaan bimanual untuk didapatkan status present dan
mencari keberadaan konsepsus. general normal. Pemeriksaan
dalam didapatkan fluksus (+),
– Pemeriksaan pelvis, dengan
pembukaan ostium uteri
menggunakan spekulum
eksternum (OUE) 1 cm dan
keadaan serviks dapat dinilai ada
tampak jaringan.
terbuka atau tertutup ,
ditemukan atau tidak sisa hasil
konsepsi di dalam uterus yang
dapat menonjol keluar, atau
didapatkan di liang vagina.
Teori Kasus
III. Pemeriksaan Penunjang • Pada pasien ini telah dilakukan
• Pemeriksaan penunjang yang pemeriksaan Darah lengkap (tgl
dapat dilakukan, antara lain 10/05/2018) di RSUD Buleleng
adalah dan didapatkan dalam batas
normal
1. pemeriksaan laboratorium,
berupa darah lengkap,
2. ultrasonografi (USG), dan
3. tes kehamilan.
Teori Kasus
IV. Diagnosis • Berdasarkan anamnesis dan
• Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik tersebut dapat
gambaran klinis, pemeriksaan ditegakkan diagnosisnya
fisik, dan penunjang. menjadi abortus inkomplit.
Abortus inkomplit pada kasus ini
perlu juga dipikirkan
kemungkinan diagnosis lain
seperti kehamilan ektopik dan
mola hidatidosa.
Kasus
Teori • Pada saat pasien dirawat, keadaan umum
pasien stabil . Tatalaksana selanjutnya
5. Penatalaksanaan bertujuan untuk mengeluarkan sisa hasil
• Tatalaksana Umum konsepsi yang masih tertingal di dalam
uterus, yakni dengan kuretase, yang
– penilaian secara cepat mengenai kemudian dilanjutkan dengan terapi
keadaan umum ibu medikamentosa seperti antibiotika,
analgetika, dan uterotonika. Setelah
– Periksa tanda-tanda syok (akral tindakan, dilakukan observasi dua jam
dingin, pucat, takikardi, tekanan setelah kuretase untuk memantau tanda-
darah sistolik <90 mmHg), tanda vital dan adanya keluhan
selanjutnya jika ditemukan perdarahan pervaginam.
dilakukan terapi syok • Adapun penanganan kasus ini adalah
– Bila terdapat tanda-tanda sepsis dengan:
atau dugaan abortus dengan - Kuretase dengan anesthesia (GA).
komplikasi,berikan kombinasi - Pemberian medikamentosa :
antibiotika sampai ibu bebas Cefadroxil 500 mg tiap 12 jam PO
demam untuk 48 jam
Asam Mefenamat 500 mg tiap 8 jam PO
– Persiapan rujuk Metilergometrin 0,125 mg tiap 8 jam PO
– Tatalaksana sesuai abortus Sulfas Ferosus 300 mg tiap 12 jam PO
Teori Kasus
VI. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi dapat
berupa : • Pada pasien ini, tidak terjadi
komplikasi pada pasien
– Perdarahan
– Perforasi uterus
– Syok
– Emboli udara
– Inhibisi vagus
– Keracunan obat/ zat abortivum
Teori Kasus
• Prognosis keberhasilan kehamilan
• Prognosis pada kasus ini adalah baik,
tergantung dari etiologi aborsi spontan
dubius ad bonam karena tindakan kuretase
sebelumnya:6
yang telah dilakukan berhasil
• Perbaikan endokrin yang abnormal pada mengeluarkan semua sisa jaringan yang
wanita dengan abotus yang rekuren tertinggal di uterus sehingga resiko
mempunyai prognosis yang baik sekitar perdarahan menjadi sangat minimal.
>90 %. Setelah observasi dua jam pasca tindakan
• Pada wanita keguguran dengan etiologi kuretase, keadaan umum pasien stabil
yang tidak diketahui, kemungkinan dan pasien pun tidak mengalami keluhan.
keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %. Selain itu, pada pasien ini tidak
didapatkan adanya penyulit atau
• Sekitar 77 % angka kelahiran hidup komplikasi yang berbahaya misalnya
setelah pemeriksaan aktivitas jantung perdarahan, perforasi, infeksi maupun
janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu syok.
pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi
spontan yang tidak jelas.
SIMPULAN
Kesimpulan
• Abortus adalah pengeluaran hasil pembuahan
(konsepsi) dengan berat badan janin <500 gram
atau kehamilan kurang dari 20 minggu.

• Etiologi abortus belum pasti→kemungkinan


infeksi, faktor nutrisi, faktor maternal atau faktor
paternal

• Perdarahan per vaginam + nyeri perut + u.k


muda  keluhan abortus.

• Pemeriksaan fisik : pO (+), jaringan (+), stolsel


(+)  abortus inkomplit
• Terapi definitif : kuretase untuk mengeluarkan sisa jaringan  perdarahan
berhenti

• Medikamentosa : uterotonika, antibiotik, analgetik

• Keadaan umum pasien membaik, perdarahan berhenti  pasien


dipulangkan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai