Tujuan Umum
• Untuk mengetahui kegiatan Program Kemenkes yang ditindak
lanjuti dan pelaksanaannya.
Tujuan Khusus
• Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dari pelaksanaan
kegiatan KKS
• Untuk mendapatkan data dan mengetahui gambaran pengetahuan
dan sikap ibu terhadap kejadian ikutan paska imunisasi
Manfaat
– Menambah pengetahuan dan wawasan tentang program program
kesehatan
– Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bersosialisasi
– Diharapkan dapat menambah wawasan tentang Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi Pada Ibu
BAB II
KEPENDUDUKAN, SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, KEADAAN
LINGKUNGAN, KEADAAN PERILAKU DAN DERAJAT
KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
1. KEPENDUDUKAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Berada di bagian barat Indonesia, 10 – 40 Lintang Utara dan 980 –
1000 Bujur Timur
Luas daratan 72.981,23 km2
Berdasarkan luas daerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara :
- Luas daerah terbesar Kabupaten Langkat (6.262,00 km2)
- Luas daerah terkecil Kota Tebing Tinggi (31,00 km2)/
0,04% dari total luas wilayah Sumatera Utara.
Laju Pertumbuhan Penduduk :
- BPS 2016 jumlah penduduk 14.102.911 jiwa terdiri dari
7.037.326 jiwa laki-laki dan 7.065.585 jiwa perempuan
Sex Ratio
- Laki-laki < perempuan dengan sex ratio sebesar 99,60
- rata-rata pada setiap keluarga terdiri dari 4-5 anggota keluarga
2. SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) :
- IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar yaitu, umur panjang dan
hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak
- IPM tertinggi Medan (78,87), Pematang Siantar (76,34) dan
Binjai (73,81).
- IPM terendah Nias Barat (58,25), Nias Selatan (59,74) dan Nias
(58,85)
3. KEADAAN LINGKUNGAN
Rumah Sehat :
- Tahun 2015 dari 3.295.701 unit rumah, yang memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 1.987.270 (60,3%)
- Tahun 2016 terdapat 425.890 rumah yang di bina (32,55),
memenuhi syarat kesehatan ada sebanyak 233.949 rumah (54,93%),
sehingga total rumah yang memenuhi syarat sebesar 2.221.219 unit
(67,40%)
Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Air Minum
:
- Air kemasan (32,26%) -Pompa (19,22%)
-Sumur gali (18,92%) -Ledeng sebesar (13,58%)
-Mata air (12,04%) -Masih terdapat 3,98 % air minum
bersumber dari sungai dan air hujan
Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan
Kotoran/Tinja :
Berdasarkan Susenas 2016 SPAL 74,08%, lobang tanah/ pantai/
tanah lapang/ kebun sebesar 12,88%, kolam/ sawah/ sungai/ danau/
laut sebesar 11,63% dan lainnya sebesar 1,41%.
Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM):
Tahun 2016 dari 15.912 unit TTU, yang memenuhi syarat kesehatan
11.481 (72,15%), meningkatan sebesar 0,36% di banding tahun 2015
4. KEADAAN PERILAKU MANUSIA
Keadaan Perilaku :
• Penilaian RT ber-PHBS baik 6 indikator dari 10 indikator PHBS RT yang
mempunyai balita dan 5 indikator untuk tidak punya balita
• Tahun 2015 mengalami penurunan 2,51% dari tahun 2014, tetapi pada tahun 2016
kemudian mengalami peningkatan kembali sebesar 2,71 %
5. DERAJAT KESEHATAN
Angka Kematian Bayi (AKB) :
- (AKB) di Sumatera Utara tahun 2016 yakni 4 /1.000 Kelahiran Hidup (KH)
Angka Kematian Balita (AKABA) :
- (AKABA) di Sumatera Utara tahun 2012 (SDKI) sebesar 54/1.000 KH
Angka Kematian Ibu (AKI):
- Berdasarkan SDKI AKI di Indonesia masih tinggi yaitu 359/100.000 KH
Morbiditas (Angka Kesakitan) :
Diare :
- Jumlah perkiraan kasus ada sebanyak 761.557 kasus yang ditemukan dan
ditangani sebanyak 235.495 (30,92%)
- Kasus diare tertinggi Sibolga (99,28 %), Pakpak Barat (77,32%) dan Samosir
(70,80%)
• Pneumonia :
- Tahun 2016 Perkiraan kasus sebesar 280.620 kasus, yang ditemukan
dan ditangani hanya sebesar 16.000 kasus (5,70%)
TB Paru :
- Tahun 2016 Cross Notification Rate/CNR (kasus baru) TB Paru BTA
(+) mencapai 105,02/100.000 penduduk
- 3 Kab/Kota tertinggi adalah Kota Medan sebesar 3.006/100.000, Kab.
Deli Serdang sebesar 2.184/100.000 dan Simalungun sebesar 962/100.000.
- 3 Kab/Kota terendah adalah Kabupaten Nias Barat sebesar 50/100.000,
Pakpak Barat sebesar 67/100.000 dan Gunung Sitoli sebesar 68/100.000
Acute Flaccid Paralyses (AFP) :
- Tahun 2016 kasus AFP (Non Polio) yang ditemukan sebanyak 86
kasus dari 4.422.372 jiwa anak berumur < 15 tahun
HIV/AIDS :
- Tahun 2016 Penambahan kasus baru HIV tahun 2016 sebesar 1.352
kasus dan kematian akibat AIDS sebanyak 392 kasus.
- 3 Kabupaten/Kota dengan penderita baru HIV/AIDS Kota Medan
yaitu 617 kasus, Kabupaten Deli Serdang 189 kasus dan Kab. Karo
sebanyak 178 kasus
Kusta : prevalensi rate kusta di Provinsi Sumatera Utara masih melatif
rendah 1,36 per 100,000 penduduk
• Demam Berdarah Dengue (DBD)
- tahun 2016 kasus DBD di Sumatera Utara sebanyak 8.715
kasus dengan angka kesakitan atau Insidance Rate (IR) sebesar
63,3/100.000 penduduk
- Jumlah kasus tertinggi DBD terjadi di Kota Medan yakni
sebanyak 1.784 kasus dengan CFR 0,62%
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
STRUKTUR ORGANISASI
• Kepala Dinas • Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
- Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan
• Sekretaris Tradisional
- Sub Bagian Umum - Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
- Sub Bagian Keuangan - Seksi Akreditasi dan Jaminan Kesehatan
- Sub Bagian Program • Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
• Kepala Bidang Kesehatan - Seksi Kefarmasian
Masyarakat - Seksi Alat Kesehatan dan PKRT
- Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
- Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
• Unit Pelaksana Teknis Dinas
- Seksi Promosi dan Pemberdayaan – Rumah Sakit Kesehatan Indra
Masyarakat Masyarakat
- SeksiKesehatan Lingkungan dan – Rumah Sakit Kesehatan Paru
Kesehatan Kerja Masyarakat
• Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian – UPT Laboratorium Kesehatan Daerah
Penyakit – UPT Pelatihan Kesehatan
- Seksi Surveilans dan Imunisasi – UPT Provincial Training Center
- Seksi Pencegahan dan Pengendalian Kesehatan Masyarakat
Penyakit Menular – UPT Rumah Sakit Kusta Lausimomo
- Seksi Pencegahan dan Pengendalian – UPT Pelayanan Ambulan dan
Penyakit Tidak Menular Pengaduan Masyarakat
• Kelompok Jabatan Fungsional
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN KOTA
MEDAN
Struktur organisasi dinas kesehatan kota medan
BAB V
IMPLEMENTASI PROGRAM KESEHATAN MELALUI PUSKESMAS
(ORIENTASI DI PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN )
• Pengertian puskesmas Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
2 Sei SiKambing C II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Dwikora 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Helvetia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 T.Gusta 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 Juml ah penderi ta suspect TB 79 100 83 93 81 88 84 123 139 151 108 107 1236
4 Ext Paru - - - 1 - - 1 - - - 3 5
5 TB Anak 3 3 2 1 1 - - - 1 11
6 Defaulter - - - - - 1 - - - - 1
7 Penderita TB HIV - - - - - - - 2 - - 2
9 Sembuh 11 10 11 12 15 16 18 18 26 7 7 20 171
10 Pengobatan Lengkap - - - 2 1 2 3 3 1 3 3 2 20
11 Meninggal - - - - - - - - - - - 1 1
Kasus DBD Di Wilayah UPT Puskesmas Helvetia Tahun 2017
1 Cinta Damai 3 1 4 0 0 0
2 SSC II 3 4 7 0 0 0
3 Dwikora 7 5 12 0 0 0
4 Hel Timur 2 4 6 0 0 0
5 Hel Tengah 11 5 16 0 0 0
6 Helvetia 10 5 15 0 0 0
7 Tjg Gusta 7 4 11 0 0 0
Jumlah : 40 27 67 0 0 0
Data Bulanan Penderita Diare di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Helvetia
Tahun 2017
UMUR <1 THN >1-4 THN 5-14 THN 15-44 THN >45 THN JUMLAH
BULAN TOTAL
L P L P L P L P L P L P
Januari 2 4 14 10 8 6 14 9 9 18 47 47 94
Februari 2 0 13 4 9 4 2 12 7 12 33 26 59
Maret 7 2 11 5 4 9 8 6 7 7 37 29 66
April 7 4 11 5 17 9 4 12 8 12 46 41 87
Mei 5 15 15 11 19 8 14 13 6 13 59 60 119
Juni 3 3 10 12 14 9 7 18 9 12 44 53 97
Juli 4 1 7 8 5 9 2 11 7 8 24 37 61
Agustus 17 14 34 23 12 8 24 27 10 16 98 87 185
September 7 3 13 13 7 10 12 12 2 17 41 55 96
Oktober 11 8 20 20 13 8 14 15 10 17 67 68 135
November 5 2 11 11 4 7 13 6 2 17 39 34 73
Desember 4 6 12 12 17 9 11 9 14 14 58 42 100
Total 74 62 171 171 119 96 125 140 95 157 593 579 1172
Data Bulanan 10 Besar Penyakit di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Helvetia
Tahun 2017
Peny Pulpa K Gingivitis &
Penyakit Kulit
No Bulan Ispa Gasteritis Rematik Hipertensi DM jaringan Karies gigi Diare Penyakit
Alergi
Periapikal Periodental
Jumlah : 27751 15792 10912 9310 7837 1217 1199 568 583 399
6. Pencatatan dan pelaporan data
• Tujuan
• Untuk menilai hasil kerja yang sudah
dilakukan.
• Untuk dipergunakan sebagai bahan di dalam
menyusun rencana kerja
Upaya pengembangan Upt. Puskesmas Helvetia
Kegiatan ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Kepanitraan Klinik Senior Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Upt. Puskesmas helvetia, mulai tanggal 8 mei – 24 mei 2018. Adapun kegiatan yang kami
lakukan diwilayah kerja Upt. Puskesmas helvetia antara lain:
• Ruang poli umum
• Ruang poli anak
• Ruang farmasi
• Ruang KIA/KB
• Ruang IGD
• Ruang pendaftaran
• Ruang rujukan
• Ruang laboratorium
• Melakukan survey keluarga sehat 2018
• Melakukan penyuluhan tentang Diabetes Melitus
• Melakukan penyuluhan tentang Tb Paru
• Melakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga
• Melakukan penyuluhan tentang Hipertensi
• Melakukan penyuluhan tentang Cuci Tangan
BAB VI
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEJADIAN IKUTAN
PASCA IMUNISASI (KIPI) DI KELURAHAN LIMA PULUH KECAMATAN
INDRAPURA KABUPATEN BATU BARA
LATAR BELAKANG
Menurut Slamet tahun 2011 kegiatan imunisasi merupakan upaya yang paling cost effective
dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I) yang diharapkan akan berdampak pada penurunan angka
kematian bayi dan balita.
Namun, data dari WHO (World healt organitation)Immunization Summary 2010
menunjukkan cakupan beberapa imunisasi dasar di Indonesia berkurang. Pada tahun 2008,
cakupan DPT3 dan Polio3 adalah 77 %, cakupan Hepatitis B meningkat ke 78 % namun
masih belum mencapai target 80 %, cakupan BCG pula adalah 89 %.
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007, angka kematian
neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup, angka kematian bayi
sebesar 34 kematian/1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita sebesar 44
kematian/1000 kelahiran hidup.
Menurut prince tahun 2011 Cakupan imunisasi dasar pada bayi di Indonesia pada tahun
2008 : BCG 93,2%, DPT/HB(1) 95,7%, DPT/HB(2) 93,1%, DPT/HB(3) 91,4%, Polio-1
97,9%, Polio-2 94,5%, Polio-3 92,2%, Polio-4 89,9% dan Campak 90,5%. Tingginya angka
kematian bayi dan balita di indonesia menyebabkan turunnya derajat kesehatan. Kira-kira 3
dari 100 kelahiran bayi akan meninggal karena penyakit campak. Sebanyak 2 dari 100
kelahiran bayi akan meninggal karena penyakit tetanus. Dari 200.000 bayi, 1 akan
menderita penyakit polio. Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan vaksin tertentu
akan melindungi bayi terhadap penyakit-penyakit tertentu menurut (proverawati, 2011)
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, proporsi kematian bayi saat disebabkan karena tetanus
neonatrium (TN) diindonesia cukup tinggi 67 % dalam upaya mencegah TN maka
imunisasi diarahkan kepada pemberian perlindungan bayi baru lahir dalam minggu-
minggu pertama melalui ibu, eliminasi tetanus neonatrium merupakan salah satu target
yang harus dicapai sebagai tindak lanjut dari word summit for children yaitu insiden
1/10.000 kelahiran hidup pada tahun 2000.
Menurut (Sunarti & Hanum, 2010) pertahanan tubuh bayi dan balita belum begitu
sempurna, untuk itu perlunya pemberian imunisasi dasar lengkap. Namun terkadang
imunisasi menimbulkan efek samping seperti, demam tinggi pasca imunisasi DPT dan
campak, diare pasca imunisasi polio, dan bengkak pasca imunisasi hepatitis B, sehingga
membuat orang tua was-was dan tidak mau membawa anaknya untuk imunisasi lanjutan,
Sehingga banyak kanak-kanak yang tidak diberi imunisasi karena kurangnya
pengetahuan ibu tentang vaksin serta jadwal imunisasi, salah satunya mengenai
kontraindikasi, kerisauan tentang kesan sampling serta komplikasi vaksin.
Tujuan Penelitian
– Tujuan Umum : Untuk mengetahui Pengetahuan dan sikap
ibu tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di
kelurahan lima puluh kecamatan indrapura kabupaten
batubara sumatera utara.
– Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) di kelurahan lima puluh kecamatan indrapura
kabupaten batubara sumatera utara
2. Untuk mengetahui sikap ibu tentang Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) di kelurahan lima puluh kecamatan indrapura
kabupaten batubara sumatera utara
• Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
– Bagi peneliti sebagai salah satu tahapan proses belajar dalam
merencanakan dan melaksanakan penulis ilmiah dalam
bentuk KTI dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah
didapat selama perkuliahan.
– Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil peneliti ini dapat
menjadi tambahan referensi bagi para peneliti selanjutnya
mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
2. Bagi ibu
– Bagi tempat penelitian Sebagai bahan masukan bagi tempat
penelitian untuk memotifasi masyarakat untuk memahami
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
– Bagi ibu sebagai bahan masukan untuk menambah
pengetahuan tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(KIPI).
Jenis Penelitian : Deskriptif kuantitatif
Lokasi penelitian : di Kelurahan Lima Puluh Kecamatan Indrapura
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara.
Waktu Penelitian : 4 Juni – 5 Juni 2018
Populasi : Ibu yang datang ke kelurahan lima puluh
kecamatan indrapura kabupaten batubara provinsi
sumatera utara.
Sampel : Populasi sebanyak 30 menggunakan kriteria total
sampling
Pengetahuan
Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi
Sikap
Definisi Operasional :
. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Sikap Sikap responden terhadap Kuesioner Mengisi Kuesioner 1. Kurang Baik, Ordinal
kejadian ikutan pasca jika responden
imunisasi. mendapat skor
nilai ≤ nilai
mean/median
2. Baik, Jika
Responden
mendapatkan
skor niali >
nilai
mean/median
HASIL PENELITIAN
Tabel 6.18. Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi di Kelurahan Lima
Puluh Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
Kurang 4 13,4
Sedang 7 23,3
Baik 19 63,3
Total 30 100
TABEL 6.19 Gambaran Sikap Ibu Terhadap Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi di Kelurahan Lima Puluh
Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
Sikap Frekuensi Persentase (%)
Kurang 8 26,7
Baik 22 73,3
Total 30 100
BAB VII
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
• Permasalahan di UPTPuskesmas Helveti
1. Terdapat 1.0461 rumah yang tidak memenuhi syarat rumah sehat.
2. Jumlah posyandu yang tidak memenuhi kriteria dan jumlah data kelahiran bayi
yang tidak jelas.
3. Peserta KB yang aktif dan baru sepanjang tahun 2017 yang berada di wilayah
UPT Puskesmas Helvetia hanya mencapai 66,48% sedangkan target yang
ditentukan sebesar 92%.
4. Kasus malnutrisi (gizi buruk) diwilayah kerja UPT Puskesmas Helvetia dengan
jumlah 2 penderita gizi buruk disebabkan tidak adanya fasilitas ruang rawat
inap untuk menampung penderita gizi buruk serta kurangnya kesadaran dari
ibu tentang bahaya gizi buruk.
5. Kasus TB dengan jumlah suspek sebanyak 1.236 orang, dengan BTA (+) 214
orang, BTA(–) dan rontgen (+) 1 orang. Banyaknya TB pada anak berjumlah 11
orang, penderita TB dengan HIV sebanyak 2 orang, TB extra Paru sebanyak 5
orang dan MDR sebanyak 1 orang.
6. Kasus ISPA sepanjang bulan Januari – Desember
sebanyak 2.7751 kasus
7. Kasus infeksi menular seksual (IMS) sepanjang tahun
2017 terdapat 306 orang penderita Gonore, 100
orang penderita sifilis dan 64 orang positif HIV/AIDS.
8. Sepanjang tahun 2017 terdapat penyakit hipertensi
sebanyak 9.310 orang
9. Kasus diabetes Militus sebanyak 7.837 orang pada
tahun 2017
10. Kasus diare terdapat 1.172 orang sepanjang tahun
2017
• Pemecahan Masalah untuk UPT Puskesmas Helvetia
1. Petugas kesehatan meningkatkan pengetahuan masyarakat
dengan penyuluhan mengenai pentingnya kesehatan lingkungan
yang mencakup syarat rumah sehat .
2. Petugas kesehatan melakukan pendataan ulang mengenai jumlah
posyandu dan jumlah kelahiran bayi yang berada di UPT puskemas
Helvetia tahun 2017
3. Petugas kesehatan memberikan penyuluhan dan penerangan
tentang KB dengan usaha-usaha terpadu serta meningkatkan
pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk IUD, pil,
kondom, suntikan dan susuk. Dan memotivasi calon akseptor dan
akseptor KB agar menjadi motivator KB.
4. Tenaga kesehatan memberikan penyuluhan memberikan
penyuluhan tentang malnutrisi (gizi buruk) dan pengetahuan
tentang makanan dengan harga yang terjangkau namun dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi/gizi tubuh.
5. Tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di
wilayah kerja UPT Puskesmas Helvetia mengenai cara penularan
penyakit TB dan pencegahannya.
6. Tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Helvetia mengenai cara penularan penyakit ISPA dan cara pencegahannya.
7. Tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Helvetia mengenai cara penularan penyakit Infeksi menular seperti
HIV/AIDS, gonore, sifilis dan cara pencegahannya dan mengedukasi kepada
masyarakat untuk tindak melakukan hubungan seksual secara bebas.
8. Tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Helvetia mengenai cara penanganan serta pencegahan penyakit hipertensi
dan diabetes militus.
9. Tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Helvetia mengenai cara penanganan serta pencegahan penyakit Diabetes
Militus
10. Tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Helvetia mengenai cara penanganan serta pencegahan penyakit Diare.
11. Tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Helvetia mengenai cara penanganan serta pencegahan penyakit Demam
Berdarah Dengue.
• Masalah Dan Pemecahan Masalah di UPT Puskesmas Lima Puluh
PENGETAHUAN
NO PERMASALAHAN PEMECAHAN
1. Sebanyak 36,7% responden tidak Mengadakan penyuluhan tentang
mengetahui jumlah pemberian imunisasi dasar lengkap secara
imunisasi dasar lengkap menyeluruh
2. Sebanyak 30% responden tidak Mengadakan penyuluhan dan
mengetahui penyebab terjadinya menginformasikan penyebab
reaksi setelah melakukan imunisasi terjadinya reaksi setelah melakukan
imunisasi
3. Sebanyak 13,3% responden tidak Mengadakan penyuluhan dan
mengetahui reaksi setelah melakukan menginformasikan penyebab
imunisasi terjadinya reaksi setelah melakukan
imunisasi
4. Sebanyak 16,7% responden tidak Mengadakan penyuluhan dan
mengetahui reaksi setelah melakukan menginformasikan reaksi setelah
imunisasi melakukan imunisasi
5. Sebanyak 36,7% responden tidak Mengadakan penyuluhan dan
mengetahui penanganan atas menginformasikan penanganan atas
reaksiyang terja disetelah imunisasi reaksi 6yang terjadi setelah imunisasi
6. Sebanyak 36,7% responden tidak mengetahui Mengadakan penyuluhan
tindakan yang dilakukan dirumah setelah dan menginformasikan
imunisasi tindakan yang dilakukan
dirumah setelah imunisasi
7. Sebanyak 16,7% responden tidak mengetahui Mengadakan penyuluhan
jenis - jenis imunisasi dan menginformasikan
tentang jenis imunisasi
8. Sebanyak 36,7% responden tidak mengetahui Mengadakan penyuluhan
pemberian imunisasi yang kedua dan menginformasikan
tentang pemberian
imunisasi kedua
9. Sebanyak 53,3% responden tidak mengetahui Mengadakan penyuluhan
tentang demam yangnormal setelah imunisasi dan menginformasikan
tentang demam yang
normal setelah imunisasi
10. Sebanyak 26,7% responden tidak mengetahui Mengadakan penyuluhan dan
tentang cara kerja imunisasi menginformasikan tentang cara
kerja imunisasi
SIKAP
NO. Permasalahan Pemecahan
c. Peserta KB yang aktif dan baru sepanjang tahun 2017 yang berada di
wilayah UPT Puskesmas Helvetia hanya mencapai 66,48% sedangkan
target yang ditentukan sebesar 92%.
e. Kasus TB dengan jumlah suspek sebanyak 1.236 orang, dengan BTA (+)
214 orang, BTA(–) dan rontgen (+) 1 orang. Banyaknya TB pada anak
berjumlah 11 orang, penderita TB dengan HIV sebanyak 2 orang, TB extra
Paru sebanyak 5 orang dan MDR sebanyak 1 orang.
f. Kasus ISPA sepanjang bulan Januari – Desember
sebanyak 2.7751 kasus
g. Kasus infeksi menular seksual (IMS) sepanjang tahun
2017 terdapat 306 orang penderita Gonore, 100 orang
penderita sifilis dan 64 orang positif HIV/AIDS.
h. Sepanjang tahun 2017 terdapat penyakit hipertensi
sebanyak 9.310 orang
i. Kasus diabetes Militus sebanyak 7.837 orang pada
tahun 2017
j. Kasus diare terdapat 1.172 orang sepanjang tahun 2017
k. Kasus Demam Berdarah Dengue 67 orang sepanjang
tahun 2017
4. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Kejadian
Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) Di Kelurahan lima Puluh
Kecamatan Indrapura Kabupaten Batu Bara Tahun 2018
• Pengetahuan ibu tentang kejadian ikutan paska
imunisasi (KIPI) di Kelurahan Lima Puluh Kecamatan
Indrapura Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumateran
Utara Tahun 2018 di dapatkan sebagian besar
responden memiliki pengetahuan yang baik (63,3%).
• Sikap ibu tentang kejadian ikutan paska imunisasi
(KIPI) di Kelurahan Lima Puluh Kecamatan Indrapura
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumateran Utara Tahun
2018 di dapatkan sebagian besar responden memiliki
sikap yang baik (73,3%).
• Saran :
• 1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
• 2. Dinas Kesehatan Kota Medan
• 3. UPT Puskesmas Helvetia
• 4. Puskesmas Lima Puluh
1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
a. Bagi Responden
• Responden sebaiknya meningkatkan penegatahuan dan sikapkejadian paska
imunisasi dengan cara mengikuti penyuluhan ataupun mencari tambahan
informasi dari media masa atau internet agar bias meningkatkan
pengetahuan responden sehingga akan memberikan dampak positif berupa
selalu turut ikut serta dalam program imunisasi dasar lengkap.
b. Bagi Puskesmas Lima Puluh
• Diharapkan untuk institusi kesehatanu ntuk berpartisipasi dalam pemberian
informasi dan penyuluhan tentang mengenai kejadian ikutan paska imunisasi
dan memperbanyak buku-buku tentang kejadian paska imunisasi agar
mahasiswa lebih mempunyai wawasan yang luas lagi dan dapat
mengaplikasikan kemasyarakat.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
• Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian dengan pengambilan
data yang lebih lengkap, dan juga memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kejadian ikutan
paska imunisasi.
3. UPT Puskesmas Helvetia
a. Bagi Responden
• Responden sebaiknya meningkatkan penegatahuan dan sikapkejadian paska
imunisasi dengan cara mengikuti penyuluhan ataupun mencari tambahan
informasi dari media masa atau internet agar bias meningkatkan
pengetahuan responden sehingga akan memberikan dampak positif berupa
selalu turut ikut serta dalam program imunisasi dasar lengkap.
b. Bagi Puskesmas Lima Puluh
• Diharapkan untuk institusi kesehatanu ntuk berpartisipasi dalam pemberian
informasi dan penyuluhan tentang mengenai kejadian ikutan paska imunisasi
dan memperbanyak buku-buku tentang kejadian paska imunisasi agar
mahasiswa lebih mempunyai wawasan yang luas lagi dan dapat
mengaplikasikan kemasyarakat.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
• Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian dengan pengambilan
data yang lebih lengkap, dan juga memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kejadian ikutan
paska imunisasi.
TERIMA KASIH