T x Ts ,2 Ts ,1 Ts ,1
Temperatur berubah secara linier x
terhadap x. L
qx 1 L 1
h1 A kA h2 A
T ,1 Ts ,1 Ts ,1 Ts ,2 Ts ,2 T ,2 T ,1 T ,2 1 L 1
qx R total
1 L 1 Rtotal h1 A kA h2 A
h1A kA h2 A
Bagaimana untuk dinding komposit? …
T,1 – T,2 = overall temperature difference = ΔT
Example:
Suatu jendela (double pane window) dengan tinggi = 0.8 m dan lebar =
1.5 m, terdiri dari 2 lapisan kaca yang tebalnya 4 mm (k = 0.78 W/m.K)
yang terpisahkan oleh udara diam selebar 10 mm (k = 0.026 W/m.K).
Tentukan laju HT steady melalui jendela ini saat temperatur dalam
ruangan dijaga 20oC dan temperatur outdoor – 10oC. [69.2 watt]
Tentukan juga temperatur pada permukaan dalam jendela. [14.2oC]
Koefisien HT konveksi pada sisi dalam permukaan = 10 W/m2.oC dan
pada sisi luar = 40 W/m2.oC (sudah termasuk radiasi).
Soal:
Pada suatu musim salju, pada permukaan danau terbentuk lapisan es dengan
ketebalan tidak diketahui (L). Temperatur air dalam danau adalah 4oC,
temperatur udara atmosfir adalah – 30oC, dan temperatur lapisan es yang
kontak dengan air adalah 0oC. Jika konduktivitas termal es = 2,25 W/m.K,
koefisien perpindahan kalor konveksi dalam air = 500 W/(m2.oC) dan dalam
udara = 100 W/(m2.oC). Tentukan temperature permukaan atas lapisan es dan
tebal es, L.
3.2. The One-Dimensional Radial System
Sistem cylindrical atau spherical sering melibatkan gradien temperatur
hanya dalam arah radial → dapat dianggap 1-D.
SILINDER
Silinder ber-
rongga yang
permukaan
sebelah luar
dan dalamnya
kontak
dengan fluida
yang mengalir
dengan
temperatur
berbeda.
Dari heat equation, persamaan (2.6), untuk kondisi steady, tanpa heat
generation, didapat:
1 d dT dT
kr 0 kr kons tan C
r dr dr dr
dT dT
Laju HT konduksi arah radial: qr kA k 2rL
dr dr
Distribusi temperatur dalam silinder dengan radius dalam r1 dan radius
luar r2 adalah:
dT dT C1 C1
kr
dr
C
dr
r dT r
dr T = C1 ln r + C2
T,1 T, 4
qr UAT,1 T, 4 U1A1 = U2A2 =U3A3 = U4A4
Rtotal
1 1
U1
2r1 L r2 r3 r4
ln ln ln
1 r1 r2 r3 1
h 2r L 2k L 2k L 2k L h 2r L
1 1 A B C 4 4
1
U1
1 r1 r2 r1 r3 r1 r4 r1 1
ln ln ln
h k r k r k r r h
1 A 1 B 2 C 3 4 4
Apakah ada ketebalan isolator termal yang optimum
untuk sistem radial? Ada kemungkinan ada ketebalan
Jika isolator lebih tebal, optimum yang meminimalkan HT
resistansi konduksi yang hilang dgn memaksimumkan
meningkat, namun resistansi resistansi termal.
konveksi menurun. Buktikan hal ini!
Miisal: pipa copper yang tipis dengan radius ri digunakan untuk mengalirkan
refrigerant dengan temperatur rendah pada Ti yang lebih rendah dari udara
ambient T di sekitar pipa.
Adakah ketebalan optimum insulation?
Carilah thermal resistance jika ri = 5 mm, koef.
konveksi permukaan terluar dengan ambient =
5 W/m2.K dan insulation menggunakan cellular
glass dengan ketebalan: 0, 2, 5, 10, 20, 40 mm.
Known:
pipa copper tipis dengan radius ri dan
temperatur Ti akan diisolasi dari udara sekitar.
Find:
Adakah ketebalan optimum insulation?
Carilah thermal resistance jika ketebalan
insulation: 0, 2, 5, 10, 20, 40 mm.
Asumsi:
• Kondisi steady-state, 1-D arah radial
• Resistansi termal dinding pipa diabaikan
• Property insulation konstan
• Radiasi permukaan terluar dengan surrounding diabaikan.
T Ti r
ln
1 ri
q’ 1 ln
r R' total
ri 2rh 2k
h 2r
2k
T Ti
q’ = heat transfer per satuan panjang. q'
r
ln
1 ri
2rh 2k
Tebal optimal insulation adalah nilai r yang me-minimal-kan q’ atau me-
maximal-kan R’total.
dR 'total 1 1 k
0 0 2
r Maximum?
dr 2kr 2r h h Minimum?
d 2R 'total 1 1 k
Untuk r didapat:
dr 2 2kr 2 r 3h h
‘r’ adalah radius saat total resistansi d 2R 'total 1
0
minimum, bukan maximum (Rmin = heat dr 2
2k 3
transfer maximum) .
h2
k
Tebal insulation optimum tidak ada. rcritic k = ???
h h = ???
penambahan r (tebal insulation) akan
Jika ri (= r outside pipe) > r critic
meningkatkan R’total dan menurunkan q’.
penambahan r (tebal insulation) akan
Jika ri (= r outside pipe) < r critic
menurunkan R’total dan menaikkan q’.
6.00E+00
R conv
5.00E+00
4.00E+00 R cond
7.50E-03
1.00E-02
1.25E-02
1.50E-02
1.75E-02
2.00E-02
2.25E-02
2.50E-02
2.75E-02
3.00E-02
3.25E-02
3.50E-02
3.75E-02
r, m
The Sphere (Bola)
Q
qr kA
dT
dr
k 4r2 dT
dr
r2
dT dT C1
2
kr C 2
dr dr r
1 1 1
Rbola ,cond 4k Ts,1 Ts,2
4k r1 r2 qr
1 1
2k r1 r2
Untuk bola: rcritic
h
Pipa yang terbuat dari steel (k = 43.26 W/m.K) dengan ukuran ID = 2 inch, OD =
3 inch dilapisi dengan insulation asbestos setebal 1 inch (k = 0.208 W/m.K).
Permukaan sebelah dalam pipa menerima panas secara konveksi dari gas
panas yang bertemperatur Ta = 315 oC dengan koefisien heat transfer ha = 284
W/m2.K sementara permukaan sebelah luar insulation mengalami
perpindahan panas dengan udara ambient yang pada temperature Tb = 38 oC
dengan koefisien heat transfer hb = 17 W/m2.K. Jika perpindahan panas secara
radiasi dapat diabaikan, tentukan:
a. heat loss ke udara ambient jika panjang pipa 10 ft,
b. temperatur pada permukaan dalam & permukaan luar pipa.
[Jw: a. 1500 W, b. 304oC ]
Tentukan distribusi temperature untuk kondisi steady T(r) dan laju heat
transfer arah radial Qr dalam suatu co-axial cylinder dengan radius a ≤ r ≤ b
dengan panjang H dimana di dalamnya ada heat generated yang konstan
besarnya qo W/m3, sementara boundary conditions-nya: T = T1 pada radius r =
a dan t = T2 pada radius r = b.
3.3. Conduction With Thermal Energy Generation
Energi termal generated yang umum/sering adalah hasil konversi energi
listrik → energi termal.
Selain itu, energi termal juga bisa dihasilkan dari reaksi kimia eksotermal,
rekasi fisi/fusi dalam reaktor nuklir, energi elektromagnetic (dari matahari).
Laju energi termal yang dihasilkan arus listrik I melalui media dengan
resistansi listrik Relec adalah:
Eg I Relec
2
T(x) = ???
Bandingkan dengan bidang datar tanpa qgen.
dT
Jika bidang “simetri” seperti gambar (b), terlihat bahwa 0
dx x 0
x
L
Distribusi T dalam bidang “simetri”: qL2 x 2
To
q T x 1 2 Ts
2k L
Ts
q”cond
Besar Ts bisa dicari dengan menggunakan hukum
q”conv
kekekalan energi pada permukaan:
T
k
dT
hTs T q L
h
dx Ts T
h
Example:
Suatu dinding terbuat dari dua material: A dan B. Dinding material A
mempunyai heat generation qgen = 1.5E6 W/m3, kA = 75 W/m.K,
ketebalan LA = 50 mm. Material B tidak memiliki heat generation, kB =
150 W/m.K, ketebalan LB = 20 mm. Permukaan sebelah dalam material
A di-isolasi dengan baik dan permukaan sebelah luar material B kontak
dengan aliran air dengan T = 30oC dan h = 1000 W/m2.K.
Sketsa distribusi temperatur dalam dinding komposit ini.
Tentukan temperatur permukaan yang di-isolasi, T0, dan temperatur
permukaan yang kontak dengan aliran air, T2. [Jw: 140oC, 105oC]
☼ SISTEM RADIAL
Untuk kondisi seperti pada gambar di samping
Ts dan steady-state:
Heat generation rate = convection heat transfer
rate to the ambient
q 1 d dT
Persamaan (2.6) menjadi: kr q 0
r dr dr
dT q 2 q 2
r r C1 T r r C1 ln r C2
dr 2k 4k
dT q 2
BCs: di r = r0 di r = 0 0 C1 = 0 C2 Ts ro
T(r0) = Ts dr r 0
4k
qro r 2
2
T r 1 2 Ts
4k ro
L Asumsi:
• Kondisi steady-state
• Koef. konveksi antara fin dengan ambient, h ≈ konstan.
• HT konduksi 1–D arah x.
• k = konstan
• Heat generation = 0
Hukum kekekalan energi: E
E E
E
in g out st
qx – qx+dx – qconv = 0
dT dq x
q x k Ac q x dx qx dx qconv = h dAs(T – T)
dx dx
dAs= dx.P
dq x
dx h.dAs T T 0 dx hPdxT T 0
dq x
qx - qx
dx dx
T
kAc hPT - T 0
x x
Untuk straight fin dengan luas penampang (Ac) konstan dan
konduktivitas termal yang konstan:
2 = T – T a
hP
2
a 2
0
x 2 kAc
the general solution x C1e ax C2e ax
d
xL 0
dx
hP
a
kAc
3. Convection (or combined Convection and Radiation) from
Fin Tip
Cara praktis yang dilakukan untuk
memperhitungkan kalor yang hilang dari fin
tip adalah dengan mengganti “fin length” L
dengan “corrected length”:
Ac Ac = cross-sectional area
Lc L
P P = perimeter of the fin at the
tip
Acorrected = Afin (lateral) + Atip
dimana
t = ketebalan rectangular fin
D = diameter cylindrical fin
sinh x 1
e x
e x
cosh x 1
e x
e x
e x e x sinh x
tanh x x x
e e
2 2
cosh x
Example:
A very long rod 5 mm in diameter has one end maintained
at 100oC. The surface of the rod is exposed to ambient air
at 25oC with a convection heat transfer coefficient of 100
W/m2.K.
1. Determine the temperature distributions along rods
constructed from pure copper, 2024 aluminum alloy,
and type AISI 316 stainless steel. What are the
corresponding heat losses from the rods?
2. Estimate how long the rods must be for the assumption
of infinite length to yield an accurate estimate of the
heat loss.
Fin
Efficiency
Fin Fin effectiveness, f, is the ratio of the fin heat
transfer rate to the heat transfer rate that
Effectiveness would exist without the fin.