IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. R
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Pecabean, Rt 01/01, Pangkah
• Agama : Islam
• Tanggal masuk : 24/9/2018
• No. RM : 10.92.64
• Jaminan : BPJS NON PBI
ANAMNESIS
2. Riw. DM : (-)
3. Riw. opname : (+), 4 tahun lalu pasien pernah dirawat di RS karena stroke
2. Riw. DM : (-)
• Riwayat Pekerjaan :
Pasien bekerja sebagai pekerja lepas dan hari ini pasien sedang bekerja menjadi tukang cat
PEMERIKSAAN FISIK
• Tanda vital :
1. TD : 170/100 mmHg
2. HR : 88 x/menit
3. RR : 20 x/menit
4. Suhu : 36
5. SpO2 : 99%
PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
• Mata : CA -/-, SI -/-
• Leher : JVP tidak meningkat
• Toraks :
Jantung
1. Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
2. Palpasi : ictus cordis tidak teraba
3. Perkusi : batas kanan-kiri jantung dalam batas normal
4. Auskultasi : Bunyi jantung I & II reguler, murmur (-), gallop (-), pericardial friction rub (-)
Paru
1. Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-)
2. Palpasi : vocal fremittus simetris
3. Perkusi : sonor/sonor simetris
4. Auskultasi : BND vesikuler, Wheezing -/-, RBH -/-, RBK -/-, pleural friction rub (-)
• Abdomen :
1. Inspeksi : tampak datar
2. Auskultasi : BU (+) normal
3. Perkusi : Timpani, pekak alih (-)
4. Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), referred pain (-)
• Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)
ELEKTROKARDIOGRAFI
24/9/2018
Irama : Sinus
Frekuensi :
Axis : Normoaxis
Gel. P : Normal
PR interval : 0,12 s
QRS kompleks : Normal
Segmen ST : Elevasi pada
sadapan V2, V3 dan V4
Gel. T : Normal
Gel. U : -
QTc interval : <10 mm
Kesan :
• Advice :
1. Pro rawat ICU
2. Infus RL 16 tpm
3. Pasang DC
4. Ranitidin inj. 2x50 mg (IV)
5. Maintenance, Clopidogrel 1x75 mg (PO)
6. Maintenance, Aspilet 1x80 mg (PO)
7. Amlodipin tab 00-00-10 mg (PO)
8. Ceklab : DR, kolesterol total, trigliserida, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin
9. Foto toraks
• O :
FOLLOW UP Abdomen : Tampak datar, BU (+), timpani, nyeri tekan (-), supel
• P :
Infus RL 16 tpm
S : pasien mengeluh nyeri pada ulu
hati menjalar ke punggung Ranitidin inj. 2x50 mg (IV)
Disfungsi sel endotel LDL masuk dan terdeposit di lapisan tunika intima
Endotelium melepaskan ROS & enzim metallo-protease LDL +ROS+
metalloprotease oxidized LDL (ox-LDL)
ox-LDL +disfungsi endotel memicu sel endotel mensekresi sitokin (IL-1, MCP-
1 ) memanggil monosit & T helper monosit & T helper masuk ke dalam tunika
intima
Foam cells mati melepaskan lipid, DNA material dan mediator pro-
inflamasi menarik neutrofil INFLAMASI ukuran plak meningkat,
lumen menyempit bila ruptur, terjadi agregasi trombosit terbentuk
trombus
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI SKA
IMA-NEST
NSTEMI
IMA-EST APTS
STEMI UAP
SKA
ACS
KLASIFIKASI
• Anamnesis :
1. Nyeri dada yang tipikal atau atipikal
Tipikal rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher rahang, area
interskapular, bahu, atau epigastrium.
Atipikal nyeri di daerah penjaran angina tipikal yaitu gang. pencernaan, sesak nafas yang
tidak dapat dijelaskan, rasa lemah mendadak yang tidak diketahui sebabnya.
3. Sering disertai keluhan penyerta berupa : diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdominal, sesak nafas
dan sinkop.
• Berikut merupakan keluhan nyeri yang bukan karakteristik iskemia miokard :
1. Nyeri pleuritik
• Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengidentifikasi faktor pencetus, penyakit penyerta, menyingkirkan
DD dan komplikasi dari iskemia.
• Terkadang pasien terlihat cemas, keringat dingin atau terdapat tanda komplikasi berupa takipnea,
takikardia-bradikardia, gallop S3, ronkhi basah halus di paru atau terdengar murmur.
• Semua pasien dengan keluhan nyeri dada atau keluhan lain yang mengarah pada iskemia
harus dilakukan pemeriksaan EKG 12 sadapan.
• Pada pedoman 2015, pemeriksaan EKG pra rumah sakit menjadi perhatian utama.
• Diharapkan rumah sakit yang dituju dapat mempersiapkan tindakan reperfusi.
• Gambaran EKG yang dijumpai pada pasien dengan angina cukup bervariasi yaitu :
1. Normal
2. Elevasi segmen ST
3. LBBB baru/persangkaan baru
4. Depresi segmen ST dengan atau tanpa inversi gel. T
NILAI AMBANG DIAGNOSTIK ELEVASI
SEGMEN ST
• Secara umum tatalaksana SKA dengan ST elevasi dan SKA tanpa elevasi hampir sama.
• Perbedaan terdapat pada strategi terapi reperfusi, IMAEST lebih ditekankan untuk segera reperfusi baik
medikamentosa (fibrinolisis) atau intervensi (PCI).
• PRA Rumah Sakit
Tindakan yang dilakukan pada layanan gawat darurat pada pra rumah sakit :
1. Monitoring dan amankan ABC. Persiapkan diri untuk melakukan RJP dan defibrilasi
2. Berikan aspirin dan pertimbangkan O2, nitrogliserin, dan morfin jika diperlukan
3. Pemeriksaan EKG 12 sadapan dan interpretasi
4. Lakukan pemberitahuan ke RS untuk melakukan persiapan penerimaan pasien dengan SKA
5. Bila akan diberikan fibrinolitik, lakukan checklist terapi fibrinolitik
• Tata Laksana Awal di RS
c. Lakukan anamnesis (O, P, Q, R, S, T) dan pemeriksaan fisik yang singkat dan terarah
f. Pemeriksaan foto toraks portabel (<30 menit setelah pasien sampai IGD)
Tatalaksana awal di IGD :
a. Berikan oksigen 4 L/menit dengan nasal kanul, bila didapatkan dispnea, hipoksemia dan tanda gagal
jantung atau SpO2 <90%
ANTIKOAGULAN
• Unfractioned Heparin (UFH) • Low Molecular Weight Heparin (LMWH)
menghambat beberapa faktor menghambat pembentukan trombin
pembekuan darah (IIa, IXa, Xa, XIa dan dgn inhibisi faktor Xa dan menghambat
XIIa) trombin indirek
• Dosis awal : 60 unit/kgBB (maksimum
bolus 4000 IU)
• Dilanjut 12 unit/kgBB/jam (maksimum
1000 IU/jam
STATIN (HMG Co-A inhibitor)
• Fondaparinux menghambat • Harus diberikan tanpa melihat nilai
pembentukan trombin dengan awal LDL dan tanpa
menghambat faktor Xa mempertimbangkan modifikasi diet