Anda di halaman 1dari 28

METODE PERHITUNGAN KEBUTUHAN SDMK

BERDASRKAN PERMENKES RI NOMOR 33 TAHUN 2015


TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN
KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
BUKU MANUAL 1

Perencanaan Kebutuhan SDM


Kesehatan Berdasarkan Metode
Analisis Beban Kerja Kesehatan
(ABK Kes)
ANALISIS BEBAB KERJA (ABK) KESEHATAN

TUJUAN
PENGGUNAAN METODE ABK BERTUJUAN UNTUK MENGHASILKAN
PERHITUNGAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN SECARA RIIL
SESUAI KOMPETENSI NYA DI INSTITUSI BAIK DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN (RS, PUSKESMAS DAN JARINGANNYA, BALAI KESEHATAN
MASYARAKAT, LABKES, GUDANG FARMASI, KLINIK, FASKES LAINNYA)
MAUPUN NON FASKES, YANG MELIPUTI JABATAN SRUKTURAL, JABATAN
FUNGSIONAL TERTENTU, DAN JABATAN FUNGSIONAL UMUM
MANFAAT
1. PENYUSUNAN RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI SECARA RIIL SESUAI
DENGAN BEBAN KERJA ORGANISASI;
2. PENYUSUNAN STANDAR BEBAN KERJA JABATAN/KELEMBAGAAN
3. PENILAIAN PRESTASI KERJA JABATAN DAN PRESTASI KERJA UNIT;
4. SARANA PENINGKATAN KINERJA KELEMBAGAAN;
5. PROGRAM MUTASI PEGAWAI DARI UNIT YANG BERLEBIHAN KE UNIT
YANG KEKURANGAN;
6. REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP UNIT ATAU PEJABAT;
7. BAHAN PENETAPAN KEBIJAKAN BAGI PIMPINAN DALAM RANGKA
PENINGKATAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA MANUSIA.
BASIS DATA UNTUK MENGHITUNG KEBUTUHAN
DENGAN METODE ABK

Basis Data:
• Jenis & Jml. SDMK
• Jenis Pekerjaan
a. Tugas Pokok dan Uraian Tugas;
b. Tugas Penunjang dan Uraian Tugas)
• Capaian / cakupan program (Program KIA/KB;
Program Kesling; Program Gizi Masy; Capaian Rawat
Inap, Capaian Rawat Jalan, dll)
LANGKAH-LANGKAH METODE ABK KES
1.Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK
2.Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
3.Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok dan Tugas Penunjang) dan
Norma Waktu
4.Menghitung Standar Beban Kerja
5.Menghitung Standar Kegiatan Penunjang
6.Menghitung Kebutuhan SDMK Per Institusi / Faskes

Telah dikembangkan aplikasi metode ABK Kesehatan. Prinsip ABK adalah mengidentifikasi
waktu kerja, tugas pokok, tugas penunjang, norma waktu dan capaian dalam 1 tahun
BUKU MANUAL 2

Perencanaan Kebutuhan SDM


Kesehatan Berdasarkan Standar
Ketenagaan Minimal
Metode Standar Ketenagaan Minimal tepat digunakan untuk Pendirian
Faskes Baru sebagai persyaratan ijin pendirian, dan Peningkatan
Status / Klas Faskes (RS, RSK, Puskesmas, RS Swsta, UPT / UPTD) 
Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan (sumber: Permenkes No. 56
Tahun 2014 tentang Perijinan dan Klasifikasi Rumah Sakit dan
Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas)
1. Hasil perhitungan rencana kebutuhan SDMK dapat digunakan untuk
melaksanakan redistribusi di dalam rumah sakit yang bersangkutan
atau redistribusi antar rumah sakit.
2. Hasil perhitungan rencana kebutuhan SDM kesehatan tdk dapat
diusulkan untuk alokasi formasi ke Kementerian PAN-RB Jakarta
melalui BKD kabupaten/kota atau BKD provinsi atau langsung ke
Kemen PAN-RB sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
1. Informasi Permenkes No. 56 Tahun 2014 tentang Perijinan dan
Klasifikasi Rumah Sakit (tercantum Standar Kebutuhan Minimal
Tenaga Kesehatan untuk Rumah Sakit menurut Klas A, B, C, dan D)
2. Informasi Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
3. Data jenis, jumlah, dan kualifikasi SDMK sebagai data kondisi saat
ini atau tahun terakhir untuk dibandingkan dengan Standar
Kebutuhan Minimal (sumber data: Sekretariat rumah sakit atau
sekretariat Dinkes Kabupaten/kota).
LANGKAH-LANGKAH METODE STANDAR
KETENAGAAN MINIMAL

Langkah-01
Penetapan Standar Ketenagaan Minimal Faskes (Standar Ketenagaan
Minimal Puskesmas dan Standar Ketenagaan Minimal Rumah Sakit)
a. Standar Ketenagaan Minimal SDMK Puskesmas menurut Permenkes
No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
b. Standar Ketenagaan Minimal Rumah Sakit (Permenkes No. 56 tahun
2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit) + Lampiran
Permenkes 340/2010 tentang Rumah Sakit Khusus
Langkah-02
Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK Fasyankes (Puskesmas, Rumah Sakit Umum, dan Rumah
Sakit Khusus)  Membandingkan antara jumlah standar dengan jumlah SDMK yang ada di
fasyankes sehingga terlihat apakah SDMK yang ada sudah sesuai dengan standar atau
belum. Output dari perhitungan dengan menggunakan standar ini bisa berupa :

a. Perhitungan Kebutuhan SDMK Puskesmas


i. Puskesmas Kawasan Perkotaan
ii. Puskesmas Kawasan Pedesaan
iii. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
b. Perhitungan Kebutuhan SDMK Rumah Sakit Umum
c. Perhitungan Kebutuhan SDMK Rumah Sakit Khusus

Telah dikembangkan aplikasi metode Standar Ketenagaan Minimal yang melengkapi buku
manual 1 ini. Prinsip SKM ini adalah membandingkan antara standar dengan jumlah SDMK
yang saat ini ada
Standar Ketenagaan Puskesmas Berdasarkan Permenkes 75/2014
Puskesmas
Puskesmas
Puskesmas kawasan Terpencil
Kawasan dan Sangat
Kawasan Perkotaan
No. Jenis Tenaga Pedesaan Terpencil

Non RI RI Non RI RI Non RI RI


1 Dokter / dokter layanan
1 2 1 2 1 2
primer
2 Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 8 5 8 5 8
4 Bidan 4 7 4 7 4 7
5 Tenaga Kesmas 2 2 1 1 1 1
6 Tenaga kesling 1 1 1 1 1 1
7 Ahli teknologi Lab. medic 1 1 1 1 1 1
8 Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9 Tenaga kefarmasian 1 2 1 1 1 1
10 Tenaga Adminintrasi 3 3 2 2 2 2
11 Pekarya 2 2 1 1 1 1

Jumlah 22 31 19 27 19 27
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL SDMK
RUMAH SAKIT UMUM KELAS A, B, C, DAN D BERDASARKAN PERMENKES
56/2014
RS
NO. JENIS TENAGA
A B C D
1. Dokter Umum 18 12 9 4
2. Dokter Gigi 4 3 2 1
3. Dokter Spesialis Dasar 24 12 8 4
a. Spesialis Penyakit Dalam 6 3 2 1*
b. Spesialis Kesehatan Anak 6 3 2 1*
c. Spesialis Bedah 6 3 2 1*
d. Spesialis Obstetri dan Ginekolog 6 3 2 1*

Ket: *) dari 4 jenis spesialis dasar, wajib terisi 2 jenis pelayanan, masing-masing 1 tenaga
4. Spesialis Penunjang Medik 15 10 3
a. Spesialis Anestesiologi 3 2 1
b. Spesialis Radiologi 3 2 1
c. Spesialis Patologi Klinik 3 2 1
d. Spesialis Patologi Anatomi 3 2
e. Spesialis Rehabilitasi Medik 3 2
5. Dokter Spesialis Lain 36 8
a. Spesialis Mata 3 1*
b. Spesialis THT 3 1*
c. Spesialis Syaraf 3 1*
d. Spesialis Jantung & Pembuluh 3 1*
Darah
e. Spesialis Kulit & Kelamin 3 1*
f. Spesialis Kedokteran Jiwa 3 1*
g. Spesialis Paru 3 1*
h. Spesialis Orthopedi 3 1*
i. Spesialis Urologi 3 1*
j. Spesialis Bedah Syaraf 3 1*
k. Spesialis Bedah Plastik 3 1*
l. Spesialis Kedokteran Forensik 3 1*
Ket: *) dari 12 jenis spesialis lain, wajib terisi 8 jenis pelayanan, masing-masing 1 tenaga
LANJUTAN
NO.
JENIS TENAGA A B C D
6. Dokter Sub Spesialis 32 2
a. Sub Spesialis Bedah 2 1*
b. Sub Spesialis Penyakit Dalam 2 1*
c. Sub Spesialis Kesehatan Anak 2 1*
d. Sub Spesialis Obstetri & Ginekolog 2 1*
e. Sub Spesialis Mata 2
f. Sub Spesialis THT 2
g. Sub Spesialis Syaraf 2
h. Sub Spesialis Jantung & Pembuluh 2
Darah
i. Sub Spesialis Kulit & Kelamin 2
j. Sub Spesialis Jiwa 2
k. Sub Spesialis Paru 2
l. Sub Spesialis Orthopedi 2
m. Sub Spesialis Urologi 2
n. Sub Spesialis Bedah Syaraf 2
o. Sub Spesialis Bedah Plastik 2
p. Sub Spesialis Gigi Mulut 2
Ket: *) dari 4 jenis sub spesialis dasar, wajib terisi 2 jenis pelayanan, masing-masing 1 tenaga
7. Spesialis Medik Gigi dan Mulut 7 3 1
a. Spesialis Bedah Mulut 1 1 1*
b. Spesialis Konservasi/ Endodonsi 1 1 1*
c. Spesialis Periodonti 1 1*
d. Spesialis Orthodonti 1 1 1*
e. Spesialis Prosthodonti 1 1*
f. Spesialis Pedodonsi 1 1*
g. Spesialis Penyakit Mulut 1 1*
Ket: *) dari 7 jenis spesialis medik gigi dan mulut, wajib terisi 1 jenis pelayanan, minimal 1 tenaga
LANJUTAN
RS
NO. JENIS TENAGA A B C D
8. Tenaga Kefarmasian
a. Apoteker 15 13 8 3
Kepala Instansi Farmasi RS 1 1 1 1
Rawat Jalan 5 4 2
1
Rawat Inap 5 4 4
Instansi Gawat Darurat 1 1
Ruang ICU 1 1
Koordinator penerimaan dan distribusi farmasi 1 1
1 1
Koordinator produksi farmasi 1 1
b. Tenaga Teknis Kefarmasian
Rawat Jalan 10 8 4
2
Rawat Inap 10 8 8
Instansi Gawat Darurat 2 2
Ruang ICU 2 2
Membantu tugas koordinator penerimaan dan distribusi farmasi Disesuaikan Disesuaikan
dengan beban dengan beban
kerja kerja Disesuaikan Disesuaikan
dengan beban dengan beban
Membantu tugas koordinator produksi farmasi Disesuaikan Disesuaikan
kerja kerja
dengan beban dengan beban
kerja kerja
8. Keperawatan (Perawat dan Bidan) 1:1 1:1 2:3 2:3
Ket:
- Untuk RS Tipe A dan B; 1 tenaga keperawatan untuk 1 tempat tidur (2/3 tenaga tetap)
- Untuk RS Tipe C dan D; 2 tenaga keperawatan untuk 3 tempat tidur (2/3 tenaga tetap)
10. Gizi P P P P
11. Keterapian Fisik P P P P
12. Radiografer P P P P
13. Fisikawan Medik P P
14. Petugas Proteksi Radiasi Medik P P
15. Tenaga Elektromedik P P
16. Keteknisian Medis P P P P
17. Rekam Medik P P P P
18. Petugas IPSRS P P P P
19. Petugas Pengelola Limbah P P P P
20. Petugas Kamar Jenazah P P P P
BUKU MANUAL 3
PERENCANAAN KEBUTUHAN
SDM KESEHATAN BERDASARKAN
RASIO TENAGA KESEHATAN
TERHADAP PENDUDUK
Metode ini mempertimbangkan beberapa faktor yang
mempengaruhi jumlah kebutuhan SDMK yang direncanakan,
sebagai berikut:

Pegawai Masuk, terdiri dari:


a.Pengangkatan SDMK baru
b.Pengangkatan (pindah masuk)
Pegawai Keluar, terdiri dari:
a.SDMK yang pensiun
b.SDMK yang meninggal dan yg tidak mampu bekerja karena
sakit / cacat
c. SDMK yg keluar, mengundurkan diri, dipecat
Menghasilkan data proyeksi kebutuhan SDMK
di suatu wilayah pemerintah daerah Provinsi
dan Pemerintah (Nasional).
1. Data penduduk (sumber data: BPS 5 tahun terakhir)
2. Data angka pertumbuhan penduduk (sumber data: BPS 5 tahun terakhir).
3. Data jenis dan jumlah SDMK tahun terakhir (Sumber data: BKD, institusi kesehatan swasta).
4. Data target ratio SDMK terhadap penduduk tahun 2014, 2019, dan 2025 (sumber data:
Kepmenko Kesra No. 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan
(RPTK) Tahun 2011-2025).
5. Data pengangkatan baru (jumlah dan jenis) tahun terakhir (Sumber data: BKN, BKD, institusi
kesehatan swasta).
6. Data pindahan jenis dan jumlah Nakes yg pindah masuk tahun terakhir. (Sumber data: BKN,
BKD, institusi swasta).
7. Data Nakes yang pensiun, SDMK yang meninggal dan yg tidak mampu bekerja karena sakit /
cacat (Sumber data: BKN, BKD, institusi swasta).
8. Data SDMK yg keluar, mengundurkan diri, dipecat (Sumber data: BKN, BKD, institusi swasta).
9. Data pertambahan SDMK jenis tertentu per tahun, 3 tahun terakhit (Sumber: BKD dan BKN)
LANGKAH-LANGKAH METODE RASIO NAKES THD
JUMLAH PENDUDUK
Langkah 1
Terget Ratio per 100.000 penduduk
Menetapkan Target
No. Jenis Nakes (Kepmenko Bidang Kesra No.54 Tahun 2013)
Rasio Kebutuhan
SDMK Berdasarkan 2014 2019 2025
Penduduk 1 Dokter Spesialis 10 11 12
2 Dokter Umum 40 45 50
(contoh utk 3 Dokter Gigi 12 13 14
nasional  RPTK). 4 Perawat 158 180 200
Utk prov jika ada 5 Bidan 100 120 130
target tersendiri, 6 Perawat Gigi 15 18 21
7 Apoteker 9 12 15
maka memakai
8 Ass. Apoteker 18 24 30
target tsb, jika tdk
9 SKM 13 16 18
maka memakai 10 Sanitarian 15 18 20
RPTK ini 11 Nutrisionis / Ahli Gizi 10 14 18
12 Keterapian Fisik 4 5 6
13 Keterapian Medis 14 16 18
Langkah 2
Menetapkan Data (asumsi) SDMK masuk (pengangkatan baru dan pindah masuk) dan SDMK keluar ( pensiun,
meninggal/tidak mampu bekerja karena sakit/cacat, dan pindak ke tempat lain)  contoh tabel utk nasional
dan prov Jatim
No Komponen Indonesia Jawa Timur
(1) (2) (3) (4)
Tahun 2010-2015 1.38 % per th 0.67 % per th
Laju Pertemubuhan Penduduk (
1 Tahun 2015-2020 1.19 % per th 0.53 % per th
r)
Tahun 2020-2025 1.00 % per th 0.38 % per th
a. Pengangkatan baru 6.8 % per th 6.8 % per th
2 Pegawai masuk
b. Pindah masuk 0.5 % per th 0.5 % per th
a. Pensiun 1.0 % per th 1.0 % per th
b. Meninggal dan tidak mampu
3 Pegawai keluar 0.5 % per th 0.5 % per th
bekerja karena sakit / cacat

c. Keluar, cuti besar, dipecat 1.0 % per th 1.0 % per th


LANGKAH 3  Perhitungan proyeksi penduduk, secara manual dpt dicontohkan sbb :

Perhitungan Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2014 – 2025 (10 tahun)

Tabel 3 : Perhitungan Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2014-2025

Perhitungan Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2014-2025


Tahun 2010-2015 Tahun 2015-2020 Tahun 2020-2025
r (Laju Pertumbuhan
1.38 1.19 1.19 1.19 1.19 1.19 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Penduduk)

Pt = Po(1+r)t → (1+r)t 1.01 1.02 1.04 1.05 1.01 1.02 1.03 1.04

Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025

Proyeksi Penduduk 251,960,095 255,461,700 258,501,694 261,577,864 264,690,641 267,840,460 271,066,400 273,777,064 276,514,835 279,279,983 282,072,783 284,829,000

1 P2023 dan
4 5 P2024 dengan Penduduk th.2020
Penduduk th.2014, P2017, P2018, P2019 Penduduk th.2020 rumus yg (BPS Jakarta Ind.
hasil perhitungan dengan rumus yg sama (BPS Jakarta sama Pt = th.2013)
dari proyeksi 2010- Pt = Po x (1+r)t 9
Indonesia th.2013) Po x (1+r)t
2015 8 -2015
-2015
Penduduk th.2015 P2016 = P2015 x (1+r)2 P2021 = P2020 x (1+r)2 P2021 = P2020 x (1+r)3
2 (BPS Jakarta 3 = 256,461,700 +(+1.19/100)2 = 271066400 x (1+1.00/100)2 = 256,461,700 x (1+1.00/100)3
Indonesia th.2013) = 258,501,694 = 273777064 = 276,514,835
6
7

Keterangan: Langkag dari no. 1 s/d no. 9 adalah langkah perhitungan proyeksi penduduk Indonesia tahun 2014-2025
LANGKAH 4  Perhitungan proyeksi kebutuhan SDMK, secara manual merupakan tabel yang
terdiri atas kolom-kolom (pada slide 30 dan 31) dgn keterangan sbb:
Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (contoh: Perawat) di Indonesia sebagai berikut:

1. Penduduk G4 = Laju pertumbuhan penduduk th 2010-2015


2. Pengangkatan Baru G7 = % pengangkatan baru
Pegawai masuk (pindah masuk) G8 = %.pindah masuk
3. Pegawai Pensiun G10= % pensiun
Pegawai yang meninggal, sakit / cacat G11= %meninggal & tdk.mamp bekerja karena sakit/cacat
Peawai keluar, cuti besar, dipecat G12= %keluar, cuti
4. Penduduk pada baris ke 14 (D14-E14-F14- Baris dicopy dari tabel 3
G14-H14-I14-J14-K14-L15-M14-N14-O14) ke 14
5. Standar Target Rasio SDMK thd.penduduk D15 = Standar Target Rasio tahun 2015
6. Kebutuhan SDMK berdasarkan Rasio D16 = (D15/100,000) x D14
Penddk
7. Jumlah SDMK (Perawat) awal tahun (saat D17 = diisi jumlah SDMK (Perawat) awal tahun (saat ini)
ini)
8. Kebutuhan SDMK berdasarkan Rasio D18 = (G6) x (D17) =(6.81/100) x 346,086 =23,568; D29=(G7) x D17)
Penddk
9. Pegawai Pensiun D21 = (G9) x (D17)
Pegawai meninggal, tidak mampu bekerja D22 = (G10) x (D17)
karena sakit / cacat D23 = (G11)x (D17)
10. Jumlah pegawai masuk D20 = D18+D19
Jumlah pegawai keluar D24 = D21+D22+D23
11. SDMK (Perawat) akhir tahun D25 = D17+D20–D24
12. SDMK (Perawat) di awal tahun berikutnya E17 = Copy penduduk akhir th.2014 pada D25; demikian F17, dst
13. Kesenjangan kebutuhan SDMK (Perawat) D26 = D17 – D25
Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (contoh: Perawat) di Indonesia Tahun 2014 - 2019
Proyeksi Kebutuhan SDMK (Contoh: Perawat) di Indonesia Tahun 2014-2025 G4=Laju 1
1 B C D E F G H I pertumbuhan
2 Sasaran: Proyeksi kebutuhan tenaga (Contoh: Perawat) 2014-2025 penduduk th 2010-
3 Asumsi yang digunakan: Penduduk tahun 2010-2015 2015-2020 2015
4 Laju Pertumbuhan penduduk ( r ) 1.38 % per th 1.19
5 Pegawai masuk G6=%pengangkatan
6 4 1 Pengangkatan baru 6.81 % per th baru 2
7 2 Pindah masuk 0.50 % per th G7=%.pindah masuk
8 Penduduk pada Pegawai keluar
9 baris ke 14 dicopy D15=Standar
1 Pensiun 1.00 % per th
dari tabel 3 2 Meninggal dan tidak mampu bekerja 0.50
10 Target Rasio G9=% pensiun
karena sakit / cacat % per th
th 2015 G10=%meninggal &
11 3 Keluar, cuti besar, dipecat 1.00 % per th
tdk.mamp 3
12 5
bekerja karena
13 Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 sakit/cacat
14 Penduduk pada awal tahun 251,960,095 255,461,700 258,501,694 261,577,864 264,690,641 267,840,460 G11=%keluar, cuti
15 Target Rasio Nakes 2014, 2019 158 162 167 171 176 180 besar, dipecat
Kebutuhan Nakes berdasarkan 398,097 414,870 431,181 447,821 464,797 482,113 E17=Copy penduduk
16
Rasio Penddk akhir th.2014 pada
Jumlah Nakes (Perawat) awal D25; demikian F18,
13
17
tahun (saat ini) 346,086 362,733 380,180 398,467 417,633 437,721 dst
18 Pengangkatan baru 23,568 24,702 25,890 27,136 28,441 29,809
19 Pindah masuk 1,730 1,814 1,901 1,992 2,088 2,189
20 Keseluruhan masuk 25,299 26,516 27,791 29,128 30,529 31,997
21 Pensiun 3,461 3,627 3,802 3,985 4,176 4,377
Meninggal atau tdk mampu bekerja 1,730
22
karena sakit / cacat 1,814 1,901 1,992 2,088 2,189
23 Keluar-cuti besar-dipecat 3,461 3,627 3,802 3,985 4,176 4,377
24 Keseluruhan keluar 8,652 9,068 9,505 9,962 10,441 10,943
25 Tenaga (Perawat) akhir tahun 362,733 380,180 398,467 417,633 437,721 458,776
26 Kesenjangan Kebutuhan Nakes 35,364 34,690 32,714 30,188 27,076 23,337
1. D20 = D18+D19
6 D16=(D15/100,000) x D14 D21=(G9) x (D17) 9
2. D22=(G10) x (D17)
D25=D17+D20–D24
10 12
D23=(G11)x (D17) D24 = D21+D22+D23
D17 diisi jumlah SDMK (Perawat) 11
7 awal tahun (saat ini)
D26 = D17 – D25
D18=(G6) x (D17) 14
D19=(G7) x (D17)
8
Dengan cara perhitungan yang sama, maka hasil perhitungan seperti pada Tabel 4b berikut.
Contoh :
Tabel 4b
Hasil Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (Contoh: Perawat) di Indonesia Tahun 2014-2025
Tabel 3 : Lembar Proyeksi Kebutuhan SDMK (Contoh: Perawat) di Indonesia Tahun 2014-2025
1 B C D E F G H I J K L M N O
2 Sasaran: Proyeksi kebutuhan tenaga (Contoh: Perawat) 2014-2025
3 Asumsi yang digunakan: Penduduk tahun 2010-2015 2015-2020 Satuan 2020-2025 Satuan
4 Laju Pertumbuhan penduduk ( r ) 1.38 % per th 1.19 % per th 1.00 % per th
5 Pegawai masuk
6 1 Pengangkatan baru 6.81 % per th
7 2 0.50 % per th
8 Pegawai keluar
9 1 Pensiun 1.00 % per th
Meninggal dan tidak mampu
10 2
bekerja karena sakit / cacat 0.50 % per th
11 3 Keluar, cuti besar, dipecat 1.00 % per th
12
13 Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
14 Penduduk pada awal tahun 251,960,095 255,461,700 258,501,694 261,577,864 264,690,641 267,840,460 271,066,400 273,777,064 276,514,835 279,279,983 282,072,783 284,829,000
15 Target Rasio Nakes 2014, 2019, 2025 158 162 167 171 176 180 183 187 190 193 197 200
16 Kebutuhan Nakes berdasarkan Rasio Penddk
398,097 414,870 431,181 447,821 464,797 482,113 496,955 511,051 525,378 539,941 554,743 569,658
17 Jumlah tenaga (Perawat) di awal th (saat ini)
346,086 362,733 380,180 398,467 417,633 437,721 458,776 480,843 503,971 528,212 553,619 580,248
18 Pengangkatan baru 23,568 24,702 25,890 27,136 28,441 29,809 31,243 32,745 34,320 35,971 37,701 39,515
19 Pindah masuk 1,730 1,814 1,901 1,992 2,088 2,189 2,294 2,404 2,520 2,641 2,768 2,901
20 Keseluruhan masuk 25,299 26,516 27,791 29,128 30,529 31,997 33,536 35,150 36,840 38,612 40,470 42,416
21 Pensiun 3,461 3,627 3,802 3,985 4,176 4,377 4,588 4,808 5,040 5,282 5,536 5,802
22 Meninggal dan tdk mampu bekerja karena sakit1,730 1,814 1,901 1,992 2,088 2,189 2,294 2,404 2,520 2,641 2,768 2,901
23 Keluar-cuti besar-dipecat 3,461 3,627 3,802 3,985 4,176 4,377 4,588 4,808 5,040 5,282 5,536 5,802
24 Keseluruhan keluar 8,652 9,068 9,505 9,962 10,441 10,943 11,469 12,021 12,599 13,205 13,840 14,506
25 Tenaga (Perawat) yang ada diakhir tahun 362,733 380,180 398,467 417,633 437,721 458,776 480,843 503,971 528,212 553,619 580,248 608158
26 Kesenjangan Kebutuhan Nakes 35,364 34,690 32,714 30,188 27,076 23,337 16,112 7,079 - 2,834 - 13,678 - 25,505 - 38,500
LANGKAH 5  Resume hasil perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan
berdasarkan rasio thd jumlahpenduduk :
5. Langkah 5
Dari Tabel Proyeksi Kebutuhan SDMK (Perawat) di Indonesia tahun 2014-2025 diatas, maka Kebutuhan dan Ketersedian serta
Kesenjangan SDMK (Perawat) sebagai berikut:
Tabel 5
Proyeksi Kebutuhan SDMK (contoh: Perawat) di Indonesia Tahun 2014-2025
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1 Penduduk pada awal tahun 251,960,095 255,461,700 258,501,694 261,577,864 264,690,641 267,840,460 271,066,400 273,777,064 276,514,835 279,279,983 282,072,783 284,829,000
Target Rasio SDMK 2014, 2019,
2 158 162 167 171 176 180 183 187 190 193 197 200
2025
Kebutuhan SDMK berdasarkan
3
Rasio Penddk 398,097 414,870 431,181 447,821 464,797 482,113 496,955 511,051 525,378 539,941 554,743 569,658
4 Jumlah SDMK (Perawat) di awal th (saat
346,086
ini) 362,733 380,180 398,467 417,633 437,721 458,776 480,843 503,971 528,212 553,619 580,248
SDMK (Perawat) yang ada diakhir
5
tahun 362,733 380,180 398,467 417,633 437,721 458,776 480,843 503,971 528,212 553,619 580,248 608,158
6 Kesenjangan Kebutuhan SDMK 35,364 34,690 32,714 30,188 27,076 23,337 16,112 7,079 - 2,834 - 13,678 - 25,505 - 38,500

Penjelasan:
1. Proyeksi Penduduk Provinsi (contoh : Provinsi Jawa Timur) tahun 2014-2025
2. Target Rasio SDMK (contoh : Perawat) terhadap Jumlah Penduduk, tahun 2014, 2019, dan 2025 (Kepmenko Bidang Kesra No.54
Tahun 2013)
3. Proyaksi Kebutuhan SDMK (Perawat) berdasarkan Target Rasio SDMK (Perawat) terhadap Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2014-
2025
4. Jumlah SDMK (contoh: Perawat) diawal tahun (data existing / saat ini)
5. Proyeksi Kebutuhan SDMK (Perawat) Tahun 2014-2025 yang dihitung dari [Jumlah SDMK (Perawat) yang ada saat ini ditambah
dengan SDMK yang masuk (Pengangkatan baru dan Pindah masuk)] dikurang ((SDMK (Perawat) Pensiun, yang meninggal, sakit /
cacat, dan keluar, cuti besar dan dipecat)].
6. Kesenjangan SDMK (Perawat) adalah selisih Jumlah Kebutuhan SDMK (Perawat) berdasarkan rasio penduduk dengan Jumlah
SDMK (Perawat) di akhir tahun
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai