Anda di halaman 1dari 53

Oleh :

Darmawan Budi Sulistyo

Pembimbing:

dr.MEITA
Pendahuluan
Homeostasis tubuh ----------- pertahankan
pH
Organ penting : Paru & Ginjal

Gangguan keseimbangan Asam- Basa


Bisa menyebabkan fungsi vital terganggu

Bisa diketahui dari tes AGD


Tujuan
Evaluasi pertukaran gas dlm paru

Menetapkan Status asam-basa darah

Parameter utk evaluasi pengobatan

Menentukan terapi oksigen

Pemeriksaan penunjang (sehubungan


dgn riwayat penyakit)

Monitoring terapi (respiratorik &


metabolik)
[H ]
+

pH
Normal = 7.40 (7.35-7.45)
Viable range = 6.80 - 7.80
Kardiovaskular Respirasi
Gangguan kontraksi otot jantung Hiperventilasi
Penurunan kekuatan otot nafas dan
Dilatasi Arteri,konstriksi vena, dan menyebabkan kelelahan otot
sentralisasi volume darah Sesak
Metabolik
Peningkatan tahanan vaskular paru Peningkatan kebutuhan
metabolisme
Penurunan curah jantung, tekanan Resistensi insulin
darah arteri, dan aliran darah Menghambat glikolisis anaerob
hati dan ginjal Penurunan sintesis ATP
Hiperkalemia
Sensitif thd reentrant arrhythmia dan Peningkatan degradasi protein
penurunan ambang fibrilasi
ventrikel Otak
Penghambatan metabolisme dan
regulasi volume sel otak
Menghambat respon kardiovaskular
terhadap katekolamin Koma

Management of life-threatening Acid-Base Disorders, Horacio J. Adrogue, And Nicolaos EM:


Review Article;The New England Journal of Medicine;1998
Kardiovaskular
Konstriksi arteri
Penurunan aliran darah koroner
Penurunan ambang angina
Predisposisi terjadinya supraventrikel dan ventrikel
aritmia yg refrakter
Respirasi
Hipoventilasi yang akan menjadi hiperkarbi dan
hipoksemia
Metabolic
Stimulasi glikolisis anaerob dan produksi asam organik
Hipokalemia
Penurunan konsentrasi Ca terionisasi plasma
Hipomagnesemia and hipophosphatemia
Otak
Penurunan aliran darah otak
Tetani, kejang, lemah delirium dan stupor

Management of life-threatening Acid-Base Disorders, Horacio J. Adrogue, And Nicolaos EM:


Review Article;The New England Journal of Medicine;1998
Regulator PH

1.Bufer Kimiawi dlm cairan ektra dan intra


seluler.

2. Pemindahan karbondioksida oleh paru-paru

3.Regulasi konsentrasi ion hidrogen oleh ginjal


Bentuk Penyangga kimiawi bisa berupa :

1. Asam dan garam-garamnya ( H 2 CO3 dan


NAHCO3 )

2. Buffer Phospat

3. Buffer Protein
Hendersen-Hasselbalch
 Dapar kimia
 pH darah ditentukan : perbandingan
konsentrasi
 bikarbonat dan asam karbonat dalam plasma

 persamaan Henderson-Hasselbalch :
 (HCO3-)
 pH = pK + log -------------
 (H2CO3)
HCO3
Ph = 6,1 + log -------------
H2 CO 3

HCO3
Ph = 6,1 + log --------------,
0,03 X p Co 2
[HCO -] HCO
Normal
GINJAL
BASA
3
HCO 3
3

pH = 6.1 + log Kompensasi

Normal PARU
pCO2
ASAM CO
CO22
CHRONIC CONTROL
RAPID REGULATION (LONG-TERM)
(SHORT-TERM)
 PaCO2 didalam alveolus  keseimbangan
dengan PaCO2 dan H2CO3 dalam darah.

 Tiap perubahan pada PaCO2


  akan mempengaruhi PaCO2 dan
H2CO3
Derajat ph dipengaruhi oleh naik,turunnya
konsentrasi ion hidrogen

.Hidrogen disekresikan kedalam tubulus


ginjaldan dikeluarkan dalam urin.

.Pada saat yang sama, sodium direabsopsi dari


cairan tubulus ginjal ke dalam ektraselluler
untuk mengantikan ion hidrogen.

Kemudian sodium berikatan dengan ion HCO3


untuk membentuk NaHCO3
Asidosis : Keadaan dimana ion H + dalam tubuh tinggi
( ph rendah )
ion H +dalam tubuh rendah ( ph tinggi )
Alkalosis :Keadaan dimana
setiap perubahan ph oleh karena faktor pernafasan (
respirasi ) atau desakan co2 disebut respiratory asidosis /
alkalosis.

Metabolik asidosis :
Terjadi asidosis karena adanya :
- Kekurangan basa ( base excess < 3 meg /l )
- Kelebihan asam.
- Tanda : HCO3 plasma rendah
base excess rendah
ph bisa mencapai 6,9
Metabolik Alkalosis :

Terjadi nya alkolosis karena


-Kelebihan basa
-Kekurangan asam
-Tanda – HCO3 tinggi
base exess tinggi ( > 3meg /L )
CL rendah
NA tinggi
Ph mencapai mencapai 7,8
Respiratori Asidosis :

Asidosis oleh karena PC02 tinggi


Tanda :- PC02 tinggi
H2CO3 tinggi
Bikarbonat tinggi
Buffer basa normal
Respiratori Alkalosis :
Alkolisis oleh P CO2 rendah
H2 O+ CO2 --------> H2 CO3 --------> H + +HC03 -

keseimbangan bergeser kekiri


ph bisa mencapai 7,8

Tanda : PCO2 tinggi


H2CO3 rendah
Base excess normal
HCO3
 Tahun 1961 astrup mengemukakan tentang
standard bikarbonat yang merupakan jumlah
HCO3 darah dalam
keadaan respirasi normal : yaitu P CO2 40 mmhg

Sekarang menggunakan komputerisasi


Nilai Rujukan : ( darah arteri )
Po2 : 80 – 100 mmhg
Ph : 7,35 – 7,45
PCO2 : 35 – 45 mmhg
HCO3 : 22 – 26 mMol /L
B.E : -2 - +2
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah arteri,
dengan antikoagulan diambil dgn spuit
Dianjurkan heparin (Na, Li) 500-1000 IU/ml
Pengamanan : (0 – 4 C) es
Pengerjaan : segera
Tertunda > 15 menit
 : H+, PCO2, HCO3

 : pH, BE, Hb, PO2


 1. Menggunakan ph meter
 2. Bicarbonat ( HCO3 )dengan metode Van Slyk
 3.Total HCO3
 4. Base Execess.
 5.Buffer Basa
 6.Total Co 2
Darah yang dipakai : darah arteri karena sifatnya
lebih homogen secara sistemik, lebih
menggambarkan
fungsi pertukaran gas diparu dan bisa memberi
keterangan kualitas darah yang disuplai keseluruh
tubuh.

Pengambilan dilakukan dengan pungsi pada


arteri radialis, arteri brachialis atau arteri
femoralis,
Pada sampel darah  metabolisme akan terus
berlangsung  pemakaian oksigen yang
terus menerus  tekanan parsial oksigen
akan menurun 3 mmHg/menit pada suhu
380C dan
tekanan parsial karbondioksida akan
meningkat,
 sampel darah harus segera diperiksa atau
dimasukkan ke es.

Sebelum pemeriksaan : catat suhu, Hb, dan


FiO2
1. Exercise jangan belebihan ( cairan keluar dari sel
merubah kadar elektrolik.
2 Jangan melepas bendungan mendadak saat
aspirasi,karena dapat merubah komposisi darah ,aliran
menjadi berkurang.
3.Alat harus kering ( bila hemolisis -elektrolit ICF ke
ECF )
4. Alat harus bersih , bila kotor asam akan menguapkan
CO2
5. Sampel segera diserahkan ke laboraturium setelah diambil
( pada suhu 25 o C hanya bertahan 20 menit,pada kasus

lekemia hanya 5 menit ).


6.Sampel harus diserahkan ke laboraturium dalam keadaan
anaerob.
1.Siapkan apel darah arteri dengan spuit ( dgn
antikoogulan heparin < 0,5 ml
2.Ujung spuit dikasih karet ( tidak bercampur dgn 02)
3.Gesek barcode
4.Pemprosesan sampel
5.Masukkan data adminitasi pasien ( id
pasien,umur,sex,hb tipe :dewasa/anak )
Cetak hasil

Nilai rujukan

P02 : 80 - 100 mmhg


Ph : 7,35 - 7,45
PC02 : 35 - 45 mmhg
HC0 3 : 22 - 26 mMol / L
B.E : - 2 - +2
PARAMETER PEMERIKSAAN ASAM
BASA
• PaCO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh
CO2
yang terlarut dalah darah.
• PaCO2 merupakan parameter fungsi respirasi
• Dapat digunakan untuk menentukan cukup
tidaknya
ventilasi alveolar.
• PaCO2 normal berarti ventilasi alveolar normal.
•TCO2 : jumlah CO2 total yang terdapat dalam plasma
 asam karbonat, bikarbonat dan senyawa karbamino.

• Perbandingan bikarbonat : asam karbonat adalah 20 : 1


maka TCO2 ini juga dapat digunakan sebagai
petunjuk klinik gangguan asam basa,

 memperkirakan kelebihan atau kekurangan basa.


 menggambarkan jumlah semua konsentrasi
dapar anion yang terdapat didalam darah

 Nilai rentang antara 45 – 50 mEq/l

 Perubahan B.B menunjukkan ada


gangguan metabolik pd keseimbangan asam-
basa
•Menggambarkan secara tidak langsung jumlah
kelebihan basa kuat atau kekurangan basa.
• Nilai rentang 0 + 2,5 mEq/l pada pH 7,40 dan
PaCO2 40 mmHg.
• PO2 : tekanan yang ditimbulkan oleh O2
yang larut dalam darah.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan


dalam menilai PaO2 :
1. Umur.
2. Posisi
3. Konsentrasi oksigen inspirasi (FiO2)
4. Ventilasi alveolar.
•Merupakan gambaran pintas fisiologis
didalam paru
 alveoli yang mengalami perfusi
tapi tidak mengalami ventilasi.

• Nilai normal A-ADO2 pada udara


kamar :
5 – 25 mmHg
• Saturasi oksigen setara dengan kandungan O2
(dikurangi O2 terlarut) dibagi dengan
kapasitas oksigen (dikurangi O2 terlarut).

• Persentasi saturasi dari Hb dengan O2 


membantu menghitung banyaknya O2 total
didalam darah.
Oksigen dalam darah terdapat dalam 2 bentuk yaitu :
1. Bentuk bebas atau oksigen yang larut dalam plasma
 Oksigen terlarut = PaO2 mmHg x 0,003
2. Bentuk terikat dengan Hb dalam bentuk oksigen
Hb.
 Sebagian besar O2 terikat dengan Hb.
Langkah – langkah interpretasi BGA:

1.Tentukan asidosis atau alkalosis


Asidosis : kadar ion H+ dalam darah ↑ atau pH ↓/ <7,35
Alkalosis : kadar ion H+ dalam darah ↓ atau pH ↑/ > 7,45

2. Tentukan penyebab primer respiratorik atau metabolik


Asidosis respiratorik : karena hipoventilasi → pCO2 ↑ :
- kelainan paru (obstruksi paru kronis)
- depresi pernafasan, kelainan dinding dada
 Asidosis metabolik
 - Oksidasi lemak tidak sempurna ( asidosis diabetes, kelaparan)
 - Oksidasi KH tidak sempurna ( asidosis laktat )
 Alkalosis respiratorik : karena hiperventilasi → pCO2↓
 - perangsangan SSP misal emosi
 - sepsis, hipertiroid

 Alkalosis metabolik :
 - muntah-muntah, penggunaan antasida berlebihan
 - efek aldosteron / steroid
 - infus bikarbonat berlebihan
 Tentukan apakah sudah ada kompensasi
 Baca pCO2 atau HCO3 →
 Bila menyimpang searah pH → penyebab
primer
 Bila menyimpang kearah berlawanan pH →
ada kompensasi
 MEKANISME KOMPENSASI KESEIMBANGAN ASAM BASA

 Asidosis metabolik → pH ↓ → stimulasi pernafasan → pCO2 ↓→ pH ↑


(Alkalosis respiratorik )

 Alkalosis metabolik → pH ↑ → depresi pernafasan → pCO2 ↑ → pH ↓


(asidosis respiratorik )

 Asidosis respiratorik → pH ↓ → reabsorbsi HCO3 di ginjal ↑ → HCO3 darah


↑ → pH ↑ ( alkalosis metabolik )

 Alkalosis respiratorik → pH ↑ → reabsorbsi HCO3 di ginjal ↓ → HCO3 ↓ →


pH ↓ ( asidosis metabolik )
Interpretasi analisis gas darah

Jenis gangguan pH pCO2 HCO3 B.E

Asidosis respiratorik
-Tidak kompensasi ↓ ↑ N N
-Kompensasi sebagian ↓ ↑ ↓ ↑
-Kompensasi sempurna N ↑ ↓ ↑
Alkalosis respiratorik
-tidak kompensasi ↑ ↓ N N
-kompensasi sebagian ↑ ↓ ↓ ↓
-kompensasi sempurna N ↓ ↓ ↓
Asidosis metabolik
-tidak kompensasi ↓ N ↓ ↓
-kompensasi sebagian ↓ ↓ ↓ ↓
-kompensasi sempurna N ↓ ↓ ↓
Alkalosis metabolik
-tidak kompensasi ↑ N ↑ ↑
-kompensasi sebagian ↑ ↑ ↑ ↑
-kompensasi sempurna N ↑ ↑ ↑
Grafik hub. pH, P CO2 dan HCO3

60 45

45
39
35
HCO 3 33

mEq/L 27 PCO 2
mmHg
21 25
15 15

7,2 7,3 7,35 7,45 7,5 7,6 7,7


pH
Grafik hub. pH, P CO2 dan HCO3
Respiratory acidosis - (Tak terkompensasi)

60 45

45
39
35
HCO 3 33

mEq/L 27 PCO 2
mmHg
21 25
15 15

7,2 7,3 7,35 7,45 7,5 7,6 7,7


Grafik hub. pH, P CO2 dan HCO3
Respiratori alkalosis- (terkompensasi sebagian )

60 45

45
39
35
HCO 3 33

mEq/L 27 PCO 2
mmHg
21 25
15 15

7,2 7,3 7,35 7,45 7,5 7,6 7,7


Grafik hub. pH, P CO2 dan HCO3
Metabolic alkalosis - (Tak terkompensasi)
60 45

45
39
35
HCO 3 33

mEq/L 27 PCO 2
mmHg
21 25
15 15

7,2 7,3 7,35 7,45 7,5 7,6 7,7


Grafik hub. pH, P CO2 dan HCO3
Metabolic asidosis- (Tak terkompensasi)
60 45

45
39
35
HCO 3 33

mEq/L 27 PCO 2
mmHg
21 25
15 15

7,2 7,3 7,35 7,45 7,5 7,6 7,7


Grafik hub. pH, P CO2 dan HCO3
Resp asidosis & metab.alkalosis terkompensasi
60 45

45
39
35
HCO 3 33

mEq/L 27 PCO 2
mmHg
21 25
15 15

7,2 7,3 7,35 7,45 7,5 7,6 7,7


Gangguan asidosis atau alkalosis respiratorik dikoreksi dengan perbaikan
ventilasi

Gangguan asidosis atau alkalosis metabolik dikoreksi dengan pemberian basa


atau asam
- Asidosis metabolik
→ beri Natrium Bikarbonat ( NaHCO3 ) atau Meilon.
- Alkalosis metabolik
→ perbaikan elektrolit terutama K+ atau Cl-
asam lemah yaitu amonium chlorida ( NH4Cl )
KALKULASI KOREKSI ASIDOSIS METABOLIK BERDASAR B.E

Asidosis metabolik yang berat → base excess minus


( defisit basa ) → harus segera dikoreksi dengan rumus :
BB
—— x (-BE) = mEq total base deficit
3
-BB/3 = perkiraan volume cairan ekstrasel
-(-BE) = defisit basa
-Total base deficit = volume cairan ekstrasel x (-BE)
-Koreksi tidak perlu seluruh total base deficit, cukup ½ ( half correction ) →
pemberian 1 mEq bikarbonat akan diikuti pembentukan 1 mEq bikarbonat oleh
tubuh
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai