Anda di halaman 1dari 31

MATERI 9 dan 10:

TATA CARA PENGUTIPAN,


CATATAN, DAN DAFTAR
PUSTAKA
9.1 Pedoman Mengutip Pendapat
orang Lain
Kutipan langsung

• Kutipan yang terdiri dari empat baris


atau lebih, pengetikan harus
dirapatkan dalam jarak satu spasi.
• Kutipan yang terdiri dari tiga baris
atau kurang, pengetikannya tidak
perlu dirapatkan. Sesuai dengan spasi
penulisan yang sedang dilakukan.
• Pengutipan tidak langsung ialah
mengutip pendapat ahli dengan
cara menyampaikannya dengan
bahasa penulis atau peneliti
sendiri.
Kutipan tidak • Nama pengarang, tahun terbit,
dan nomor halaman dapat
langsung diletakkan pada bagian awal
atau akhir kutipan.
9.2 Pedoman Penulisan Daftar
Pustaka
 Daftar Pustaka yang dikutip dari buku dan
ensiklopedia atau kamus
 Nama pengarang dibalik, tahun terbit, kota
terbit, dan penerbit. Setiap bagian
dipisahkan oleh tanda titik (.); kecuali
antara kota terbit dan nama penerbit,
dipisahkan oleh tanda titik dua (:); dan
diakhiri dengan tanda titik (.); judul buku,
kamus, majalah/jurnal, dan koran ditulis
dengan cetak miring.
a. Pengarang Satu Orang

• Ratna, Nyoman Kutha. 2015. Teori, Metode, dan Teknik


Penelitian Sastra (cetakan XIII). Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
• Tantawi, Isma. 2017. Bahasa Indonesia Akademik (cetakan III).
Bandung: Cita Pustaka Media.

Pengarang Dua atau Tiga Orang (hanya nama


pengarang pertama yang dibalik
• Saman, Mansor Ahmad, Ramli Muhamed, dan Shawaluddin
Anis. 1984. Pengantar Komunikasi. Pulau Pinang: Universiti
Malaysia.
• Tantawi, Isma dan Buniyamin S. 2011. Pilar-pilar Kebudayaan
Gayo Lues. Medan:USU Press.

Pengarang Lebih dari Tiga Orang

• Sadulloh, Uyoh,dkk. 2017. Pedagogik: Ilmu Mendidik. Bandung:


Alfabeta.
 Daftar Pustaka yang dikutip dari Buku
Bunga Rampai
 Nama pengarang dibalik, tahun terbit,
judul tulisan (dituliis dalam tanda petik),
judul buku (ditulis cetak miring), kota
terbit, dan penerbit. Setiap bagian
dipisahkan oleh tanda titik (.); kecuali
antara kota terbit dan nama penerbit,
dipisahkan oleh tanda titik dua (:); dan
diakhiri dengan tanda titik (.)
Contoh:

1. Siregar, Ahmad Samin. 2004. “Gambaran


Kedaerahan dalam Puisi-Puisi Penyair Sumatera
Utara” Mutiara Sastra Malaysia- Indonesia.
Medan: USU Press.
 Daftar Pustaka yang dikutip dari Buku
Terjemahan
 Nama pengarang aslinya dibalik, tahun
terbit, judul terjemahan (nama
penerjemah dituliis dalam kurung), kota
terbit, dan penerbit.
 Contoh:
 Wellek, Rene dan Austin Warren. 1995.
Teori Kesusastraan (diterjemahkan oleh
Melani Budianta cetakan IV). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
 Daftar Pustaka yang dikutip dari Skripsi, Tesis,
Disertasi, Laporan Penelitian, dan Diktat
 Nama pengarang dibalik, tahun terbit, judul
tulisan (ditulis dalam tanda petik), jenis
tulisan (ditulis cetak miring dan di dalam
kurung), kota tempat universitas, dan nama
fakultas dan universitas. Setiap bagian
dipisahkan oleh tanda titik (.); kecuali antara
nama kota dan nama fakultas dan universitas,
dipisahkan oleh tanda titik dua (:); dan
diakhiri dengan tanda titik (.)
Contoh:
1. Mahmudi, Arief. 2011. “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Ketika
Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El Shirazy” (skripsi). Jakarta: Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Tantawi, Isma. 2006. “Didong Gayo Lues: Satu Analisis Pemikiran


Masyarakat Gayo”. Malaysia: Pusat Pengkajian Ilmu Kemanusiaan, USM.

3. Widayati, Dwi. 2009. “Konvergensi dan Divergensi dalam Dialek-dialek


Melayu Asahan” (Disertasi). Medan: Sekolah Pascasarjana USU.

4. Tantawi, Isma. 2012. “Gambaran Kesadaran Nasional dalam Novel Sebelas


Patriot Karya Andrea Hirata” (Laporan Penelitian). Medan: Lembaga
Penelitian USU.

5. Mulyadi dan Dwi Widayati. 2004. “Bahasa Indonesia” (Diktat). Medan:


Fakultas Sastra USU.
 Daftar Pustaka yang dikutip dari Majalah
dan Jurnal
 Nama pengarang dibalik, tahun terbit,
judul tulisan (dituliis dalam tanda petik),
nama lembaga, nama jurnal dicetak miring,
nomor jurnal, dan bulan dan tahun terbit.
Setiap bagian dipisahkan oleh tanda titik
(.); kecuali setelah nama kota terbit diberi
tanda titik dua (:); dan diakhiri dengan
tanda titik (.)
 contoh
 Widayati, Dwi. 2010. “Modalitas Epistemik
dalam Bahasa Melayu”. Jurnal Ilmu-ilmu
Bahasa dan Sastra LOGAT. Departemen
Sastra Indonesia FS USU Medan:Volume
VI, Nomor 1, April 2010
 Daftar Pustaka yang dikutip dari Majalah
dan Jurnal Online
 Nama pengarang dibalik, tahun terbit,
judul tulisan (dituliis dalam tanda petik),
nama lembaga, nama jurnal dicetak miring
(online), kode situs dan tanggal akses.
Setiap bagian dipisahkan oleh tanda titik
(.) dan diakhiri dengan tanda titik (.)
 Contoh
 Dardanila. 2005. “Bunyi Vokal Bahasa Gayo
Dialek Gayo Lut”. Jurnal Ilmu-ilmu Bahasa
dan Sastra LOGAT (Online).
Usupress.usu.ac.id/jurnal/322-logat.
Diakses tanggal 18 Februari 2013.
 Daftar Pustaka yang dikutip dari Koran
Harian atau Mingguan
 Nama pengarang dibalik, tahun terbit,
judul tulisan (dituliis dalam tanda petik),
nama harian dicetak miring, (hari, tanggal,
bulan dan tahun terbit) dan halaman.
Setiap bagian dipisahkan oleh tanda titik
(.); kecuali setelah nama kota terbit diberi
tanda titik dua (:).
 Contoh
 Hotlen. 2013. “Tahun Politik dan
Kesejahteraan Rakyat”. Analisa. Medan:
Senin, 14 Januari 2013. Halaman 24.
 Daftar Pustaka yang dikutip dari Koran
Harian atau Mingguan Online
 Nama pengarang dibalik, tahun terbit,
judul tulisan (dituliis dalam tanda petik),
nama harian dicetak miring (Online), kode
situs dan tanggal diakses. Setiap bagian
dipisahkan oleh tanda titik (.) dan diakhiri
dengan tanda titik (.).
 Contoh
 Hotlen. 2013. “Tahun Politik dan
Kesejahteraan Rakyat”. Analisa (Online).
www.waspada.com. Diakses tanggal 21
Januari 2013.
 Daftar Pustaka yang dikutip dari Makalah
Seminar atau Proseding
 Nama pengarang dibalik, tahun terbit,
judul makalah (dituliis dalam tanda petik),
nama seminar dicetak miring, penerbit dan
pelaksana seminar. Setiap bagian
dipisahkan oleh tanda titik (.); kecuali
setelah nama kota terbit diberi tanda titik
dua (:).
 Contoh
 Tantawi, Isma. 2012. “Role of Literature
Human Resources to Build” Proceedings
International Seminar Language, Literature,
Culture, and Education in Southeast Asia II.
Medan: Graduate Schoolbof Linguistics
USU.
 Daftar Pustaka yang dikutip dari Undang-
undang, Peraturan, dan Keputusan
Pemerintah
 Nama undang-undang atau keputusan
pemerintah, nomor, isi, kota, tanggal,
bulan, dan tahun. Setiap bagian dipisahkan
oleh tanda titik (.); kecuali nama kota
dengan tanggal dipisahkan dengan tanda
titik dua (:).
 Contoh
 Undang-ubdang RI. 2003. Nomor: 20
Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Tanggal 8 Juli 2003.
 Daftar Pustaka yang dikutip dari Internet
dan Blog
 Nama pengarang dibalik, tahun diposkan,
judul tulisan (dituliis dalam tanda petik),
kode situs dan tanggal diakses. Setiap
bagian dipisahkan oleh tanda titik (.) dan
diakhiri dengan tanda titik (.).
 Contoh
 Irawan, Sidik. 2013. Pengertian dan Ciri
Sastra Anak.
https://www.kompasiana.com/sirsulk/552c
a9836ea834eb358b4594/pengertian-dan-
ciri-sastra-anak. Diakses pada tanggal
01Agustus 2018.
Pedoman Penulisan Catatan Kaki
 Catatan kaki adalah sumber dan
keterangan tambahan pada bagian bawah
halaman yang ditandai dengan garis,
penomoran secara berurutan dalam per
bab
 Ukuran huruf 10 pt, diketik 1 spasi
Cara penulisan daftar pustaka pada
catatan kaki
 Nama pengarang
 Judul buku
 kota terbit
 Nama penerbit
 Tahun terbit
 Halaman.
 Setiap bagian dipisahkan dengan tanda koma
(,) kecuali di antara kota terbit dan penerbit
dipisahkan dengan tanda titik dua (:), dan
diakhiri dengan tanda titik (.).
 Contoh:
 1Setiati Widihastuti dan Fajar
Rahayuningsih, Pendidikan
Kewarganegaraan, (Bekasi : Adhi Aksara
Abadi Indonesia, 2008), hlm. 27.
Penggunaan ibid.
 Ibid. Singkatan dari ibidem, artinya pada
tempat yang sama. Ibid. pada catatan kaki
digunakan apabila sumber sudah ditulis
sebelumnya.
 Contoh:
 1Sri Purwati, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam 2,

(Surakarta : Putra Nugraha, 2008), hlm. 78.


2Ibid. (jika dikutip dari halaman yang sama)
3Ibid, 17-23. (jika dikutip dari halaman yang

berbeda)
Penggunaan op. cit.
 op.cit. singkatan dari opere citato, artinya dalam
karangan yang telah disebut. Op.cit. digunakan jika
ada catatan kaki yang sama tapi tidak berurutan,
cukup ditulis dengan kata “op.cit”.
 Contoh:
 1Setiati Widihastuti dan Fajar
Rahayuningsih, Pendidikan Kewarganegaraan,
(Bekasi : Adhi Aksara Abadi Indonesia, 2008), hlm.
27.
2Sri Purwati, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam 2,

(Surakarta : Putra Nugraha, 2008), hlm. 78.


 3Widihastuti dan Fajar Rahayuningsih, Op.Cit., 109.
Penggunaan loc.cit.
 Loc.cit. Adalah singkatan dari loco citato, artinya
pada tempat yang telah disebut. loc.cit. digunakan
jika ada catatan kaki yang sama tapi sudah disisipi
oleh catatan kaki yang memiliki sumber berbeda,
maka cukup ditulis dengan kata “loc.cit.”
 Contoh:
 1Setiati Widihastuti dan Fajar
Rahayuningsih, Pendidikan Kewarganegaraan,
(Bekasi : Adhi Aksara Abadi Indonesia, 2008), hlm.
27.
2Sri Purwati, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam 2,
(Surakarta : Putra Nugraha, 2008), hlm. 78.
3Widihastuti dan Fajar Rahayuningsih, Loc.Cit.

Anda mungkin juga menyukai